You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM

HEMATOLOGI
( PEMERIKSAAN APUSAN DARAH)

DISUSUN OLEH:

PUTU AYU DIAN ASTARI 1603051015


I PUTU PUTRA SEDHANA 1603051017

PROGRAM STUDI ANALIS KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN UNDIKSHA
SINGARAJA
2018
JUDUL :
Pemeriksaan Apusan Darah
TUJUAN :
Untuk dapat mengetahui cara pembuatan dan pewarnaan sediaan hapusan darah
METODE :
Hapusan darah (blood smear)
PRINSIP :
Darah dengan antikoagulan diteteskan pada objek glass dan dibuat hapusan
menyerupai lidah, kemudian sediaan diwarnai dengan giemsia.
DASAR TEORI:
Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya tertahan dan dibawa
dalam matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih
kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4 (7,35-7,45).
Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiriuan, bergantung
pada kadar oksigen yang dibawa darah merah (Sloane, 2003).
Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata dan
kurang pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan
berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa dalam tubuh. Volume ini juga
bervariasi sesuai perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya (Sloane,
2003).
Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma), yang
sebagian besar mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama
dalam plasma adalah albumin. Protein lainnya adalah antibodi dan protein
pembekuan. Plasma juga mengandung hormon-hormon, elektrolit, lemak, gula,
mineral dan vitamin. Selain menyalurkan sel-sel darah, plasma juga:
a. Merupakan cadangan air untuk tubuh
b. Mencegah mengkerutnya dan tersumbatnya pembuluh darah
c. Membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh
Bahkan yang lebih penting, antibodi dalam plasma melindungi tubuh melawan
bahan-bahan asing (misalnya virus, bakteri, jamur dan sel-sel kanker), ketika
proteim pembekuan mengendalikan perdarahan. Selain menyalurkan hormon dan
mengatur efeknya, plasma juga mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai
dengan kebutuhan (Sherwood, 2002).
Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya pada umumnya
dibuat desiaan apus darah. Sediaan hapusan darah tidak hanya digunakan untuk
mempelajari sel darah tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan
jumlah masing-masing sel darah. Pembuatan preparat hapusan darah
menggunakan suatu metode yang disebut metode oles (metode smear) yang
merupakan suatu sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput (film) dan
substansi yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas benda yang bersih
dan bebas lemak untuk kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas
penutup (Cahya Aulia, 2013)
Persyaratan pembuatan hapusan darah yaitu objek glass harus bersih, kering,
bebas lemak. Sediaan hapusan yang baik adalah yang ketebalannya cukup dan
bergradasi dari kepala (awal) sampai ke ekor (akhir). Zona morfologi sebaiknya
kurang 5 cm. Ciri sediaan hapusan yang baik meliputi:
 Sediaan tidak melebar sampai tepi kaca objek, panjang ½ - 2/3 panjang
kaca.
 Mempunyai bagian yang cukup tipis untuk diperiksa, pada bagian itu
eritrosit tersebar merata berdekatan dan tidak saling menumpuk.
 Pinggir sediaan rata, tidak berlubang dan tidak bergaris-garis.
 Penyebaran leukosit yang baik tidak berkumpul pada pinggir atau ujung
sedimen . (Anonim, 2012).
PERALATAN :
NO. ALAT GAMBAR
1. Kaca objek

2. Yellow tip dan Mikropipet

3. Cover glass

4. Stop watch
5. Rak pewarnaan

6. Pinset

7. Mikroskop

Reagensia
- Giemsa
- Methanol
- Darah
- Buffer

CARA KERJA
A. Pembuatan sediaan hapusan darah
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Sampel darah diteteskan pada objek glass dengan menggunakan mikro
pipet
3. Sampel darah diratakan dengan menggunakan cover glass
4. Sampel darah didorong dengan membentuk sudut 30˚-40˚
5. Dikeringkan dengan angin
B. Pewarnaan sediaan hapusan darah
1. Diletakkan sediaan darah pada rak pewarnaan
2. Methanol di teteskan pada sediaan agar menutupi semua sediaan
selama 2 menit.
3. Methanol pada preparat di bersihkan
4. Preparat ditambahkan dengan giemsa dan buffer (1:9)
5. Preparat didiamkan selama 20 menit
6. Preparat dibilas dengan menggunakan air dan dikeringkan dengan
angin
7. Preparat diamati dengan mikroskop
HASIL
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil pengamatan seperti
berikut

Gambar 1. Hasil dengan menggunakan Gambar 2. Hasil dengan menggunakan


air buffer

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pembuatan dan pewarnaan sediaan
hapusan darah yang bertujuan agar dapat mengetahui cara pembuatan dan
pewarnaan sediaan hapusan darah. Sediaan hapusan darah dilakukan dengan
menggunakan sampel darah. Darah yang sudah diambil diteteskan pada kaca
objek dan didorong dengan menggunakan cover glas membentuk sudut 30˚-40˚.
Darah didorong hingga membentuk seperti lidah agar merata, tidak terlalu tipis
dan tebal karena jika tebal maka saat pengamatan di bawah mikroskop akan
terlihat tidak jelas karena sel darah bertumpuk. Apusan darah yang membentuk
lidah naik karena ujung sediaan akan semakin tipis sebab pada bagian itulah yang
akan digunakan sebagai counting area.
Preparat yang sudah dibuat, diteteskan dengan methanol sampai menutupi
semua sisi dan didiamkan selama 2 menit. Pemberian methanol merupakan proses
fiksasi untuk menghentikan proses metabolisme secara cepat, mencegah
kerusakan jaringan, mengawetkan komponen-komponen sitologis dan histologist,
mengawetkan keadaan sebenarnya dari hapusan agar darah tidak hilang saat
diamati tanpa mengubah susunan struktur hapusan. Selanjutnya dilakukan
pewarnaan agar mudah diamati. Sebelum dilakukan pewarnaan, methanol pada
preparat dipastikan kering. Jikalau preparat masih terdapat methanol atau basah,
maka akan mempengaruhi hasil pada saat pembilasan dengan mengggunakan air.
Pewarnaan akan menjadi tidak sempurna dan akan ikut larut yang menyebabkan
adanya lubang pada preparat.
Pewarna yang digunakan yaitu giemsa. Cat giemsa tersusun atas campuran
pewarna eosin, methylene blue, dan methylene azure. Fungsi giemsa adalah untuk
mewarnai darah sehingga mudah dibedakan dan dapat terligat jelas. Sedangkan
prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari
penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol.
Pewarnaan giemsa digunakna untuk membedakan inti sel dan
morfologisitoplasma dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan parasit
yang ada didalam darah. Pewarna giemsa yang akan digunakan adalah giemsa
yang telah diencerkan dengan perbandingan 1 : 9 yaitu 1 mL giemsa dengan 9 mL
buffer. Giemsa yang telah siap lalu diteteskan pada sediaan hingga menggenangi
seluruh permukaan hapusan darah. Pewarnaan dilakukan selama 20 menit dengan
tujuan agar cat mampu mewarnai sel-sel darah dengan baik. Sediaan yang telah
terwarnai lalu dibilas dengan air dan sediaan dibiarkan kering. Waktu perendaman
jangan terlalu lama karena darah bisa tidak terlihat akbiat pewarnaan yang terlalu
pekat. Buffer yang digunakan bisa dengan buffer asetat, air mineral dalalm botol
dan air keran. pH yang rendah atau kurang dari 6,8 mengakibatkan sel darah
merah lebih banyak mengambil pewarna asam atau eosin, sehingga sel darah
merah menjadi lebih merah muda. Lekosit juga akan memperlihatkan bagian-
bagian inti yang kurang jelas.
Pengencer giemsa idealnya mempunyai pH 6,8 agar tidak berpengaruh
pada pewarnaan morfologi sel darah. Terlalu asam atau berlebihan basanya maka
bisa menimbulkan masalah, untuk itu diperlukan larutan penyangga atau buffer
supaya asam dan basanya seimbang. Fungsi dari larutan buffer adalah menjadi zat
yang mempertahankan keadaan pH saat sejumlah kecil basa atau asam
dimasukkan kedalam larutan. Giemsa dapat diencerkan dengan buffer dan
aquadest yang dibuat dengan derajat keasaman 6,8. Pengenceran giemsa dapat
dilakukan dengan menggunakan air karena lebih cepat dalam proses
pembuatannya dan dalam segi ekonomi lebih murah menggunakan aquadest dari
pada buffer. Pengenceran giemsa pada praktikum ini digunakan perbandingan 1 :
9 karena terdapat 3 preparat.
KESIMPULAN
Dalam praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan hapusan darah dengan
pewarna giemsia. Cat giemsa tersusun atas campuran pewarna eosin, methylene
blue, dan methylene azure. Fungsi giemsa adalah untuk mewarnai darah sehingga
mudah dibedakan dan dapat terligat jelas. Sedangkan prinsip dari pewarnaan
giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan metilen
biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol. Pewarnaan giemsa digunakna
untuk membedakan inti sel dan morfologisitoplasma dari sel darah merah, sel
darah putih, trombosit dan parasit yang ada didalam darah.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Hapusan Darah Tepi

Cahya Aulia. 2012. Sediaan Apusan Darah

Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia. Jakarta: ECG

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

You might also like