Professional Documents
Culture Documents
ANALISA PERPATAHAN
OLEH
DR. IR. I KT. SUARSANA, MT
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB IV TEKNIK ANALISA KEGAGALAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.8 Pendahuluan
Selama satu dasa warsa ini seolah menjadi saksi dari perkembangan dan
pertumbuhan ilmu pengetahuan tentang keteknikan yang merupakan dasar dari
kesuksesan aplikasi kecanggihan teknologi (hi-tech) pada setiap aspek aktivitas
manusia. Dalam konteks perkembangan jaman dari fenomena sains dan
kebutuhan mereka dalam pelaksanaan dari teknik mesin. Tuntutan ini
mengharuskan desain teknik pada suatu material itu merupakan kebutuhan dari
interaksi diantara elemen-elemen dari pengamanan/keselamatan, dan system
ekonomi dari suatu produksi.
Saat produk dalam perbaikan maka dimulailah dengan pengujian itu berarti
semua teori, pemodelan, asumsi, dan prediksi, dibuat selama pendesainan dan
pengembangan serta dilakukan tes untuk lingkungan, pada suatu proses analisa
kegagalan material sangat membantu untuk mengimprovisasi suatu produk
dengan merubah sugesti dalam proses desain, proses manufaktur, dan pemilihan
material.
Dengan definisi singkat/dengan kata lain kegagalan merupakan celah
diantara harapan dan unjuk kerja. Itu merupakan keadaan yang sangat merugikan
di dalam suatu komponen, material, ataupun di dalam suatu system. Kegagalan
juga merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan didalam umur pakai dari
sebuah system, akan tetapi kemungkinan akan kejadian ini mungkin akan
memberikan perubahan pada tingkat yang lebih luas. Kurva kegagalan (failure
curve) sering juga disebut “bath tub curve” yang menunjukkan dengan jelas
karakteristik dari ke tiga daerah laju kegagalan. Yang pertama merupakan periode
awal dimana kegagalan tahap ini sering disebut awal kegagalan/kegagalan yang
masih muda, yang disebabkan oleh factor umum yaitu kurangnya ketelitian pada
desain, kerusakan pada proses manufaktur, dan perakitan. Kegagalan pada
daerah ke dua adalah istilah dari laju kegagalan yang konstan disini kegagalan
Diktat Analisa Kegagalan 2016 - 1
merupakan distribusinya merata. Daerah ke tiga pada kurva merupakan daerah
wearing out.
Tujuan utama dari semua perancang adalah untuk meminimalkan kegagalan
pada fase pertama untuk memperpanjang umur pakai dari suatu system. Yang
lebih penting untuk diketahui, lingkungan, material, yang digunakan dan kesalahan
manusia juga merupakan kontribusi yang banyak di dalam kegagalan suatu
material maupun system.
1.9 Kegagalan
Penelitian terhadap kegagalan, mungkin mempunyai berbagai/bermacam
sasaran. Pada setiap penelitian, mungkin dibuat suatu kesalahan untuk kegagalan,
tetapi dasar dari inti kegagalan suatu produk yang pertama dapat dicegah. Analisa
dari kegagalan bisa diibaratkan seperti bermain detektif dengan benda-benda
mati/diam. Kerumitan atau kesulitan dari penyelidikan (penelitian) menjadi suatu
ketidak sanggupan untuk mencari jalan pintas / alternative. Dimana mengikuti
suatu panduan sangat membantu para peneliti dalam upaya
mencapai/menemukan sumber dari penyebab suatu kegagalan panduan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Latar belakang informasi yang menyediakan peranan apa yang terjadi pada
waktu terjadinya kegagalan, sejarah dari manufaktur, dan hasil diskusi yang
terkait dengan kegagalan dari beberapa pakar.
2. Pemeriksaan yang nyata termasuk kunjungan langsung melihat berbagai jenis
kegagalan, membuat uraian ringkas dan menetapkan suatu acuan/ukuran,
catatan dan data foto itu sangat membantu di dalam menyeleksi.
3. Pengujian yang bersifat tidak merusak benda kerja untuk mendapatkan
informasi tentang kerusakan/cacat pada permukaan.
4. Pengujian Fractographic adalah identifikasi pada tipe kerusakan/patahan
secara alami.
Bagaimanapun suatu pertanyaan yang terkait sering ditanyakan denga perancang bila
rancangannya merupakan suatu proyek baru “reliability at what cost?” untuk mencari
jawaban dari gambar 1.3 di atas biaya dari pengendalian kualitas yang memberikan
pemahaman secara umum dari reliability cost. Oleh karena itu untuk produksi yang
ekonomis dari beberapa komponen kompromi dapat di buat diantara biaya dari
pengendalian kualitas dengan angka yang dapat diterima dari kerusakan dari kegagalan.
Oleh sebab itu hal yang paling penting dari program pencegahan kegagalan yang ekonomis
terletak di dalam pengidentifikasian dan pencegahan kegagalan itu sendiri.
Diktat Analisa Kegagalan 2016 - 10
BAB 2. PROSES PENYELIDIKAN CACAT
Kualitas
Test terhadap desain Laboratorium
Prouk
analisa kegagalan
Pendukung
Mesin
Pemasangan
Kejadian / kegagalan
Servis
Kumpulan informasi
latar belakang
Pengujian Tanpa
Merusak
Fractography
Test Metalurgi
( test permesinan –
Diktat Analisa Kegagalan 2016
analisa bahan kimia –
- 12
metallography )
Test eksperimen dan
simulasi
Analisa data untuk
penutup
Keperluan R&D untuk
memperbaiki proses
desain dll.
Rekomendasi untuk
mencegah kerusakan
kembali
Keuntungan
a. Ini membuat analisa kegagalan berada pada perspektif yang tepat untuk
menyelesaikan masalah utama. Sebelum investigasi kegagalan dilakukan,
peneliti harus menjawab beberapa pertanyaaan untuk mengidentifikasi tempat-
tempat dimana penelitian harus dipusatkan, yaitu :
Apa materialnya?
Apa saja ciri-ciri fisik, bahan kimia, dan permesinannya?
Bagaimana cara pembuatannya?
Berapa lama telah digunakan?
Didisain untuk apa material tersebut?
Bagaimana kondisi lingkungannya?
b. Kegagalan dari pembuatan komponen spesifik seperti lubang, bearing, per,
dies, roda gigi, dll. Mempunyai kecenderungan untuk mengkategorikan diri
masing-masing kedalam beberapa karakteristik.
c. Dalam sebuah kasus kecelakaan, pernyataan dari saksi mata sangatlah
penting dan bisa menjadi acuan untuk menyelesaikan suatu kasus. Didasari
oleh pernyataan dan foto, adegan kecelakaan dapat disusun
d. Keuntungan lainnya adalah untuk catatan tujuan. Patut diklasifikasi dan
dicatat dengan hati-hati sejarah suatu kasus yang telah terjadi untuk
mendapatkan informasi dan fakta yang diperlukan yang nantinya dapat
Informasi latar belakang yang penting akan jelas dengan mengikuti kasus
dengan linformasi latar belakang yang salah, suatu kasus terkonsentrasi serius
kepada penggunanya.
Sebagai contoh, Beberapa campuran aluminium digunakan pada roda gigi pada
pesawat bomber, yang kemudian rusak setelah beberapa jam setelah diservis.
Dari hasil investigasi harus dilihat latar belakang informasi dari material tersebut.
Setelah dilanjutkan dengan berbagai test akhirnya didapat kejelasan bahwa
material tersebut merupakan material re-kondisi yang diservis dan digelapkan
sebagai barang baru. Disini dapat dilihat bagaimana pentingnya sebuah latar
belakang informasi tersebut.
Poin-poin berikut penting untuk diingat ketika menganalisis area yang rusak:
Jika investigator menemukan kebutuhannya, dia akan mengambil foto umum dari
komponen dengan perhatian khusus pada kerusakan utama. Selama pengujian
visual, investigator terkonsentrasi pada poin-poin yang menyebabkan kerusakan
dan tidak terpaku pada kerusakan utama:
a) Cacat pada pabrik, seperti irisan tajam, penandaan mesin yang dalam,
pembungkusan, dll.
b) Kesalahan pembuatan yang melekat dalam penyatuan (seperti retak,
rembesan dipermukaan, penyusutan, dll.)
c) Kerusakan seperti cacat dalam pemasangan, penyiraman yang salah,
gosokan, dll.
d) Kerusakan oleh lingkungan atau kondisi servis seperti korosi, erosi, abrasi,
kelebihan panas,dll. Selama servis atau kegagalan dalam pemakaian
e) Penanganan dan pengoperasian yang buruk
Penelitian visual dengan atau tidak menggunakan pembesaran, aspek gross pada
retakan seperti bukti pada penyalahgunaan alat permesinan, kejelasan retakan
kedua, pimpinan dari penyebaran retakan dan hubungan ke sumbu lelah,
pengidentifikasian retaka yang asli. Penemuan ini menunjukkan agar
memperhatikan potongan pada kondisi servis yang ada.
Kategori dari retakan yang dapat dilihat oleh SEM adalah : pembelahan,
pembelahan palsu, lesung dari perpaduan microvoid, tear ridges, fatigue striation,
pecahan permukaan biji-bijian, campuran retakan, dan hasil retakan dari
pengkondisian bahan kimia serta lingkungan.
Jika mempertimbangkan akan kebutuhan, setelah mendapat ide yang bagus dari
tipe kegagalan, investigator harus mengulang kembali dibawah kondisi servis
dengan kegagalan dari komponen yang terjadi dan membandingkannya dengan
kondisi servis yang umum, dimana komponen yang serupa menjadi pokok dari
fungsi pembelajaran ini.
Berdasarkan atas hasil dari investigasi secara detail yang telah didiskusikan
diatas, urutan dari kegagalan total tidak dapat dipungkiri lagi, Kegagalan utama
dan hubungannya sama dengan efek yang kedua. Mekanisme dari kegagalan itu
Diktat Analisa Kegagalan 2016 - 19
asli, menyebar dan sebabnya (material, desain, proses, pemasangan, dan kondisi
servis) dapat diidentifikasi. Dimana kasus kegagalan sulit untuk dipahami secara
khusus, bukti yang negatif biasanya dapat membantu untuk mengeliminasi
beberapa kasus kegagalan dari perhatian kita. Laporan sebelumnya tentang
kegagalan yang serupa dapat membantu kita untuk tiba pada kasus yang pasti,
tanpa melakukan test, bisa juga dihindari dengan mengacu pada laporan
kegagalan yang serupa yang paling baru.
Satu dari penyebab utama sebuah kegagalan dan faktor yang mendukung adalah
tidak dapat dipungkiri dan membebani, rekomendasi untuk pencegahan dari
kegagalan yang sama atau untuk mengkoreksi komponen pada saat servis.
Bagaimanapun ada keragu-raguan dalam kasus kegagalan yang nyata dan
kegagalannya adalah tipe sama yang berulang-ulang. Lebih lanjut penelitian harus
mengangkat bermacam-macam variabel untuk membuat alasan serta memberi
kesan yang pas yang berhubungan dengan perbaikan ukuran.
Pada umumnya, retak ductile dihubungkan dengan metal flow pada failure
zone yang trejadi saat deformasi plastic dan memiliki penampilan fibrous-surface
(permukaan-berserat). Retak getas dalam deformasi plastis hampir tidak ada dan
pada permukaannya memperlihatkan irregular bright facets yang terlihat dari
permukaan hasil patahan (tipe belahannya). Ciri secara umum terasosiasi dengan
retakan akibat overload pada ringkasan di bawah ini. Analisis secara makroskopis
dianggap sama baiknya dengan analisis secara mikroskopis dalam
mengidentifikasi retakan akibat overload.
Gambar 3.1
Ductile
Gambar 3.2
Brittle
a. Pengecilan > 6 mm ø
b. Retakan yang terjadi sedikit terjadi deformasi plastis atau tidak terjadi sama
sekali.
Gambar 3.3a
Gambar 4.3b
Gambar 3.3b
Gambar 3.4
Ductile
a. geometry retakan
b. retakan selalu tegak lurus dengan arah dari tegangan tarik maksimum.
c. Bagian permukaan luar menunjukkan deformasi pada arah rotasi, dimana
kegagalan ini tidak diakibatkan oleh kelelahan (fatigue). Permukaan yang
gagal memperlihatkan sangat jelas tanda melingkar dari deformasi yang
biasanya dengan smearing effect pada level makroskopik-karakteristik
tertentu dari torsion overload fracture pada material ductile.
d.
Gambar 3.5
Diktat Analisa Kegagalan 2016 - 26
Brittle
a. Geometri retakan
b. Retakan mengikuti arah 45o dari tegangan tarik maksimum.
c. Jenis retakan berbentuk spiral pada permukaan material yang getas
tanpa adanya deformasi pada permukaan retakan.
Ductile
a. Terjadi deformasi pada retakan, permukaan bagian atas sama dengan tarik
dan permukaan bagian bawah sama dengan tekan.
b. Karakteristik lainnya sama dengan kegagalan tarik.
c. Memperlihatkan flat-face region (secara prinsip tegak lirus dengan arah
tegangan normal) dan Shear face region ( secara prinsip searah 45 o dari
tegangan normal)
d. Mikrostruktur dalam sumbu longitudinal memperlihatkan dengan jelas ikatan
fibernya.
Brittle
Ductile
Brittle
Gambar 3.6
Brittle
Daerah radial pada specimen rectangular, serta memiliki lebar lebih besar
dibandingkan dengan ketebalannya, menunjukkan pola chevron atau herring
bones dan terasosiasi dengan ketidakstabilan dan kerelatifan dari kecepatan
perambatan retak.
Gambar 3.7
Diktat Analisa Kegagalan 2016 - 28
Tear Overload Failure
Ductile
Bentuk dimple yang diproduksi oleh tensile tearing sangat pendek, hampir
equiaxed dimple dengan ratio tinggi dari regangan plastis pada tip dari retakan ke
regangan plastis di dalam material meneruskan ke retakan dan long dimples pada
lapisan dari low ratio yielding.
Terjadinya fatigue dapat dibagi menjadi tiga tingkatan proses (gambar 3.8a).
Gambar 3.8b
Streasi terorientasi tegak lurus dengan arah penjalaran retak dan dengan
peningkatan beban yang seragam pada jarak prosesnya. Streasi merupakan hasil
dari tegangan single cycle. Streasi merupakan fatigue. Tetapi, streasi tidak terbukti
di dalam logam dengan kekuatan tinggi.
Gambar 3.9
Banyak sumber crack yang muncul pada konsentrasi tegangan yang besar
dan pada akhirnya hanya satu yang akan terus menjalar.
Bending Fatigue
Fatigue dapat dihasilkan dari tiga jenis beban bending, yaitu unidirectional,
reversal, dan rotating. Ketika suatu poros diberikan beban bending, permukaannya
akan mengalami lendutan komponen regangan dari tegangan tersebut beberapa
lama kemudian akan memngakibatkan bengkok pada permukaan saat tekanan
terakhir.
Gambar 3.11
Gambar 3.12
Secara umum spalling (gambar 3.15) merupakan jenis subsurface fatigue crack
(retak di bawah permukaan) . dimana efek retakannya hingga mencapai
permukaan tetapi hanya di daerah tertentu saja/ bersifat local fracture.
Gambar 3.15
Brinelling
Merupakan suatu fatigue failure dimana merupakan efek dari brinelling yang
biasanya terjadi pada bearing atau komponen mesin dimana mendapatkan
tekanan berlebih atau mendapatkan beban impact. Terjadi perubahan yang
permanen, seperti hollow atau dent, yang disebabkan karena terjadi deformasi
plastis dari logam dan di identifikasi sebagai identation corresponding ke ball
spacing di dalam komponen bola pada bantalan (bearing).
Gambar 3.16
Failure Analysis
Destructive Non-Destructive
Flourescent Penetrant
Teknik ini serupa dengan dye penetrant hanya saja menggunakan cairan
yang berpijar dari suatau pencelupan warna dan pengujian dilakukan dibawah
sinar ultraviolet di dalam ruang gelap yang tertutup. Resolusi dari teknik ini lebih
baik dari pada dye penetrant. Penetrant dengan resolusi tinggi dibawah nama
dagang “Wink Penetrants” ZL30, ZL60, P133, dan lain-lain.
Anodising Method
Anodising adalah suatu proses konversi elektrolit dari pelapisan oxide film
pada permukaan suatu logam. Anodising dengan asam chrornic, penambahan
luas digunakan untuk melindungi padua aluminium dari korosi dengan baik
sebagai pendeteksi diskontinuitas permukaan. Metode ini merupakan cara yang
sangat baik pada dye penetrant inspection dalam proses manufaktur dan
pemeriksaan kegagalan.
Proses ini melibatkan pembangkitan uap, pembangkitan cairan basa
panas, Pembersihan dengan air dingin dan anodising yang diikuti dengan
pembersihan dengan air dingin lalu dikeringkan dengan suatu jet udara. Kemudian
komponen tersebut didiamkan minimal selama dua jam agar asam chrornic dapat
tereserap di seluruh permukaan yang retak. Pemeriksaan dilakukan dibawah
cahaya terang dan retak akan terlihat berupa noda kuning atau coklat yang
memiliki warna garis lebih gelap, ini didefinisikan sebagai geometri aktual dari
kegagalan. Karena permukaan anodised menyatakan indikasi pola butir pada
proses forging, Batas lipatan akan terlihat dengan jelas sebagai suatu garis gelap
pada intensitas yang berbeda tanpa regangan.
Penggunaan yang efektif dari anodising inspection adalah sebagai berikut :
Etching Method
Merupakan suatu proses perpindahan lapisan logam tipis menuju
permukaan logam dengan menggunakan reaksi kimia. Mengetsa, sebagai metoda
pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi cacat permukaan pada paduan
alumunium dan baja.
Sebelum dilakukan proses pengetsaan terlebih dahulu dilakukan
pembersihan komponen dengan descaling, peledakan kering / basah,
penghilangan tegangan, perendaman pada bak trichloroethylene, dan pembilasan
dingin. Kemudian komponen tersebut dipindahkan ke dalam suatu bak dimana
untuk paduan aluminium menggunakan bak pengetsa basa dan untuk baja
menggunakan bak pengetsa asam. Lalu dilanjutkan dengan proses pembilasan
dengan air dingin, netralisasi, pengeringan dan pemeriksaan dilakukan di bawah
cahaya terang.
Penggunaan dari etching inspection adalah sebagai berikut :
Product / Process Effective detection of following faults
Paduan aluminium pada proses Retak, Lipatan, gross inclusion,
Forgings machining, dan ground pemisahan, pengasahan pada
komponen permukaan.
Contoh yang lebih lengkap telah dijelaskan untuk lebih memahami konsep.
Pengujian makroskopik
Pada patahan duktil alami komponen tidak akan memiliki asal patahan
seperti patahan akibat lelah. Maka daerah asal patahan, dipelajari lebih mendetail
untuk memeperoleh informasi guna melengkapi anlisa model perpatahan, garis
magnet, dan tegangan alami. Ini juga dapat membantu :
Pemilihan spesimen
Pemilihan spesimen berdasarkan arah dan tujuan merupakan syarat
mengekstrak, tidak hanya jumlah informasi tentang cacat, tetapi juga dapat
mengetahui penyebab kegagalan mekanis dari struktur point view. Sering kali
struktur mikro tunggal mungkin cukup memberi kepuasan kepada peneliti tapi
terkadang bagian tertentu perlu tergantung dari kompleksitas permasalahan.
sebelum specimen metallograpy disiapkan, perlu adanya kepedulian yang besar
agar bukti penelitian tidak hilang. karena diperlukan untuk menjadi bagian dari
suatu komponen sebelum metalograpy, specimen disiapkan, perhatian yang
sangat besar perlu dilatih sehingga bukti berharga tidak hilang atau panas yang
tidak pantas tidak dihasilkan selama pengirisan yang dapat menurunkan kwalitas
material. Bila perlu, permukaan patahan diberi lapisan anti korosi. Bagian
melintang dari crack mempermudah menunjukkan alur patahan dan berguna pada
penelitian cacat dibawah permukaan. Pada semua kasus observasi
mikrostruktural, materi tentang permukaan harus dipersiapkan.
Persiapan specimen untuk metallograpy optik
Polishing persiapan berisis polishing mekanis atau elektrolis pada permukaan
dengan pertimbangan. Lebar specimen dapat dipegang, permukaan diamplas
halus berturut-urut dan terakhir dengan intan pasta alumina. Persiapan ini
dilakukan dengan sistematik untuk menghilangkan garis kasar dari permukaan.
Mesin polish otomatis memerlukan tenaga manusia dan memolis jangan sampai
Diktat Analisa Kegagalan 2016 - 56
terjadi induksi deformasi mekanis. Final electrolytic polishing dipilih jika material
sangat lembut dimana banyak hal memerlukan observasi.
Etching
Etching merupakan proses kimia dimana mikrostruktur di ungkapkan.
Proses ini membutuhkan sentuhan khusus membawa tentang perbedaan
komposisi, orientasi pada butir dan variasi likal pada specimen. Proses ini
menunjukkan adanya batas butir dan perbedaan fase didalam struktur.
Bagaimanapun , dalam masalah identifikasi dan evaluasi inklusi non logam,
menguntungkan mengobservasi struktur tanpa etching. Proses ecthing dapat
memilih jalan untuk mecapai akibat khusus dari karakteristik fase.
Mikroskop optik
Mikroskop optic merupakan alat yang ringkas dengan kegunaan mengobservasi
permukaan datar hingga 1000x pembesaran Berisikan lensa objektif dan pasang
mata. Memproduksi gambar yang dapat diprlihatkan dengan layar. Tidak seperti
mikroskop biologi dengan merefleksi cahaya mikroskop ke lensa objektif dan
kekuatan system penerangan pada sisi yang sama pada object. Perbedaan
diperoleh sebagian besar dari perbedaan pantulan berbagai daerah. Teknik lain
dating dari mikroskop optic adalah penggunaan cahaya polarisasi. Ini sangat
berguna bila mempelajari material anisotropic dan khususnya penelitian inklusi
material non logam.
Kekurangan dari mikroskop adalah terbatasnya resolusi dan tidak focus. Juga
sangat mudah digunakan untuk mempelajari mikrostruktur benda datar tapi tidak
bias untuk permukaan patahan.
4.7 Scanning Electron microscope
Potensi sangat besar dalam analisa dari isi kimia dari banyak daerah pada
permukaan dikapitalisai dalam banyak penelitian kegagalan. Baru-baru ini
diperkenalkan energy dispersive spectrometer mengijinkan identifikasi dari unsure
pada waktu dekat.
5.1 Kelelahan
Metode dasar dalam pemunculan data kelelahan mesin biasanya dalam bentuk
kurva S-N. gambar 6.1 mengilustrasikan kurva jenis S-N.
Ini memperlihatkan bahwa kurva S-N dikonsenkan dengan kelelahan pada jumlah
putaran yang lebih tinggi (N > 105 putaran). Di bawah kondisi ini tegangan pada
skala kasar adalah elastis. Pada tegangan yang lebih tinggi, masa kelelahan
secara progresif menurun. Untuk putaran yang lemah kelelahan yang dikonsenkan
dengan N<104 putaran dilakukan dengan putaran terkontrol dari tegangan plastik
23
elastis plus sebagai pengganti tegangan kontrol putaran . Karena amplitudo
tegangan meningka, N tidak dapat terus menerus berada dalam nilai tinggi. Oleh
sebab itu dia akan mengalami drop. Kelelahan pada putaran yang lemah diambil
sebagai pertimbanagn dalam desain bejana bertekanan nuklir, turbin air panas dan
jenis mesin kekuatan yang lain, padahal kelelahan putaran yang tinggi ditujukan
dengan struktur dinamis. Kelelahan putaran lemah sering terjadi di mana tegangan
yang berulangan mencapai suhu aslinya, karena suhu tegangan diproduksi oleh
pelepasan suhu material. Metode yang biasa dalam memunculkan data kelelahan
putaran lelah yaitu dengan perencanaan tegangan plastic melawan jumlah putaran
pada skala logaritma daloam bntuk garis lurtus. Hubungan ini diketahui sebagai
hukum Coffin Manson dan ditampilkn dengan persamaan.
∆εpNb = Konstan
Bagaimanapun juga karena sulitnya penghitungan hasil yang didapat dari tes
laboratorium untuk komponen structural dengan ukuran penuh, tes kelelahan
mesin sekarangdilakukan dengan komponen asli dengan ukuran penuh seperti
sayap pesawat terbang dengan menyubjekkan ini pada getaran tersimulasi.
Kerusakan berupa kelelahan terjadi melalui 4 langkah/ tahap, yang diberi nama:
Karena sebagian besar analisis kelelahan meliputi deteksi dan identifikasi terhadap
penimbul tegangan pada lokasi permulaan terjadinya kelelahan, teridentifikasilah
4 kategori sumber :
1. Hasil dari kelemahan atau kerusakan desain (seperti lubang, sudut, galur)
2. Diambil dari sisa proses penyulingan logam (pipa, inklusi, segrerasi)
3. Disebakan oleh proses pembuatan.
4. Disebabkan hasil operasi atau lingkungan ( korosi, penyinaran, objek asing,
dan kerusakan)
5.4 Retakan Akibat Kelelahan Di Bawah Pertukaran Muatan
Fig. 5.2. proses perusakan permukaan pada ekstrusi dan intrusi pada material
logam berdasakan arus bolak – balik (untuk tambahan bacaan, J.C. Grosse
kreutz, ASTM 495, 1971)
Fig. 5.3. penggambaran propagasi retakan akibat kelelahan pada daerah I dan
daerah II (Untuk tambahan bacaan, C. Laird. ASTM 415 – 1967)
Diketahui bahwa kerusakan berupa kelelahan dapat pula terjadi pada specimen
yang tersemir dengan begitu lembut tanpa adanya konsentrasi tegangan yang
muncul tiba-tiba.Tapi proses inisiasi retakan dipertimbangkan terpengaruh oleh
ketidakteraturan pada permukaan seperti inklusi pada permukaan bebas, partikel
asing pada sub-permukaan atau retakan terbentuk oleh tembakan peening, goresn
dan kerusakan permukaan disebabkan oleh pengukir kayu atau alat mekanikal.
da/ Dn = A (∆K)p
Fig. 5.5. Ilustrasi skematik untuk pertumbuhan sifat retakan akibat kelelahan
[2] Cahn, R. W., Haasen. P., Kramer. E. J., (1993), Material Science and
Technology, A Comprehensive Treatment, Vol 2A., Characterisation of
Material Part 1. Eric Lifshin. V. H, New York.
[3] Jiemo, T., Lingling, W., Baoging, Z., Xiaohua, T., and Guongguo, P., (1988),
Microstructure and Growth Mechanism of SiC Whisker, Proceeding of
The Third International Symposium, Las Vegas, pp. 148-154.
[4] Rusianto, T., Mesin, T., Industri, F. T., & Sains, I. (2009). HOT PRESSING
METALURGI SERBUK ALUMINIUM, 2, 89-95.
[6] Tippler,P.A.1998, Fisika untuk Sains dan Teknik jilid I ,edisi 3 Penerbit
Erlangga, Halaman 568-570.