You are on page 1of 13

2.1.

Manajemen Pemeliharaan
2.1.1. Kandang
Kandang berfungsi sebagai tempat berlindung dari hujan, panas,
predator, sebagai tempat berteduh, beristirahat, berkembangbiak, makan dan
minum; perawatan bagi yang sakit; dan untuk memudahkan dalam
pengontrolan. Model kandang dan jumlah kandang yang disediakan untuk
kuda di Eclipse Stud and Stable antara lain model kandang permanen yaitu
dengan model kandang tembok dengan bagian bawah/lantai kandang
diberikan serbuk kayu untuk kenyamanan kuda.
Kandang harus lebih tinggi minimal satu kaki di atas daerah sekitarnya
untuk memperlancar saluran pembuangan air. Kandang sering menjadi banjir
jika saluran pembuangan air tidak baik, selain itu saluran pembuangan air
yang tidak lancar juga menyebabkan kondisi kandang menjadi lembab.
Kelembaban kandang yang tinggi dapat menyebabkan kuda mudah terserang
penyakit (Brady et al., 2010).
Atap pada kandang kuda lebih baik jika jaraknya semakin tinggi dari
lantai, karena dapat menghasilkan sirkulasi udara yang baik. Tinggi atap
kandang minimal adalah 12 kaki atau sama dengan 3,66 m. Ketersediaan
udara yang baik dalam kandang sangat dibutuhkan karena kuda mudah
terkena penyakit pernafasan. Udara yang bersih sangat penting untuk
kesehatan dan kenyamanan kuda serta akan mempengaruhi kekuatan dari
kuda tersebut. Tipe atap kandang dengan ventilasi yang baik adalah tipe
gable, dimana atap berbentuk puncak. Jendela pada kandang kuda harus
berada pada posisi sejajar dengan kepala kuda. Bagian kandang harus tersedia
air bersih. Kandang juga harus memiliki sistem pembuangan kotoran yang
baik dan adanya ketersediaan listrik untuk lampu, kipas angin, dan lain
sebagainya (McBane,1991).
Jenis alas kandang (bedding) yang digunakan tergantung pada
ketersediaan, harga, dan kesesuaian material. Serutan kayu dan jerami
merupakan bahan alas kandang yang sangat baik, namun dapat menjadi mahal
atau sulit didapat. Bahan lain yang dapat digunakan sebagai alas kandang

1
adalah gambut, sekam padi, sekam kacang, serbuk gergaji, dan bubur kertas
(Brady et al., 2010). Alas kandang kuda harus selalu dalam keadaan bersih
dan lunak serta beralaskan serbuk gergaji atau jerami. Alas kandang berfungsi
untuk melindungi kuda ketika sedang menggulingkan badannya, memberikan
kehangatan dan kenyamanan, serta melindungi kaki kuda terutama untuk
kuda olahraga dan kuda pacu. Peternakan kuda lebih baik dilengkapi dengan
fasilitas pendukung seperti tempat penyimpanan peralatan, tempat
penyimpanan pakan, ruang groom pada setiap kandang sehingga
memudahkan dalam pengawasan kuda (McBane, 1991)
Kandang kuda dewasa dengan tinggi 150 cm sebaiknya berukuran
minimal 5x5 m2, sedangkan untuk kuda poni berukuran minimal 3,7 x 3,0
m2. Selain itu bangunan kandang juga sebaiknya memiliki pencahayaan dan
ventilasi yang baik. Pintu untuk kandang harus kuat dan akan lebih baik jika
pintu tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian bawah yang tertutup
dan bagian atas yang berkisi, sehingga kandang tetap aman dan ventilasi baik.
Kuda muda atau anak kuda lebih baik jika berada dalam kandang kelompok,
karena kuda muda yang berada dalam kandang individu dan jarang
beraktivitas akan mengalami kegemukan. Pembersihan kandang, tempat
pakan, dan tempat minum harus rutin dilakukan (Morel, 2008).

2.1.2. Pakan
Pengetahuan mengenai kebutuhan zat-zat makanan untuk kuda di
Indonesia belum diketahui secara luas dibanding ternak lain (sapi, domba,
dan lain sebagainya).
Seperti halnya ternak lain, kuda memerlukan karbohidrat, protein,
mineral, vitamin untuk hidup pokok (beristirahat), bekerja (misalnya berlari
dan mengangkat beban), reproduksi (bunting dan laktasi), dan pertumbuhan.
Beberapa faktor yang menentukan kebutuhan zat makanan, antara lain: 1)
temperatur; 2) kondisi; 3) umur; 4) berat badan; 5) lama bekerja/hari; dan 6)
bunting/laktasi. Tingkat aktivitas kuda dapat dibagi ke dalam tiga kelompok
yaitu kerja ringan, sedang, dan berat (Parakkasi, 1986).

2
Kebutuhan nutrisi kuda dengan bobot badan 200, 400, dan 500 kg
berdasarkan tingkat aktivitas yang sedang dijalaninya dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Kuda Berdasarkan Tingkat Aktifitas.

Blakely dan Bade (1991) mengemukakan pedoman umum pemberian


pakan kuda sesuai dengan kebutuhannya adalah sebagai berikut: (1) Kuda
yang bekerja ringan (kurang dari tiga jam) diberi pakan 0,5% konsentrat dan
hijauan 1% sampai 1,25% bobot badan, (2) Kuda yang bekerja sedang (tiga
sampai lima jam) diberi 1% konsentrat dan hijauan 1% sampai 1,25% bobot
badan, dan (3) Kuda yang bekerja berat (lebih dari lima jam) diberi 1,25%
konsentrat dan hijauan 1% bobot badan. Jumlah dan frekuensi pemberian
pakan kuda harus sesuai dengan umur dan fungsi kuda tersebut. Frekuensi
pemberian pakan dapat dilakukan dua sampai tiga kali sehari yaitu pada
waktu pagi, siang, dan sore hari tergantung dari umur dan fungsi kuda
tersebut (Jacoebs, 1994).
Manajemen pakan kuda berbeda dengan manajemen ternak domestik
yang lain. Hal utama yang menyebabkan hal tersebut adalah karena
perbedaan anatomi dan fisiologi saluran pencernaan, pencernaan kuda
termasuk kedalam pencernaan monogastrik (lambung tunggal). Selain kuda
merupakan hewan yang dapat mencerna dan mengfermentasi sisa pakan pada
saluran pencernaan bagian belakangnya (sekum). Dengan keunikannya itulah
maka kuda mencerna dengan efisien baik pakan serat maupun konsentrat.

3
Namun keunikan ini harus di tunjang pula dengan manajemen pakan yang
baik (Anonim, 2011c).
Pakan kuda di bagi menjadi 2 kategori yaitu serat atau bahan kasar dan
konsentrat. Sumber serat utama bagi kuda adalah rumput. Biasanya rumput di
berikan dalam bentuk kering (hay), sehingga kadar airnya rendah. Rumput
kering yang biasa diberikan pada kuda adalah Timothy, Brome dan rumput
Orchade. Serat merupakan bagian penting dalam susunan pakan kuda karena
kesehatan saluran cerna sangat di pengaruhi oleh keberadaan serat dalam
pakan. Serat mengandung bahan kasar dan membantu dalam proses
transportasi dan pemecahan bahan konsentrat sehingga serat merupakan
sumber penting dalam nutrisi (Syefrizal, 2008)
Konsentrat adalah pakan yang mengandung unsur protein, karbohidrat,
lemak dan mineral yang dapat di berikan dalam jumlah sedikit. Contoh
konsentrat ynag di gunakan sebagai pakan kuda di Indonesia antara lain
adalah, bungkil kedelai, kacang hijau, gabah dan dedak. Pemberian kedua
jenis pakan ini haruslah seimbang dan sangat tergantung pada berbagai faktor,
seperti usia kuda, jenis pekerjaan dan berbagai kondisi lain. Jumlah pakan
dan waktu pakan kuda yang berubah tiba-tiba, dapat menyebabkan perubahan
motilitas usus pencernaan kuda dan perubahan aliran darah. Hal tersebut
sangat berbahaya bagi kuda karena dapat menyebabkan terjadinya kolik
(Hamer 1993).
Manajemen pakan adalah penyediaan pakan yang sesuai kebutuhan
hewan terkhususnya untuk kuda pacu sehingga dapan menjaga stamina serta
kesehatan kuda tersebut. Unsur-unsur penyusun bahan makanan, yaitu air
dan bahan kering (Subyaty, 2003). Bahan Kering terdiri atas zat organik
meliputi Senyawa bernitrogen (protein & Non-protein), lemak (lipid),
karbohidrat, dan vitamin; dan zat anorganik (mineral) terdiri atas mineral
esensial (makro : Ca, P, Mg, Na, K, Cl, S; & mikro seperti Fe, Cu, I, Zn, Cr,
dsb) dan mineral non-esensial (Maharani, 2011).
Syarat pakan untuk hewan adalah seimbang (mengandung semua zat
makanan yang diperlukan hewan dalam jumlah yang tepat untuk memenuhi

4
semua fungsi fisiologis tubuh), bernilai gizi tinggi, cukup (jumlahnya
terpenuhi sesuai kebutuhan hewan (umur, sex, status produksi, musim),
kontinyu (tersedia sepanjang waktu selama masa hidup hewan), dan tidak
mengganggu kesehatan. Strategi pemberian pakan adalah harus
mempertimbangkan faktor-faktor terkait relung pakan dari setiap jenis satwa
yang dikelola, yakni: ukuran tubuh dan hubungannya dengan laju
metabolisme, susunan anatomi dan fisiologi saluran pencernaan (Subyaty,
2003).
Pakan yang di berikan untuk kuda pacuan adalah camouran pakan yang
di olah sendiri oleh penjaga kuda antara lain : Jagung, Dedak, Kacang
kedelai, Kacang hijau serta pemberian pada khusus kuda dengan kandungan
gizi yang lengkap untuk kebutuhan stamina kuda. Kuda dalam melakukan
aktivitas harian sebagian besar waktunya digunakan untuk makan dan
istirahat dikarenakan kondisi kuda yang sedang sakit. Jumlah pakan yang
dibutuhkan oleh kuda adalah 2 – 2,5 % dari berat tubuhnya serta pemberian
air minum diberikan secara at libitum serta pakan konsentrat harus seimbang
sesuai dengan aktifitas yang diberikan pada kuda (Hamer, 1993).
Jumlah pakan yang terlalu banyak dalam satu kali pemberian akan
menyebabkan proses pencernaan pakan menjadi tidak efektif dan efisien.
Pakan yang tidak tercerna akan terbuang percuma melalui feses, sehingga
pakan kuda harus diberikan dalam jumlah yang tepat dengan frekuensi yang
sering. Jika memungkinkan, pakan kasar dan berserat seharusnya tersedia
secara ad libitum dalam kandang kuda agar dapat mengganti energinya yang
hilang setelah melakukan berbagai aktifitasnya sepanjang hari. Jumlah pakan
yang sedikit dengan frekuensi yang sering akan membuat sistim pencernaan
kuda bekerja dengan baik. Frekuensi pemberian pakan kuda kompetisi
setidaknya 4 sampai 5 kali sehari sedangkan untuk kuda biasa pemberian
pakan minimal 2 kali sehari (McBane 1994).
2.1.3. Kesehatan
Program kesehatan pada ternak kuda meliputi pencegahan penyakit,
pemberian obat cacing, dan tindakan pertolongan pertama. Unsur pertama

5
dalam tata laksana pemeliharaan kesehatan kuda adalah kebersihan, baik
kebersihan kandang maupun kuda itu sendiri. Tempat makanan, alas tidur,
dan area kandang harus dikelola sebagaimana mestinya untuk mencegah
timbulnya masalah. Temperatur kandang seharusnya mendekati temperatur
luar untuk mengurangi kemungkinan munculnya penyakit-penyakit
pernafasan. Salah satu gejala pertama dari masalah apa pun biasanya adalah
rendahnya nafsu makan atau bahkan tidak mau makan sama sekali. Kuda
yang sehat hampir selalu lapar dan ingin makan (Blakely dan Bade, 1991).

6
BAB IV
URAIAN KEGIATAN

4.1.1. Manajemen Pemeliharaan Kuda


4.1.1.1. Kandang
Perkandangan pada Eclipse Stud and Stable terdapat atas 4
kandang besar yang terdiri dari kandang betina bunting dan beranak,
kandang pejantan, kandang isolasi dan kandang kuda lokal. Letak
bangunan kandang yang satu dengan yang lainnya saling berdekatan, hal
ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengawasan. Kapasitas
setiap kandang yaitu kandang betina bunting dan beranak yaitu 12
kandang yang di isi oleh kuda (Shakira, Glamor, Cosma, Winona,
Tamara, Somoia, Laziotifory, Marry dan anaknya, Majesti dan anaknya,
British dan anaknya serta Terbanan dan anaknya) untuk kandang
pejantan yaitu 7 kandang yang di isi oleh kuda pejantan unggul (Ken,
Davinci, Florence, Keeninsky, Petra, Monoswari dan Star), kandang
isolasi terdiri dari 2 kandang yang berisi kuda (Nadine dan Lazio) yang
memiliki penyakit mata serta pilek sehingga di pisahkan dari kuda
lainnya agar tidak tertular, kandang betina lokal terdapat 30 kandang.
Terdapat lapangan pacu kuda yang dibagi penjadi 2 bagian
dengan tujuan agar kuda dapat dilepaskan agar mengekspresikan tingkah
laku normal dengan batas waktu pelepasan 1 jam dan kuda dimasukan
kembali ke kandang. Terdapat juga kandang roling untuk melatih kuda.

4.1.1.2. Pakan
Jumlah total pakan yang sebaiknya diberikan tiap hari pada kuda
adalah 2 - 2,5 persen dari total berat tubuhnya (Hamer, 1993). Pemberian
serat dan konsentrat haruslah seimbang sesuai dengan aktivitasnya. Kuda
merupakan hewan ternak yang merumput sehingga kebutuhan akan serat
wajib untuk dipenuhi untuk menjaga kesehatan saluran cernanya. Jumlah
serat yang harus didapatkan kuda tiap hari adalah adalah seberat 0.75

7
kg/hari untuk tiap 50 kg berat badan (Syefrizal, 2008). Sedangkan
Hamer, 1993 berpendapat bahwa jumlah minimum serat yang harus
didapat seekor kuda per hari adalah 1 persen dari total berat tubuhnya.
Jumlah pemberian konsentrat dalam satu waktu pemberian pakan,
jumlahnya tidak boleh melebihi 0.5 persen dari total berat tubuh kuda.
Alasannya adalah bahwa konsentrat yang terdiri dari gula dan zat tepung
akan dicerna dan diserap di dalam usus halus, sehingga jika jumlahnya
berlebih maka zat-zat tersebut akan menumpuk di sekum dan akan
menyebabkan kuda mengalami kolik (Syefrizal, 2008).
Perhitungan jumlah pakan dan frekuensi pemberian pakan yang
seharusnya diberikan kepada kuda per hari dapat dilihat pada Tabel 1.
Berat kuda = 500 kg
Total jumlah maksimum per hari = 2 % x 500 kg = 10 kg
Jumlah minimum serat per hari = 1 % x 500 kg = 5 kg
Jumlah maksimum konsentrat per hari = 0.5 % x 500 kg = 2.5 kg

Tabel 1. Jumlah ideal pakan kuda perhari berdasarkan % BK. Sumber


(Hamer 1993)
Kuda dengan berat 500 kg harus mendapat 10 kg pakan
perharinya, yaitu setidaknya mendapatkan 5 kg serat dan jumlah
konsentrat yang diberikan tidak lebih dari 2.5 kg. dari perhitungan
tersebut maka frekuensi pemberian pakan adalah dua kali sehari, namun
frekuensi yang lebih sering dengan jumlah yang lebih sedikit lebih
dianjurkan.
Pakan kuda yang diberikan antara lain Jagung 40,5%, Dedak
40,5%, Kacang kedelai 15% dan Kacang hijau 2,7%. Pakan yang
diberikan juga di campur dengan mineral, Vitamin C, formula susu kuda
serta Vitamin E untuk kuda betina.
Terdapat dua jenis konsetrat yang digunakan di Denkavkud, yaitu
konsetrat dengan merk dagang Vital dan Haras yang diproduksi oleh
Royal Horses. Konsentrat Haras digunakan untuk pakan kuda Australia

8
(Thoroughbred), sedangkan konsentrat Vital digunakan untuk kuda
lainnya (selain kuda Australia). Selain itu pakan kuda Australia diberi
tambahan yaitu dedak gandum. Pakan kuda Australia memiliki kualitas
yang lebih baik karena kuda tersebut merupakan kuda bibit yang
diharapkan memiliki performa yang baik dan dapat menghasilkan
keturunan yang baik pula. Berdasarkan keterangan yang tertera dalam
label, konsentrat Vital digunakan untuk pakan kuda kerja dengan tingkat
aktivitas rendah dan sedang, sedangkan konsentrat Haras digunakan
untuk kuda bibit yang terdiri atas betina, jantan, dan anak kuda.
Pakan tambahan yang diberikan adalah Vital Horse Low and
Moderate Activity yang merupakan pakan khusus kuda dengan
kandungan nutrisi yang terkandung didalamnya adalah Digestible energy
2450 Kcal/kg, Moisture12% Max, Protein 11%, Fat 4,5%, Starch 18%,
Hemicellulase 17%, Lysine 0,4%, Methionine and Cystine 0,4%,
Calcium 1,25%, Phosphorus 0,6%, Sodium 0,4%, Vit. A 6000 UI/kg, Vit
D3 900 UI/kg, Vit E 100 UI/kg.

4.1.1.3. Tempat Pakan dan Tempat Minum


Tempat makanan yang digunakan yaitu drum air yang
berkapasitas 230 liter dipotong menjadi 2 bagian serta berbentuk bulatan
dengan tinggi 30 cm dari atas permukaan tanah agar tidak terinjak oleh
kuda.

Gambar 4. Tempat Pakan dan Minum Kuda

9
4.1.1.4. Kesehatan
Pada Eclipse Stud and Stable, lebih banyak kasus kuda yang mengalami
cedera pada kaki sehingga dilakukannya penanganan oleh dokter hewan
yang bertugas di peternakan tersebut.

Luka pada ternak kuda di biasanya diobati dengan pemberian iodine 5%,
dan perubalsem pada bagian yang luka. Iodine yang punya sifat antiseptik
(membunuh kuman) baik bakteri gram positif maupun negatif serta lebih
iritatif (menimbulkan perih) dan lebih beracun bila masuk ke pembuluh
darah (Media Komunikasi Dokter Hewan Indonesia, 2007). Bila luka luas
dan lebih kotor, maka luka itu dibersihkan dengan air mengalir terlebih
dahulu. Setelah bersih, luka dikeringkan dan diolesi iodine kemudian luka
dibalut dengan menggunakan kasa serta kapas agar obat yang diberikan
dapat terserap dalam luka serta menghindari infeksi yang disebabkan oleh
serangga.

Adapun beberapa kasus infeksi pada kaki, serta wajah kuda :

10
Pengobatan yang diberikan untuk luka pada kuda antara lain : Penstrep
(IM), Penylject (IV), Dexamethazone (IV) diberikan sebagai antibiotik, Vitamin
B-Comp Tablet (75 tab/ekor/hari), pemberian salep untuk abses atau benjolan
yaitu saleb ichtyol (Saleb Hitam) dan untuk luka terbuka yaitu saleb levertran
(Saleb Putih).

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011c. Nutrients and Common Feed Sources for Horse.


http://www.extension.org/pages/Nutriens_and_common_feed
sources_for_horse. (20 Nov 2018)
Blakely, J. & D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan (terjemahan). Edisi ke-4. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Brady, C. M., K. S. Kanne, & M. A. Russell. 2010. Introduction to Housing for
Horses. http://www.ces.purdue.edu/extmedia. [20 Nov 2018].
Syefrizal, 2008. Perawatan Kuda. Yayasan Pamulang Equistian Centre.
Jakarta
Jacoebs, T.N. 1994. Budidaya Ternak Kuda. Kanisius, Yogyakarta.
Parakkasi, A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Morel, D. 2008. Equine Reproductive Physiology, Breeding, and Stud
Management. CABI Publishing, United Kingdom.
McBane, S. 1991. Horse Care and Ridding a Thinking Approach. Grillian Cooper,
Paperback.
Media Komunikasi Dokter Hewan Indonesia. 2007. Kolik pada kuda.
http://www.vet-indo.com. [21 November 2018].
McBane, C. 1994. Modern Stable Management. Ward Lock. London
Hamer, D. 1993. Care of the Stable Horse. B. T. Betsford Ltd. London

12
Denah Peternakan Kuda di Eclipse Stud and Stable

4a * *
Tempat Pengobatan Kuda 3
Kandang Latih * *
* * * * * * * * 1 4b * *
2
*
* * * * * * * * * *

Roling

Lapangan Pacu
Dan
2a

Keterangan : 1. Gudang Pakan; 2 dan 2a. Ruang Jaga; 3. Kandang Jepit; 4a dan 4b. Ruang
Isolasi

13

You might also like