You are on page 1of 5

A.

Definisi Aksi Sosial (Social Action) atau Tindakan Sosial

Aksi sosial adalah suatu kegiatan yang terkoordinasikan untuk mencapai tujuan perubahan kelembagaan
dalam rangka memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah, mengoreksi ketidakadilan atau
meningkatkan kualitas hidup manusia. Terjadi atas inisiatif dari tenaga profesional di bidang
kesejahteraan sosial, ekonomi, politik, agama, militer, orang-orang yang secara langsung terkena
masalah (Drs. Hudri : Ensiklopedia Mini Pekerjaan Sosial)

Aksi sosial adalah usaha-usaha untuk mengadakan perubahan atau pencegahan terhadap praktek dalam
situasi sosial yang telah ada didalam masyarakat melalui pendidikan, propaganda, persuasi atau
pertukaran melalui tujuan yang dianggap baik oleh perencana aksi sosial.

Teori tindakan sosial pada awalnya dikembangkan oleh ahli teori sosial Max Weber dan kemudian
diadopsi oleh para ahli sosiologi. Teori tindakan sosial berusaha untuk memahami bagaimana individu
menentukan dan bernegosiasi antara keinginan pribadi dan tekanan sosial yang sangat menentukan dan
orientasi tindakan mereka. Hal ini juga mencoba untuk memahami hubungan antara struktur sosial dan
individu yang perilaku dan tindakan menghasilkan mereka.

Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi
individu–individu lainnya dalam masyarakat. Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :

· Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian


antara cara dan tujuan. Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup .

· Tindakan Rasional Berorientasi nilai : Tindakan – Tindakan yang berkaitan dengan nilai – nilai dasar
dalam masyarakat. Contoh : Tindakan – Tindakan yang bersifat Religio – magis .

· Tindakan Tradisional ; Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional . Contoh :


Berbagai macam upacara/ tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .

· Tindakan Ofektif : Tindakan – Tindakan yang dilakukan oleh seorang/ kelompok orang berdasarkan
perasaan \ emosi
Teori tindakan sosial pada awalnya dikembangkan oleh ahli teori sosial Max Weber dan kemudian
diadopsi oleh para ahli sosiologi. Teori tindakan sosial berusaha untuk memahami bagaimana individu
menentukan dan bernegosiasi antara keinginan pribadi dan tekanan sosial yang sangat menentukan dan
orientasi tindakan mereka. Hal ini juga mencoba untuk memahami hubungan antara struktur sosial dan
individu yang perilaku dan tindakan menghasilkan mereka.

Tujuan dan sasaran dari aksi sosial/ social action adalah perubahan fundamental dalam kelembagaan
dan struktur masyarakat melaui proses pendistribusian kekuasaan, sumber dan pengambilan keputusan.

Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang sering kali
menjadi “korban” ketidakadilan struktur

Aksi sosial berorientasi pada tujuan proses dan tujuan hasil. Masyarakat diorganisir melalui penyadaran,
pemberdayaan dan tindakan aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip
demokrasi, kemerataan dan keadilan.

Aksi pekerja sosial masuk ke dalam dua klasifikasi primer yaitu praktik langsung (aksi dengan para
kelayan) dan praktik tidak langsung (aksi dengan sistem-sistem lain daripada para kelayan).

v Aksi Praktik Langsung

Praktik langsung menyangkut aksi dengan para individu, keluarga-keluarga, dan kelompok-kelompok
kecil yang memfokuskan pada perubahan baik transaksi dalam keluarga atau sistem kelompok kecil atau
dalam cara para individu, para keluarga dan fungsi kelompok-kelompok kecil dalam hubungan dengan
orang-orang dan institusi-institusi kemasyarakatan dalam lingkungan mereka, misalnya aksi dalam
situasi krisis, aksi memberdayakan para kelayan.

Praktik langsung tampaknya termasuk dalam kategori-kategori sebagai berikut :

1) Aksi yang dilakukan untuk memungkinkan pengembangan hubungan-hubungan.

2) Aksi yang dilakukan untuk memungkinkan pengembangan pemahaman tentang orang-orang dalam
situasi-situasi tertentu.

3) Aksi yang dilakukan dalam proses perencanaan.

4) Aksi yang dilakukan untuk memungkinkan kelayan mengetahui dan menggunakan sumber-sumber
yang tersedia.

5) Aksi yang memberdayakan para kelayan.


6) Aksi yang dilakukan dalam situasi-situasi krisis.

7) Aksi yang dilakukan untuk mendukung keberfungsian sosial para kelayan.

8) Aksi yang dilakukan yang menggunakan aktivitas dengan para kelayan sebagai dasar pertolongan.

9) Aksi yang dilakukan untuk memediasi antara para kalayan dengan suatu sistim dalam
lingkungannya, dan

10) Aksi yang dilakukan dengan menggunakan model pekerjaan sosial klinis.

v Aksi Praktik Tidak Langsung

Aksi praktik tidak langsung adalah pekerjaan yang di dalamnya bekerja dengan individu, kelompok kecil,
lembaga dan masyarakat atas nama individu dan para kelayan keluarga. Pekerjaan ini sering bekerja
dengan lembaga dan sistem masyarakat, misalnya aksi yang menyangkut pengaruh, aksi yang dirancang
untuk merubah lingkungan.

Aksi-aksi yang biasa digunakan oleh pekerja sosial bergantung pada skill pekerja, bergantung pada
tujuan-tujuan pelayanan dan cara-cara biasa yang lembaga gunakan untuk menyalurkan pelayanan. Para
pekerja cenderung untuk menggunakan satu atau lebih macam aksi yang lebih dari pada macam aksi
lainnya. Skill menggunakan berbagai tipe aksi berkembang melalui penggunaan waktu yang cukup lama.
Praktisi generalis memiliki dalam aksi-aksi repertoire atau acara yang bekerja dengan para individu,
kelompok-kelompok, keluarga-keluarga, organisasi-organisasi dan masyarakat-masyarakat. Seringkali
beberapa tipe aksi dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diidentifikasi. Terjadi tumpang tindih antara
aksi-aksi yang mugkin atau strategi-strategi tersebut atau membuat perubahan-perubahan didalamnya,
sehingga membuahkan respon yang lebih baik terhadap situasi khusus.

Bila seorang pekerja sosial sedang memutuskan tentang macam–macam aksi yang dilakukan dalam
situasi tertentu, ada beberapa prinsip yang dapat digunakan, yang termasuk :

1. Ekonomi

Aksi yang dipilih haruslah yang memerlukan sekurang – kurangnya penggunaan waktu dan energi baik
oleh kelayan maupun pekerja. Pada umumnya seorang pekerja menolong kelayan bekerja untuk dirinya
sendiri apapun yang mungkin dilakukan dengan pertolongan dan bekerja untuk seorang kelayan, hanya
apa yang tidak dapat kelayan lakukan untuk dirinya.
2. Hak menentukan diri sendiri kelayan

Aksi yang sangat diharapkan pada kelayan harus digunakan kapanpun yang mungkin. Aksi pekerja
direncanakan dengan kelayan selama fase perencanaan dari proses pertolongan.

3. Individualisasi

Tiap aksi yang dilakukan harus diadaptasikan berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan dan karakteristik-
karakteristik sistim kelayan tertentu dengan sistim mana aksi tersebut digunakan. Hal ini memerlukan
pekerja mengadaptasikan aksi, bergantung pada karakteristik kelayan dan situasi dan menjadi kreatif
dalam penggunaan tiap aksi tersebut.

4. Pengembangan

Aksi pekerja bergantung pada tahap perkembangan sistim kelayan, pada tahap perkembangan yang
berbeda individu, keluarga dan kelompok kecil, yang masing-masing memerlukan macam pertolongan
yang berbeda.

5. Saling ketergantungan ( Interdependance )

Aksi pekerja bergantung pada bagian aksi kelayan, ada selalu pertimbangan dari aktifitas kelayan dan
kapasitas kelayan untuk berubah. Aksi pekerja dan kelayan harus saling melengkapi.

6. Fokus pada tujuan pelayanan

Semua aksi harus dihubungkan dengan tujuan pelayanan sebagaimana dikembangka oleh pekerja dan
kelayan bersama- sama selama tahap perencanaan.

Aksi untuk memungkinkan para kelayan menggunakan sumber-sumber yang tersedia untuk beberapa
kelayan hambatan besar untuk memenuhi kebutuhan adalah kurangnya sumber. Kadang-kadang
sumber-sumber ini tersedia tetapi kelayan tidak menyadarinya atau tidak mengetahui bagaimana harus
menggunakannya. Kadang-kadang sumber itu tidak responsif terhadap beberapa kelayan. Dalam suatu
masyarakat yang komleks dan berbeda, semua sumber tidak bertanggung jawab kepada semua kelayan.
Satu bagian dari pemahaman pekerja sosial generalist terhadap terhadap masyarakat adalah
mengetahui sumber mana yang dapat memenuhi kebutuhan para kelayan. Bagian penting dari
repertoire atau acara intervensi pekerja sosial adalah abilitas atau kemampuan untuk menghadapkan
kelayan dan sumber dan kemungkinan kelayan menggunakan sumber – sumber yang tersedia
dengannya.

Agar menolong para kelayan menggunakan sumber – sumber yang mungkin tersedia bagi mereka, para
pekerja harus memiliki pengetahuan dan skill dalam empat area yaitu :

1. Mereka harus punya pengetahuan mendalam tentang sistim pengetahuan, sistim-sistim


penyaluran pelayanan masyarakat, dimana mereka praktik dan masyarakat dimana kelayan hidup dan
berfungsi,

2. Mereka harus memiliki pengetahuan dan skill dalam penggunaan proses rujukan.
3. Mereka harus memahami penggunaan yang tepat tentang peranan broker dan advokasi dan
memiliki skill dalam mengisi peranan – peranan ini.

4. Mereka harus mengetahui bagaimana memberdayakan para kelayan dalam situasi kehidupan
mereka.

Bilamana pekerja sosial sedang melakukan aksi untuk memberdayakan para kelayan, menggunakan
sumber-sumber yang tersedia, fungsi pekerja sosial adalah untuk menghubungkan orang dengan
sumber dimana mereka dapat menggunakan dalam memenuhi kebutuhannya dan dengan demikian
meningkatkan keberfungsian sosialnya dan menangani kapasitasnya.

You might also like