You are on page 1of 3

PEMBAHASAN

Dormansi adalah biji yang tidak mengalami perkecambahan dalam periode tertentu.
Dormansi juga dapat terjadi pada tunas. Istilah dormansi ini hanya digunakan untuk
menyatakan keadaan biji yang gagal berkecambah yang diakibatkan oleh keadaan internal biji
itu sendiri, bukan karena lingkungan yang tidak cocok. Biji yang quiescence (kwisensi) adalah
biji yang dapat segera berkecambah apabila diletakkan pada lingkungan yang cocok. Penyebab
biji tidak dapat melakukan perkecambahan ini dipengaruhi oleh dari biji itu sendiri, yaitu
dikarenakan bentuk permukaan biji yang keras, sehingga proses imbibisi sulit terjadi. Menurut
Tamin (2007) dormansi benih merupakan ketidakmampuan benih hidup untuk berkecambah
pada suatu kisaran keadaan luas yang dianggap menguntungkan untuk benih tersebut.
Dormansi dapat disebabkan karena tidak mampunya benih secara total untuk berkecambah atau
hanya karena bertambahnya kebutuhan yang khusus untuk perkecambahannya. Dormansi
benih dapat disebabkan keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis embrio, atau
kombinasi dari keduanya.
Ada beberapa faktor yang mengakibatkan biji melakukan dormansi ada faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yang mengakibatkan dormansi adalah Imnate dormancy (rest)
dormancy yang disebabkan oleh keadaan atau kondisi di dalam organ-organ biji itu sendiri.
Embrio tidak berkembang karena dibatasi secara fisik. Kemudian penyerapan air terganggu
karena kulit biji yang impermeabel. Lalu bagian biji/buah mengandung zat kimia penghambat.
Lalu faktor eksternal yang mempengaruhi dormansi biji adalah terhalangnya pertumbuhan aktif
karena keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Kemudian karena terjadinya
photodormancy yaitu proses fisiologis dalam biji terhambat oleh keberadaan cahaya. Lalu
terjadinya thermodormancy yaitu proses fisiologis dalam biji terhambat oleh suhu.
 Dormansi perlakuan biji dengan air dingin
Pada perlakuan ini dengan menggunakan biji utuh dan diletakkan pada suhu dingin,
didapatkan hasil tidak ada satupun biji yang berkecambah akan tetapi testa menjadi
pecah dan mengembang dengan persentase keberhasilan perkecambahan 0%. Hal ini
disebabkan karena pada suhu yang sangat rendah, keadaan lingkungan dianggap tidak
memungkinkan untuk tumbuhan hidup. Lingkungan dianggap tidak mendukung proses
perkecambahan, sehingga masa dormansi akan lebih lama.
 Dormansi perlakuan biji dengan air hangat
Pada perlakuan ini dengan menggunakan biji utuh yang direndan dengan air hangat,
didapatkan hasil pertumbuhan mencapai 10 biji yang berkecambah dengan persentase
keberhasilan perkecambahan mencapai 60%. Tujuan direndam dalam air yang hangat
yaitu untuk mempermudah proses imbibisi dan melunakkan permukaan biji. Jika,
perlakuan biji dengan perlakuan perendaman dengan menggunakan air menididih tidak
terjadi pertumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena dormansi biji disebabkan beberapa
faktor, salah satunya adalah oksigen, perkecambahan biji memerlukan O2 untuk proses
pertumbuhannya (Burhan, et al 1997), sedangkan oksigen terlarut pada air matang
sudah menghilang.
Dari praktikum ini dapat dilihat bahwa perlakuan-perlakuan yang lebih efisien dalam
mematahkan dormansi biji kangkung yaitu pada perlakuan biji direndam dengan air
hangat, menjadikan kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi,
membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.
 Dormansi perlakuan biji dengan aquades
Pada tanaman kontrol (hanya direndam dengan aquades) tidak menunjukkan adanya
perkecambahan tetapi beberapa biji mengalami pengelupasan. Hal ini jelas
menunjukkan bahwa kulit biji yang keras tersebut menghalangi masuknya air dan
oksigen kedalam biji dan menghalangi pertumbuhan embrio.
Aquades merupakan salah satu faktor yang mampu mengaktifkan enzim-enzim
pertumbuhan pada biji. Biji yang ditempatkan pada suatu lingkungan yang basah maka
molekul air yang ada di luar akan mulai berdifusi ke dalam biji. Ketika molekul itu
sudah berhasil melalui selaput pembungkus biji sebagian diantaranya ada yang diserap
sehingga menyebabkan terjadinya peristiwa imbibisi (peristiwa penyerapan air ke
dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang).
Sedangkan molekul air yang lainnya akan berpindah melalui membran sitoplasma yang
permeabel dengan cara osmosis menuju vakuola sel-sel hidup yang ada dalam biji
sehingga dari sinilah awal biji dapat berkecambah (Ferry and Ward, 1959).
 Dormansi biji tanpa perlakuan
Berdasarkan percobaan pengujian pengaruh faktor lingkungan terhadap
perkecambahan yang telah dilakukan, didapatkan hasil pada cawan perlakuan
menggunakan Biji utuh tanpa perlakuan, dengan meletakaannya dalam suhu kamar
didapatkan hasil tidak ada satupun biji yang berkecambah dengan persentase
keberhasilan perkecambahan sebesar 0%. Hal ini disebabkan karena biji yang disimpan
dalam keadaan kering tidak dapat tumbuh karena enzim-enzim pertumbuhannya belum
aktif. Perkecambahan biji tergantung pada imbibisi, penyerapan air akibat potensial air
yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji
mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan
metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan.
Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau
kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh,
apabila tidak terdapat air maka biji tidak akan berimbibisi dan berkecambah (Campbell,
2002).
Secara alami, masa dormansi dapat dipatahkan karena adanya perubahan suhu lingkungan,
aktivitas mikroba tanah dan atau oleh alat pencernaan burung dan hewan lainnya. Namun Biji
yang telah mengalami dormansi yang sangat lama juga dapat menyebabkan menurunya kualitas
tumbuh embrio. Dan pada saat pemberian perendaman air seharusnya semua biji berkecambah
karena tujuan pemberian perendaman ini ini untuk menghilangkan bahan berlilin yang terdapat
pada biji yang nantinya menghalangi masuknya air, dengan mengelupasnya bahan berlilin ini
akan meluruhkan kulit biji yang keras. lapisan lilin dan lapisan kulit biji yang keras akan hilang,
ketika lapisan ini hilang mengakibatkan biji dapat melakukan imbibisi yaitu masuknya air ke
dalam biji dan menurunkan suhu yang dapat menyebabkan hormon ABA menurun dan hormon
sitokinin meningkat dan biji pun dapat tumbuh.
Menurut Saleh (2004), perlakuan skarifikasi lebih baik dengan cara mekanik yaitu dengan
kertas amplas, yang memungkinkan masuknya air ke dalam benih lebih mudah sehingga
imbibisi sebagai proses awal perkecambahan benih dapat terjadi. Imbibisi dapat mengaktifkan
enzim-enzim perombakan yang menjadikan karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa-
senyawa aktif.
Burhan, Walyati dkk, 1997, Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan., Universitas Andalas. Padang

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2002). Biologi. Jilid 1. Edisi Kelima. Alih
Bahasa: Wasmen. Penerbit Erlangga. Jakarta

Ferry, J. F. dan H. S. Ward. 1959. Fundamentals of Plant Physiology. University of Wisconsin,


Madison.

Saleh, M.S., 2004. Pematahan Dormansi Benih Aren Secara Fisik Pada Berbagi Lama Ekstrasi
Buah. Dalam Industri Benih di Indonesia Aspek Penunjangan Pengembangan. Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. UNTAD. Palu

Tamin, R. P. 2007. Teknik perkecambahan benih jati (Tectona grandis Linn. F.). Jurnal
Agronomi.

You might also like