You are on page 1of 4

NAMA : YORISDA SEPTI AYU

NIM : 04011181621020
KELAS : BETA 2016

1. Karies d1-d6
D1 - Dalam keadaan gigi kering, terlihat lesi putih pada permukaan gigi.
D2 - Dalam keadaan gigi basah, sudah terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi.
D3 - Terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi.
D4 - Lesi email lebih dalam. tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah mencapai
bagian dentino enamel Junction (DEJ).
D5 - Lesi telah mencapai dentin.
D6 - Lesi telah mencapai pulpa.

2. Proses terjasinya karies


a. Teori Asidogenik
Miller (1882) menyatakan bahwa kerusakan gigi adalah proses kemoparasiter yang
terdiri atas dua tahap, yaitu dekalsifikasi email sehingga terjadi kerusakan total email
dan dekalsifikasi dentin pada tahap awal diikuti oleh pelarutan residunya yang telah
melunak. Asam yang dihasilkan oleh bakteri asidogenik dalam proses fermentasi
karbohidrat dapat mendekalsifikasi dentin, menurut teori ini, karbohidrat,
mikroorganisme, asam, dan plak gigi berperan dalam proses pembentukan karies.

b. Teori Proteolitik
Gottlieb (1944) mempostulasikan bahwa karies merupakan suatu proses proteolisis
bahan organik dalam jaringan keras gigi dan produk bakteri. Mikroorganisme
menginvasi jalan organik seperti lamela email dan sarung batang email, serta merusak
bagian-bagian organik ini. Proteolisis juga disertai pembentukan asam.

c. Teori Proteolisis Kelasi


Teori ini diformulasikan oleh Schatz (1955). Kelasi adalah suatu pembentukan
kompleks logam melalui ikatan kovalen koordinat yang menghasilkan suatu kelat.
Teori ini menyatakan bahwa serangan bakteri pada email dimulai oleh mikroorganisme
yang keratinolitik dan terdiri atas perusakan protein serta komponen organik email
lainnya, terutama keratin. Ini menyebabkan pembentukan zat-zat yang dapat
membentuk kelat dan larut dengan komponen mineral gigi sehingga terjadi
dekalsifikasi email pada PH netral atau basa.

d. Teori Demineralisasi dan Remineralisasi


Menurut Steinberg et al. (1992), proses kimia yang terjadi pada permukaan email
setelah gigi erupsi adalah peristiwa demineralisasi dan remineralisasi. Ion kalsium
(Ca+²) merupakan faktor utama yang berperan dalam peristiwa tersebut. Pada keadaan
normal (pH normal) garam kalsium ini berada dalam suatu keseimbangan dinamik
antara email, air liur dan plak. Reaksi kimia dari siklus demineralisasi dan
remineralisasi sebagai berikut.
Gambar 1. Skema reaksi kimia siklus demineralisasi dan remineralisasi.

Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin melalui lubang


fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang). Kavitasi baru timbul bila
dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun kadang-kadang begitu banyak mineral
hilang dari inti lesi sehingga permukaan mudah rusak secara mekanis, yang
menghasilkan kavitasi yang makroskopis dapat dilihat.

Gambar 2. Proses Demineralisasi pada Karies Gigi.

3. White spot
White spots merupakan tanda awal terjadinya karies, yang merupakan area putih buram
dan berkapur yang hanya bisa terlihat dengan jelas pada permukaan gigi yang kering.

4. Karies email
Karies email adalah karies yang terjadi pada permukaan enamel gigi (lapisan terluar
dan terkeras pada gigi), dan belum terasa sakit, hanya ada pewarnaan hitam atau coklat
pada email.

5. Karies dentin
Karies dentin adalah Karies yang sudah mencapai bagian dentin atau bagian
pertengahan antara permukaan gigi dan pulpa. Gigi biasanya terasa sakit apabila
terkena rangsang dingin, makanan masam, dan manis. Karies sudah mencapai
kedalaman dentin, dimana karies ini dapat menyebar dan mengikis dentin. Karies yang
sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian pertengahan antara permukaan
gigi dan pulpa, gigi biasanya terasa sakit apabila terkena rangsangan dingin, makanan
masam, dan manis.

6. Iritasi pulpa
Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami kerusakan
sampai batas dentino enamel junction

7. Hiperemia pulpa
Hyperemi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan dentin mengalami kerusakan ,
terjadi sirkulasi darah bertambah karena terjadi pelebaran pembuluh darah halus di
dalam pulpa.Pulpa terdiri dari saluran pembuluh darah halus, urat-urat syaraf,dan
saluran lympe.

8. Pulpitis reversible
Pulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila penyebabnya
dihilangkan maka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali normal. Faktor-faktor
yang menyebabkan pulpitis reversible, antara lain stimulus ringan atau sebentar seperti
karies insipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif,
kuretase periodontium yang dalam dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin
terbuka.

9. Pulpitis ireversibel
Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun
penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis. Pulpa
irreversible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa reversible.
Dapat pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin
yang luas selama prosedur operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan
ortodontic yang menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa.

10. Nekrose pulpa


Necrosa pulpa Yaitu suatu proses kematian pulpa yang tidak disertai dengan bakteri ini
merupakan kematian yang steril. Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian
atau seluruhnya, tergantung pada seluruh atau sebagian yang terlibat. Nekrosis,
meskipun suatu inflamasi dapat juga terjadi setelah jejas traumatic yang pulpanya rusak
sebelum terjadi reaksi inflamasi.

11. Periodontitis
Periodontitis adalah peradangan pada jaringan yang menyelimuti gigi dan akar gigi.
Secara umum periodontitis terbagi atas 2 jenis yaitu:
1. Marginal periodontitis
2. Apikal periodontitis
Periodontitis marginali berkembang dari gingivitis (peradangan atau infeksi pada
gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah bawah gigi sehingga
menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal.
Sedangkan periodontitis apikalis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan sekitar
apeks gigi yang biasanya merupakan lanjutan dari infeksi atau peradangan pada pulpa.

12. Dental abses


Dental abses artinya abses yang terbentuk didalam jaringan periapikal atau periodontal
karena infeksi gigi atau perluasan dari ganggren pulpa. Abses yang terbentuk merusak
jaringan periapikal, tulang alveolus, tulang rahang terus menembus kulit pipi dan
membentuk fistel

13. Ludwig’s angina


Angina Ludwig adalah infeksi sub mandibular ruang (rahang bawah) dalam bentuk
peradangan selulitis dari bagian superior ruang suprahyoid (sekitar leher), yang ditandai
dengan pembengkakan (edema) di bagian bawah ruang submandibular, yang meliputi
jaringan yang mencakup otot-otot laring dan dasar mulut, tanpa pembengkakan kelenjar
getah bening. Pembengkakan biasanya keras dan kemerahan atau kecoklatan. Ruang
ini menyebabkan peradangan kekuatan yang berlebihan pada jaringan mulut dan lidah
didorong ke atas dan ke belakang. Dengan demikian dapat menyebabkan obstruksi jalan
napas berpotensi

You might also like