Professional Documents
Culture Documents
Penetapan formasi Pegawai Negeri Sipil ditujukan untuk mengendalikan jumlah dan m
utu pegawai pada setiap organisasi negara agar memiliki pegawai yang cukup, sesuai
dengan beban kerja yang harus dilaksanakan. Ketentuan penetapan tentang formasi Pegawai
Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000, dan ketentuan
pelaksanaannya diatur dalam Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 09 Tahun
2001. Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri
Sipil Daerah ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, setelah mendapat
pertimbangan teknis dari Kepala Badan Kepegawaian Negara.
Formasi masing-masing satuan organisasi negara disusun melalui analisis kebutuhan yang
dilakukan berdasarkan:
a. Jenis Pekerjaan,
Adalah macam-
macam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh satuan unit organisasi di dalam rangka
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya.
b. Sifat Pekerjaan,
Adalah spesifikasi pekerjaan berdasarkan jenis, waktu,
keterampilan yang dibutuhkan, perhatian,resiko, upaya fisik, upaya mental dan sebagainya.
c. Perkiraan Beban Kerja,
Adalah frekuensi rata-rata dari masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
d. Perkiraan Kapasitas Pegawai,
Adalah kemampuan rata-rata seorang pegawai untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu. Perkiraan beban kerja dan prakiraan kapasitas kerja diperlukan
untuk masing- masing jenis pekerjaan.
e. Jenjang dan Jumlah Jabatan serta Pangkat,
Penentuan jenjang, jumlah jabatan dan pangkat dalam
suatu organisasi harus ditinjau dari sudut keseluruhan
organisasi dan tidak ditinjau per unit organisasi. Penentuan susunan pangkat merupakan satu
syarat mutlak untuk dipelihara dengan baik dalam suatu organisasi.
f. Peralatan yang Tersedia,
Penggunaan teknologi canggih suatu peralatan kerja,
menentukan jumlah dan mutu pegawai yang diperlukan
dalam suatu organisasi. Semakin canggih teknologi
peralatan yang dipergunakan, akan semakin mengurangi jumlah pegawai yang diperlukan.
g. Analisis Kebutuhan Pegawai,
Dilakukan melalui analisis jabatan untuk mengetahui
secara konkrit jumlah dan kualifikasi pegawai yang
dibutuhkan oleh suatu unit organisasi untuk mampu melaksanakan tugasnya secara
berdayaguna, berhasil guna dan berkesinambungan.
h. Anggaran Belanja Negara,
Dalam menetapkan jumlah kebutuhan pegawai dalam
suatu organisasi, juga harus mempertimbangkan kemampuan dan tersedianya anggaran.
Meskipun formasi telah disusun secara rasional berdasarkan hasil analisis
jabatan dan analisis kebutuhan, realisasinya tetap disesuaikan dengan kemampuan anggaran
yang tersedia.
i. Uraian Jabatan,
Hasil analisis jabatan yang berisi informasi penting nama
jabatan, kode jabatan, unit organisasi, ikhtisar jabatan,
uraian tugas, bahan kerja, perangkat kerja, hasil kerja,
wewenang, tanggung jawab, hubungan jabatan, kondisi
lingkungan kerja, resiko, bahaya, syarat jabatan dan informasi lainnya.
j. Peta Jabatan
Adalah susunan, nama dan tingkat jabatan baik struktural
maupun fungsional yang tergambar dalam struktur organisasi dari tingkat yang paling
bawah sampai dengan tingkat yang paling tinggi.
Selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa hal lain yang mesti dicermati dalam penyusunan
formasi pegawai, yakni:
1. Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat yang diperlukan dalam suatu satuan
organisasi Negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.
2. Persediaan pegawai adalah jumlah PNS yang dimiliki saat ini. Persediaan
pegawai disebut juga dengan Bezetting.
3. Analisis kebutuhan pegawai adalah proses yang dilakukan secara logic, teratur,
dan berkesinambungan untuk mengetahui jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan.
Analisis kebutuhan pegawai dilakukan agar pegawai memiliki pekerjaan yang jelas
sehingga pegawai secara nyata terlihat sumbangan tenaganya terhadap pencapaian misi
organisasi atau program yang telah ditetapkan.
4. Standar kemampuan Rata-rata pegawai adalah standar kemampuan yang
menunjukkan ukuran enerji rata-rata yang diberikan seorang pegawai atau sekelompok
pegawai untuk memperoleh satu satuan hasil. Standar kemampuan rata-rata pegawai
disebut standar prestasi rata-rata pegawai.
5. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai
dalam satu satuan waktu tertentu.
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil dilakukan berdasarkan kebutuhan untuk
mengisi formasi yang lowong. Lowongan
formasi dalam suatu organisasi pada umumnya disebabkan
karena adanya pegawai yang berhenti, pensiun, meninggal dunia atau adanya perluasan
organisasi.
Setiap warga negara Republik Indonesia mempunyai
kesempatan yang sama untuk melamar menjadi Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan. Oleh karena itu lowongan formasi tersebut harus diumumkan
seluas-luasnya melalui media massa, yang berisikan informasi tentang:
a. Jumlah dan jenis jabatan yang lowong;
b. Syarat-syarat jabatan yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar;
c. Alamat dan tempat lamaran ditujukan;
d. Batas waktu pengajuan lamaran;
e. Lain-lain yang dipandang perlu sesuai kebutuhan.
Ketentuan Pengadaan Pegawai Negeri Sipil diatur di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000, jo Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 dan ketentuan pelaksanaannya ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 10 Tahun 2001.
Namun sebelum mencari pegawai baru ada beberapa hal yang harus diperhatikan baik untuk
instansi pemerintah, maupun swasta, hal ini meliputi; prinsip-prinsip penyusunan formasi, sistem
penyusunan formasi, analisa jabatan, sampai pada anggaran/budget yang tersedia, kesemua itu
harus dicermati dengan baik.
Agar pelaksanaan pengadaan pegawai kantor berjalan lancar, maka pelaksanaanya harus
berdasarkan prosedur yang ada. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
Setiap pegawai baru yang telah dilantik atau diputuskan sebagai Pegawai Negeri Sipil / PNS baik di
pemerintah pusat maupun daerah akan diberikan Nomor Induk Pegawai atau NIP yang berjumlah 18
digit angka, golongan dan pangkat sesuai dengan tingkat pendidikan yang diakui sebagai mana
berikut di bawah ini :
Pegawai baru lulusan SD atau sederajat = I/a
Pegawai baru lulusan SMP atau sederajat = I/c
Pegawai baru lulusan SMA atau sederajat = II/a
Pegawai baru lulusan D1/D2 atau sederajat = II/b
Pegawai baru lulusan D3 atau sederajat = II/c
Pegawai baru lulusan S1 atau sederajat = III/a
Pegawai baru lulusan S2 sederajad/S1 Kedokteran/S1 Apoteker = III/b
Pegawai baru lulusan S3 atau sederajat = III/c
Pada tahun 2013 ada perubahan Jabatan Fungsional guru yang hanya 4 tingkatan, yaitu :
Golongan III/a – III/b dengan sebutan Guru Pertama
Golongan III/c – III/d dengan sebutan Guru Muda
Golongan IV/a – IV/c dengan sebutan Guru Madya
Golongan IV/d – IV/e dengan sebutan Guru Utama
Kenaikan pangkat reguler diberikan sepanjang tidak melampau pangkat atasan langsungnya.
Kelengkapan administrasi Kenaikan Pangkat Reguler :
Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir
Fotokopi STTB/Ijazah bagi yang memperoleh peningkatan pendidikan
Fotokopi surat perintah tugas belajar bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar
Surat penugasan dipekerjakan/diperbantukan di luar instansi induknya bagi yang tidak
menduduki jabatan structural atau fungsional tertentu
Kenaikan pangkat PNS yang akan pindah golongan, dilampirkan pula :
Fotokopi sah tanda lulus ujian dinas Tk.I untuk kenaikan pangkat dari Pengatur Tk.I golongan
ruang II/d menjadi Penata Muda golongan ruang III/a
Fotokopi sah tanda lulus ujian dinas Tk.II untuk kenaikan pangkat dari Penata Tk.I golongan
ruang III/d menjadi Pembina golongan ruang IV/a
Kenaikan ini tidak berlaku bagi PNS yang dikecualikan dari ujian dinas
PNS yang menduduki jab. tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dalam keputusan Presiden.
Kelengkapan administrasi :
*Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir
*Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
*Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir
PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara Kelengkapan administrasi :
*Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir apabila menduduki jabatan struktural/fungsional
tertentu
*Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
*Fotokopi keputusan tentang penemuan baru yang bermanfaat bagi negara dari Badan/Lembaga
yang ditetapkan oleh Presiden.
*Fotokopi DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir
PNS yang menjadi Pejabat Negara dan diberhentikan dari jabatan organik.
Kelengkapan administrasi :
*Fotokopi SK pengangkatan sebagai Pejabat Negara
*Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
*Fotokopi DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir
*Fotokopi keputusan pemberhentian dari jabatan organik
PNS yang menjadi Pejabat Negara dan tidak diberhentikan dari jabatan organik.
Kelengkapan administrasi bagi yang menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu :
*Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir
*Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
*Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir
*Asli penetapan angka kredit bagi
PNS yang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan
fungsional tertentu.
Kelengkapan administrasi :
*Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir
*Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
*Fotokopi keputusan/perintah untuk tugas belajar
*Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir
PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induknya yang diangkat
dalam jab. pimpinan yang telah ditetapkan peersamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu.
Kelengkapan administrasi :
*Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir
*Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
*Fotokopi SK penugasan di luar instansi induknya
*Tembusan PAK yang ditandatangani asli oleh pejabat penilai angka kredit bagi PNS yang
menduduki jabatan fungsional tertentu
*Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir
Di samping sistem kenaikan pangkat tersebut di atas kepada Pegawai Negeri Sipil dapat diberikan :
Kenaikan Pangkat Anumerta bagi yang dinyatakan tewas;
Kenaikan Pangkat Pengabdian bagi yang meninggal dunia, mencapai batas usia pensiun, atau cacat
karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri.
Kenaikan Pangkat Anumerta PNS Salinan/foto copy sah keputusan dalam pangkat dan atau
golongan ruang terakhir;
Berita Acara dari pejabat yang berwajib tentang kejadian yang mengakibatkan yang bersangkutan
meninggal dunia;
Visum et repertum dari dokter;
Salinan/foto copy sah surat perintah penugasan, atau surat keterangan yang menerangkan bahwa
calon Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil tersebut meninggal dunia dalam rangka
menjalankan tugas kedinasan;
Laporan dari pimpinan unit kerja serendah-rendahnya eselon III kepada pejabat pembina
kepegawaian yang bersangkutan tentang peristiwa yang mengakibatkan Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan tewas;dan
Salinan/foto copy sah keputusan sementara kenaikan pangkat anumerta.
Kenaikan Pangkat Pengabdian bagi yang cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam
semua jabatan negeri
Kelengkapan administrasi :
*Fotokopi SK pengangkatan calon PNS (CPNS)
*Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
*Berita Acara dari pejabat yang berwajib tentang kejadian kecelakaan
*Fotokopi surat perintah penugasan, atau surat keterangan yang menerangkan bahwa CPNS/PNS
tersebut mengalami kecelakaan dalam menjalankan tugas kedinasan
*Laporan dari pimpinan unit kerja serendah-rendahnya eselon III kepada pejabat pembina
kepegawaian yang bersangkutan tentang peristiwa yang mengakibatkan PNS tersebut cacat
*Surat keterangan Tim Penguji Kesehatan yang menyatakan jenis cacat yang diderita oleh PNS yang
bersangkutan dan tidak dapat bekerja lagi untuk semua jabatan negeri.
Masa kenaikan pangkat Masa kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil ditetapkan tanggal 1 April dan
1 Oktober setiap tahun, kecuali kenaikan pangkat anumerta dan kenaikan pangkat pengabdian. Masa
kerja untuk kenaikan pangkat pertama Pegawai Negeri Sipil dihitung sejak pengangkatan sebagai
Calon Pegawai Negeri Sipil.
Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil
didasarkan pada tingkat pendidikannya, yaitu:
a. Golongan ruang I/a bagi yang pada saat melamar serendah-
rendahnya memiliki dan menggunakan Surat
Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Dasar atau yang setingkat;
b. Golongan ruang I/c bagi yang pada saat melamar serendah-
rendahnya memiliki dan menggunakan Surat
Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau yang setingkat;
c. Golongan ruang II/a bagi yang pada saat melamar serendah-
rendahnya memiliki dan menggunakan Surat
Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Diploma 1, atau yang setingkat;
d. Golongan ruang II/b bagi yang pada saat melamar serendah-
rendahnya memiliki dan menggunakan Surat
Tanda Tamat Belajar/ljazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II;
e. Golongan ruang II/c bagi yang pada saat melamar serendah-
rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Sarjana Muda, Akademi atau Diploma III;
f. Golongan ruang Ill/a bagi yang pada saat melama serendah-
rendahnya memiliki dan menggunakan IjazahSarjana (S1) atau Diploma IV;
g. Golongan ruang Ill/b bagi yang pada saat melamar serendah-
rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah
Dokter, Ijazah Apoteker dan Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara;
h. Golongan ruang Ill/c bagi yang pada saat melamar serendah-
rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Doktor (S3).