Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai
dengan perubahan - perubahan yang sangat cepat diberbagai bidang, menuju
keadaan yang lebih baik. Dibidang kesehatan tuntutan reformasi total muncul
karena masih adanya ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah
dan antar golongan, kurangnya kemandirian dalam pembangunan bangsa dan
derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara
tetangga. Berdasarkan pemahaman terhadap situasi dan adanya perubahan
pemahaman terhadap konsep sehat sakit, serta makin kayanya khasanah ilmu
pengetahuan dan informasi tentang determinan kesehatan bersifat multifaktoral,
telah mendorong pembangunan nasional kearah paradigma baru, yaitu paradigma
sehat.
Dalam rangka memasuki era globalisasi dan pasar bebas tersebut, terjadi
persaingan bebas diberbagai sektor usaha termasuk perumahsakitan. Teknologi
semakin canggih, tenaga keperawatan dengan kualitas setara internasional
semakin banyak, rumah sakit harus mengantisipasi hal tersebut , agar tetap dapat
memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mampu bersaing.
1
dipertanggungjawabkan secara legal. Masyarakat pengguna jasa dapat
memperoleh pelayanan yang profesional sesuai standar profesi yang ditentukan.
C. Batasan Operasional
1. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan optimal.
2. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial dan spiritual, secara komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat, sehat dan sakit mencakup seluruh
siklus hidup manusia.
3. Asuhan Keperawatan adalah merupakan proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien
diberbagai tatanan pelayanan kesehatan. Pelaksanaanya sesuai kaidah -
kaidah keperawatan, sebagai suatu profesi yang berdasarkan kiat dan ilmu
keperawatanbersifat humanistic, dan berdasar pada kebutuhan pasien
untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
4. Perawatan bayi adalah proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan
professional, dimana bayi dirawat disuatu ruangan di rumah sakit.
D. Landasan Hukum
1. Undang - undang no 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 100. Tambahan Lembaran Negara Nomor
3495 ).
2
2. Undang - Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Keperawatan.
E. Kebijakan Umum
Asuhan pasien dan pengobatan diberikan oleh praktisi yang kompeten dan
3
didasarkan atas ketepatan mengenali kondisi pasien.
Tingkat asuhan yang diberikan kepada pasien, sama di seluruh rumah sakit.
4
pasien oleh pemberi pelayanan.
6. Pasien dan keluarga diberitahu tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk
7. Penanganan dan pemberian darah dan produk darah rumah sakit Kartika Husada
Setu :
5
harus melakukan serangkaian pemeriksaan kelayakan.
Pada pelaksanaan pemberian darah atau produk darah harus dilakukan
secara aman dan meminimalkan risiko transfusi.
Pemberian darah atau produk darah harus dicatat di dalam rekam medis.
8. Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan pelayanan risiko tinggi Pimpinan
bertanggung jawab untuk :
a. Kasus emergensi
ii. Tenaga medis yang berugas ditempat dengan risiko terjadinya kasus
dan Radiologi dilaksanakan dalam 24 jam. Pelayanan Rawat Jalan sesuai dengan
jadwal praktik dokter. Pelayanan Kamar Operasi dilaksanakan dalam jam kerja,
6
a. Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien
sebelumnya.
emergensi.
dipindahkan.
pasien yang berkelanjutan didalam rumah sakit dan koordinasi antar para tenaga
medis.
berkelanjutan.
7
serta perbekalan dan peralatan apa yang dibutuhkan selama transportasi.
dilaksanakan.
f. Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima
18.Penundaan pelayanan :
pengobatan.
mereka.
8
20. Transportasi :
a. Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang
berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan.
9
ekonomi, termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan.
c. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan
yang berlaku dan sertifikasi dapat melakukan asesmen.
d. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau
lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
e. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat
inap atau lebih cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
f. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum
tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau
riwayat medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulangi.
g. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien yang
signifikan, sejak asesmen dicatat dalam rekam medis pasien pada saat masuk
rawat inap.
h. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien
(discharge).
i. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi
dan pengobatan untuk menetapkan respons terhadap pengobatan dan untuk
merencanakan pengobatan atau untuk pemulangan pasien.
a. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan
dilakukan asesmen apabila ada rasa nyerinya.
b. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif.
10
c. Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol.
d. Komunikasi dengan dan mendidik pasien dan keluarga tentang pengelolaan
nyeri dan gejala dalam konteks pribadi, budaya dan kepercayaan agama
masing- masing.
25.Resiko jatuh :
a. Penerapan asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang
terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
b. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil asesmen dianggap berisiko.
c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan
cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
26.Komunikasi efektif :
a. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
b. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
F. Kebijakan Khusus
1) Unit kebidanan/maternity dan rawat gabung bayi sehat dan atau bayi
dengan komplikasi ringan :
a) Melayani pasien ibu antenatal dan post partum yang bermasalah tetapi tidak
membutuhkan pengawasan ketat.
b) Merawat bayi baru lahir yang tidak membutuhkan pengawasan dan
penanganan ketat.
c) Merawat bayi baru lahir dengan komplikasi ringan seperti : bayi dengan
trauma lahir karena tindakan persalinan.
e) Melaksanakan kunjungan rumah untuk ibu risiko tinggi yang tidak kontrol.
11
risiko tinggi tingkat II atau sesuai indikasi dan prosedur.
g) Mengirim pasien ibu antenatal dan post partum yang membutuhkan
pengawasan ketat ke unit pelayanan intensif (ICU atau HCU) sesuai indikasi
dan prosedur.
12
BAB II
b. Untuk Koordinator :
13
4. Mempunyai kemampuan manajemen asuhan kebidanan patologis.
5. Mampu melakukan bimbingan penanganan kegawatdaruratan
maternal dan neonatal.
6. Mampu mengoperasionalkan computer.
b. Kualifikasi Pelaksana:
B. Distribusi Ketenagaan
14
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Terlampir
NO Ruangan Fasilitas
2 Nurse Station - Meja Tulis
- Telepon
- Lemari Alkes
- ATK
15
BAB IV
Karunia Kasih
a. Kamar Bersalin
Kamar Bersalin
POLI
IGD
Administrasi
&
Medical Service
Kamar Bersalin
16
BAB V
LOGISTIK
Rumah Sakit Ibu dan Anak Karunia Kasih mempunyai sistem amprah barang
logistik yang ada diruangan Kamar Bersalin, diawali dengan setiap unit kerja
melakukan amprahan kemudian divalidasi oleh atasan, adapun amprah barang
logistik di RS Kartika Husda Setu dilakukan seminggu 2 kali, sistem kontroling
dilakukan setiap hari di kartu stock unit rawat inap. Amprahan yg dilakukan sesuai
dengan standar kebutuhan barang logistik di masing-masing unit.
1. Mengisi form
2. permintaan barang
3. Meminta persetujuan
4. Pengambilan barang di gudang
5. Pencatatan dibuku
6. pengambilan barang
17
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien ( pasien safety ) rumah sakit adalah suatu sistim dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, sistim tersebut meliputi :
assessment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi. Solusi untuk meminimalkan timbulnya
resiko. Sistim tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya
dilakukan.
B. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Kartika husada
Setu.
b. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit Kartika Husada Setu terhadap
pasien dan masyarakat.
c. Menurunnya angka KNC dan KTD di Rumah Sakit Kartika Husada Setu.
i. • Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi
pengulangan KNC dan KTD.
d. Tata laksana Keselamatan Pasien.
e. Ketepatan identifikasi pasien.
f. Peningkatan komunikasi yang efektif.
g. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai.
i. • Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien saat akan
dilakukan
pemeriksaan maupun tindakan.
18
h. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
i. Pengurangan resiko pasien jatuh.
• Hak pasien
19
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Rumah Sakit merupakan salah satu
perlindungan bagi tenaga kesehatan yang bertujuan untuk mencegah serta
mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
A. Tujuan
Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit bertujuan agar
tercapai pelayanan dan produktifitas kerja yang optimal, dengan tujuan khusus
yaitu :
20
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Internal
2) Audit keperawatan
Yaitu rangkaian pelaksanaan audit mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang dilakukan secara berjenjang diawali dari kepala
ruangan, Ka.kep dan Manajer.
22
B. Eksternal
23
BAB IX
PENUTUP
24