You are on page 1of 16

Pengukuran aliran adalah untuk mengukur kapasitas aliran, massa laju aliran, volume aliran.

Pemilihan
alat ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan pengukuran, harga, kemudahan pembacaan,
kesederhanaan dan keawetan alat ukur tersebut.

Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit, gradien kecepatan, turbulensi
dan viskositas. Terdapat banyak cara melaksanakan pengukuran-pengukuran, misalnya: langsung, tak
langsung, gravimetrik, volumetrik, elektronik, elektromagnetik dan optik. Pengukuran debit secara
langsung terdiri dari atas penentuan volume atau berat fluida yang melalui suatu penampang dalam
suatu selang waktu tertentu. Metoda tak langsung bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi
tekanan, perbedaan tekanan atau kecepatan dibeberapa dititik pada suatu penampang dan dengan
besaran perhitungan debit. Metode pengukuran aliran yang paling teliti adalah penentuan gravimerik
atau penentuan volumetrik dengan berat atau volume diukur atau penentuan dengan mempergunakan
tangki yang dikalibrasikan untuk selang waktu yang diukur.

Pada prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui :

1. Kecepatan (velocity)

2. Berat (massanya)

3. Luas bidang yang dilaluinya

4. Volumenya

2.2. Alat Ukur Laju Aliran Fluida

Jenis alat ukur aliran fluida yang paling banyak digunakan diantaranya alat ukur lainnya adalah alat ukur
fluida jenis laju aliran. Hal ini dikarenakan oleh konstruksinya yang sederhana dan pemasangannya yang
mudah. Alat ukur aliran fluida jenis ini dibagi empat jenis yaitu:
· Venturi meter

· Nozzle

· Pitot tubes

· Flat orifice

2.2.1. Venturi meter

image

Venturi Meter ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang berfungsi untuk mendapatkan
beda tekanan. Sedangkan alat untuk menunjukan besaran aliran fluida yang diukur atau alat
sekundernya adalah manometer pipa U. Venturi Meter memiliki kerugian karena harganya mahal,
memerlukan ruangan yang besar dan rasio diameter throatnya dengan diameter pipa tidak dapat
diubah.

Untuk sebuah venturi meter tertentu dan sistem manometer tertentu, kecepatan aliran yang dapat
diukur adalah tetap sehingga jika kecepatan aliran berubah maka diameter throatnya dapat diperbesar
untuk memberikan pembacaan yang akurat atau diperkecil untuk mengakomodasi kecepatan aliran
maksimum yang baru.

Untuk Venturi Meter ini dapat dibagi 4 bagian utama yaitu:

• Bagian Inlet : Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti diameter pipa atau
cerobong aliran. Lubang tekanan awal ditempatkan pada bagian ini.

• Inlet Cone: Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk menaikkan tekanan fluida.

• Throat (leher): Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini berbentuk bulat datar. Hal ini
dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah kecepatan dari aliran yang keluar dari inlet cone.
Pada Venturi meter ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke bagian outlet cone. Pada
bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan awal. Pada bagian inlet cone fluida akan
mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet cone yang berbentuk kerucut atau
semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida masuk kebagian throat inilah tempat-tempat
pengambilan tekanan akhir dimana throat ini berbentuk bulat datar. Lalu fluida akan melewati bagian
akhir dari venturi meter yaitu outlet cone. Outlet cone ini berbentuk kerucut dimana bagian kecil berada
pada throat, dan pada Outlet cone ini tekanan kembali normal.

Jika aliran melalui venturi meter itu benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan fluida yang meninggalkan
meter tentulah sama persis dengan fluida yang memasuki meteran dan keberadaan meteran dalam jalur
tersebut tidak akan menyebabkan kehilangan tekanan yang bersifat permanen dalam tekanan.
Penurunan tekanan pada inlet cone akan dipulihkan dengan sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak
dapat ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang permanen dalam sebuah meteran yang dirancangan
dengan tepat.

2.2.1.1. Kelebihan dan Kekurangan Venturimeter

Kelebihan

o Mempunyai penurunan tekanan yang lebih kecil pada kapasitas yang sama.

o Dapat pengukur debit besar.

o Jauh dari kemungkinan tersumbat kotoran.

o Mengukur cairan yang mengandung endapan padatan (solid).

Kekurangan
o Lebih mahal harganya.

o Sulit dalam pemasangan karena panjang.

o Tidak tersedia pada ukuran pipa dibawah 6 inchi.

2.2.2. Flow Nozzle

image

Flow Nozzle sama halnya dengan plat orifice yaitu terpasang diantara dua flensa. Flow Nozzle biasa
digunakan untuk aliran fluida yang kecil. Karena flow nozzle mempunyai lubang lebih besar dan
kehilangan tekanan lebih kecil daripada plat orifice sehinga flow nozzle dipakai untuk fluida kecepatan
tinggi pada temperatur tinggi dan untuk penyediaan air ketel. Flow nozzle ini merupakan alat primer dari
pengukuran aliran yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanannya. Sedangkan alat untuk
menunjukkan besaran aliran fluida yang diukur atau alat sekundernya adalah berupa manometer. Pada
flow nozzle kecepatan bertambah dan tekanan semakin berkurang seperti dalam venturi meter. Dan
aliran fluida akan keluar secara bebas setelah melewati lubang flow nozzle sama seperti pada plat orifice.
Flow nozzle terdiri dari dua bagian utama yang melengkung pada silinder.

2.2.3. Pitot tubes

image

Nama pitot tubes datang dari konsensip Henry de Pitot pada tahun 1732. Pitot tubes mengukur besaran
aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda tekanan yang diberikan oleh kecepatan fluida itu sendiri
dapat dilihat pada Gambar diatas, pitot tubes membutuhkan dua lubang pengukuran tekanan untuk
menghasilkan suatu beda tekanan. Pada pitot tubes ini biasanya fluida yang digunakan adalah jenis
cairan dan gas. Pitot tubes terbuat dari stainless steel dan kuningan.

2.2.3.1 Kegunaan Pitot Tube

o Mengukur tekanan fluida pada wind tunnel.

o Menghitung profil kecepatan aliran pada pipa.

Aplikasi Pitot Tube

o Mengukur kecepatan pada pesawat (airspeed).

o Altimeter pesawat.

o Mengukur tekanan fluida pada wind tunnel (terowongan angin).

2.2.3.2. Kelebihan dan Kekurangan Pitot Tube

Kelebihan:

o Susunan sederhana.

o Relatif mudah dan murah.

o Tidak perlu adanya kalibrasi.


o Pressure drop aliran kecil.

Kekurangan:

Keakuratanrendah untuk beberapa aplikasi.

Pipa harus lurus dengan kecepatan aliran untuk mendapatkan hasil yang baik.

2.2.4. Flat orifice

image

Orifice adalah plat berlubang yang disisipkan pada laluan aliran fluida yang diukur, juga merupakan alat
primer yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanan antara aliran pada up stream dan down stream
dari orifice itu sendiri. Orifice merupakan salah satu alat ukur yang digunakan di lapangan geothermal
dan umumnya orifice diletakkan sebelum separator.

2.2.4.1. Kelebihan dan Kekurangan Orifice Meter

Kelebihan:

o Konstruksinya sederhana

o Rancangannya mudah

o Harganya relatif murah


o Mudah dikalibrasi

• Mudah dirancang/didapat

• Tingkat ketelitian cukup baik

Kekurangan:

• Penurunan tekanan sedang-tinggi

2.3. Prinsip Kerja Alat Ukur Laju aliran

2.3.1. Venturi meter

image

Prinsip Kerja Venturimeter tanpa manometer ini berdasar pada Asas Bernoulli yang berbunyi: Pada pipa
mendatar (horizontal), tekanan fluida yang paling besar adalah pada bagian kelajuan alirnya paling kecil,
dan tekanan paling kecil adalah pada bagian kelajuan alirnya paling besar.

Venturi meter Fluida yang mengalir dalam pipa mempunyai massa jenis ρ. Kecepatan fluida mengalir
pada pipa sebelah kanan, maka tekanan pada pipa sebelah kiri lebih besar. Perbedaan tekanan fluida di
dua tempat tersebut diukur oleh manometer yang diisi dengan fluida dengan massa jenis ρ’ dan
manometer menunjukkan bahwa perbedaan ketinggian permukaan fluida di kedua sisi adalah H. Dengan
menggunakan persamaan kontinuitas dan Persamaan Bernouli, diperoleh :Menghitung kelajuan cairan
dalam pipa memakai venturimeter tanpa manometer Persamaan Bernoulli adalah dan kontinuitas A1.v1
= A2.v2, maka Cairan mengalir pada mendatar maka h1 = h2 sehingga,
P1 – P2 = ½ .ρ.(v22– v12)_____(1)

Maka pada tabung fluida diam, maka tekanan hidrostatisnya : P1 = ρ.g.hA

dan P2 = ρ.g.hB

maka P1 – P2 = ρ.g(hA –hB ) = ρ.g.h —– (2)

Keterangan:

v : kelajuan gas, satuan (m/s)

v1 : kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya (m/s)

h : beda tinggi air raksa, satuan (m)

A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya (m2)

A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya (m2)

ρ : massa jenis gas, satuannya (Kg/m3)

ρ’ : massa jenis cairan pada manometer satuannya (Kg/m3)


2.3.2. Pitot tubes

image

Prinsip Kerja

Energi kinetik dikonversikan menjadi static pressure head

Cara kerja pitot tube adalah:

o Pipa yang mengukur tekanan statis terletak secara radial pada batang yang dihubungkan ke
manometer (pstat).

o Tekanan pada ujung pipa di mana fluida masuk merupakan tekanan stagnasi (p0).

o Kedua pengukuran tekanan tersebut dimasukkan dalam persamaan Bernoulli untuk mengetahui
kecepatan alirannya.

o Sulit untuk mendapat hasil pengukuran tekanan stagnasi secara nyata karena adanya friksi pada pipa.
Hasil pengukuran selalu lebih kecil dari kenyataan akibat faktor C (friksi empirik).

2.3.3. Orifice Meter

Prinsip kerja Orifice Meter


Prinsip kerja dari orifice meter adalah:

• Fluida yang diukur alirannya dialirkan melalui plat orifice.

• Perbedaan atau selisih tekanan fluida yang melalui orifice antara up stream dan down stream dicatat.

• Suhu dan tekanan fluida pada up stream dicatat untuk mengetahui densitasnya.

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan

Proses pengukuran aliran fluida dapat menggunakan alat ukur venturi meter, nozzle, pitot tube, dan
orifice meter.

Pada dasarnya prinsip kerja dari keempat alat ukur ini adalah sama yaitu bila aliran fluida yang mengalir
melalui alat ukur ini mengalir maka akan terjadi perbedaan tekanan.

Fungsi Flow meter

Kegunaan flow meter adalah alat yang digunakan untuk engetahui adanya suatu aliran matrial ( liquid,
gas, powder ) dalam suatu jalur aliran, dengan segala aspek aliran itu sendiri, yang meliputi kecepatan
aliran atau flow rate dan total massa atau volume dari matrial yang mengalair dalam jangka waktu
tertentu atau sering disebut dengan istilah totalizer.

Dengan diketahuinya parameter dari aliran suatu matrial oleh alat ukur flow meter yang dikirim berupa
data angka dan dapat juga diteruskan guna menghasilkan aliran listrik atau sinyal yang bisa digunakan
sebagai input pada control atau rangkaian electric lainnya.
Pada kasus tertentu flow meter dapat digunakan untuk mendapatkan efisiensi dari suatu proses dengan
cara melakukan adjustment besar kecilnya suatu aliran fluida. Seperti di industri manufacture dimana
kebutuhan air, udara bertekanan dan steam yang tentunya besar kecilnya harus mengacu pada
kebutuhan lini produksi berdasarkan konsumsi mesin pada proses produksi.

Flow meter di sini bisa digunakan sebagai acuan besar kecilnya kebutuhan udara/air /steam dengann
menyetel valve sehingga mesin yang membutuhkan udara lebih kecil bisa di sesuaiakn alirannya dan
begitu juga sebaliknya. Sehingga tidak ada lagi kekuranagan udara/air atau steam untuk mesin2 yang
membutuhkan lebih banyak.

Untuk proses biaya produksi flow meter justru memegang peranan penting guna mendapatkan biaya
produksi sehubungan dengan konsumsi air/ udara atau steam. Dengan terdatanya jumlah pemakain
udara/steam/air/gas maka biaya produksi yang berhubungan dengan besarnya biaya fluida bisa dihitung
dengan pasti.

Untuk melakukan efektifitas pengecekan performa mesin, flow meter sering digunakan di perusahaan
manufacture, guna mengukur kapasitas dan performa pompa, compressor dan cooling system. Sehingga
kerusakan mesin yang lebih besar, bisa di ketahui sedini mungkin karena adanya ketidak beresan mesin.
Sehingga break down machine bisa di hindari dengan melakukan perawatan sesuai schedule,
beradasarkan analisa hasil pengukuran sitem pendinginan atau lainya dengan menggunakan flow meter
yang portable.

Flow meter bisa juga diaplikasikan guna mendapatkan kwalitas hasil produksi yang konsisten dengan
mengaplikasikan pada batching system. Dibanyak pabrik makanan flow meter bisa digunakan untuk
mengkur volume cairan guna mixing cairan yang berbeda sehingga kwalitas mixing bisa terjaga
konsistenya.

Pada proses pengolahan limbah flow meter mempunyai fungsi yang sangat vital baik digunakan untuk
mengukur hasil proses maupun guna mendapatkan optimalisasi penggunaan bahan kimia seperti
penggunaan koagulan maupun flokulan sehingga besaran biaya proses pengolahan limbah bisa dipantau.
Jenis dan spesifikasi Flow meter

Begitu banyaknya jenis flow meter maka perlu dilakukan pemilihan jenis flow meter, agar tujuan
pemasangan flowmeter sesuai dengan keinginan kita ataupun sesuai dengan disain. Untuk flow meter
Air yang menggunakan jenis electromagnetic juga mempunyai karakteristik berbeda.

Karena spesifikasi flow meter yang di gunakan disesuaikan dengan jenis cairan. Untuk air sungai, air
limbah tambang, air limbah chemical maupun air laut mempunyai karakteristik berbeda. Pada kasus ini
jenis electromagnetic flow meter yang digunakan juga berbeda spesifikasi bahanya, terutama jenis
bahan liner, jenis bahan electroda serta flow tube harus disesuaikan dengan jenis airnya.

Dari uraian diatas Flow meter mempunyai fungsi untuk :

Mengetahui Kecepatan ALiran ( Velocity) dengan satuan jarak/waktuSatuan unit pengukuran :


(meter/menit, meters/detik dll

Mengetahui Kapasitas Aliran ( Flow Rate ) dalam pipaSatuan unit pengukuran : (LPS, LPM, LPH, M3/H,
M3/Menit, GPM, GPH dll

Mengetahui Jumlah Total Volume yang telah mengalir ( Totalizer)Satuan Unit : m3, liters, gallon dll

Control atau monitor dengan adanya output berupa analog out put : 4-20mA, pulsa, RS485, relay contact
dan lainya.

Parameter Pemilihan Jenis Flow meter

Ada banyak jenis flow meter serta model flowmeter yang harus di sesuaiakan dengan jenis cairan, jenis
pipa, tujuan pemasangan flow meter serta lainy, karena itu perlu beberapa panduan dalam memilih jenis
flow meter. Berikut ini ada panduan dasar bagi enginner untuk menentukan model maupun type flow
meter yaitu :

Jenis Fluida ( water, oil, chemical, fuel, gas, dll)

Ukuran Pipa ( DN8 – DN3000 )

Besaraan akurasi yang ingin dicapai

Max dan min Working Pressure ( bars )

Temperature Max
Max dan min Flow

Satuan pengukuran ( GPM, LPM, LPH dll)

Sistem Installasihorizontal, vertical

In Line, Insertion , Clamp on

Lokasi InstallasiIntegral/compact atau Remote/splite

in door, Out door, Water Proof, Explosion proof

Material Flow Meter ( CS, SUS, PVC, dll )Bahan Material

Terdapat liner atau tidak di sisi dalam pipa

Standart coneksi ( JIS, DIN, ANSI )

Jenis Aliran ( bertekanan, gravity , open channel )

Tujuan pemasangan flow meterMengetahui volume

Mengetahui flow rate

Untuk sistem control ( analog out put 4-20 mA, pulsa, RS485 dll)

Installasi Flow meter

Dengan banyaknya jenis flow meter sesuai dengan aplikasinya hal penting sebelum memasang flow
meter adalah posisi dan jarak installasi dari flow meter. Untuk jarak installasi biasanya mengikuti
petunjuk cara instalasi yang telah di berikan oleh manfacture, guna menghindari terjadinya back
pressure maupun terjadinya bubble atau terjebaknya udara di dalam flow meter khususnya untuk jenis
volumetric flow meter. Karena itu cara installasi flow meter pada pipa yang sudah ada perlu disiasati
guna memenuhi prinsip kerja, prinsip installasi dan juga pertimbangan biaya manitenance dan instalasi
tidak terlalu mahal.

Flow meter dalam hal instalasinya mempunyai 4 jenis yaitu jenis installai in line pada pipa, Insertion pada
pipa, Clamp on pada pipa dan instalasi pada open channel. Installasi in line dilakukan dengan
pemotongan pipa dan koneksinya bisa menggunakan flange atau ulir atau waver yang sering disebut
jenis inline flow meter. Sedangkan bentuk kedua yaitu dengan cara melubangi pipa dan dipasang fitting
baik saddle fitting maupun welded fitting, kemudian baru flow sensor di masukan kedalamnya yang
sering disebut dengan insertion flow meter.
Untuk jenis instalasi flowmeter yang ketiga yaitu tanpa harus memotong ataupun melubangi pipa namun
flow sensor cukup di tempelkan pada permukan luar pipa yang kemudian di clamp dan sering di sebut
dengan clamp on flow meter dan ini hanya dimiliki oleh jenis flow meter ultrasonic model clamp on.
Selanjutnya jenis instalasi untuk membaca aliran flow dari cairan di tempat terbuka seperti di selokan,
sungai, parit atau channel, yang pada umunya menggunkan 2 jenis flow meter magnetic guna mengukur
velocity dan digabung dengan ultrasonic level untuk mengukur luasan area channel atau ada juga untuk
mengukur velocity menggunakan flow sensor ultrasonic digabung dengan ultrasonic level meter guna
mengukur luasan area channel yang dilewati cairan.

Saat melakukan Installasi flowmeter harus di pertimbangkan karakteristik aliran dalam pipa serta posisi
pemasangan flowmeter. Tujuannya adalah diharapkan aliran air didalam flow meter, merupakan aliran
laminer dan tidak ada back pressure maupun adanya aliran turbulen. Oleh sebab itu dibutuhkan Jarak
pemasangan yang memadai, berdasarkan kondisi instalasi pipa yang dinamakan jarak up stream dan
down stream. Berikut ini acuan dasar dan umum up steam dan down stream sebagai aturan jarak
pemasangan flow meter magnetic.

Namun demikian setiap manufature flow meter dan jenis serta model flow meter mempunyai aturan
masing-masing karena itu sebelum melakukan instalasi sebaiknya baca petunjuk instalasinya dengan
seksama, agar manfaat pemasangan flow meter bisa maksimal dan mendapatkan performa yang kita
harapkan.

Akurasi flow meter

Akurasi flow meter cukup bervariasi, sesuai dengan jenis dan model dari flowmeter yang diproduksi. Ada
yang mempunyai akurasi 5%, 2%, 1%, 0.5% bahkan ada yang 0.2 % dan lebih bai. Untuk jenis flow mete
air biasanya kisaran yang diharapkan jika untuk kwalitas proses dan product mencapai 0.5% hingga 1%.
Sedangkan jika digunakan untuk irigasi dan pemantauan flow rate untuk menajga performa mesin
seperti pada proses pendinginan mesin biasanya berkisar pada angka 2% hingga 5%.

Namun untuk proses tertentu yang menginginkan kwalitas proses dan product yang sangat tinggi atau
karena mahalnya liquid yang diukur maka akurasi flowmeter diharapkan pada kisaran 0.2%. Untiuk kasus
ini lebih baik bisa menggunakan jenis flow meter coriolis yang terkenal dengan sebutan mass flow meter.
Karena namnya mass flow meter maka akibat perubahan temperature cairan yang mampu merubah
viskositas atau bahkan adanya gas atau udara yang terjebak dalam cairan, tidak akan berpengaruh pada
hasil pengukuran mass flow meter karena mass udara serta volume cairan tidak berpengaruh.

Komponen Flow meter

Ada dua bagian dari flow meter yang utama yaitu flow sensor dan flow transmitter atau atau flow
computer. Untuk flow sensor terdapat beberapa komponan sesuai dengan jenis dan model flow
meternya dan biasanya ini yang menjadi acuan size flow meter dengan koneksi disesuaikan kondisi
lapangan apakah menggunakan flange, ulir atau lainya.

Untuk flow sensor ini biasanya bahan material sensor di sesuaikan dengan material pipa, spesifikasi
fluida, temperature maksimal, max pressure, IP class apakah butuh water proof atau lainya, termasuk
jika dibutuhkan material yang punya kelas food grade dan tahan asam.

Bagian kedua dari Flowmeter adalah flow transmitter atau flow display atau flow gauge, yang
mempunyai fungsi menerjemahkan signal dari sensor kedalam hitungan kecepatan dan lainya, yang bisa
ditampilkan berupa angka ke display serta memberikan ouput lainya. Flow transmitter ini biasanya hanya
terbagi dalam bentuk menyatu dengan sensor atau terpisah, yang istilah dilapangan adalah
compact/integral atau remote/split yang menggunakan kabel sebagai penghubung sensor ke transmitter.

Dari flow transmitter ini flow meter mampu membaca dan mendeteksi kecepatan aliran atau velocity,
dengan satuan unit jarak per waktu, debit aiar atau kapasitas yang sering disebut dengan flow rate
dengan satuan unit volume perwaktu serta bisa membaca volume cairan yang melewati cairan pada
waktu tertentu dengan satuan unit volumetric. Dan untuk kasus tertentu mass flow meter mampu
membaca mass dari fluida yang mengalir dalam flow meter dengan satuan unit mass seperti gram, kg,
ton, punds dan lainya,

Bahkan jika flow meter model tertentu dikombinasi dengan temperature maka flow trnsmitter bisa
menyajikan energy yang dihasilkan fluida yang bisa menyajikan suatu heat energy dengan satuan energy
joule. Hal ini bisanya diaplikasikan untuk steam, air panas pada HVAC atau pada sitem pendinginan
seperti chiller atau AC.
Namun jangan lupa untuk jenis pembacaan gauge atau display yang menggunakan sistem mecahnical
register biasanya hanya mampu menmpilkan flow rate dan volumetrik dan tidak bisa memberikan analog
output kecuali ditambah dengan sensor putaran yang menerjemahkan putaran sistem mechanical ke
dalam satuan angka volume seperti red ssensor atau lainya.

Power dan out put flow meter

Untuk masalah power pada flowmeter biasanya pada gauge atau pembacaan ada dua yaitu pembacaan
dengan menggunakan mechanical register yang menggunakan jarum yang diteruskan ke sistem angka
dan ada juga yang sitem pembacaanya secara digital. Untuk jenis pembacaan menggunakan mechanical
register sering populer dengan istilah flow meter biasa, flowmeter analog atau flow meter manual. Jenis
flow meter ini biasanya tidak menggunakan flow sensor tapi menggunakan model ruang volume seperti
model rotameter atau pd flow meter. Dan flow meter jenis pada umumnya tidak membutuhkan energy
power atau listrik.

Sedangkan sistem pambacaan digital biasanya menghnakan sistem sensor seperti magnetic flow meter
menggunakan sensor berupa electrode, ultrasonic flow meter bisanya menggunakan sensor berupa
ultrasonic transducer, coriolis flow meter menggunakan sensor coriolis yang mampu membaca force
yang bisa menghasilkan mass flow dan seterusnya.

Flow meter yang digital biasanya dioperasikan dengan power AC dari 90 VAc hingga 240 VAc, power DC
dari 12 VDc hingga 36 VDc atau tersedia juga dengan penggunaan Battery yang mampu bertahan
hinggga 2 tahun – 5 tahun. Begitu juga output bukan saja pembacaan di display tapi juga bisa
memberikan analog output 4 – 20 mA, Pulse, alarem dan comunication RS485. Jadi cukup lengkap bagi
kita yang menginginkan hasil pengukuran flow sensor jika di hubungkan ke control, komunikasi ke
komputer atau remote sitem seperti keGPRS atau sistem internet.

You might also like