You are on page 1of 13

Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV

Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

ISBN 978-602-70083-4-2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BADAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA BEKASI
Dania Kartika1, Dini Wahjoe Hapsari2, Djusnimar Zultilisna3
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom Bandung)

ABSTRAK : Penggunaan sistem informasi akuntansi sektor publik belum dirasa cukup
menghasilkan laporan sesuai dengan yang dibutuhkan. Sistem yang telah digunakan sekarang masih
terdapat beberapa masalah. Menurut Badan Pemeriksa Keuangan, kinerja yang dihasilkan masih
belum memuaskan seperti yang diharapkan. Kinerja tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
berkaitan langsung dengan pengguna.
Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh Partisipasi Pengguna Sistem Informasi Akuntansi,
Kemampuan Teknik Personil, Dukungan Manajemen Puncak dan Program Pelatihan dan Pendidikan
terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pda Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Bekasi baik secara simultan maupun parsial. Penelitian ini diuji dengan menggunakan Analisis
Regresi Linier Berganda Sebanyak 145 orang pegawai Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kota Bekasi ditetapkan sebagai populasi. Dengan menggunakan sampling sensus diperoleh
sampel sebanyak 127 orang pegawai. dengan bantuan software SPSS 20.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Partisipasi Pengguna Sistem Informasi
Akuntansi, Kemampuan Teknik Personil, Dukungan Manajemen Puncak dan Program Pelatihan dan
Pendidikan berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi Namun, secara parsial Partisipasi Pengguna Sistem
Informasi Akuntansi dan Program Pelatihan dan Pendidikan berpengaruh terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi, sedangkan Kemampuan Teknik Personil dan Dukungan Manajemen Puncak
tidak berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kota Bekasi.

Kata Kunci: Partisipasi Pengguna Sistem Informasi Akuntansi, Kemampuan Teknik Personil,
Dukungan Manajemen Puncak, Program Pelatihan dan Pendidikan, Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com
Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

PENDAHULUAN

Pengembangan suatu sistem informasi akuntansi yang dilakukan suatu instansi pemerintahan
belum tentu dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Persiapan yang matang sangat diperlukan
dalam pengembangan sistem agar sesuai dengan kebutuhan dan peraturan undang-undang. Kebutuhan
ini dapat terpenuhi bila sebuah instansi pemerintahan atau suatu organisasi yang menerapkan sistem
informasi akuntansi berjalan dengan efektif dan dinilai baik
Menurut Delone & Raymond (dalam Rizki Respati et al, 2013)[9 penetapan suatu sistem dalam
perusahaan dihadapkan kepada dua hal penting, yang pertama apakah perusahaan dapat keberhasilan
menerapkan sistem atau apakah perusahaan mendapat kegagalan penerapan sistem tersebut.
Keberhasilan suatu sistem informasi berkaitan erat dengan kinerja yang dimiliki oleh sistem itu
sendiri. Baik buruknya kinerja sistem informasi menurut Staples & Selldon (dalam Susanti dan
Khaidir, 2015)[13] dapat dilihat melalui kepuasan dari pemakai sistem informasi akuntansi dan
pemakaian sistem informasi akuntansi. Kepuasan dari pemakai sistem informasi akuntansi adalah
bagaimana pengguna merasa senang dan percaya terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan
agar dapat menghasilkan informasi yang sesuai kebutuhannya (relevan), mengandung sedikit
kesalahan (accurate), serta dapat menghasilkan informasi secara tepat waktu (timeliness), sedangkan
pemakaian sistem informasi akuntansi adalah tingkat keberasilan sebuah frekuensi pemakai sistem
informasi akuntansi. Dalam riset sistem informasi kepuasan pengguna dan penggunaan sistem
informasi merupakan indikator yang sering digunakan sebagai pengganti untuk mengukur efektifitas
atau seberhasilan kinerja suatu sistem informasi. Dari beberapa peneliti diantaranya Soegiharto & Tjai
Fung Jen (dalam Chomasatu, 2014)[3] mereka telah menggunakan kepuasan pengguna dan
penggunaan sistem sebagai tolak ukur efektifitas atau keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi.
Namun, keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi di pengaruhi oleh beberapa faktor lain yaitu :
a. Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, b. Kemampuan teknik personil SIA, c. Ukuran
organisasi, d. Dukungan manajemen puncak, e. Formalitas pengembangan SIA, f. Program pelatihan
dan pendidikan pengguna SIA, g. Keberadaan komite pengendalian SIA, h. Lokasi departemen SIA.
Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sistem informasi jika dilihat dari sudut pandang
pengguna yang mengoperasikannya diantaranya adalah keterlibatan pengguna dalam pengembangan
sistem didukung oleh manajemen puncak, kemampuan teknik personil didukung dengan adanya
program pelatihan dan pendidikan pengguna. Keempat faktor tersebut penting karena erat kaitannya
dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Partisipasi Pengguna, Kemampuan Teknik Personil,
Dukungan Manajemen Puncak dan Program Pelatihan dan Pendidikan melibatkan langsung hubungan
antara pengguna dengan sistem informasi akuntansi,hal ini seperti menurut penelitian Abhimantra dan
Suryanawa (2016)[1] pada penelitiannya menyebutkan bahwa pemakai sistem yang merasa tidak puas

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com
Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

dengan kinerja sistem informasi pada perusahaannya, hal tersebut dapat disebabkan karena para
pemakai sistem informasi tidak mengerti cara mengoperasikan sistem tersebut, atau mereka tidak
dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup.
Partisipasi pemakai sistem informasi adalah sejumlah anggota dalam organisasi yang ikut
bergabung dalam aktivitas yang berkaitan dengan pengembangan sistem. Pemakaian sistem informasi
akuntansi sering dinilai sebagai orang yang mengerti mengenai sistem yang digunakannya, mulai dari
berbagai kendala baik itu kendala teknis maupun non teknis dialami oleh pemakai sistem. Oleh sebab
itu pemakai harus dilibatkan dalam proses pengembangan sistem. Menurut Marisa et al (2014)[7]
pengaruh partisipasi atau keterlibatan pemakai sistem informasi akuntansi yang tinggi diharapkan
dapat membuat sistem informasi akuntansi menjadi lebih sering diterapkan dan dapat dengan mudah
disosialisasikan. Sehingga akan membuat kinerja sistem informasi akuntansi itu menjadi baik.
Kemampuan teknik personil yang baik akan meningkatkan pengguna memakai sistem informasi
akuntansi, sehingga kinerja sistem informasi akuntansi menjadi lebih tinggi. Menurut Prabowo et al
(2014)[8] kemampuan pemakai sistem diukur dengan bagaimana kemampuan spesialis dan
kemampuan umum pemakai sistem informasi tersebut. Pemakai sistem informasi akuntansi yang
memiliki teknik yang baik berasal dari pendidikan yang pernah ditempuh atau dari pengalaman
sebelumnya telah menggunakan sistem informasi. Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian
Endaryanti et al (2015)[4] bahwa semakin tinggi teknik personal yang dimiliki akan berpengaruh
terhadap tingginya kinerja sistem informasi akuntansi.
Dalam penelitian Susanti dan Khaidir (2015)[13] faktor dukungan manajemen puncak memegang
peranan penting dalam keberhasilan implementasi sistem informasi akuntansi, semakin tinggi
dukungan manajemen puncak makan akan semakin tinggi pula kinerja sistem informasi akuntansi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti dan Khaidir (2015)[13], Riski et al,
(2013)[9], dan Marisa et al (2014)[7] bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi, kontribusi positif yang diberikan manajemen puncak ini dapat
mempengaruhi perencanaan sistem informasi akuntansi
Peneliti menemukan adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu Pada penelitian
Prabowo et al (2014)[8] dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa keterlibatan pemakai tidak
berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akutansi Hal tersebut tidak konsisten dengan hasil
penelitian Endaryati et al (2015)[4], Abhimantra dan Suryanawa (2016)[1] menunjukkan bahwa
partisipasi pengguna sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan
pengguna pada sistem informasi yang dipakai. Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh
Endaryanti et al (2015)[4] bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal yang dimiliki akan
berpengaruh terhadap tingginya kinerja sistem informasi akuntansi. Namun penelitian lain seperti

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com
Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

penelitian Prabowo et al (2014)[8] menyatakan bahwa kemampuan pemakan atau kemampuan teknik
personal tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi Kemudian pada penelitian
Riski et al, (2013)[9] menunjukan bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi, kontribusi positif yang diberikan manajemen puncak ini dapat
mempengaruhi perencanaan sistem informasi akuntansi. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan hasil penelitian Prabowo et al (2014)[8] dalam penelitiannya menyebutkan tidak adanya
pengaruh antara dukungan manajemen puncak dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil dari
penelitian terdahulu seperti penelitian dari Prabowo et al (2014)[8] & Marisa et al (2014)[7] mendukung
bahwa pelatihan dan pendidikan pengguna memiliki pengaruh terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi, namun penelitian tersebut hanya diteliti di sektor perbankan. Padahal pelatihan dan
pendidikan pengguna tidak hanya diterapkan disektor perbankan, sertor publik seperti pemerintahan
daerah pun memerlukannya, maka dari itu peneliti memilih pelatihan dan pendidikan sebagai salah
satu variable independen.

I. DASAR TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1.1 DASAR TEORI

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Soegiharto (dalam Susanti dan Khaidir, 2015)[13], kinerja sistem informasi merupakan
penilaian antara kesesuaian tujuan yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan sistem. Tujuan dari
kinerja sistem informasi akuntansi adalah gambaran dari hasil yang diberikan oleh sesuatu sistem
tentang kebutuhan yang sesuai dengan tujuan organisasi.

Partisipasi Pengguna Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Hall (dalam Marisa et. al, 2014)[7] partisipasi atau keterlibatan pengguna sistem
informasi akuntansi adalah sejumlah anggota dalam organisasi yang ikut terlibat dalam aktivitas
berkaitan dengan pengembangan sistem. Pengguna sistem informasi akuntansi dinilai sebagai orang
yang paham mengenai seluk beluk sistem informasi akuntansi yang digunakannya. Berbagai kendala
teknis maupun nonteknis pasti dialami oleh pemakai sistem. Oleh sebab itu pemakai harus dilibatkan
dalam proses pengembangan suatu sistem

Kemampuan Teknik Personil

Fitri (2012)[5] dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan teknik personal adalah tingkat
pengetahuan pemakai dalam mengaplikasikan sistem informasi yang diterapkan oleh organisasi.
Kemampuan ini dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pengguna yang memiliki tingkat
pengetahuan dalam bidang komputer memiliki kinerja yang lebih tinggi dibanding pengguna yang

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com
Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

memiliki pengetahuan kurang dalam bidang komputer. Semakin tinggi tingkat pengetahuan pengguna
akan meningkatkan penggunaan sistem informasi yang dapat meningkatkan kinerja sistem informasi
akuntansi

Dukungan Manajemen Puncak

Dukungan manejemen puncak adalah tingkat dukungan yang diberikan oleh manajemen tingkat
atas bagi pelaksanaan sistem informasi dalam sebuah organisasi. Hal ini berkaitan dengan tugas
pokok pimpinan yaitu untuk melaksanakan fungsi manajemen seperti merencakan,
mengorganisasikan, menggerakan dan mengawasi. Seorang pemimpin dalam organisasi atau instansi
harus selalu memperhatikan karyawannya agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara efektif
dan efisien. Pimpinan memiliki tugas untuk memotivasi bawahan untuk dapat bekerja dengan giat,
membina bawahan agar dapar bekerja secara efektif & efisien, membina bawahan agar dapat memikul
tanggung jawab tugas dengan baik, (Subkhi dan Jauhar, 2013:144-147)[11].

Program Pelatihan dan Pendidikan Pengguna

Menurut Prabowo (2014)[8] tujuan selenggarakannya program pendidikan dan pelatihan pemakai
yaitu untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi
yang akan digunakan. Selain itu tujuan diadakannya program pelatihan dan pendidikan pemakai
adalah untuk membuat pemakai merasa lebih puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasai
dengan baik dan lancar sehingga membantu menyelesaikan pekerjaan.

1.2 HIPOTESIS PENELITIAN

A. Hipotesis Secara Simultan

H1 :Partisipasi pengguna, kemampuan teknik personel, dukungan manajemen puncak dan program
pelatihan & pendidikan pengguna sistem secara simultanberpengaruh positif terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan & Aset daerah Kota Bekasi

B. Hipotesis Secara Parsial

H2 :Partisipasi pengguna secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan & Aset daerah Kota Bekasi
H3 :Kemampuan teknik personel secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan & Aset daerah Kota Bekasi
H4 :Dukungan manajemen puncak secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan & Aset daerah Kota Bekasi

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com
Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

H5 :Program pelatihan & pendidikan pengguna sistem secara parsial berpengaruh positif terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan & Aset daerah Kota
Bekasi

II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 POPULASI PENELITIAN


Populasi dalam penelitian ini adalah salah satu satuan kerja perangkat daerah berupa badan,
yang berada di Kota Bekasi yaitu Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

2.2 SAMPEL PENELITIAN


Sampel pada penelitian ini adalah seluruh staff dan kepala bidang yang berada pada Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi. Dengan teknik sampling yang digunakan untuk
mengambil sampel adalah cencus sampling/ sampel sensus

2.3 UJI VALIDITAS


Menurut Ghozali (2011:52)[6] uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana akan diuji. Uji coba pendahuluan instrumen ini
dilakukan terhadap dua hal, yaitu validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan. Suatu
instrumen tidak bisa valid untuk sembarang keperluan atau kelompok, suatu instrumen hanya valid
untuk suatu keperluan dan pada kelompok tertentu. Untuk menguji validitas dari item kuesioner
digunakan Pearson Product Moment

2.4 Uji RELIABILITAS


Untuk mengetahui tingkat kemantapan atau konsistensi instrumen penelitian (kuesioner),
maka dilakukan uji reliabilitas. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel apabila dalam pengukurannya
yang dilakukan secara berulang-ulang tetap memberikan hasil yang sama. Seseorang akan menjawab
pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang sama secara konsisten, walaupun pada waktu yang
berbeda. Uji ini hanya dilakukan pada item pernyataan yang dinyatakan valid dalam uji validitas.
Reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan cronbach’s alpha. Instrumen dengan cronbach’s
alpha yang lebih besar dari 0,60 dapat dikatakan reliabel (Sugiyono, 2012:153) [12]. Semakin tinggi
koefisien alpha, berarti semakin baik pengukuran suatu instrumen. Semakin dekat koefisien alpha
pada nilai 1 berarti butir-butir pernyataan dalam koefisien semakin reliabel.

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com
Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

2.5 TRANSFORMASI MSI (Method successive interval)


Data yang digunakan untuk variabel terikat (X) yang dikumpulkan melalui kuesioner masih
memiliki skala ordinal. Maka, sebelum diolah dan dipasangkan dengan data variabel bebas (Y), data
ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval dengan menggunakan Method of Successive
Interval (MSI) yang merupakan metode penskalaan untuk menaikkan skala pengukuran ordinal ke
skala pengukuran interval (Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, 2011:55)[10]

2.6 UJI NORMALITAS


Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
penganggu, atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011:160)[6]. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Dimana dalam penelitian ini digunakan metode
Kolmogorov Smirnov dengan Pengambilan keputusan pada pengujian ini dilakukan sebagai berikut:
- Asymp. Sig < 0,05 = Distribusi Tidak Normal
- Asymp. Sig > 0,05 = Distribusi Normal

2.7 UJI MULTIKOLONIERITAS


Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2011:105)[6]. Multikolonieritas berarti suatu keadaan di mana
salah satu atau lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel
independen lainnya. Uji multikolonieritas untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara
variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di
antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya
menjadi terganggu.Untuk menguji multikolinieritas dapat dengan melihat nilai VIF (Variance
Inflaction Factor) dari masing-masing variabel. Jika nilai VIF lebih rendah dari 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas yang serius antara variabel independen dalam model

2.8 UJI HETEROSKEDASTISITAS

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011:139)[6]. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastis dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatteroplot .Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan terjadinya
heteroskedastis, namun Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastis

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com
Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

2.9 UJI SIMULTAN (UJI F)


Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua varibel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat (Ghozali, 2011:98)[6]. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan
dengan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel independen mempengaruhi variabel
dependen. Dimana hipotesis nol (H0), yaitu hipotesis tentang tidak adanya pengaruh, umumnya
diformulasikan untuk ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha), merupakan hipotesis yang diajukan
peneliti dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini penentuan nilai uji F dilakukan dengan melihat hasil perhitungan
dibandingkan dengan Ftabel , jika nilai F hasil perhitungan lebh besar daripada nila F tabel, maka
model dikatakan baik atau tepat.

2.10 UJI PARSIAL (UJI T)


Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011:98) [6].
Dalam penelitian ini penentuan nilai uji t dilakukan dengan melihat hasil perhitungan dibandingkan
dengan ttabel secara parsial, jika nilai sig. t hasil perhitungan lebh besar daripada nila t tabel, maka
adanya pengaruh secara parsial.
3 HASIL PENELITIAN

3.1 HASIL UJI VALIDITAS


Pada penelitian ini, jumlah sampel sebanyak 145 dan menghasilkan pengembalian kuesioner
adalah 127 responden dan jika dalamtabel signifikansi 5% r-tabel n=127 adalah 0,1729. Uji validitas
ini menggunakan bantuan dari perangkat lunak Statistical Program from Society Science (SPSS) versi
20.0 dalam pengolahan datanya. Dari hasil yang didapat seluruh pernyataan kuesioner di nyatakan
valid karena nilai r-hitung berada diatas nilai r-tabel yaitu sebesar 0,1729

3.2 HASIL UJI RELIABILITAS


Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa hasil pengujian kuesioner dengan menggunakan
metode reliabilitas menunjukan bahwa nilai cronbach’s alpha variabel X1 (Paertisipasi Pengguna
Sistem Informasi Akuntansi) sebesar 0,790, variabel X2 (Kemampuan teknik Personil) sebesar 0,619,
variabel X3 (Dukungan Manajemen Puncak) sebesar 0,750, variabel X4 (Program Pelatihan dan
Pendidikan) sebesar 0,680, dan variabel Y (Kinerja Sistem Informasi Akuntansi) sebesar 0,705 dari
hasil yang uji, maka dapat dikatakan variabel independen dan dependen penelitian ini realible karena
memenuhi syarat minimal reliabilitas dengan koefisien cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6.

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com
Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

3.3 HASIL UJI NORMALITAS


Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati
normal. Jika data tidak mengikuti pola sebaran distribusi normal, maka akan diperoleh taksiran yang
bias.Hasil analisis kenormalan berdasarkan metode Kolmogorov-Smirnov mensyaratkan kurva normal
apabila nilai Asymp. Sig. berada di atas batas maximum error, yaitu 0,05. Adapun dalam analisis
regresi, yang diuji kenormalan adalah residual atau variabel pengganggu yang bersifat stokastik acak.
Dari hasil yang di dapat diketahui bahwa nilai signifikasi sebesar 0,440. Karena nilai Sig. 0,440 >
0,05 maka data tersebut dapat digunakan karena variabel residual berdistribusi normal.

3.4 HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS


Uji multikolonieritas merupakan sesuatu dimana beberapa atau semua variabel bebas
berkorelasi tinggi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan menggunakan
Variance Inflation Factors (VIF) dan nilai tolerance , berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS
20.0, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolonieritas karena nilai tolerance yang sudah
lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF yang kurang dari 10. Dengan demikian tidak terdapat hubungan
yang kuat atau tidak berkaitan antara variabel partisipasi Pengguna (X1), Kemampuan Teknik Personil
(X2), Dukungan Manajemen (X3), Program Pelatihan dan Pendidikan (X4) dan Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (Y).

3.5 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS


Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Dalam penelitian ini uji
heteroskedastisitas menggunakan metode scartterplot. Dapat dilihat dari hasil uji bahwa dalam model
tidak terdapat heterokedastisitas karena pada gambar tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Hal ini menandakan bahwa dalam model, variansi dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain sama atau konstan. Sehingga asumsi tidak adanya heteroskedastisitas atau
adanya homoskedastisitas sudah terpenuhi untuk persamaan regresi. Dengan demikian estimator
model yang diperoleh akan memberikan hasil yang best atau dapat dikatakan varians dari residual
adalah minimum.

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com
Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

3.6 HASIL UJI SIMULTAN (UJI F)

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya suatu pengaruh dari variabel-variabel bebas (X)
secara bersama-sama atas suatu variabel tidak bebas (Y) digunakan uji F. Dalam penelitian ini
penentuan nilai uji F dilakukan dengan melihat hasil perhitungan dibandingkan dengan Ftabel , jika
nilai F hasil perhitungan lebh besar daripada nila F tabel, maka model dikatakan baik atau tepat. Hasil
uji menunjukan bahwa Nilai signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05.
Dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil dari α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya
secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Partisipasi Pengguna Sistem
Informasi Akuntansi (X1), Kemampuan Teknik Personil (X2),Dukungan Manajemen Puncak (X3), dan
Program Pelatihan dan Pendidikan (X4) terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) pada Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi.

3.7 HASIL UJI PARSIAL (UJI T)


Analisis pengaruh parsial digunakan untuk mengetahui seberapa erat pengaruh masing-
masing variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Berdasarkan nilai dari tabel Signifikansi dan tabel
T maka dapat di simpulkan:
Berdasarkan hasil perhitungan untuk hipotesis pertama yaitu variabel Partisipasi Pengguna
(X1) diperoleh bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,015 lebih kecil dari α = 0,05 atau 0,015 < 0,05.
Sehingga, Ho ditolak yang artinya bahwa secara parsial variabel Partisipasi Pengguna Sistem
Informasi Akuntansi (X1) berpengaruh signifikan dengan arah yang positif terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (Y). Hal ini didukung dengan tingginya tanggapan responden terhadap
pernyataan tingkat partisipasi dalam pengembangan system, tingkat pengaruh terhadap sistem dan
tingkat kesediaan untuk memberi masukan terhadap sistem maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
partisipasi pengguna sistem informasi akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Bekasi sudah cukup tinggi.
Berdasarkan hasil perhitungan, untuk hipotesis kedua yaitu variabel Kemampuan Teknik
Personil (X2) diperoleh bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,074 lebih besar dari α = 0,05 atau 0,074 >
0,05. Sehingga, Ho diterima yang artinya bahwa secara parsial variabel Kemampuan Teknik Personil
(X2) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y). Kemampuan Teknik
Personil diukur dengan melihat kemampuan umum dan kemampuan khusus. Kemampuan umum
terdiri dari tata kelola dan SOP, sedangkan kemampuan khusus terdiri dari penggunaan komputer dan
sistem informasi akuntansi. Kemampuan Teknik personil yang dimiliki oleh pegawai tau staf yang
bekerja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi hanya mencakup
kemampuan umum berupa pengetahuan dilingkungan tempat responden bekerja. Kurangnya

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com
Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

kemampuan khusus terkait dengan sistem informasi akuntansi mempengaruhi kinerja sistem informasi
akuntansi dalam menghasilkan output yang diperlukan. Hal ini harus didukungan oleh latar belakang
dan pendidikan responden yang mencakup kemampuan dalam sistem informasi akuntansi, perlu juga
ditambahkan dengan keikutsertaan dalam program pelatihan tentang sistem informasi akuntansi.
Berdasarkan hasil perhitungan pada table t, untuk hipotesis ketiga yaitu variabel Dukungan
Manajemen Puncak (X3) diperoleh bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,495 lebih besar dari α = 0,05
atau 0,495 > 0,05. Sehingga, Ho diterima yang artinya bahwa secara parsial variabel Dukungan
Manajemen Puncak (X3) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).
Berdasarkan statistik deskriptif, mayoritas hasil dari jawaban responden menyatakan bahwa dukungan
manajemen puncak telah memiliki hasil yang baik. Tetapi, walaupun dukungan manajemen memiliki
hasil yang baik pada instansi, namun jika dikaitkan dengan kinerja sistem informasi akuntansi,
dukungan manajemen puncak tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini disebabkan karena
tingkat partisipasi pengguna sistem informasi yang tinggi yang mengindikasikan bahwa pegawai yang
ada didalam Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi yang tinggi, Dukungan
manajemen puncak diharapkan dapat meningkatkan partisipasi pengguna, karena tingkat partisipasi
pengguna sudah tinggi, maka dukungan manajemen tidak begitu diperhitungkan.
Berdasarkan hasil perhitungan untuk hipotesis ke empat yaitu variabel Program Pelatihan dan
Pendidikan Pengguna (X4) diperoleh bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05
atau 0,000 < 0,05. Sehingga, Ho ditolak yang artinya bahwa secara parsial variabel Program Pelatihan
dan Pendidikan (X4) berpengaruh signifikan dengan arah yang positif terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (Y). Hasil tanggapan responden terhadap Program Pelatihan dan Pendidikan bagi
pengguna mendapat skor yang cukup tinggi Hal ini juga dibuktikan dari data demografi responden
yang telah menjawab pernah mengikuti program pelatihan dan pendidikan sebesar 45% dari 127
orang

4 KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang talah dijelaskan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

4.1 Berdasarkan pengujian secara simultan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan diketahui bahwa Partisipasi Pengguna
Sistem Informasi Akuntansi, Kemampuan Teknik Personil, Dukungan Manajemen Puncak dan
Program Pelatihan dan Pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi.

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com
Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

4.2 Berdasarkan pengujian secara parsial


a. Partisipasi Pengguna Sistem Informasi Akuntansi secara parsial berpengaruh signifikan dengan
arah yang positif terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi yang artinya semakin tinggi Partisipasi Pengguna
Sistem Informasi Akuntansi maka Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi akan semakin baik.
b. Kemampuan Teknik Personil secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi. Hal ini
disebabkan karena kemampuan terkait dengan kemampuan umum mengetahui tata kelola
tempat responden bekerja lebih besar dari kemampuan khusus terkait dengan sistem informasi
akuntansi, sehingga hal tersebut tidak dapat berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi.
c. Dukungan Manajemen Puncak secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Hal ini dikarenakan sedikitnya jumlah pemimpin bagian atau kepala sub
bagian dibandingkan dengan jumlah staf atau pegawai yang bekerja pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi, sehingga Dukungan Manajemen Puncak pada Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota bekasi kurang maksimal, dan menyebabkan tidak
berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
d. Program Pelatihan dan Pendidikan secara parsial berpengaruh signifikan dengan arah yang
positif terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota Bekasi yang artinya semakin tinggi Program Pelatihan dan Pendidikan
Pengguna maka Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota Bekasi akan semakin baik.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Abhimantra, Wayan Purwa, Suryanawa, I Ketut. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana.14.3 (2016) Hal: 1782-1809 .ISSN: 2302-8559, 3, 1782–1809
[2] Badan Pemeriksaan Keuangan. (2015). Kesiapan Pemerintahan dalam Pelaporan Keuangan
BerbasisAkrual Tahun 2015. Jakarta :BPK.go.id
[3] Chomasatu, Y. (2014). Faktor – faktor yang mempengaruhi performance of accounting
information systems. Jurnal Paradigma Vol. 12, No. 01, Februari – Juli 2014, 12(1), 71–75.
[4] Endaryati, E., & Sumarlin, T. (2015). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil dan Menengah di Semarang. Seminar Nasional
Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 435, 435–439 [5] Fisher.
C. D. 2010. Happiness at work : International journal of management reviews 12 (4), 384-
412.
[5]. Fitri, Nuril. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Infonnasi Akuntansi Pada
Perusahaan Farmasi Di Medan. ejournal USU. Medan

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com
Universitas Pancasila Konferensi Ilmiah Akuntansi IV
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2-3 Maret 2017

[6] Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5.
Semarang: Universitas Diponegoro
[7] Marisa, Riski Ananda, Kamaliah, A. A. L. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
sistem informasi akuntansi pada perbankan di kota Pekanbaru. JOM FEKON, 1(2), 1–15.
[8] Prabowo, Rahadian Galang Murtini, H. (2014). Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Kinerja
SistemInformasi Akuntansi (Studi Kasus pada Lingkungan Pemerintahan Kabupaten
Temanggung). Accounting Analysis Journal, 3(1), 361–369
[9] Rizki, R. P., Sukirman, & Hamidi, N. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi di Bank Umum Kota Surakarta. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
[10] Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.

[11] Subkhi, Akhmad, M.M., Jauhar, Mohammad, S.Pd.,(2013) Pengantar Teori dan Perilaku
Organisasi, Prestasi Pustaka, Jakarta,
[12] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung:
Alfabeta.
[13] Susanti, N. dan K. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem.
Ekombis Review, 137–147.

www.kia4pancasila.com
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640
ekonomi.univpancasila.ac.id
Phone: 021-7873710
Email: kia4.pancasila@gmail.com

You might also like