You are on page 1of 8

PORIFERA DAN CNIDARIA

Oleh :
Nama : Sekar Tyas Pertiwi
NIM : B1A016080
Rombongan : VIII
Kelompok :1
Asisten : Afra Nabila

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERALSOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan berongga
karena seluruh tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori. Hewan
ini sederhana karena selama hidupnya menetap pada karang atau permukaan benda
keras lainnya di dasar laut. Filum porifera yaitu spons hidup di air dan sebagian besar
hidup di air laut yang hangat dan dekat dengan pantai yang dangkal walaupun ada pula
yang hidup pada kedalaman 8500 meter bahkan lebih. Spons sering ditemukan hidup
melekat pada substrat yang keras dan hidupnya berkoloni yang statif atau tidak
bergerak. Spons belum memiliki alat-alat ekskresi khusus dan sisa metabolismenya
dikeluarkan melalui proses difusi yaitu dari sel tubuh ke epidermir kemudian
lingkungan hidup yang berair (Kimball, 1990).
Filum cnidaria meliputi bentuk beragam seperti ubur-ubur, hydra, anemon laut,
dan karang. Cnidaria merupakan filum dari hewan paling sederhana yang telah memiliki
jaringan yang lebih lengkap dibanding dengan filum porifera karena pada dinding
tubuhnya telah memiliki tiga lapisan yaitu ektoderm (lapisan paling luar), mesoglea
(lapisan tengah), dan gastroderm (lapisan bagian dalam) serta memiliki struktur tubuh
yang lebih kompleks. Sel-sel cnidaria sudah terorganisasi membentuk jaringan dan
fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana. Cnidaria mempunyai rongga pencernaan
(gastrovaskular) dan mulut tetapi tidak memiliki anus (Nontji, 2005).
Klasifikasi hewan didefinisikan sebagai penggolongan hewan ke dalam
kelompok tertentu berdasarkan kekerabatannya yaitu yang berhubungan dengan
kontiguitas (kontak), kemiripan atau keduanya. Klasifikasi dapat berdasarkan hubungan
evolusi, habitat dan cara hidupnya. Klasifikasi berhubungan dengan upaya
mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh ciri yang dimiliki)
(Darbohoesosdo, 1976).
Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi
individu yang beranekaragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Prosedur
identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif. Pengertian identifikasi
berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi. Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri
taksonomi dalam jumlah sedikit (idealnya satu ciri), akan membawa spesimen kedalam
satu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya
mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh ciri-ciri yang dimiliki). Peranan
buku kunci identifikasi adalah mutlak diperlukan dalam melakukan identifikasi.
Determinasi merupakan cara untuk mengidentifikasi suatu makhluk hidup dengan
mencocokkan dengan buku panduan kunci determinasi (Mayr, 1969).
B. Tujuan

Tujuan praktikum acara Porifera dan Cnidaria antara lain :


1. Mengenal beberapa anggota Phylum Porifera dan Cnidaria.
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota
Phylum Porifera dan Cnidaria.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Porifera berasal dari bahasa latin porus yang berarti lubang dan ferre yang
artinya memiliki. Hewan porifera merupakan hewan multiselular yang paling sederhana.
Porifera atau disebut juga hewan spons hampir semua hidup di laut, kecuali satu famili
yang hidup di air tawar. Hewan porifera merupakan hewan sesil (hidup melekat pada
substrat), hanya 100 spesies saja yang hidup di air tawar, sisanya hidup di perairan laut.
Hewan sederhana ini selama hidupnya menetap di karang atau permukaan benda keras
lainnya di dasar air. Hewan ini tidak mempunyai alat gerak dan setelah dewasa melekat
pada suatu dasar sehingga bersifat sesil. Hewan porifera yang telah dewasa tidak dapat
berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut.
Porifera bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai
tumbuhan. Hewan ini mempunyai sel porosit yang berbentuk kubus. Sel ini berfungsi
untuk membuka dan menutup pori. Tubuhnya terdiri dari 2 lapisan (diploblastik) yaitu
lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm atau gastrodermis). Lapisan luar
terdiri dari sel-sel epidermis dan lapisan dalam yang disusun oleh sel-sel koanosit yang
berflagel yang berfungsi untuk pencernaan (Jasin, 1989). Tubuh porifera belum
memiliki saluran pencernaan makanan adapun pencernaannya berlangsung secara
intraseluler. Tubuh porifera dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun atas
bentuk kristal dari spikula-spikula atau bahan fiber yang terbuat dari bahan organik
(Yusminah, 2007).
Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan cnidaria adalah filum hewan
yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata coelenterata berasal dari kata coelos yang
berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi coelenterata adalah hewan yang
memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan
makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya
hanya terdiri dari dua lapis sel. Coelenterata merupakan diploblastik. Hewan ini
mempunyai dua lapis sel yaitu ektoderm yang merupakan lapisan sel luar dan endoderm
yang merupakan lapisan dalam. Coelenterata memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip
dan medusa. Coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal yang dikelilingi oleh tentakel
pada bentuk polip (seperti tabung), sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk
seperti cakram. Mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan tubuhnya
dikelilingi oleh tentakel (Veron, 1986).
Struktur tubuh porifera kecuali berpori-pori yaitu dengan macam-macam bentuk
dibagi atas tiga tipe yaitu ascon, sycon atau scypha dan rhagon. Tipe ascon berbentuk
jambangan bunga yang merupakan tipe paling sederhana yang dilihat suatu rongga
sentral yang disebut spongocoel atau paragaster. Ujung atas dari jambangan terdapat
lubang besar yang disebut osculum. Dinding tubuh hewan ini terdapat lubang-lubang
kecil yang disebut porosofil atau pori dan sering juga disebut ostium. Tubuh porifera
sebelah dalam ditemukan sistem saluran air yang dimulai dari pori-pori atau porosofil
dan diakhiri pada lubang keluar utama yang disebut osculum. Sebelum air dikeluarkan
melalui osculum, maka air dari segala jurusan tubuh itu lebih dahulu ditampung di alam
rongga sentral atau spongocoel. Pola saluran air dari berbagai jenis porifera itu tidak
sama, namun mempunyai fungsi pokok yang sama yaitu untuk mengalirkan air dari
daerah eksternal ke dalam daerah internal dan dikeluarkan kembali ke daerah eksternal
(Jasin, 1992).
Cnidaria adalah filum beragam yang mengandung 10.211 spesies di seluruh
dunia dan 752 spesies di Laut Mediterania, yang mendiami perairan eksklusif dan
sebagian besar lingkungan laut. Banyak cnidaria didistribusikan di perairan dangkal
karena mereka berada dalam hubungan simbiotik dengan ganggang endosimbiotik
untuk makanan dan kalsifikasi. Mereka membentuk terumbu di perairan tropis, yang
merupakan ekosistem yang sangat produktif (Cinar et al., 2014). Reproduksi vegetatif
dan generatif pada cnidaria berlangsung secara metagenesis (bergiliran). Secara
vegetatif yaitu dengan membentuk tunas dan polip. Secara generatif yaitu dengan
menghasilkan ovum (gamet betina) dan spermatozoid (gamet jantan) yang dihasilkan
cnidaria berbentuk medusa. Medusa menghasilkan ovum dan spermatozoid yang
dilepaskan ke air untuk melakukan pembuahan yang menghasilkan zigot dan tumbuh
menjadi larva (planula) dimana planula akan berenang dan akhirnya akan menempel
pada substrat yang nantinya tumbuh menjadi polip muda dimana polip tumbuh dalam
kelompok yang seolah-olah satu individu (Jasin, 1989).
Cnidaria umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar.
Siklus hidupnya cnidaria dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada suatu
substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk
silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi
tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi
untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya
berbentuk seperti payung atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan payung.
Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri.
Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Cnidaria
merupakan hewan yang belum memiliki anus (Amir, 1996).
Spons adalah hewan yang termasuk filum porifera. Filum porifera terdiri dari
tiga kelas yaitu calcarea, demospongiae, dan hexactinellida (Faisal et al., 2014). Namun,
penelitian telah menunjukkan bahwa homoscleromorpha, kelompok yang diduga milik
demospongiae, sebenarnya secara filogenetis terpisah. Oleh karena itu, mereka baru-
baru ini diakui sebagai kelas keempat spons (Gasave et al., 2010).
Kelas demospongiae adalah kelompok spons yang terdominan di antara porifera
masa kini. Mereka tersebar luas di alam serta jumlah jenis maupun organismenya sangat
banyak. Mereka sering berbentuk massive dan berwarna cerah dengan sistem saluran
yang rumit, dihubungkan dengan kamar-kamar bercambuk kecil yang bundar.
Spikulanya ada yang terdiri dari silikat dan ada beberapa yang spikulanya hanya terdiri
serat spongin, serat kolagen atau spikulanya tidak ada. Seluruh Demospongiae memiliki
saluran air tipe leukonoid (Amir, 1996).
Menurut Mukayat (1989), cnidaria dibagi menjadi 3 kelas yaitu :
1. Kelas hydrozoa
Biasanya berbentuk koloni-koloni kecil dengan bentuk polip dominan, bahkan
seluruh koloni mungkin hanya terdiri dari polip. Beberapa jenis polip membentuk
medusa dengan jalan pembentukan tunas. Medusa mempunyai velum yaitu bentukan
serupa laci dalam payung. Pinggiran payung tidak bertakik (bercelah) contohnya
yaitu hydra, obelia dan gonionemus.
2. Kelas scyphozoa
Ubur-ubur yang sebenarnya adalah medusa-medusa dengan pinggiran yang
berlekuk-lekuk, tidak ada cadar (velum), saluran radial bercabang-cabang, dan
gonad-gonad dalam kantung-kantung ruang gastrikulum. Contoh scyphozoa adalah
Aurelia aurita. Ubur-ubur ada yang dapat mencapai garis tengah beberapa kaki
(sampai 150 cm).
3. Kelas anthozoa
Anggota-anggota anthozoa (anthos = bunga) adalah anemon-anemon laut dan
hewan-hewan karang laut, tubuhnya berbentuk polip, tidak ada bentuk medusa.
Hewan-hewan itu tidak bertangkai dan biasanya terbungkus dengan skeleton
eksternal dan disebut karang, memiliki banyak tentakel.
MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan pada acara praktikum Porifera dan Cnidaria adalah bak
preparat, pinset, kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, sarung tangan karet
(gloves), masker, dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan dalam acara praktikum Porifera dan Cnidaria
adalah beberapa spesimen hewan Porifera dan Cnidaria.

B. Metode

Metode yang dilakukan ada acara Porifera dan Cnidaria antara lain:
1. Karakter pada spesimen yang diamati berdasarkan ciri-ciri morfologi digambar dan
dideskripsikan .
2. Spesimen diidentifikasi dengan kunci identifikasi.
3. Kunci identifikasi sederhana dibuat berdasarkan karakter spesimen yang diamati.
4. Laporan sementara dari hasil praktikum dibuat.
DAFTAR REFERENSI

Amir, I. & Budiyanto, A., 1996. Mengenal Sponge Laut (Demospongiae) secara umum.
Oseana, 2(2), pp. 1-7.

Cinar, M. E., Mehmet, B. Y., Sermin, A. & Ahmet, K. B., 2014. Checklist of Cnidaria
and Ctenophora from the coasts of Turkey. Turkish Journal of Zoology, vol. 38,
pp. 677-697.

Darbohoesodo, R, B., 1976. Penuntun Praktikum Taksonomi Avertebrata. Purwokerto:


Fakultas Biologi Universitas Jenderel Soedirman.

Faisal, M. R., Mujizat, K. & Fadjar, S., 2014. Potensi Senyawa Bioaktif Ekstrak Kasar
Bakteri Simbion Spons sebagai Anthelmintika: Sebuah Uji Pendahuluan. Omni-
Akuatika, 13(9), pp. 77-84.
Gazave, E., Lapébie, P., Renard, E., Vacelet, J., Rocher, C., Ereskovsky, A. V., Lavrov,
D. V. & Borchiellini, C., 2010. Molecular phylogeny restores the supra-generic
subdivision of homoscleromorph sponges (porifera, homoscleromorpha). PLOS
ONE, 5(12), pp. 22-33.
Jasin, M., 1982. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.

Jasin, M., 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Surabaya: Sinar
Wijaya.

Kimball, J. W., 1990. Biologi . Jakarta: Erlangga.


Mayr, E., 1969. Principles of Systematic Zoologi. New Delhi: Tata McGraw-Hill
Publishing Company.

Mukayat & Brotowidjojo, D., 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.


Nontji, A., 2005. Lautan Nusantara. Jakarta: Djambatan.
Veron. J. E. N., 1986. Coral of Australia and The Indofasific. Australia: Angus
Robertos.

Yusminah, H., 2007. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin press.

You might also like