Professional Documents
Culture Documents
SATUAN OPERASI 1
Oleh:
(Kelompok 2)
I. Tujuan Percobaan
Dapat memisahkan partikel-partikel berdasarkan ukuran fraksi yang diinginkan dari suatu
material hasil proses penghancuran (grinding).
Diameter Partikel
Diameter partikel dapat diukur dengan berbagai cara. Untuk partikel berukuran besar (> 5
mm) dapat diukur secara langsung dengan menggunakan mikrometer standar. Ukuran partikel
yang sangat halus diukur dengan menggunakan ukuran ayakan standar. Ukuran ayakan dapat
dinyatakan dengan dua cara, yaitu dengan ukuran mesh (jumlah lubang dalam inchi kuadrat) dan
dengan ukuran actual dari bukaan ayakan dengan ukuran partikel besar ( dalam mm atau inchi).
Ada beberapa standar dalam penggunaan ukuran ayakan tetapi yang penting adalah memperoleh
standar tertentu dalam penentuan ukuran partikel yang kita kehendaki.
Tabel 1. Di bawah ini menunjukkan daftar nomor mesh yang bersesuaian untuk ayakan
baku tyler.
Ukuran
Inchi Millimeter
mesh
3 0,263 6,680
4 0,185 4,699
6 0,131 3,327
8 0,093 2,362
10 0,065 1,651
14 0,046 1,168
20 0,0328 0,833
28 0,023 0,0589
35 0,0164 0,417
48 0,0116 0,295
65 0,0082 0,208
100 0,0058 0,147
150 0,0041 0,104
200 0,0029 0,074
270 0,0021 0,053
400 0,0015 0,083
Diameter rata-rata partikel antar ayakan berdasarkan ayakan tyler, missal partikel lolos
melalui ayakan 150 mesh tetapi tertahan pada 200 mesh dituliskan -150+200 mesh. Berikut ini
tabel diameter partikel rata-rata penentuan ayakan tyler.
Tabel 2. Diameter partikel rata-rata berdasarkan ayakan tyler.
Ukuran ayakan Diameter partikel Dp
(mesh) (inchi)
-10+14 0,0555
-14+20 0,0394
-20+28 0,0280
-28+35 0,0198
-35+48 0,0140
-48+65 0,0099
-65+100 0,0070
-100+150 0,0050
-150+200 0,0035
V. Data Pengamatan
5.1. Percobaan Minggu ke-1 (Jagung)
Waktu = 7 menit
Kecepatan = ± 40 rpm
Sampel Awal = 300 gr Jagung
7. 0 21,6350 7,2116
7. 0 83,58 27,86
VI. Perhitungan
6.1. Percobaan Minggu ke-1 (Jagung)
a. Menghitung jumlah ayakan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 + 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
1. Ayakan 2,00 mm
1465,59 𝑔𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 = = 31,0628
47,1814 𝑔𝑟
2. Ayakan 1,4 mm
1588,29 𝑔𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 = = 33,6634
47,1814 𝑔𝑟
3. Ayakan 1,0 mm
1432,69 𝑔𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 = = 30,3655
47,1814 𝑔𝑟
4. Ayakan 0,63 mm
1166,83 𝑔𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 = = 24,7307
47,1814 𝑔𝑟
5. Ayakan 0,355 mm
1074,35 𝑔𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 = = 22,7706
47,1814 𝑔𝑟
6. Ayakan 0,2 mm
905,57 𝑔𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 = = 19,1933
47,1814 𝑔𝑟
7. Ayakan 0 mm
865,1 𝑔𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 = = 18,3356
47,1814 𝑔𝑟
1. Ayakan 2,00 mm
36,5225 𝑔𝑟
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑋 = × 100% = 12,1741 %
300 𝑔𝑟
2. Ayakan 1,4 mm
91,2925 𝑔𝑟
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑋 = × 100% = 30,4308 %
300 𝑔𝑟
3. Ayakan 1,0 mm
60,1925 𝑔𝑟
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑋 = × 100% = 20,0641 %
300 𝑔𝑟
4. Ayakan 0,63 mm
89,7275 𝑔𝑟
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑋 = × 100% = 29,9091 %
300 𝑔𝑟
5. Ayakan 0,355 mm
55,2775 𝑔𝑟
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑋 = × 100% = 18,4258 %
300 𝑔𝑟
6. Ayakan 0,2 mm
25,6225 𝑔𝑟
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑋 = × 100% = 8,5408 %
300 𝑔𝑟
7. Ayakan 0 mm
21,6359 𝑔𝑟
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑋 = × 100% = 7,2116 %
300 𝑔𝑟
Pada percobaan penghancuran (grinding) dan pengayakan (sieving) kali ini sampel yang
digunakan yaitu jagung dan batubara. Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan partikel-
partikel berdasarkan ukuran fraksi-fraksi yang diinginkan dari suatu material hasil proses
penghancuran dan pengayakan.
Sampel (jagung dan batubara) ditimbang hingga 300 gram, agar balance dengan hasil akhir
setelah pengayakan, hasil yang didapat pada sampel jagung basis akhirnya yaitu 330,2698 gram
dan pada sampel batubara yaitu 310,5795 gram. Perbedaan basis awal dan akhir yang didapat
dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu “human error”. Waktu yang digunakan
dalam proses pengayakan yaitu 7 menit untuk sampel jagung dan 12,5 menit untuk sampel
batubara. Mengenai kecepatan pengayakan, dikarenakan kondisi alat yang telah lama sehingga
dapat menyebabkan kerusakan pada alat (seperti tombol rpm yang rusak pada alat), maka rpm
bisa dikira-kirakan ± 40 rpm. Berat sampel rata-rata percobaan minggu ke-1 dengan
menggunakan sampel jagung yaitu 47,1814 gram sedangkan pada percobaan minggu ke-2
menggunakan sampel batubara yaitu 44,3685 gram.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan bahwa:
1. Pengayakan (sieving) merupakan salah satu metode pemisahan sesuai dengan ukuran yang
diinginkan.
2. Massa (gr) sampel jagung yang didapat setiap ukuran ayakan:
a. 2,00 mm = 36,5225 gr
b. 1,4 mm = 91,2925 gr
c. 1,0 mm = 60,1925 gr
d. 0,63 mm = 89,7275 gr
e. 0,355 mm = 55,2775 gr
f. 0,2 mm = 25,6725 gr
g. 0 mm = 21,6350 gr
3. Fraksi sampel jagung yang didapat setiap ukuran ayakan:
a. 2,00 mm = 12,1741 %
b. 1,4 mm = 30,4308 %
c. 1,0 mm = 20,0641 %
d. 0,63 mm = 29,9091 %
e. 0,355 mm = 18,4258 %
f. 0,2 mm = 8,5408 %
g. 0 mm = 7,2116 %
4. Massa (gr) sampel batubara yang didapat setiap ukuran ayakan :
a. 2,00 mm = 2,9933 gr
b. 1,4 mm = 4,47 gr
c. 1,0 mm = 21,0133 gr
d. 0,63 mm = 53,8433 gr
e. 0,355 mm = 75,1733 gr
f. 0,2 mm = 67,5066 gr
g. 0 mm = 83,58 gr
5. Fraksi sampel batubara yang didapat setiap ukuran ayakan :
a. 2,00 mm = 0,9977 %
b. 1,4 mm = 1,4666 %
c. 1,0 mm = 7,0044 %
d. 0,63 mm = 18,6144 %
e. 0,355 mm = 25,0577 %
f. 0,2 mm = 22,5022 %
g. 0 mm = 27,86 %
6. Basis awal dan akhir sampel
a. Jagung :
- Basis Awal = 300 gram
- Basis Akhir = 330,2698 gram
b. Batubara :
- Basis Awal = 300 gram
- Basis Akhir = 310,5795 gram
DAFTAR PUSTAKA
Kasie Laboraturium Satuan Operasi 1. 2017. Penuntun Praktikum Satuan Operasi 1. Palembang:
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.
GAMBAR ALAT