Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Encep Rachman
Balai Penelitian Kehutanan Ciamis
ABSTRAK
Perbanyakan bibit umumnya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara generatif dan
vegetatif. Sebagian besar jenis-jenis pohon hutan memperbanyak diri secara alami melalui biji
(generatif), namun ada juga jenis tertentu yang memperbanyak diri dengan menumbuhkan tunas
baru dari sistem perakarannya. Secara teknis silvikultur, perbanyakan generatif adalah perbanyakan
tanaman yang berasal dari biji, sedangkan perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan yang diperoleh
dari organ vegetatif tanaman seperti batang dan tunas pucuk. Teknik vegetatif yang umum
digunakan untuk pembibitan antara lain pencangkokan, stek dan kultur jaringan.
Keuntungan yang diperoleh dari pembibitan dengan cara cabutan, yaitu : (1). Bibit sudah
tersedia secara gratis di hutan dan tidak memerlukan proses perkecambahan (2). Waktu di
pembibitan menjadi lebih singkat sehingga harga per satuan bibit menjadi lebih murah. (3). Bibit
yang dicabut sudah tertulari cendawan/ektomikoriza dari pohon induk sehingga dapat menjamin
pertumbuhan yang baik.
Dalam mengumpulkan bibit hal penting yang diperhatikan adalah mengenal jenis bibit yang akan
diambil, pemilihan pohon induk, serta waktu pengambilan bibit. Sedangkan teknik pengambilan bibit
yang perlu diperhatikan adalah ukuran bibit, cara mencabut, pengangkutan bibit, pengguntingan,
penyapihan dan pemeliharaan sapih.
I. PENDAHULUAN
Pembibitan tanaman merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam upaya penyediaan bibit
tanaman untuk berbagai kepentingan, seperti penghijauan, reboisasi, restorasi maupun untuk
kepentingan penanaman pada hutan tanaman industri dan hutan rakyat. Pekerjaan ini menjadi
penting karena untuk menunjang kepentingan-kepentingan tersebut dituntut ketersediaan bibit
dengan jumlah dan kualitas yang memadai. Perbanyakan bibit umumnya dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu cara generatif dan vegetatif. Sebagian besar jenis-jenis pohon hutan
memperbanyak diri secara alami melalui biji (generatif), namun ada juga jenis tertentu yang
memperbanyak diri dengan menumbuhkan tunas baru dari sistem perakarannya.
Pemilihan cara perbanyakan yang akan digunakan untuk program pengadaan bibit pohon
hutan skala besar, tergantung antara lain dari tujuan penanaman, kualitas genetik bibit yang
diinginkan, tingkat penguasaan teknologi perbanyakan, serta periodisitas masa berbuah setiap jenis
pohon. Perbanyakan bibit dengan cara generatif yang mengandalkan biji sebagai sumber benihnya
memerlukan proses panjang, karena sangat tergantung pada ketersediaan buah matang. Di hutan,
tidak semua pohon dapat berbuah sepanjang tahun, bahkan pada jenis-jenis tertentu tidak berbuah
pada saat musim buah matang. Selain itu dalam penanganan benih sangat ditentukan oleh
karakteristik fisiologis biji dari setiap jenis pohon
Alternatif lain dari perbanyakan secara generatif adalah dengan cara cabutan, yaitu dengan
mencabut anakan tanaman yang tumbuh di bawah tegakan/pohon induk Ada beberapa keuntungan
yang diperoleh dari pembibitan dengan cara cabutan, yaitu : (1). bibit sudah di lantai hutan (2).
waktu di pembibitan menjadi lebih singkat sehingga harga per satuan bibit menjadi lebih murah. (3).
bibit sudah tertulari cendawan/ektomikoriza dari pohon induk sehingga dapat menjamin
pertumbuhan yang baik. Pembibitan dengan cara cabutan memerlukan kecermatan tertentu, baik
dalam memilih anakan untuk dijadikan bibit maupun dalam penanganan dan pemeliharaan bibit.
Tulisan ini secara singkat menyampaikan teknik pembibitan dengan cara cabutan yang berasal dari
hutan rakyat.
I. TEKNIK PEMBIBITAN
3 3. Pengangkutan Bibit
Pengangkutan bibit cabutan dari tempat pengumpulan ke tempat pembibitan dapat dilakukan
dengan menggunakan karung, kantong plastik, keranjang atau ember. Dalam pengangkutan perlu
diperhatikan agar bibit dijaga kelembabannya. Apabila menggunakan karung sebaiknya karung
tersebut dalam keadaan basah. Hindari bibit dari penyinaran matahari langsung agar tidak terjadi
kenaikan suhu diantara bibit yang berakibat daun menjadi layu atau mati.
3..5 . Penyapihan
Penyapihan yang dimaksudkan disini adalah penanaman bibit cabutan ke dalam media sapih
(polybag) Bibit yang telah terseleksi atau telah melalui pengguntingan pada bagian tanaman harus
segera ditanam ke media sapih. Pada prinsipnya media sapih harus mempunyai empat fungsi pokok
untuk memberikan pertumbuhan yang baik bagi tanaman, yaitu mampu menyediakan tunjangan
mekanik, menyediakan aerasi yang baik, mampu menyediakan air yang tersedia serta menyediakan
hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
Wadah (Kontainer) merupakan tempat media sapih dimana bibit disapih dan di pelihara.
Wadah sapih yang sering digunakan adalah kantong plastik (polybag) berukuran 15 cm x 20 cm.
Bagian bawah dan samping wadah sapih dilubangi sehingga air yang melebihi kapasitas lapang media
dapat keluar melalui lubang tersebut. Penamanan bibit harus dilakukan secara hati-hati agar akar dan
daun yang telah telah tumbuh tidak rusak. Penanaman bibit dilakukan tegak lurus dengan cara
melubangi bagian atas media dengan stik kecil ( sebesar pensil ) sedalam mungkin agar akar tidak
patah atau terlipat.
Penyapihan dilakukan pada pagi hari atau sore hari di tempat yang teduh atau di areal
pesemaian naungan (shaded area) untuk menghindari kerusakan bibit akibat perubahan suhu udara
dari tempat pengumpulan bibit ke tempat penyapihan. Pada setiap bedeng sapih yang telah terisi
bibit, harus diberi label yang berisi keterangan jenis tanaman , tanggal penyapihan, tanggal rencana
bibit siap tanam dan jumlah bibit dipersemaian.
II. PENUTUP
Isi tulisan teknik pembibitan dengan cara cabutan dari hutan rakyat ini berlaku umum untuk
semua jenis pohon, belum difokuskan pada satu atau beberapa jenis pohon. Oleh karena itu untuk
memperoleh data dan informasi yang lebih akurat tentang teknik pembibitan dengan cara cabutan
setiap jenis pohon yang berasal dari hutan rakyat perlu dilakukan penelitian Namun demikian,
untuk penggunaan yang mendesak dalam hal pembibitan dengan cara cabutan tulisan ini dapat
menjadi acuan, karena uraian dan penjelasan yang disampaikan adalah mengacu pada referensi dan
pengalaman lapangan yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Leksono, B. 2003. Teknik Penunjukan dan Pembangunan Kebun Benih. Info Teknis Vol.1 No.1.Tahun
2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta.
Puti, K.P. dan Y. Bramasto. 2003. Pemilihan Jenis Eksotik sebagai alternatif dalam Pembangunan
Hutan Tanaman. Info Benih. Vol.8. No.2. Desember 2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta.
Schmidt L. 2004. Petunjuk Benih Bermutu Kerjasama Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan dengan
Denish International Development Assistance (DANIDA) dan Indonesia Forest Seed Project. Jakarta
Smith. W.T.M. 1990. Pedoman Sistim Cabutan Bibit Dipterocarpaceae. Editors : Soetarso P dan J.
Tangketasik. Asosiasi Panel Kayu Indonesia. Jakarta
Tata M.H. L., R. Bogigdarmanti dan Y. Lisnawati. 2003. Teknik Pembibitan Beberapa Jenis Pohon
Hutan. Paket Teknologi Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor