You are on page 1of 16

TUGAS RUTIN

Nama : Hamim Ya ‘Ain Sin Kaf D .Egon

NIM : 4183111101

Kelas : Matematika Dik Reg D 2018

Mata Kuliah : Fisika Umum

Dosen Pengampu : Dr. Alkhafi M. Siregar , M.Si


MATA

A. PENGERTIAN MATA

Mata adalah salah satu alat indra manusia yang berfungsi sebagai indra penglihat. Mata
merupakan alat indra yang kompleks. Apabila kita menyebutkan Mata, maka dalam pikiran kita
yang muncul adalah bola mata, namun sebenarnya tidak hanya bola mata yang berperan agar kita
dapat melihat, bulu mata, alis mata, dan kelopak mata juga berperan penting dalam mendukung
penglihatan. Mata adalah orang yang kerjanya terkait dengan cahaya (terang gelap), warna, dan
benda yang dilihat.

B. BAGIAN-BAGIAN MATA DAN FUNGSI MATA

Bagian mata

1. Kornea merupakan bagian mata yang bersifat tembus pandang dan berfungsi sebagai
pelindung matamu
2. Aquaeous humor yaitu cairan di belakang kornea yang berfungsi membiaskan Cahaya
yang masuk ke dalam mata
3. Lensa mata atau lensa kristalin yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur pembiasan
yang disebabkan oleh cairan di depan lensa. Lensa mata merupakan lensa cembung.
4. Iris yaitu selaput di depan lensa mata yang membentuk celah lingkaran dan berfungsi
memberi warna pada mata.
5. Pupil yaitu celah lingkaran yang dibentuk oleh iris dan berfungsi untu mengatur intensitas
cahaya yang mengenai mata
6. Retina atau selaput jala yaitu bagian yang berfungsi sebagai layar untuk menangkap
bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil yang dibentuk oleh lensa mata.
7. Bintik kuning yaitu bagian pada retina yang sangat peka terhadap cahaya. Agar
bayangan terlihat jelas, bayangan harus terbentuk di retina tepat di bintik kuning.
8. Saraf optik yaitu saraf yang menghubungkan bintik kuning dengan otak sehingga sinyal-
sinyal bayangan dari bintik kuning sampai ke otak dan otaklah yang
menerjemahkan sehingga bayangan benda menjadi tegak, tidak terbalik seperti yang
ditangkap oleh retina.

C. DAYA AKOMODASI MATA

Perlu diketahui bahwa jarak antara lensa mata dan retina selalu tetap. Sehingga dalam melihat
benda-benda pada jarak tertentu perlu mengubah kelengkungan lensa mata. Untuk mengubah
kelengkungan lensa mata, yang berarti mengubah jarak titik fokus lensa merupakan tugas otot
siliar. Hal ini dimaksudkan agar bayangan yang dibentuk oleh lensa mata selalu jatuh di retina.
Pada saat mata melihat dekat lensa mata harus lebih cembung (otot-otot siliar menegang) dan
pada saat melihat jauh lensa harus lebih pipih (otot-otot siliar mengendor). Peristiwa perubahan-
perubahan ini disebut daya akomodasi.
Perubahan Lensa Mata

Daya akomodasi (daya suai) adalah kemampuan otot siliar untuk menebalkan atau memipihkan
kecembungan lensa mata yang disesuaikan dengan dekat atau jauhnya jarak benda yang dilihat.

Manusia memiliki dua batas daya akomodasi (jangkauan penglihatan) yaitu :

1. Titik dekat mata (punctum proximum) adalah jarak benda terdekat di depan mata yang
masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal (emetropi) titik dekatnya berjarak
10cm s/d 20cm (untuk anak-anak) dan berjarak 20cm s/d 30cm (untuk dewasa). Titik
dekat disebut juga jarak baca normal.
2. Titik jauh mata (punctum remotum) adalah jarak benda terjauh di depan mata yang masih
dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal titik jauhnya adalah “tak terhingga”.

D. CACAT MATA ATAU ABERASI

Mata normal memiliki (emetropi) memiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh takberhingga di
depan mata. Mata yang jangkauan penglihatannya tidak terletak di antara titik dekat
25 cm dan titik jauh takberhingga disebut cacat mata atau aberasi. Cacat mata
ditanggulangi dengan menggunakan kacamata, lensa kontak, atau operasi.
Mata Normal

Miopi atau Rabun Jauh

Rabun Jauh

Penderita rabun jauh atau miopi memiliki titik jauh terbatas di depan matanya sehingga tidak
dapat melihat bendabenda yang jauh dengan jelas. Bayangan benda yang jauh dari mata
miopi jatuh di depan retina. Cacat mata ini disebabkan karena bola mata terlalu cembung
(jarak fokus lensa terlalu pendek)

Ilustrasi

Agar bayangan jatuh tepat di retina, digunakan kacamata berlensa negatif atau lensa cekung.
Kekuatan atau daya lensa kacamata yang diperlukan sesuai dengan rumus berikut:
Rumus Rabun Jauh

dengan PM = daya lensa untuk miopi dalam satuan dioptri dan PR = punctum remotum
(titik jauh mata) dalam satuan cm

Penderita Miopi dapat dibantu dengan menggunakan lensa cekung

Hipermetropi atau Rabun Dekat

Rabun dekat
Penderita hipermetropi atau rabun dekat memiliki titik dekat lebih besar dari 25 cm di depan
matanya sehingga tidak dapat melihat bendabenda yang dekat dengan jelas.Bayangan benda
yang dekat pada mata hipermetropi jatuh di belakang retina. Hal ini disebabkan karena bola
mata terlalu pipih (jarak fokus lensa terlalu panjang)

Ilustrasi

Agar bayangannya jatuh tepat pada retina digunakan kacamata berlensa positif atau lensa
cembung. Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan sesuai dengan rumus berikut:

Rumus Rabun Dekat

dengan PH = kekuatan lensa kacamata untuk hipermetropi dalam satuan dioptri, s = jarak
benda di depan kacamata, dan PP = punctum proximum (titik dekat mata) dalam satuan cm.
Jika jarak benda s tidak disebutkan dalam soal, nilai s diambil dari titik dekat mata normal,
yaitu 25 cm , sehingga persamaan kekuatan lensa untuk hipermetropi menjadi :

Rumus Rabun Dekat

Presbiopi atau Mata Tua

Presbiopi

Presbiopi atau mata tua adalah cacat mata akibat berkurangnya daya akomodasi mata pada usia
lanjut. Titik dekat mata presbiopi lebih besar dari 25 cm dan titik jauhnya terbatas di
depan mata. Penderita presbiopi harus menggunakan kacamata bifokal, yaitu kacamata
berfungsi rangkap(untuk melihat dekat dan jauh).
Astigmatisma (mata silindris)

Astigmasi

Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan bola), melainkan
lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya. Akibatnya benda yang berupa titik
difokuskan sebagai garis. Mata astigmatisma juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal
lebih pendek dari sinar-sinar pada bidang horisontal.Astigmatisma ditolong/dibantu dengan
kacamata silindris.

TEROPONG BINTANG

A. PENGERTIAN TEROPONG BINTANG

Teropong atau teleskop merupakan alat optik yang dapat digunakan untuk melihat benda-
benda yang jauh sehingga tampak lebih dekat dan lebih jelas. Pada tahun 1906, Galileo
membuat sebuah teleskop yang terdiri atas dualensa dan sebuah pipa organa sebagai
tabungnya. Setelah itu, Galileo juga membuat bermacam-macam teleskop dan
menemukan banyak penemuan dalam bidang astronomi.
B. JENIS-JENIS TEROPONG

Sekarang dikenal dua macam teropong, yaitu teropong bias dan teropong pantul.

■ Teropong bias terdiri atas beberapa lensa yang berfungsi membiaskan sinar datang
dari benda. Teleskop yang termasuk dalam kategori teropong bias, diantaranya adalah
teropong bintang, teropong Bumi (medan), teropong panggung (tonil) dan teropong
prisma.

■ Teropong pantul terdiri atas beberapa cermin sebagai pemantul dan lensa sebagai
pembias sinar datang dari benda.

C. PEMBENTUKAN BAYANGAN DAN RUMUS TEROPONG BINTANG

Teropong bintang terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler. Kedunya menggunakan
lensa positif (lensa cembung). Seperti halnya pada mikroskop, penggunaan teropong
bintang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum
dan mata tanpa akomodasi.

1. Penggunaan Dengan Mata Berakomodasi Maksimum

Syarat untuk penggunaan dengan mata berakomodasi maksimum adalah bayangan yang dibentuk
oleh lensa okuler jatuh di titik dekat mata (s’ok = −sn). Perhatikan skema atau diagram
pembentukan bayangan oleh teropong bintang untuk penggunaan mata berakomodasi maksimum
berikut ini.
Teropong bintang digunakan untuk melihat benda-benda angkasa yang jaraknya sangat jauh.
Oleh karena itu, jarak benda pada lensa objektif terletak pada jarak tak terhingga (sob = ∞). Jadi,
pada lensa objektif berlaku persamaan berikut.

1 1 1
+ =
sob s'ob fob
1 1 1
+ =
∞ s'ob fob
s'ob =
fob

Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan pada lensa okuler terletak dititik dekat
mata (s’ok = −sn). jadi, pada lensa okuler berlaku persamaan berikut.

1 1 1
+ =
sok s'ok fok
1 1 1
+ =
sok −sn fok
1 1 1
= +
sok fok sn
1 sn + fok
=
sok fok sn
fok sn
sok = fok +
sn
Perbesaran anguler pada teropong bintang merupakan perbandingan sudut penglihatan
menggunakan teropong bintang (θ’) dengan sudut penglihatan tanpa menggunakan teropong
bintang (θ). Jadi, perbesaran anguler pada teropong bintang dihitung dengan persamaan berikut.

tan
θ’
mθ = γ =
tan
θ
besar bayangan
/sok
mθ =
besara bayangan
/s’ob
s'ob
mθ =
sok
s'ob
mθ =
sok
Karena s’ob = fob, maka:

fob
mθ =
sok
Perbesaran sudut ini merupakan perbesaran total oleh teropong bintang. Jadi, perbesaran pada
teropong bintang dapat dihitung dengan persamaan berikut ini.

fob
M =
sok
Keterangan:

mθ = perbesaran anguler

M = perbesaran lateral

sob = jarak benda lensa objektif

sok = jarak benda lensa okuler

s’ob = jarak bayangan lensa objektif = sok

s’ob = jarak bayangan lensa okuler

fob = jarak fokus lensa objektif

fok = jarak fokus lensa okuler

Sementara itu, panjang teropong dapat ditentukan dengan mengukur jarak antara lensa objektif
dan lensa okuler. Oleh karena itu panjang teropong saat penggunaan dengan mata berakomodasi
maksimum sesuai dengan rumus atau persamaan berikut ini.

d = s’ob + sok
d = fob + sok
Keterangan:

d = panjang teropong bintang


2. Penggunaan Dengan Mata Tidak Berakomodasi

Pengamatan dengan mata berakomodasi menyebabkan mata cepat lelah. Untuk menghindari
mata cepat lelah, dalam melakukan pengamatan dilakukan tanpa akomodasi (dengan santai).
Untuk mata tidak berakomodasi,bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler berada pada titik jauh
mata (s’ok = ∞). Skema pembentukan bayangan oleh teropong bintang untuk mata tidak
berakomodasi dapat kalian lihat pada gambar berikut ini.

Untuk lensa objektif, benda terletak di jauh tak hingga, sehingga berlaku persamaan berikut.

s'ob = fob

Untuk lensa okuler, bayangan terbentuk di titik jauh mata (s’ok = ∞), sehingga berlaku
persamaan berikut.

1 1 1
+ =
sok s'ok fok
1 1 1
+ =
sok ∞ fok
sok =
fok
Perbesaran bayangan pada teropong bintang dinyatakan oleh perbesaran anguler (mθ) yaitu
sebagai berikut.

tan
θ’
mθ = γ =
tan
θ
besar bayangan
/sok
mθ =
besara bayangan
/fob
fob
mθ =
sok
Karena sok = fok, maka:

fob
mθ =
fok
Jadi, perbesaran oleh teropong bintang untuk mata tidak berakomodasi dirumuskan dengan
persamaan berikut.

fob
M =
fok
Keterangan:

M = perbesaran total teropong bintang

fob = jarak fokus lensa objektif teropong bintang

fok = jarak fokus lensa okuler teropong bintang

Panjang teropong untuk mata tanpa akomodasi dihitung dengan persamaan berikut.

d = fob + fok
Keterangan:

d = panjang teropong bintang


fob = jarak fokus lensa objektif teropong bintang

fok = jarak fokus lensa okuler teropong bintang

DAFTAR PUSTAKA

http://www.artikelmateri.com/2015/11/mata-manusia-pengertian-bagian-fungsi-gambar.html

https://www.trendilmu.com/2015/10/Pembahasan.Lengkap.Alat.Optik.Mata.fisika.html

https://www.softilmu.com/2015/02/Struktur-Pengertian-Bagian-Bagian-Fungsi-Mata-
Adalah.html

You might also like