You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sifat fisik dan kimia tanah pada suatu tempat itu berbeda-beda. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh faktor-faktor pembentuk tanah seperti iklim, bahan induk, organisme,
topografi (relief) dan waktu. Oleh karena itu, apabila akan mempelajari keadaan tanah di
suatu tempat perlu dilakukan pengambilan contoh tanah untuk dianalisis yang betul-betul
dapat mewakili sampel tanah pada daerah tersebut.
Berdasarkan kebutuhan untuk analisis sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium pada
dasarnya ada dua macam yaitu pengambilan contoh tanah terganggu/komposit (disturbed soil
sample) dan tanah utuh (undisturbed soil sample).
Contoh tanah terganggu/komposit adalah contoh tanah yang strukturnya telah berubah
(hancur) dan contoh tanah ini diambil dari beberapa titik, contoh tanah individu yang
kemudian dicampurkan sampai merata dan diambil kurang lebih sebanyak 1Kg. Contoh tanah
ini digunakan untuk keperluan analisis kimia tanah, kadar persentase berat air, tekstur dan
konsistensi.
Kemudian contoh tanah utuh adalah contoh tanah yang struktur tanahnya belum berubah
sesuai dengan bentuk aslinya. Contoh tanah ini digunakan untuk keperluan berbagai analisis
sifat fisis tanah seperti: bobot isi tanah (Bulk density), total porositas tanah, permeabilitas,
penentuan nilai pF, penentuan distribusi pori tanah, dan kadar persentase volume air.

1.2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui analisis tanah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada
populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian
yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya
lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal
peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah
meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.

2.2. Teknik Pengambilan Sampel Tanah

Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara,
menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan
kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti
apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya
dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan
terpenting di dalam program uji tanah.

Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam
namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat
pengambilan sampel tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang
(kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah).
Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah.

2.3. Peralatan untuk pengambilan contoh sampel tanah

1. Alat untuk mengambil contoh tanah seperti bor tanah (auger, tabung), cangkul,
sekop.
2. Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan sendok tanah
untuk mencampur atau mengaduk
3. Ember plastic untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu
4. Kantong plastic agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastic untuk
label.
5. Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar
6. Spidol (water proof) untuk menulis isi label
7. Lembaran informasi contoh tanah yang diambil.

2.4. Hal- hal yang perlu diperhatikan :

1. Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah
tererosi sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/
jerami, bekas penimbunan pupuk, kapur dan bahan organic, dan bekas
penggembalaan ternak.
2. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput-
rumputan, sisa tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau kerikil.
3. Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat.
Kantong plastic yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai
untuk keperluan lain.

2.5. Cara Pengambilan contoh Sampel Tanah

1. Sampel Sesaat (Grab Sample) : Sampel yng diambil secara langsung dr badan
tanah yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggmbarkan karakteritik tanah
pada saat pengambilan sampel.
2. Sampel komposit (Compsite sample) : Sampel campuran dari beberapa waktu
pengambilan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual
ataupun secara otomatis dgn menggunakan peralatan yang dapat mengambil air
pada waktu-waktu tertentu. Pengambilan sampel scara otomatis hanya dilakukan
jika ingi mengetahui gambaran tentang karakteristik kualitas tanah secara terus-
menerus
3. Sampel gambungan tempat (integrated sample) : sampel gabungan yang diambil
secara terpisah dari beberpa tempat, dengan volume yang sama. Selain itu ada
juga satu metode yang biasa digunakan dalam pengammbilan sampel penelitian
yaitu:
4. Automatic Sampling (Pengambilan Contoh Otomatis), Cara ini dikembangkan
untuk memenuhi program pengamatan kualias sampel secara penyeluruh.
Peralatan memerlukan bangunan khusus dengan penampungan dan pemeliharaan
yang baik alat mengambil contoh otomatis biasanya bekerja dalam 24 jam.
 Contoh tanah yang diambil dapat berbentuk contoh tanah terganggu (disturb soil
samples)
 Contoh tanah utuh atau tidak terganggu (undisturb soil samples).
 Contoh tanah utuh biasanya diperlukan untuk analisis sifat fisik tanah (bobot isi,
porisitas dan permeabilitas tanah), sedangkan contoh tanah terganggu diperlukan untuk
analisis sifat kimia tanah dan sifat fisik tanah lainnya (tekstur, kadar air tanah/pF).
 Pengambilan contoh tanah utuh (undisturb soil samples) harus menggunakan “ring
samples”, sedangkan contoh tanah terganggu dapat diambil dengan menggunakan alat
cangkul, sekop, atau auger (bor tanah).
 Untuk keperluan evaluasi status kesuburan tanah, sebaiknya contoh yang diambil
merupakan contoh komposit yaitu contoh tanah campuran dari contoh-contoh tanah
individu (sub amples).
 Suatu contoh komposit harus mewakili suatu bentuk/unit lahan yang akan dikembangkan
atau digunakan untuk tujuan pertanian.
 Satu contoh komposit mewakili suatu hamparan lahan yang homogen (10 – 15 Ha).
 Untuk lahan miring dan bergelombang satu contoh komposit dapat mewakili tidak
kurang dari 5 hektar.
 Satu contoh komposit terdiri dari campuran 15 contoh tanah individu (sub samples).

2.6. CARA KERJA

Sampel Tanah Utuh

1. Alat dan bahan disiapkan


2. Pada areal 1x1 meter ring sampel diletakkan di atas tanah pada salah satu titik yang
telah ditentukan
3. Ring sampel ditekan ke dalam tanah dengan menggunakan palu yang dialas oleh
papan alas
4. Badan ring sampel masuk ke dalam tanah hingga tiga perempat bagian
5. Ring master diletakkan di atas ring sampel dan kembali ditutup dengan
menggunakan papan alas
6. Papan alas dipukul dengan palu hingga ring master mendapat tekanan dan masuk ke
dalam tanah
7. Galian melingkar dibuat di sekeliling ring master dengan menggunakan pisau belati
hingga kedalaman mencapai bagian ujung ring sampel bagian dalam
8. Ring sampel diambil perlahan melalui garis galian melingkar yang telah dibuat
9. Bagian ujung ring sampel dibersihkan agar tanah sejajar
10. Ring sampel yang berisi tanah utuh dibungkus rapat dengan menggunakan

alumunium foil dan diberi label kelompok

Sampel Tanah Terganggu

1. Alat dan bahan disiapkan


2. Dibuat lubang pada 5 titik sedalam 20cm di areal 1x1 meter menggunakan
bor
3. Diambil sampel tanah di setiap lubang sekitar 200gr
4. Sampel tanah dari dalam lubang sebanyak 1Kg dikumpulkan dalam satu
kantong plastik berwarna hitam
5. Kantong plastik diikat dengan karet dan diberi label kelompok
Sampel tanah utuh digunakan untuk penetapan angka berat volume (berat isi,
bulk density), dan pada beberapa percobaan yang lain sebagai distribusi pori pada
berbagai tekanan (pF 1, pF2, pF 2,54, pF 4,2 dan permeabilitas).
Sampel tanah terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan air,
tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen
padat, cairan, dan gas, mempunyai sifat serta prilaku yang dinamik. Sifatdinamik tanah
tersebut karena tanah merupakan system yang terbuka dengan terjadinya proses pertukaran
bahan dan energy secara berkesinambungan
Sampel adalahs ebagian daripopulasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada
populasi. Populasia dalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara,
menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan
kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti
apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya
dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan
terpenting di dalam program uji tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Cahyono. 2009. Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan UGM.
Yogyakarta.
Hanafiah, Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Hidayat, Cecep, Yati Setiati, dkk. 2015. Panduan Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Fakultas Sains dan Teknologi UIN SGD. Bandung.
Poerwowidodo. 1991. Ganesha Tanah. Rajawali Pers. Jakarta
http://www.batan.go.id/datalingkungan/index.php?id=9.
http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=138:cara-
pengambilan-contoh-tanah-untuk-analisis-uji-tanah-&catid=48:panduanpetunjuk-
teknis-leaflet&Itemid=53

You might also like