You are on page 1of 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Infeksi saluran kemih (ISK) berkaitan dengan interaksi virulensi bakteri dan host. ISK
berhubungan dengan interaksi antara bakteri patogen dan urotelium, bakteri patogen ini
menginvasi sel urothelium dari saluran kemih. ISK merupakan infeksi akibat terbentuknya
koloni bakteri di saluran kemih. Saluran kemih yang bisa terinfeksi antara lain urethra
(urethritis), kandung kemih (cystitis), ureter (ureteritis), jaringan ginjal (pyelonefritis).
ISK menunjukkan adanya pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteriyang
bermakna di saluran kemih. Bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan
mikroorganisme murni lebih dari 105 colony forming units (cfu/ml) pada biakan urin.
Bakteriuria bermakna tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria
asimtomatik (covert bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai presentasi klinis
ISK dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik.
E. coli adalah penyebab dari 80–85% infeksi saluran kemih,
dan Staphylococcus saprophyticus menjadi penyebab pada 5–10%.[1] Meskipun
jarang, infeksi virus atau jamur dapat menyebabkan penyakit ini.[8] Bakteri penyebab
lainnya
meliputi:Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, Enterococcus dan Enterobacter. Hal ini
tidak umum ditemukan dan biasanya berkaitan dengan abnormalitas saluran kemih
atau pemasangan kateter urin.[4] Infeksi saluran kemih yang disebabkan
oleh Staphylococcus aureus biasanya terjadi sekunder akibat infeksi yang
ditularkan melalui darah. Cara deteksi Infeksi saluran kemih melalui isolasi dan
identifikasi bakteri pada sampel urin yaitu dengan melihat jumlah koloni bakteri
yang tumbuh pada media selektif.
Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari hasil
isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni, morfologi sel
bakteri, pengujian sifat-sifat fisiologi dan biokimianya. Pertumbuhan bakteri di alam
dipengaruhi oleh beberapa faktor luar seperti susbtrat, pertumbuhan , pH, temperatur, dan
bahan kimia. Bakteri yang nampak dapat memiliki morfologi yang sama, namun keperluan
nutrisi dan persyaratan ekologinya berbeda. ( Irianto ,2007).
Beberapa media dibuat oleh ahli mikrobiologi untuk membedakan mikroorganisme,
kelompok media biakan ini disebut dengan media selektif dan media diferensial. Media
selektif adalah media biakan yang mengandung paling sedikit satu bahan yang menghambat
perkembangbiakan mikroorganisme yang tidak diinginkan dan membolehkan
perkembangbiakan mikroorganisme tertentu yang ingin di isolasi. Sedangkan media
diferensial dibuat agar dapat membedakan kelompok mikroorganisme tertentu yang tumbuh
pada media biakan. Media diferensial ini biasanya mengandung bahan kimia yang dapat
digunakan oleh kelompok mikroorganisme tertentu. Apabila beberapa mikroorganisme
tumbuh pada media diferensial, maka dapat dibedakan kelompok mikroorganisme
berdasarkan perubahan pada media biakan atau penampilan koloninya ( Lay, 1994 ).
Karakteristik mikroorganisme dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti
pengamatan mikroskopik koloni, pewarnaan mikroba untuk mengetahui penampakan
mikroskopik sel maupun membedakan golongan-golongan mikroorganisme, serta
karakteristik dengan serangkaian uji-uji biokimia yang mencerminkan aktivitas metabolisme
enzimatik mikroorganisme. Reaksi-reaksi biokimia bagi mikroorganisme dapat dikatakan
sebagai sidik jari biokimia (biochemical fingerprints), sebagaimana sidik jari pada manusia
yang menjadi pembeda antara satu orang dengan orang lainnya. Satu spesies mikroba akan
memiliki “sidik jari” biokimia atau karakter biokimia identitas yang berbeda dengan spesies
mikroba lainnya.
Berikut beberapa uji biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri, antara lain :
a) Mc Conkey Agar
Kandungan utama di dalam media ini adalah laktosa, garam empedu dan merah
netral. Media McConkey ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram Positif yang
disebabkan oleh garam empedu dan kristal violet. Bakteri Gram Negatif yang tumbuh
dibedakan dalam kemampuannya memfermentasikan laktosa. Koloni dari bakteri yang
memfermentasikan laktosa berwarna merah bata dan dapat dikelilingi oleh endapan
garam empedu. Endapan ini disebabkan oleh penguraian laktosa menjadi asam yang
akan bereaksi dengan garam empedu. Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa
biasanya bersifat patogen, dimana golongan bakteri tersebut tidak memperlihatkan
perubahan pada media, ini berarti bahwa warna koloninya sama dengan warna media
( Lay, 1994 ).
b) Uji gula-gula (Glukosa, Laktosa, Sukrosa dan Manitol)
Uji ini dilakukan untuk mengindetifikasi bakteri yang mampu memfermentasikan
karbohidrat. Pada uji gula-gula hanya terjadi perubahan warna pada media glukosa yang
berubah menjadi warna kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi
glukosa. Pada media glukosa juga terbentuk gelembung pada tabung durham yang
diletakan terbalik didalam tabung media, artinya hasil fermentasi berbentuk gas
(Oktarina, 2010).
c) SIM ( Sulfit Indol Motility )
Media ini biasanya digunakan dalam identifikasi yang cepat, hasil uji indol yang
positif terbentuk lapisan ( cincin ) berwarna merah muda pada permukaan biakan,
artinya bakteri tersebut membentuk indol dari triptopan sebagai sumber karbon, yang
dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovacks. Asam amino triptopan
merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam
amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian
protein. Hasil positif ditunjukkan terbentuk warna hitam yang berarti bekteri
menghasilkan gas Hidrogen Sulfit (H2S) dan cincin indol berwarna merah muda setelah
penambahan reagen kovacks (Pelczar dan Chan. 2005 ).
d) MR-VP
1. Uji MR ( Methyil Red )
Uji methyl red digunakan untuk menentukan adanya fermentasi asam
campuran. Beberapa bakteri memfermentasikan glukosa dan menghasilkan
berbagai produk yang bersifat asam, sehingga akan menurunkan pH media
pertumbuhan menjadi 5,0 atau lebih rendah. Penambahan indikator methyil red
dapat menunjukkan adanya perubahan pH menjadi asam, dimana pada pH 4,4
berwarna merah dan pH 6,2 ( sedikit mendekati basa ) berwarna kuning, sehingga
jika hasilnya positif yang ditunjukkan dengan terjadinya fermentasi asam
campuran, maka kaldu biakan akan tetap berwarna merah (asam) sedang apabila
tidak terjadi fermentasi maka biakan akan berubah warna menjadi kuning (basa )
( Lay, 1994 ).
2. Uji VP ( Voges Proskauer )
Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang
melaksanakan fermentasi 2,3-butanadiol. Penambahan 40% KOH dan 5% α-napthol
dalam etanol dapat menentukan adanya asetoin ( asetil metil karbinol ), sehingga
hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya asetoin yang berwarna merah muda
setelah penambahan KOH ( Lay,1994 ).
e) Simmons Citrate
Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan
sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi, dimana media simmons sitrat
berupa media padat. Simmons sitrat agar merupakan media sintetik dengan Na sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon, NH4+ sebagai sumber N dan Brom Thymol biru
sebagai indikator pH. Hasil positif ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna dari
hijau menjadi biru yang menunjukkan bahwa mikroorganisme mampu menggunakan
sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon ( Lay,1994 ).
f) TSIA ( Triple Sugar Iron Agar )
TSIA terutama digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri Gram Negatif,
medianya mengandung 3 macam gula yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. Mengandung
indikator merah fenol dan FeSO4 untuk memperlihatkan pembentukan H2S yang
ditunjukkan dengan adanya endapan berwarna hitam, endapan hitam terbentuk akibat
H2S bereaksi dengan Fe menjadi FeS yang berwarna hitam ( Lay,1994 ).

Escherichia coli (E. coli) merupakan salah satu spesies bakteri Gram negatif. Bakteri
ini hidup pada saluran pencernaan, atau dikenal dengan bakteri Enterobactericiae (Lanin,
2006).

Escherichia coli merupakan salah satu spesies genus Escherichia yang bersifat Gram
negatif, fakultatif anaerob, tidak berspora, motil, berbentuk batang pendek (kokobasil)
ukuran 0,4-0,7 g x 1,4 g. Secara normal hidup dalam saluran pencernaan hewan dan
manusia. Escherichia coli tumbuh baik pada temperatur 37 °C tetapi juga dapat tumbuh pada
suhu 15°C- 45°C. Koloni berbentuk bulat cembung, permukaan licin dengan pinggiran rata
dan dapat tumbuh subur pada biakan nutrient agar. Escherichia coli dapat dimusnahkan
dengan pendinginan (suhu es) dalam waktu 120 menit. Koloni yang khas dari Escherichia
coli biasanya memudahkan dalam pengenalan dengan penampakan karakteristik pada media
differensial seperti pada agar Eosin Methylen Blue (EMB) dan Mac. Conkey (Davis dkk.,
1986).

Escherichia coli merupakan bagian dari mikrobiota normal saluran pencernaan.


Escherichia coli dalam usus besar bersifat patogen apabila melebihi dari jumlah normalnya.
Galur-galur tertentu mampu menyebabkan peradangan selaput perut dan usus
(gastroenteritis). Bakteri ini menjadi patogen yang berbahaya bila hidup di luar usus seperti
pada saluran kemih, yang dapat mengakibatkan peradangan selaput lendir (sistitis) (Pelczar
dan Chan, 1988).

You might also like