You are on page 1of 5

PANDUAN TEKNIS STASE TERINTEGRASI

FK UNS – RS UNS – PMI CABANG SURAKARTA

A. PANDUAN UMUM
1. StaseTerintegrasi atau Tahap hanyabisaditempuhapabiladoktermudasudah lulus
seluruhbagian di Tahap I atau stase departemental (YudisiumTahap I).
2. SelesaiYudisiumStasetahap I untukmelanjutkankeStaseTahap II
doktermudawajibmendaftarkeKetua Prodi ProfesiDokter.
3. PembelajaranpadaStase Terintegrasi dilaksanakan di RumahSakit UNS, PMI
danataujejaringlainnya, serta Modul UKMPPD
4. Dokter muda wajib mengikuti seluruh aktivitas pembelajaran stase terintegrasi dan jika Commented [u1]: Ada aturan lain jika DM tidak mengikuti
5. Setelahmenyelesaikan Stase Terintegrasi, dokter muda akan mendapat laporan tentang seluruh..

rincian pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan, yang ditembuskan ke Ketua Prodi Profesi Commented [u2]: Maksudnya bagaimana?
Dokter.
6. Keseluruhan penilaian dalam pembelajaran klinik bertujuan untuk memastikan bahwa dokter
muda telah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan sebagai seorang dokter umum sesuai
SKDI 2012
7. Berbagai jenis evaluasi pembelajaran perlu dilaksanakan untuk melihat kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotor para lulusan agar menjadi dokter yang berkualitas.
8. PenilaianAttitudemeliputipenilaianpadaaspekinisiatif, disiplin, kejujuran, tanggungjawab,
dankerjasama. Attitude dinilaiolehdosenpembimbingklinikberdasaransikap dokter
mudaselamapembelajaran di tempattugas. Penilaian juga mempertimbangkan masukan dari
petugas dan penanggung jawab di lapangan.
Doktermudawajibmengulangrotasiklinikjikapenilaianattitudedidapatkaninsufficient.
9. Hasil evaluasi Stase Terintegrasiditentukan dari nilai proses. Bobot masing-masing nilai
ditentukanberdasarkanstandarsebagaiberikut

No Sumber/ MetodePenilaian BobotTerhadap Nilai Akhir


(%)
BLOK A (Poliklinik dan Bangsal) 20
1. Mini-CEX (50%)
2. Tutorial Klinik/ RefleksiKasus (25%)
3. Penilaian Kinerja (25%) Commented [u3]: Mohon ditekankan dalam buku panduan
BLOK B (Instalasi Gawat Darurat) 30 pembimbing, nilai dalam bentuk angka. Bukan centang
4. Mini-CEX (50%)
5. Tutorial Klinik/ RefleksiKasus (25%)
6. Penilaian Kinerja (25%)
BLOK C (PMI) 20
7. Penilaian UTD (20%)
8. Refleksi HD dan DK-PB (50%)
10. Penilaian Kinerja (30%)
UJIAN CBT Stase Terintegrasi 30

10. Nilai diberikan oleh dosenklinik yang ditunjukolehKetua Program StudiProfesiDokter FK UNS.
Setelah ditandatangani oleh dosenklinik yang bersangkutan, nilai diinput oleh admin bagian
untukdihitungnilaiTahap II. Kemudian admin bagianmemasukkanke dalam sistem on line dan
secara on deskdiserahkan ke Ketua Program Studi Profesi Dokter, selanjutnya oleh Ketua
Prodi Profesi Dokter nilai dikirimkan ke Sub Bag Akademik Fakultas Kedokteran UNS.
11. NilaiakhirpadasetiapstasepembelajaranTahap I dannilaiakhirpembelajaranTahap II
adalahdengan huruf A, B, C, D dan E. Nilai tersebut dikonversi dari nilai skordanangka
dengan ketentuan seperti tertulis pada Tabel 1.

Tabel 1. Konversi Nilai Akhir


RentangSkor-S Rentang Nilai (skala 4)
(Skala 100) Angka Huruf
S ≥ 85 4.00 A
80-84 3.70 A-
75-79 3.30 B+
70-74 3.00 B
65-69 2.70 C+
60-64 2.00 C
55-59 1.00 D
< 55 0.00 E

B. PANDUAN TEKNIS
I. BLOK A (POLIKLINIK DAN BANGSAL RS UNS)
1. Kegiatan pembelajaran dan penilaian yang wajib diikuti oleh dokter muda di Poliklinik
dan Bangsal adalah minimal:
 bedside Teaching 2x/minggu;
 tutorial klinik 1x/minggu;
 mini CEX 1x/minggu;
 visite pasien kasus longitudinal (selama pasien dirawat) dan
 jaga bangsal (sesuai jadwal)
2. Poliklinik yang wajib dijadwalkan untuk semua dokter muda: Penyakit Dalam,
Anak, Obgyn, Bedah umum, Bedah Urologi, Jantung, Paru, dan Saraf
3. Setiap aktivitas pembelajaran dan penilaian yang tersebut pada poin 1 di atas harus
tercatat pada logbook stase terintegrasi bagian “DAFTAR KEGIATAN HARIAN”
4. Setiap kasus yang didapatkan atau dikelola oleh dokter muda (melalui bedside
teaching/ mini CEX/ kasus longitudinal/ mandiri) wajib dituliskan pada “DAFTAR
PENGELOLAAN KASUS”
5. Bedside teaching, mini CEX, visite pasien kasus longitudinal, dan jaga bangsal adalah
kegiatan individual, sedangkan tutorial klinik adalah kegiatan kelompok.
6. Setiap lembar pembelajaran atau penilaian dikumpulkan kepada staf administrasi
Diklit RS UNS paling lambat satu hari setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran/
penilaian.
7. Bedside Teaching:
a. Merupakan kegiatan pembelajaran klinik berupa pengelolaan pasien dibawah
supervisi atau observasi supervisor klinik.
b. Dilaksanakan minimal 2x pada minggu pertama dan 2x minggu kedua
c. Setiap pelaksanaan bedside teaching harus tercatat lengkap pada lembar
bedside teaching, diberi umpan balik, dan ditandatangani oleh supervisor klinik
d. Lembar bedside teaching dikumpulkan kepada staf administrasi Diklit RS UNS
paling lambat sehari setelah pelaksanaan bedside teaching.
8. Tutorial klinik
a. Merupakan kegiatan pembelajaran diskusi menggunakan kasus nyata dari pasien
yang dikelola oleh salah satu dokter muda peserta diskusi.
b. Pemilihan kasus berdasarkan persetujuan supervisor klinik.
c. Tutorial klinik di Poliklinik dilaksanakan 1x pada minggu pertama dan 1x pada
minggu kedua
d. Setiap dokter muda mendapat nilai tutorial klinik dari supervisor klinik. Nilai
bersifat individual bukan kelompok
e. Nilai tutorial klinik seluruh peserta tercatat pada lembar penilaian tutorial klinik,
ditandatangani oleh ketua kelompok dan supervisor klinik
f. Lembar penilaian tutorial klinik dikumpulkan kepada staf administrasi Diklit RS
UNS paling lambat sehari setelah pelaksanaan tutorial klini
9. Mini CEX
a. Merupakan kegiatan penilaian klinik yang bertujuan untuk menilai kompetensi
peserta didik dalam mengelola pasien
b. Dilaksanakan minimal 1x pada minggu pertama dan 1x pada minggu kedua
c.
d. Setiap kali mini CEX di poliklinik harus lengkap mulai dari anamnesis hingga
edukasi pasien
e. Setiap pelaksanaan mini CEX harus tercatat lengkap pada lembar mini CEX,
diberi nilai berupa angka, umpan balik dan ditandatangani oleh supervisor
klinik
f. Lembar mini CEX dikumpulkan kepada staf administrasi Diklit RS UNS paling
lambat sehari setelah pelaksanaan mini CEX.
10. Kasus Longitudinal
a. Setiap dokter muda wajib mengelola minimal satu kasus longitudinal selama
stase di Blok A
b. Kasus longitudinal merupakan kasus pasien nyata yang diperiksa/dikelola oleh
dokter muda saat jaga di poliklinik kemudian dirawat inap.
c. Pemilihan kasus longitudinal harus berdasar persetujuan supervisor klinik/ Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP).Setiap dokter muda wajib melakukan visite
harian bersama DPJP minimal 75% selama pasien dirawat, dibuktikan dengan Formatted: Indonesian
adanya tanda tangan DPJP pada rekam medis dokter muda dan pencatatan
kegiatan pada logbook bagian Daftar Kegiatan Harian.
d. Kasus longitudinal ini akan dipresentasikan di hadapan DPJP dan mendapatkan
penilaian Presentasi Kasus Longitudinal
e. Selain itu, dokter juga mendapatkan penilaian Kinerja berdasarkan pengelolaan
kasus longitudinal. Penilaian dilakukan oleh DPJP.
11. Jaga Bangsal
a. Setiap dokter muda wajib melaksanakan jaga bangsal sesuai penjadwalan oleh
Koordinator dokter muda dengan diketahui oleh kepala bidang Diklit RS UNS
b. Setiap kegiatan jaga bangsal harus dicatat pada logbook bagian Daftar Kegiatan
Harian dan ditandatangani oleh perawat PJ shift pada saat akhir jaga.
c. Dokter muda wajib melakukan mapping pasien bersama perawat dan mengikuti
operan jaga, full stand by di Nurse Station selama periode jaga,dan tidak
diperkenankan berbagi jadwal antar dokter muda.
d. Jikamelakukan tindakan medis invasif kepada pasien, dokter muda harus
didampingi oleh perawat jaga dan atas persetujuan pasien
e. .

II. BLOK B (INSTALASI GAWAT DARURAT RS UNS)


1. Kegiatan pembelajaran dan penilaian yang wajib diikuti oleh dokter muda di Poliklinik
dan Bangsal adalah minimal :
 bedside Teaching 2x/minggu;
 tutorial klinik 2x/minggu;
 mini CEX 1x/minggu;
 visite pasien kasus longitudinal (selama pasien dirawat); dan
 jaga IGD (sesuai jadwal)
2. Setiap aktivitas pembelajaran dan penilaian yang tersebut pada poin 1 di atas harus
tercatat pada logbook stase terintegrasi bagian “DAFTAR KEGIATAN HARIAN”
3. Setiap kasus yang didapatkan atau dikelola oleh dokter muda (melalui bedside
teaching/ mini CEX/ kasus longitudinal/ mandiri) wajib dituliskan pada “DAFTAR
PENGELOLAAN KASUS”
4. Bedside teaching, mini CEX, visite pasien kasus longitudinal, dan jaga bangsal adalah
kegiatan individual, sedangkan tutorial klinik adalah kegiatan kelompok.
5. Setiap lembar pembelajaran atau penilaian dikumpulkan kepada staf administrasi
Diklit RS UNS paling lambat satu hari setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran/
penilaian.
6. Bedside Teaching:
a. Merupakan kegiatan pembelajaran klinik berupa pengelolaan pasien dibawah
supervisi atau observasi supervisor klinik
b. Dilaksanakan minimal 2x pada minggu pertama dan 2x pada minggu kedua
c. Setiap pelaksanaan bedside teaching harus tercatat lengkap pada lembar
bedside teaching, diberi umpan balik, dan ditandatangani oleh supervisor klinik
d. Lembar bedside teaching dikumpulkan kepada staf administrasi Diklit RS UNS
paling lambat sehari setelah pelaksanaan bedside teaching.
7. Tutorial klinik
a. Merupakan kegiatan pembelajaran diskusi menggunakan kasus nyata dari pasien
yang dikelola oleh salah satu dokter muda peserta diskusi.
b. Pemilihan kasus berdasarkan persetujuan supervisor klinik.
c. Tutorial klinik di IGD dilaksanakan 2x pada minggu pertama dan 2x pada minggu
kedua
d. Setiap dokter muda mendapat nilai tutorial klinik dari supervisor klinik. Nilai
bersifat individual bukan kelompok
e. Nilai tutorial klinik seluruh peserta tercatat pada lembar penilaian tutorial klinik,
ditandatangani oleh ketua kelompok dan supervisor klinik
f. Lembar penilaian tutorial klinik dikumpulkan kepada staf administrasi Diklit RS
UNS paling lambat sehari setelah pelaksanaan tutorial klinik
8. Mini CEX
a. Merupakan kegiatan penilaian klinik yang bertujuan untuk menilai kompetensi
peserta didik dalam mengelola pasien
b. Dilaksanakan minimal 1x/minggu. Total minimal 2x miniCEX selama stase di IGD.
c. Setiap kali mini CEX di IGDboleh tidak lengkap,hanya anamnesis saja atau
pemeriksaan fisik saja atau tatalaksana dan edukasi saja
d. Setiap pelaksanaan mini CEX harus tercatat lengkap pada lembar mini CEX,
diberi nilai berupa angka, umpan balik dan ditandatangani oleh supervisor
klinik
e. Lembar mini CEX dikumpulkan kepada staf administrasi Diklit RS UNS paling
lambat sehari setelah pelaksanaan mini CEX.
9. Kasus Longitudinal
a. Setiap dokter muda wajib mengelola minimal satu kasus longitudinal selama
stase di Blok B
b. Kasus longitudinal merupakan kasus pasien nyata yang diperiksa/dikelola oleh
dokter muda saat jaga di IGD kemudian dirawat inap.
c. Pemilihan kasus longitudinal harus berdasar persetujuan supervisor klinik/ Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
d. Setiap dokter muda wajib melakukan visite harian bersama DPJP minimal 75%
selama pasien dirawat, dibuktikan dengan adanya tanda tangan DPJP pada
rekam medis dokter muda dan pencatatan kegiatan pada logbook bagian Daftar
Kegiatan Harian.
e. Kasus longitudinal ini akan dipresentasikan di hadapan DPJP dan mendapatkan
penilaian Presentasi Kasus Longitudinal
f. Selain itu, dokter juga mendapatkan penilaian Kinerja berdasarkan pengelolaan
kasus longitudinal. Penilaian dilakukan oleh DPJP.
10. Jaga IGD
a. Setiap dokter muda wajib melaksanakan jaga IGD sesuai penjadwalan oleh
Koordinator
b. Setiap kegiatan jaga IGD harus dicatat pada logbook bagian Daftar Kegiatan
Harian dan ditandatangani oleh supervisor klinik
c. Dokter muda wajib mengikuti operan jaga, full stand by di IGD selama periode
jaga, dan tidak diperkenankan berbagi jadwal antar dokter muda.
d. Jika ingin melakukan tindakan medis invasive kepada pasien, dokter muda harus
atas persetujuan pasien dan didampingi supervisor klinik

C. IJIN DAN SANKSI


1. Mahasiswa diperkenankan tidak mengikuti pembelajaran stase terintegrasi, atas alasan ijin
terkait 4 hal, yaitu:
a. Dokter muda yang bersangkutan SAKIT, dibuktikan dengan surat sakit dari dokter yang
berwenang
b. Dokter muda yang bersangkutan MENIKAH, dibuktikan dengan surat undangan
pernikahan
c. Keluarga inti meninggal, dibuktikan dengan berita atau surat lelayu
d. Delegasi dari fakultas, dibuktikan dengan surat tugas.
2. Dokter muda yang meninggalkan kegiatan pembelajaran stase terintegrasi dengan ijin
seperti pada poin 1, berkewajiban mengganti kegiatan pembelajaran (termasuk jaga
bangsal/IGD) yang ditinggalkan setelah periode pembelajaran stase terintegrasi yang
bersangkutan selesai.
3. Dokter muda yang meninggalkan kegiatan pembelajaran stase terintegrasi tanpa ijin
seperti pada poin 1, mendapatkan sanksi sebagai berikut:
- Mengganti kegiatan pembelajaran (termasuk jaga bangsal/IGD) yang ditinggalkan
setelah periode pembelajaran stase terintegrasi yang bersangkutan selesai; dan
- Menambahkan 1x jaga IGD

You might also like