You are on page 1of 20

MAKALAH BOTANI

BATANG DAN AKAR


Untuk Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Botani Semester 1

Disusun Oleh :

Tasia Ayu Larasati (165040207111108 / R)


Damaraji Nurwidhi A. (165040207111112 / R)
Biaggi Takwa A. (165040207111109 / R)
Benediktus Lucky A. (165040207111105 / R)
Fiqar Rinengkuh (165040207111107 / R)
Thontowi Jauhari (165040207111106 / R)
Mario Nuradi Pratama (165040207111110 / R)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat serta hidayah-Nya, tidak lupa juga shalawat serta salam kami haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang kelak memberikan syafa’at di yaumul qiyamah
nanti. Atas usaha dan kerja keras kami, makalah kami yang berjudul “Batang dan
Akar” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulisan makalah
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Botani.
Dengan terselesainya makalah ini, tidak lepas dari dukungan maupun dorongan
semangat dari pihak – pihak yang bersangkutan dalam pembuatan makalah ini. Kami
ucapkan terimakasih kepada :
1. Dosen Pengasuh mata kuliah Botani Ibu Ir. Koesriharti, MS., yang
memberikan bimbingan kepada kami.
2. Teman – teman yang telah telah memberikan dorongan semangat untuk
menyelesaikan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat memberikan tambahan wawasan mengenai materi – materi
pembahasan yang kami susun. Makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kami berharap adanya saran ataupun kritikan agar penyusunan makalah yang
selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Malang, 20 September 2016


Penulis,

2
DAFTAR ISI

Halaman judul ...................................................................................................... i


Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bentuk – bentuk Batang .................................................................................. 6
2.2 Lingkaran Tahun ............................................................................................. 7
2.3 Struktur Sekresi dalam Tumbuhan .................................................................. 8
2.4 Perbedaan Struktur Batang Monokotil dan Dikotil ........................................ 9
2.5 Modifikasi Batang ........................................................................................... 11
2.6 Konsep Akar ................................................................................................... 13
2.7 Sifat – sifat Akar ............................................................................................. 13
2.8 Struktur Morfologi Batang .............................................................................. 14
2.9 Struktur Anatomi Batang ................................................................................ 15
2.10 Perbedaan Struktur Monokotil dan Dikotil .................................................... 17
2.11 Sistem Perakaran ............................................................................................ 17

BAB III PENUTUPAN


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akar merupakan organ utama (organa principalia) pada cormophyta, yang
tidak berbuku-buku, tidak beruas-ruas, umumnya tidak berklorofil, umumnya
sebagian/seluruhnya berada dalam substrat (tanah atau air). Sifat akar diantaranya
tumbuh secara : Geotropis/Hidrotropis positif dan Geotropis/Hidrotropis negative,
bentuknya : Silindris, polisimetris, seperti papan, dengan bagian ujungnya
meruncing, tumbuh terus dan meristematis, tidak dapat hidup bila terpisah dari
pangkalnya, tidak dapat menumbuhkan tubas, daun dan bunga.
Fungsi utamanya yaitu mengabsorpsi air dan unsur-unsur hara mineral dalam
bentuk larutan garam-garam tanah / ion-ion, mengalirkan dan unsure hara dari
daerah absorpsi ke pangkal batang, mengokohkan bagian tubuh tanaman pada
substratnya, sedangkan pada akar tanaman tertentu sering terjadi perubahan bentuk
dan susunannya sehingga fungsinya pun berubah seperti tempat menyimpan
cadangan makanan.
Bagian-bagian batang antara lain : pangkal batang (collum caulinum),
hypocotil, epocotyl, ujung batang(apex caulinum), primordial daun, primordial
cabang. Letak batang terhadap tanah ada yang terlihat dan ada yang tidak jelas
terlihat seperti adda yang disebut planta acaulis, caudex dan rhizome. Batang
berdasarkan kandungan zat kayu(lignin) dapat dibedakan menjadi batang lunak
(herbaceous) dan batang keras(lignosus). Bentuk batang dapat dibedakan menjadi
teres, angularis dan discoideus. Batang tersususn dari bermacam-macam jaringan
diantaranya epidermis,kortex,endodermis dan stele. Pada golongan gymnospermae
dan dycotiledonae adanya pertumbuhan sekunder batang menyebabkan diameter
batang bertambah lebar.

1.2 Tujuan Penulisan


Dalam penulisan makalah kali ini, bertujuan untuk mengetahui struktur
batang dan akar tumbuhan secara mendetail. Selain itu, dapat mengetahui sifat – sifat
batang dan tumbuhan, jaringan pembentuknya, serta dapat mmengetahui bagaimana
batang dan akar tumbuh.

4
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa saja struktur batang dan akar tumbuhan?
2. Bagaimana sifat – sifat batang dan akar tumbuhan?
3. Bagaimana struktur sekresi tumbuhan?
4. Apa saja jaringan – jaringan yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan?
5. Bagaimana perbedaan batang monokotil dan dikotil?
6. Bagaimana perbedaan akar monokotil dan dikotil?
7. Apa saja modifikasi batang?

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bentuk-Bentuk Batang

A. Tumbuhan yang Tidak Berbatang

Tumbuhan yang benar-benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada hanya

tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek, sehingga

semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu

sama lain merupakan suatu roset (rosula), contoh pada lobak ( Raphanus sativus )

dan sawi ( Brassica juncea ). Tumbuhan ini akan memperlihatkan batang dengan

nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan muncul batang yang

tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarang-jarang, bercabang-cabang dan

mendukung bunga- bunganya.

Gambar 11.Lobak Putih

B. Tumbuhan yang Jelas Berbatang

Batang tumbuhan yang jelas terlihat dapat dibedakan menjadi :

a) Herbaceus

Herbaceus merupakan batang basah, yaitu batang yang lunak dan berair, ini

merupakan tumbuhan yang biasanya beradaptasi pada kondisi tanah yang lembab

dan tidak dapat tumbuh pada tanah yang kering.Misalnya bayam ( Amaranthus

spinosus ) dan krokot ( Portulaca oleracea ).

6
b) Lignosus

Lignosus merupakan batang berkayu yang keras dan kuat. Ini terdapat pada

pohon-pohon ( abores ) dan semak-semak ( frutices ). Pohon adalah tumbuhan yang

tinggi besar dan bercabang jauh dari permukaan tanah. Contoh pohon : mangga (

Mangifera indica ). Sedangkan semak adalah tumbuhan yang tidak begitu besar dan

bercabang dekat dengan permukaan tanah bahkan di dalam tanah.Contoh semak :

sidaguri ( Sida rhombifolia ).

c) Calmus

Calmus merupakan batang rumput, mempunyai batang yang tidak keras, mempunyai

ruas-ruas yang nyata dan sering kali berongga. Tumbuhan ini beradaptasi pada

habitat yang berair bahkan berlumpur. Contoh : padi ( Oryza sativa ) dan rumput

( Gramineae ).

d) Calamus

Calamus merupakan batang mendong, seperti batang rumput tetapi mempunyai ruas-

ruas yang lebih panjang. Contoh : mendong ( Fimbristylis globulosa ) dan teki (

Cyperus rotundus ).

2.2 Lingkaran Tahun

Merupakan lingkaran yang menunjukkan usia pohon itu sendiri. Di dalam

batang pohon terdapat sebuah cincin sel-sel. Pada saat pohon itu tumbuh, jumlah sel-

sel pun meningkat. Sel-sel kayu yang dihasilkan pada musim semi dan musim panas

tampak sebagai cincin-cincin berwarna cerah. Ketika pertumbuhanya menjadi lambat

pada bulan-bulan yang lebih dingin, kayu akan mengeras dan menjadi lebih gelap

warnanya. Jadi satu tahun pertumbuhan ditandai oleh cincin yang hitam ini. Dengan

7
menghitung jumlah cincin yang gelap,kita dapat memperkirakan berapa usia pohon

tersebut.

Gambar 12. Lingkaran daun

2.3 Struktur Sekresi dalam Tumbuhan

Latisifer adalah salah satu struktur sekresi dalam tumbuhan yang terdiri atas

sel atau deretan sel yang berisi cairan yang karakteristik yang disebut lateks.

Berdasarkan strukturnya, latisifer dikelompokkan menjadi dua kelas utama, yaitu

latisifer beruas (articulated laticifer) dan latisifer tak beruas (non-articulated

laticifer).Latisifer beruas terdiri atas deretan memanjang sel yang berhubungan satu

sama lain, dan dinding pemisah antara sel-sel dalam deretan tersebut berperforasi

(berlubang), atau hilang sama sekali. Latisifer beruas ada yang beranastomosis dan

ada yang tidak beranastomosis. Latisifer yang beranastomosis, yaitu latisifer yang

berdampingan letaknya, saling berhubungan melalui celah dinding lateral, misalnya

pada Hevea brasiliensis. Latisifer yang tak beruas, yaitu latisifer yang berasal dari

satu sel, tumbuh memanjang melebihi sel sekitarnya. Latisifer tak beruas ada yang

bercabang, misalnya pada Ficus carica, dan ada yang tak bercabang, misalnya pada

tanaman ganja (Cannabis sativa).

8
Gambar 13.Latisifer

2.4 Perbedaan dan Persamaan Struktur Batang Dikotil dan Monokotil

Batang Dikotil Batang Monokotil

Pada bagian terluar batang terdapat Pada bagian terluar batang terdapat

epidermis. epidermis

Di sebelah dalam epidermis terdapat Di sebelah dalam epidermis terdapat

korteks dan stele. meristem dasar yang pembagiannya

belum begitu jelas.

Berkas pembuluh terletak di bagian dalam Berkas pembuluh tersebar pada meristem

perisikel, terdiri atas xilem dan floem dasar, dilindungi sarung berkas

yang dibatasi oleh kambium. pengangkut, dan tidak mempunyai

kambium.

Penjelasan

Perbedaan struktur mengenai batang dikotil dan monokotil

a. Batang monokotil terdapat jaringan tipis, yakni jaringan sklerenkima

yang merupakan kulit batang. Jaringan skelerenkima berperan

memperkuat dan melindungi batang monokotil.

9
b. Keberadaan kambium vaskeler umumnya hanya pada batang dikotil,

meskipun ada beberapa spesies dari monocotiledone yang memiliki

kambium. Kambium vaskeler terdapat di dalam berkas pengangkutan

(di antara phloem dan xylem).

c. Tipe berkas pengangkutan pada monokotil yaitu kolateral tertutup

karena tidak terdapat kambium, bilateral misalnya pada solonaceae,

dan konsentris. Sedangkan untuk dikotil yaitu tipe kolateral terbuka

dimana diantara xylem dan floem terdapat kambium.

d. Susunan berkas pengangkutan pada dikotil tersusun teratur dalam

lingkaran, meliputi xilem, floem, dan kambium pembuluh. Xilem

terletak di bagian dalam sedangkan floem teletak lebih luar, dan

kambium pembuluh terletak di antara keduanya.

e. Pola susunan berkas pembuluh pada monokotil tersusun tersebar,

namun tetap mengikuti pola kolateral. Artinya, xilem terletak pada

posisi lebih dalam dari pada floem, seperti diperlihatkan pada gambar.

Bulatan besar adalah xilem (protoxilem &metaxilem) sedangkan

bulatan kecil berwarna biru yang terletak lebih luar adalah floem,

bukan mengelilingi xilem.

Gambar 14. Perbedaan Dikotil dan Monokotil

10
2.5 Modifikasi Batang

a) Rimpang (Rhizoma)

Merupakan batang yang tumbuh horizontal di bawah tanah dengan buku dan

ruas-ruas yang pendek dengan daun-daun yang berbentuk sisik-sisik. Dapat

digunakan sebagai perbanyakan vegetatif dan penyimpan cadangan makanan.

Contoh : pada Zingiberaceae,Poaceae,Cannaceae.

Gambar 15. Rhizoma

b) Subang (Comus)

Merupakan batang yang pendek yang tebal dan membengkak yang

berada di dalam tanah. Ruas dan buku masih dapat terlihat, daun berupa sisik

yang kering menutupi subang, sebagian besar jaringan dalam subang parenkim

merupakan penutup yang melindungi subang terhadap luka dan kekeringan. Di

ujung distal subang terdapat tunas terminal yang akan membentuk daun-daun

dan bunga. Pada buku-buku terdapat tunas ketiak, pada bagian bawah subang di

bentuk sistem akar serabut. Beberapa di antara akar dalam sistem tersebut

merupakan akar kontraktil. Contoh:Gladiolus dandavensi.

11
Gambar 16. Gladiolus Dandavensi

c) Stolon

Merupakan cabang yang ramping lagi panjang,tumbuh ke samping di atas

tanah,kemudian pada ujung stolon di bentuk tumbuhan baru. Berfungsi juga

untuk reproduksi secara vegetatif. Contoh:pada teki (Cyperus rotundus).

Gambar 17. Stolon

12
2.6 Konsep Akar
Akar adalah organ utama pada cormophyta yang : tidak berbuku-buku, tidak
beruas-ruas, umumnya tidak berklorofil, umumnya sebagian / seluruhnya berada
pada substrat (tanah/air).
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau
kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel
kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.

2.7 Sifat – sifat Akar


1) Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
2) Bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah
tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop),
meninggalkan udara dan cahaya.
3) Bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk
menembus tanah.
4) Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-
daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainya.

Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang disebut leher
akar. Sementara bagian yang berada di antara leher dan ujung akar dinamakan
batang akar. Selanjutnya, akar juga memiliki bagian menonjol pada batang yang
membentuk cabang akar. Selain itu, ada juga akar halus bercabang-cabang yang
disebut serabut akar. Lalu, akar juga memiliki bagian yang mengalami diferensiasi
pada jaringan epidermisnya. Bagian ini dinamakan rambut akar. Sementara, bagian
ujung akar yang berfungsi sebagai pelindung mesistem saat akar memanjang
menembus tanah disebut tudung akar.
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang dilindungi
kaliptra (tudung akar). Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel
baru. Sel-sel baru terbentuk pada bagian tudung akar atau bagian dalam meristem
apikal. Pembelahan meristem apikal membentuk daerah pemanjangan, disebut zona
perpanjangan sel. Di belakangnya terdapat zona diferensiasi sel dan zona
pendewasaan sel. Pada zona diferensiasi sel, sel-sel akar berkembang menjadi
beberapa sel permanen. Misalnya beberapa sel terdiferensiasi menjadi xilem, floem,
parenkim, dan sklerenkim.

13
2.8 Struktur Morfologi Akar

1) Leher akar atau pangkal akar (Collum) merupakan bagian yang


menghubungkan antara akar dengan batang tumbuhan.
2) Batang akar (Corpus radicis) secara morfologi akar tumbuhan, batang
akar meliputi bagian antara leher akar dan ujung akar.
3) Cabang akar (Radix lateralis) yakni Bagian ini tidak langsung
bersambung dengan pangkal akar, namun keluar dari akar pokok dan
dapat membentuk percabangan akar lagi.
4) Rambut akar atau bulu akar (Pilus radicalis) cabang dari akar yang
berupa Rambut-rambut halus yang bercabang-cabang yang tumbuh
dari sel-sel epidermis yang tumbuh dekat ujung akar, berfungsi untuk
memperluas daerah penyerapan air dan hara mineral. Dapat dikatakan
bahwa rambut akar atau bulu akar ini adalah bagian yang tumbuh
akibat penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang yang bentuknya
seperti rambut atau bulu.
5) Ujung akar (Apex radicis) bagian paling bawah dari morfologi akar
tumbuhan yang dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Bagian ini
merupakan bagian akar yang paling muda yang terdiri atas jaringan-
jaringan yang masih aktif mengalami pertumbuhan.
6) Tudung akar (kaliptra) terdapat di bagian paling ujung dari akar yang
berfungsi untuk melindungi akar terhadap kerusakan pada saat
menembus partikel tanah. Bagian khusus yang terdapat di tudung akar
ini adalah kaliptra yang tersusun dari sel-sel parenkim yang
kadangkala mengandung pati. Kaliptra berfungsi sebagai pelindung

14
meristem dan melumasi akar sehingga gesekan antara ujung akar dan
tanah berkurang pada saat akar menembus pori-pori tanah. Umumnya
pada banyak tumbuhan, kaliptra membentuk struktur khusus yang
disebut kolumela.

2.9 Struktur Anatomi Akar

Secara anatomi (dipotong melintang), struktur dan jaringan penyusun


akar tumbuhan sebagai berikut
1) Epidermis, terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding
selnya tipis sehingga mudah ditembus air. Memiliki rambut-rambut
akar yang merupakan hasil aktivitas sel dari belakang titik tumbuh.
Rambut rambut akar berfungsi memperluas bidang penyerapan.
2) Korteks, terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapis-lapis, dinding
selnya tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran
gas. Jaringan-jaringan yang terdapat pada korteks antara lain:
parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
3) Endodermis, terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa
satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding selnya
mengalami penebalan gabus. Deretan sel-sel endodermis dengan
penebalan gabusnya dinamakan pita kaspari. Pita kaspari ini tidak
tembus air dan zat-zat terlarut lainnya. Air dan zat-zat terlarut yang
melewati endodermis harus melalui protoplasma yang melekat pada

15
pita kaspari dan melalui dinding sel yang letaknya sejajar dengan
silinder pusat. Pada lapisan endodermis juga ditemui lapisan yang
mengalami penebalan zat gabus. Penebalan tersebut membentuk huruf
U, sehingga disebut sel U. Sel ini bersifat impermiabel sehingga tidak
dapat dilalui air. Penebalan gabus ini tidak dapat ditembus oleh air,
sehingga air harus masuk ke silinder pusat melalui sel endodermis
yang terletak segaris dengan xilem yang dindingnya tidak menebal,
yang disebut sel penerus air. Jadi Endodermis merupakan pemisah
antara korteks dengan stele serta berfungsi sebagai pengatur jalannya
larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat.
4) Stele, (silinder pusat) terletak di sebelah dalam endodermis. Berkas
pengangkutan terdapat di antara stele. Silinder pusat/stele merupakan
bagian terdalam dari akar.

Terdiri dari berbagai macam jaringan :


a. Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari
pertumbuhan persikel ke arah luar.
b. Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah
jari jari. Pada dikotil di antara xylem dan floem terdapat jaringan
kambium.
c. Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri
dari jaringan parenkim.

16
2.10 Perbedaan Akar Monokotil dan Akar Dikotil

Perbedaan dan Persamaan


Struktur Akar Dikotil
Akar Dikotil Akar Monokotil
dan Monokotil
Jaringan
Epidermis Bagian terluar akar Bagian terluar akar
Daerah di sebelah dalam Daerah di sebelah dalam
Korteks
epidermis epidermis
Endodermis Di sebelah dalam korteks Di sebelah dalam korteks
Perisikel Di sebelah dalam endodermis Di sebelah dalam endodermis
Berbentuk bintang di pusat,
tersusun radial atau
Xilem Berdekatan dengan floem.
membentuk jari-jari
bersama dengan floem.
Di antara jari-jari yang di Berdekatan dengan xilem dan
Floem bentuk oleh xilem, di tidak dipisahkan oleh
pisahkan oleh kambium. kambium.
Empulur Bagian tengah Bagian tengah

2.11 Sistem Perakaran

1) Sistem Perakaran Tunggang (Radix Primaria)


Sistem Perakaran ini terdapat pada tumbuhan dikotil. Akar ini terdiri atas
sebuah akar besar dengan beberapa cabang dan ranting akar,
merupakan perkembangan dari akar primer dari biji berkecambah.
Akar tunggang terdapat jaringan parenkim yang berfungsi untuk
menyimpan makanan. misalnya pada tanaman; wortel, ubi dan
sebagainya dalam bentuk umbi-umbian.

2) Sistem Perakaran Serabut (Radix Adventicia)


Sistem perakaran ini dimiliki oleh tumbuhan monokotil. Akar ini terdiri
dari sejumlah akar kecil, ramping, dan berukuran sama. Perakaran
serabut terbentuk pada waktu akar primer membentuk cabang

17
sebanyak-banyaknya. Fungsi utama akar serabut adalah untuk
memperkokoh berdirinya tumbuhan.
3) Sistem Perakaran Adventif
Sistem perakaran Adventif adalah sistem perakaran yang bukan berasal
dari akar primer. Contohnya akar dari batang cangkokan, akar dari
umbi batang, dan akar dari stek, bahkan ada akar yang dari daun.

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada umumnya dalam struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis,
sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur serta sistem berkas
pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang
tersusun berselang – seling. Bagian-bagian akar terdiri dari: leher akar atau pangkal
akar (collum), ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus radicis), cabang-cabang
akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis), rambut-rambut akar atau bulu-
bulu akar (pilus radicalis), dan tudung akar (calyptra).
Batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat
stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas
pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada
kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan
dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.

19
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Sri.2006. Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta : Kanisius.

Kistinnah, Idun. 2009. Biologi 2 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta :


Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Syamsuri, Istamar. Biologi 2A untuk SMA. Jakarta : Erlangga.

Kartini, Endang.2010.(online).(http://e-learning.um.ac.id,diakses )19 September


2016
Esti B,. Hidayat.1955. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung. ITB
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

20

You might also like