Professional Documents
Culture Documents
1.1. Pendahuluan
Pada zaman modern sekarang ini, sebagian besar produk merupakan benda yang
rumit atau kompleks dengan jumlah komponen yang banyak. Sehingga kegiatan
perancangan dan pembuatan sudah tidak bisa lagi dikerjakan hanya oleh satu orang saja.
Pembuatan produk juga tidak bisa dilakukan sebelum proses perancangan selesai.
1
Kata desain digunakan oleh hampir semua bidang keilmuan untuk kegiatan yang
amat bervariasi. Pengertian desain juga mengalami pergeseran penafsiran dari waktu ke
waktu, sejalan dengan perkembangan dan kemajuan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Di bidang keteknikan, pengertian desain mendapat tempat yang penting sebagai
bagian utama dalam pengembangan inovasi produk.
Desain adalah wahana pembantu untuk melaksanakan inovasi pada berbagai kegiatan
industri dan bisnis (Nussbaum).
Desain adalah suatu tindakan yang memberi jaminan inovasi produk di masa depan
(IDEO).
Desain adalah pemecahan masalah dengan satu target yang jelas (Archer).
Desain adalah pemecahan masalah yang menyuarakan budaya zamannya (IADI = Ikatan
Ahli Desain Indonesia).
Desain adalah sketsa gagasan yang memuat konsep bentuk yang akan dikerjakan
(Webster Dictionary).
Design is nothing but a series of activities to enumerate all the information necessary to
realize what is conceived in the designer’s mind (Hatamura).
Design is establishes and defines solutions to and pertinent structures for problems not
solved before, or new solution to problems which have previously been solved in a
different way (Blumrich).
To design is to pull together something new or arrange existing things in a new way to
satisfy a recognized need of society (Dieter).
2
Engineering design is the process of devising a system, component, or process to
desired need. It is decision making process (often iterative), in which the basic sciences
and mathematics and engineering sciences are applied to convert resources optimally to
meet stated objective. Among fundamental elements of the design process are the
establishment of objectives and criteria, synthesis, analysis, construction, testing, and
evaluation (ABET).
Engineering design is the process of applying the various techniques and scientific
principles of the purpose of defining a device, a process, or a system in sufficient detail to
permit its realization (Norton).
Engineering design is the use of scientific principle, technical information, and imagination
in the definition of mechanical structure, machine, or system to perform function with
maximum economy and efficiency (Fielden).
Desain teknik adalah seluruh aktivitas untuk membangun dan mendefinisikan solusi bagi
masalah yang sebelumnya telah dipecahkan namun dengan cara yang berbeda (British
Institution of Engineering Designers).
3
Perancang memiliki informasi teknis tentang elemen dasar dari suatu mesin. Elemen
mesin tersebut diantaranya alat pengikat (fastening), rantai (chain), sabuk (belt drives),
roda gigi (gear drives), bantalan (bearing), seals dan gaskets, pegas (spring), poros
(shaft), pasak (keys), kopling (coupling/clutch), dan sebagainya. Mesin merupakan
kombinasi dari elemen-elemen dasar tersebut. Perancang mengetahui kelebihan dan
kekurangan elemen dasar dan kesesuaiannya dalam aplikasi perancangan.
Perancang menggunakan keterampilan dan imajinasinya untuk menghasilkan suatu
konfigurasi, yang merupakan kombinasi dari elemen-elemen dasar tersebut. Kombinasi
ini adalah unik dan berbeda dalam situasi yang berbeda.
Hasil akhir dari proses perancangan merupakan deskripsi mesin. Deskripsi berupa
gambar rakitan dan gambar detail.
Perancangan mesin merupakan aktivitas untuk menciptakan mesin yang belum ada,
yang sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kebutuhan ini mungkin untuk
melakukan fungsi yang spesifik dengan nilai ekonomi maksimum dan efisien.
Perancangan mesin merupakan aktivitas untuk menetapkan dan mendefinisikan solusi
yang berhubungan dengan problem yang tidak terpecahkan sebelumnya dan
menyediakan solusi baru untuk problem yang sebelumnya telah terpecahkan tetapi
dengan cara yang berbeda.
Sementara itu Random House Dictionary of The English Language mencatat
sebanyak 12 definisi tentang mesin, dua diantaranya adalah (Norton, RL., dalam Machine
Design, an Integrated Approach) :
a. An apparatus consisting of interrelated units.
b. A device that modifies force or motion.
Sebuah mesin juga didefinisikan sebagai “combination of rigid and resistant bodies
having definite motion and capable of performing some useful work” (Phelan R., dalam
Fundamentals of Mechanical Design, dan Bhandari, VB., dalam Introduction to Machine
Design).
Definisi mesin mengandung beberapa hal penting, yaitu :
Sebuah mesin harus mampu melakukan beberapa pekerjaan yang berguna, jika tidak
maka tidak bisa disebut mesin. Sebagai contoh, sebuah mobil angkutan penumpang,
pompa mengangkat air dari sumur, dan mesin cuci membersihkan pakaian.
Mesin terdiri dari sejumlah bagian yang tetap (fixed parts) dan bergerak (moving parts)
yang disebut dengan 'link'. Bagian yang bergerak dari mesin harus dikontrol dan
gerakannya dibatasi. Sebagai contoh, ketika pegangan jackscrew diputar melalui satu
putaran, beban akan naik sepanjang sumbu sekrup, setinggi sama dengan jarak bagi
(pitch) ulir pada ulir jalan tunggal (single start thread).
4
Berbagai bagian mesin ditempatkan di antara sumber daya dan pekerjaan yang harus
dilakukan untuk tujuan beradaptasi satu sama lain. Sumber daya dapat berupa motor
listrik, mesin atau bahkan tenaga manual seperti dalam kasus mesin yang dioperasikan
tangan. Keluaran dari mesin yang beroperasi dapat berupa benda bubutan dalam kasus
mesin bubut atau blanking dalam kasus presstool.
Sebuah mesin mengubah dan mentransfer energi. Sebuah mobil mengubah energi
kimia dari bahan bakar menjadi energi panas dan akhirnya menjadi energi mekanik.
Sebuah motor listrik mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Sebuah generator
pembangkit listrik hidrolik untuk mengubah energi potensial air menjadi energi listrik.
Istilah-istilah seperti gerakan, tenaga (power), gaya, torsi, dan bekerja (work)
merupakan konsep utama dalam studi perancangan mesin.
5
Menurut Hurst, KS., (Engineering Design Principles), seorang perancang teknik
secara umum harus mampu menangani hal-hal berikut ini :
Karakteristik kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang perancang teknik adalah
(Hurst, K., dalam Engineering Design Principles) :
6
A
7
A
Problem Solving
Design
Engineering
Design
Mechanical
Design
Machine
Design
9
1.5 Pandangan Dasar Dalam Perancangan Mesin
Keputusan mendasar yang harus diambil ketika suatu mesin apapun yang akan
dirancang adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.6., yakni (Hatamura, Y., dalam
The Practice of Machine Design) :
10
Gambar 1.5. Aliran Gaya pada Mesin
Balance
for gravity
Flow of
Strength
force
Machine
design
Mechanism Structural
satisfy balance
functions and
beauty
11
BAB II
PROSES PERANCANGAN
Pada saat ini terdapat banyak metode merancang yang dikembangkan oleh para
perancang yang berpengalaman atau pakar desain. Pada prinsipnya, metode perancangan
yang banyak tersebut adalah sama, perbedaannya terletak pada nama dan detail kegiatan
dalam setiap fase atau tahapan perancangan.
Berikut ini beberapa contoh metode perancangan yang telah dibuat oleh para pakar
perancangan.
12
2.1 Proses Perancangan Model Shigley-Mitchell
ITERATION
13
Sintesis (Synthesis)
Tahap sintesis merupakan tahap pencarian macam atau bentuk produk yang dapat
memenuhi kebutuhan seperti yang telah didefinisikan di atas. Pada langkah ini dicoba
ditemukan sebanyak mungkin alternatif tentang konsep produk.
Analisis (Analysis)
Beberapa alternatif konsep produk pada tahap sintesis kemudian dipilih untuk dianalisis
lebih lanjut. Analisis ini meliputi analisis gaya, tegangan, deformasi, getaran, dan lain-
lain.
Evaluasi (Evaluation)
Hasil dari langkah analisis dan sintesis dievaluasi atau diukur terhadap spesifikasi yang
telah ditentukan. Pada langkah ini dapat timbul keperluan dibuatnya model atau
prototipe untuk maksud pengukuran kualitas, keandalan, dan beberapa kriteria lainnya.
Presentasi (Presentation)
Langkah akhir dari proses perancangan adalah langkah presentasi, yakni kegiatan
menyusun dokumen hasil perancangan dalam bentuk gambar lengkap atau gambar
kerja (working drawing), daftar komponen, spesifikasi bahan, dan informasi lainnya untuk
keperluan proses pembuatan.
14
PROGRAMMING
ANALYTICAL
PHASE
OBSERVATION DATA COLLECTION
ANALYSIS
CREATIVE
PHASE
SYNTHESIS
E EVALUATION
DEVELOPMENT
EXECUTIVE
PHASE
DESCRIPTION
COMMUNICATION
15
NEED
ANALYSIS OF PROBLEM
Statement
of
problem
Selected
schemes
EMBODIMENT OF SCHEMES
DETAILING
Working
drawing,
etc.
16
2.4 Proses Perancangan Model Pahl-Beitz
17
Cara merancang model Pahl-Beitz membagi proses perancangan menjadi 4 fase
perancangan, seperti nampak pada Gambar 2.4., yakni (Pahl, G. & Beitz, W., dalam
Engineering Design : A Systematic Approach) :
Planning and task clarification (Perencanaan dan penjelasan tugas)
Pada fase ini dikumpulkan semua informasi tentang keinginan pengguna dan
persyaratan lain yang harus dipenuhi dan kendala-kendala yang merupakan batas-
batas produk. Fase ini menghasilkan spesifikasi teknis produk yang dituangkan dalam
suatu daftar persyaratan teknis.
Conceptual design (Perancangan konsep)
Pada fase ini dibuat beberapa konsep produk yang dapat memenuhi persyaratan-
persyaratan dalam spesifikasi produk yang telah ditentukan pada fase sebelumnya.
Konsep-konsep produk tersebut selanjutnya dievaluasi berdasarkan beberapa kriteria,
seperti kriteria teknis, kriteria ekonomi, dan lain-lain.
Embodiment design (Perancangan bentuk)
Fase perancangan bentuk mempunyai langkah lebih banyak dibandingkan dengan fase
sebelumnya. Pada fase ini, konsep produk diberi bentuk sedemikian rupa sehingga
memberikan gambaran produk yang hendak dibuat menjadi lebih jelas dan hasilnya
digunakan sebagai bentuk rancangan awal (preliminary layout). Preliminary layout ini
masih dikembangkan lagi menjadi rancangan yang lebih baik, dengan meniadakan
kekurangan dan kelemahan yang ada, berdasarkan kriteria yang lebih ketat. Hasil dari
perbaikan tersebut adalah bentuk rancangan yang definitif (definitive layout).
Detail design (Perancangan detail)
Pada fase perancangan detail, berdasarkan bentuk rancangan yang telah ditetapkan
(definitive layout) dipersiapkan dokumen-dokumen untuk pembuatan produk, yakni
berupa gambar rancangan lengkap, spesifikasi produk untuk pembuatan dan daftar
material (bill of material).
18
(a)
(b)
19
Tahapan-tahapan pada proses perancangan Hatamura, seperti terlihat pada
Gambar 2.5.(b), adalah :
Design planning
Pada tahap ini, ditetapkan spesifikasi dasar (basic specification), jadwal penyelesaian
(time schedule), tenaga kerja yang dilibatkan (division of labour), dan anggaran yang
harus disediakan (budget).
Sketch drawing
Pada tahap sketch drawing dilakukan pembuatan beberapa macam gambar sket yang
berbeda (different kinds of sketch drawing) sebagai alternatif konsep produk yang akan
dibuat. Gambar sket dibuat atas dasar pertimbangan-pertimbangan perancangan
seperti function, mechanism, driving method, power transmission, static strength,
dynamic characteristics, structural balance, dan sensing and control systems.
Scheme drawing
Pada tahap ini banyak dilakukan investigasi dan diskusi tentang kemajuan dan
perbaikan-perbaikan rancangan. Keputusan yang diambil merupakan keputusan akhir
(final decision), yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan perancangan seperti
installation and operation of machine, available utilities, influence of the environment,
influence upon the environment, standard, law, rule. and regulation, manufacturer, part
to be purchased, dan available stock and idle units.
Part drawing and assembly drawing
Pada tahap ini, disusun gambar kerja dan dokumen lainnya, yang digunakan sebagai
pedoman untuk pembuatan mesin atau produk.. Gambar kerja yang dibuat meliputi
gambar detail (part drawing) dan gambar rakitan (assembly drawing).
20
Gambar 2.6. Proses Perancangan Pugh
21
Detail design : investigasi lanjut dilakukan dengan menggunakan berbagai ilmu teknik
dan ilmu-ilmu lain yang relevan. Hasil final analisis ini kemudian dituangkan ke dalam
gambar kerja dan dokumen lain yang diperlukan untuk pembuatan produk.
Fabrication : pada tahap ini, pembuatan produk bisa dimulai. Pada tahap ini juga bisa
dilakukan pembuatan prototipe terlebih dulu sebelum pembuatan produk secara massal
dilakukan. Produk yang sudah jadi siap untuk dipasarkan atau dijual.
Diagram model Zeid mempunyai 2 proses utama, seperti ditunjukkan Gambar 2.7.
di bawah ini, yakni (Zeid, I., dalam CAD/CAM : Theory and Practice) :
The design process : adalah proses perancangan yang mempunyai 2 fase
perancangan yaitu :
Synthesis
Analysis
The manufacturing process : adalah proses pembuatan, yang dimulai dari
perencanaan proses (process planning) sampai ke pemasaran (marketing).
Dari diagram juga diperlihatkan proses-proses berbasiskan komputer, yakni The
CAD Process (Computer Aided Design) untuk proses perancangan dan The CAM Process
(Computer Aided Manufacturing) untuk proses pembuatan.
22
BAB III
PEMILIHAN KONSEP
Pemilihan konsep produk yang dilakukan merupakan sebuah proses untuk menilai
konsep dengan memperhatikan kebutuhan pengguna dan kriteria lainnya, membandingkan
kekuatan (kelebihan) dan kelemahan (kekurangan) relatif antar konsep, dan memilih satu
konsep yang dianggap terbaik untuk penyelidikan, pengujian, dan pengembangan
selanjutnya.
23
Pada sebagian besar metode pemilihan konsep produk, langkah awal adalah
pemeringkatan kriteria dari urutan tingkat (prioritas) kepentingan relatifnya dan menentukan
bobot kriteria. Kriteria seleksi dipilih berdasarkan kebutuhan pengguna dan kebutuhan
perusahaan.
Sifat kriteria desain produk (design objectives) dapat dibedakan menjadi (Ira Wilson
& Marthann Wilson dalam From Idea to Working Mode’ yang dikutip oleh Dieter, GE., dalam
Engineering Design : A Materials and Processing Approach) :.
a. Musts : the set of requirements that must be met.
b. Wants : the requirements that are worth stating but are not hard and fast.
24
Matriks peringkat dan bobot kriteria dapat ditampilkan seperti berikut ini:
Keterangan :
Pemeringkatan kriteria dilakukan dengan membandingkan antar kriteria:
Nilai 1 : Kriteria satu lebih prioritas dibandingkan kriteria lainnya.
Nilai 0 : Kriteria satu kurang prioritas dibandingkan kriteria lainnya.
Nilai 0.5 : Kriteria satu sama prioritasnya dengan kriteria lainnya.
Jumlah = n(n-1)/2, di mana n = banyaknya kriteria.
Value = Bobot x Score
Angka pada Score dipilih salah satu dari ketentuan : 11 Point Scale dan 5 Point Scale
25
Tabel 3.4. Skala 11 Batasan dan Skala 5 Batasan
11 Point 5 Point
Description Description
Scale Scale
0 totally useless solution
0 inadequate
1 very inadequate solution
2 weak solution
1 weak
3 poor solution
4 tolerable solution
5 satisfactory solution 2 satisfactory
6 good solution with a few drawbacks
7 good solution
3 good
8 very good solution
9 excellent solution
4 excellent
10 ideal solution
Keterangan :
Nilai + : Konsep yang dinilai lebih baik dibandingkan konsep datum.
Nilai S : Konsep yang dinilai sama dengan konsep datum.
Nilai - : Konsep yang dinilai lebih buruk dibandingkan konsep datum.
Nilai Akhir = ∑ (Bobot x Nilai) Nilai + dan Nilai –
26
Tabel 3.5. Pemilihan Konsep Model Datum
Konsep
No Kriteria Bobot
A B C D
1 Fungsi 10 + S -
2 Pengoperasian 8 + - S D
3 Pengerjaan 7 S + S A
4 Konstruksi 7 + S + T
5 Biaya 5 S S + U
6 Ergonomi 6 - - S M
Jumlah + 3 1 2
Jumlah S 2 3 3
Jumlah - 1 2 1
Jumlah Total 2 -1 1
Nilai Akhir 19 -7 2
27
BAB IV
PERTIMBANGAN PERANCANGAN
Hasil akhir dari proses perancangan dan proses pembuatan adalah bentuk produk,
yang akan dinilai baik atau sukses, yang pada umumnya menggunakan 3 kriteria dasar :
a. Kelayakan dari segi fungsional.
b. Kelayakan dari segi ekonomi.
c. Penampilan yang menarik (estetika).
Pada perkembangan selanjutnya, tuntutan pengguna terhadap produk semakin
banyak dan ini juga menjadi bagian dari kriteria penilaian terhadap produk tersebut,
misalnya standar keamanan, kenyamanan, kesehatan, dan produk bersih lingkungan.
Dari sudut pandang perusahaan atau industri yang berorientasi laba, aktivitas
perancangan dan pembuatan produk dikatakan sukses, apabila suatu produk dapat
diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Ada 5 dimensi yang biasa digunakan untuk
menilai kinerja perancangan dan pembuatan produk, yakni (Ulrich, KT., & Eppinger, SD.,
dalam Product Design and Development) :
a. Kualitas produk.
b. Biaya produk.
c. Waktu pengembangan produk.
d. Biaya pengembangan.
e. Kapabilitas pengembangan.
Globalisasi pasar telah menghasilkan produk konsumen yang bervariasi dalam
desain dan manufaktur. Inti teknologi suatu produk secara umum sudah tidak lagi cukup
untuk menjamin sukses komersial. Kompetisi yang ketat tidak memungkinkan suatu
perusahaan untuk menikmati keuntungan kompetisi dari teknologinya sendiri. Perusahaan
harus makin meningkatkan desain industrinya (industrial design), yang akan menjadikan
suatu produk dapat memuaskan kebutuhan pengguna dan membedakan produk tersebut
dari para pesaingnya.
Dari sudut pandang perancangan, untuk mencapai semua kriteria dan dimensi
penilaian tersebut, harus dicarikan solusi yang terbaik untuk problem perancangan yang
dihadapi. Solusi yang terbaik akan menghasilkan desain yang optimum. Desain akhir yang
dihasilkan sangat tergantung dari sejumlah variabel atau faktor-faktor perancangan yang
telah dipertimbangkan oleh perancang. Pertimbangan perancangan (design consideration)
ini menghubungkan beberapa sifat atau karakteristik yang berpengaruh pada produk yang
28
akan dibuat dan biasanya sejumlah faktor harus dipertimbangkan berdasarkan kondisi atau
situasi perancangan tertentu.
4.2 Ergonomi
Ergonomi (ergonomics) berasal dari dua kata bahasa Yunani: ergon dan nomos, di
mana ergon berarti kerja (work), dan nomos berarti hukum alam, aturan, kaidah, atau prinsip
(natural laws). Pertama kali masuk pada leksikon modern ketika Wojciech Jastrzębowski
menggunakan kata ergonomi pada artikel tahun 1857 yang berjudul “Rys ergonomji czyli
nauki o pracy, opartej na prawdach poczerpniętych z Nauki Przyrody” (The Outline of
Ergonomics, i.e. Science of Work, Based on the Truths Taken from the Natural Science).
Beberapa definisi ergonomi dituliskan :
♠ Design factor, as for the workplace, intended to maximize productivity by minimizing
operator fatigue and discomfort (The American Heritage Dictionary of the English
Language).
♠ The study of the anatomical, physiological, and psychological aspects of human in
working environment. It is concerned with optimizing the efficiency, health, safety, and
comfort of the people at work, at home, and at play. This generally require the study of
29
system in which human, machine, and the environment interact, with the aim of fitting
the task to the humans (International Ergonomics Association - IEA)
♠ Ergonomi adalah ilmu atau kaidah yang mempelajari manusia sebagai komponen dari
suatu sistem kerja mencakup karakteristik fisik maupun nirfisik, keterbatasan manusia,
dan kemampuannya dalam rangka merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat,
nyaman, dan efisien (Sutalaksana).
30
Gambar 4.2. Pertimbangan Perancangan Fungsional
31
Gambar 4.3. Pertimbangan Perancangan Lainnya
32
4.3 Quality Function Deployment
Pada saat ini, konsumen atau pengguna (customer/user) ditempatkan sebagai
prioritas utama dalam pengembangan produk sebagai hasil perancangan, sehingga
pengguna merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang harus dipertimbangkan
oleh tim perancang. Sedemikian pentingnya peran pengguna, tim perancang diharuskan
untuk bisa tampil sebagai calon pengguna, perancang, dan sekaligus sebagai hakim yang
berdiri secara netral.
Konsumen merupakan target yang menjadi sasaran dari perancangan dan
pengembangan produk, yang akan memanfaatkan, menggunakan, dan sekaligus akan
menentukan keberhasilan dari setiap produk yang dilempar ke pasar. Dengan semakin
terbukanya informasi produk kepada pasar dan semakin banyaknya jumlah kompetitor,
maka semakin besar pula tuntutan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.
Kebutuhan-kebutuhan dasar konsumen harus diperhatikan secara seksama
dengan melakukan identifikasi terhadap kebutuhan konsumen tersebut melalui sejumlah
terobosan penting, sehingga konsumen akan merasa puas dengan produk yang dihasilkan
oleh industri atau perusahaan. Satu metode yang cukup dikenal yang digunakan di dalam
melakukan identifikasi kebutuhan pengguna secara komprehensif adalah penjabaran fungsi
kualitas (Quality Function Deployment = QFD).
Konsep QFD dikembangkan di Jepang oleh Dr. Yoji Akao pada tahun 1966 dan
diaplikasikan pertama kali pada tahun 1972 di perusahaan Mitshubishi Heavy Industries
untuk desain kapal tanker minyak. Pada tahun 1978, Dr. Yoji Akao dan Shigeru Mizuno
menyusun kembali konsep ini dan dipublikasikan. Konsep ini juga diadopsi oleh Toyota Ford
Motor Company dan dibawa ke Amerika Serikat pada tahun 1986.
QFD merupakan terjemahan dari Bahasa Jepang, yang terdiri atas sejumlah kata
huruf kanji, yaitu Hin Shitsu, Ki No, Ten Kai.
33
Berikut ini definisi Quality Function Deployment (QFD) :
QFD is a method to transform user demands into design quality, to deploy the functions
forming quality, and to deploy methods for achieving the design quality into subsystems
and component parts, and ultimately to specific elements of the manufacturing process
(Dr. Yoji Akao).
QFD is a system for translating consumer requirements into appropriate company
requirements at each stage from research and product development to engineering and
manufacturing to marketing/sales and distribution (Kaebernick, Farmer, Mozar).
QFD is something like the strategic arrangement (deployment) throughout all aspects
of a product (functions) of appropriate characteristics (qualities) according to customer
demands (Nigel Cross).
34
Gambar 4.5. Rumah Kualitas (House of Quality)
35
BAB V
ANALISIS KOMPONEN
Sebuah mesin terdiri atas beberapa bagian, elemen, atau komponen mesin
(machine elements). Sebuah komponen mesin mungkin terdiri atas beberapa bagian lagi,
misalnya komponen bantalan gelinding (rolling bearing), terdiri atas inner race, outer race,
cage, dan rolling element.
Elemen mesin dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yakni :
a. General purpose : bagian mesin yang sebagian besar digunakan oleh mesin, misalnya
poros, roda gigi, kopling, bantalan, pegas, dan kerangka mesin.
b. Special purpose : bagian mesin yang hanya digunakan pada aplikasi tertentu saja,
misalnya piston, katup, sudu, dan spindle.
Ada metode lain untuk mengklasifikasikan elemen mesin menjadi 3 grup, yaitu :
a. Normal load transmitter : misalnya bantalan gelinding.
b. Torque transmitter : misalnya roda gigi, rantai, dan sabuk.
c. Energy absorber : misalnya rem, peredam (damper).
Demikian pentingnya elemen mesin dalam membangun suatu fungsi sistem mesin
(assembly), maka diperlukan analisis yang mendalam (komprehensif) dan menyeluruh
(holistic) terhadap komponen mesin. Tujuan analisis adalah untuk menjamin bahwa
komponen mesin dapat mempertahankan fungsi dan kapasitas operasi selama dalam ‘masa
hidup’ (service life) mesin yang telah ditetapkan, dengan biaya pembuatan dan biaya
operasi yang minimum.
Perancangan elemen mesin merupakan langkah paling penting di dalam prosedur
perancangan sistem mesin. Untuk menjamin persyaratan dasar elemen mesin, perhitungan-
perhitungan harus dilakukan untuk memperoleh dimensi elemen mesin. Analisis komponen
dilakukan atas dasar fungsi elemen mesin itu sendiri dan keberadaannya di dalam sistem
mesin. Misalnya pada poros terpasang lebih dari satu komponen pemindah daya, maka
posisi dan peran komponen itu menentukan diagram benda bebas (free body diagram)
untuk gaya-gaya yang terjadi pada poros. Pada roda gigi, ada peran sebagai penggerak
(driver/pinion) dan sebagai yang digerakkan (driven/gear). Apabila terjadi kesalahan,
misalnya dalam menentukan arah gaya yang terjadi pada sistem maupun subsistem, maka
rentetan kesalahan akan terjadi pada komponen-komponen lainnya.
36
Gambar 5.1. Prosedur Dasar Perancangan Elemen Mesin
Analisis komponen yang dilakukan pada bab ini, mengambil contoh analisis pada
komponen roda gigi dan bantalan. Analisis ditekankan pada gaya yang terjadi pada
subsistem, karena pada posisi ini kesalahan awal sering terjadi. Analisis juga dilakukan
terhadap kekuatan komponen dari beberapa tinjauan.
37
5.1 Analisis Roda Gigi
Roda gigi (gear) merupakan komponen yang banyak digunakan pada sistem mesin.
Roda gigi mempunyai fitur seperti berikut ini :
a. They can transform a rotation at a fixed rate regardless of the rotation speed.
b. They can shift the direction and the position of the rotation axis and change the direction
of rotation.
c. They can transmit large power and varying load.
Gambar 5.2. menunjukkan isu perancangan yang saling berhubungan untuk
dipertimbangkan di dalam perancangan roda gigi.
Komponen gaya pada roda gigi (gear forces) merupakan uraian atau penjabaran
dari gaya normal roda gigi (Fn). Namun pada analisis gaya roda gigi, pertama kali yang
dapat ditentukan besarnya gaya adalah gaya tangensial (tangential force) pada roda gigi
penggerak (pinion). Analisis komponen gaya pada roda gigi yang digerakkan (gear)
mengikuti hasil dari perhitungan komponen gaya roda gigi penggerak (pinion). Komponen
gaya ini digunakan sebagai dasar perhitungan pada poros, bantalan, dan lain-lain.
38
A. Roda Gigi Lurus (Spur Gear)
Komponen gaya (type of force) pada roda gigi lurus terdiri atas:
Gaya tangensial (tangential force).
Gaya radial (radial force).
40
Gambar 5.4. Gaya-Gaya pada Roda Gigi Kerucut Lurus
41
Gambar 5.5. Gaya-Gaya pada Roda Gigi Kerucut Spiral
42
Gambar 5.5. Gaya-Gaya pada Roda Gigi Kerucut Spiral (Lanjutan)
Gambar 5.7. Pengaruh Arah Kemiringan, Arah Putaran, dan Peran Roda
Gigi Terhadap Gaya Aksial pada Roda Gigi Miring Poros Sejajar
44
Arah gaya yang terjadi :
Arah gaya tangensial pada pinion berlawanan dengan arah putaran pinion.
Arah gaya tangensial pada gear searah dengan arah putaran gear.
Arah gaya radial pinion dan gear tegak lurus sumbu poros.
Arah gaya aksial pinion dan gear sejajar dengan sumbu poros.
Besaran komponen gaya (magnitude of force) dipengaruhi oleh :
Sudut tekan (pressure angle = α).
Sudut kemiringan (helix angle = θ).
Rumus :
Ftp = P/V Ftg = Ftp
Frp = Ft tan α Frg = Frp
Fap = Ft tan θ Fag = Fap
45
Arah gaya radial pinion dan gear tegak lurus sumbu poros.
Arah gaya aksial pinion dan gear sejajar dengan sumbu poros.
Besaran komponen gaya (magnitude of force) dipengaruhi oleh :
Sudut tekan (pressure angle = α).
Sudut kemiringan (helix angle = θ).
Rumus :
Ftp = P/V Ftp = Fag
Frp = Frp = Frg
Fap = Fap = Ftg
Gambar 5.8. Pengaruh Arah Kemiringan, Arah Putaran, dan Peran Roda
Gigi Terhadap Gaya Aksial pada Roda Gigi Miring Poros Bersilangan
Fr =
47
Gambar 5.9. Gaya-Gaya pada Roda Gigi Cacing
Gambar 5.10. Gaya-Gaya pada Roda Gigi Cacing dengan Worm di Atas
yang Dipengaruhi oleh Arah Putaran dan Arah Kemiringan
48
Gambar 5.10. Gaya-Gaya pada Roda Gigi Cacing dengan Worm di Atas
yang Dipengaruhi oleh Arah Putaran dan Arah Kemiringan (Lanjutan)
Gambar 5.11. Pengaruh Arah Kemiringan, Arah Putaran, dan Posisi Roda
Gigi Terhadap Gaya Aksial pada Roda Gigi Cacing
49
5.1.2 Analisis Kekuatan Roda Gigi
Metoda yang paling dasar di dalam perhitungan (fundamental rating formulas) atau
analisis kekuatan roda gigi (strength analysis of gear teeth), ditekankan pada kekuatan gigi
terhadap :
a. Lenturan (bending strength = beam strength).
b. Tekanan permukaan (wear strength = surface durability = pitting resistance).
Banyak metoda yang digunakan dalam perhitungan kekuatan roda gigi, antara lain :
AGMA (American Gear Manufacturers Association).
ISO (International Standard Organization).
JGMA (Japan Gear Manufacturers Association).
DIN (Deutscher Industrie Normen).
A. Perhitungan Lenturan
Perhitungan lenturan dilakukan atas dasar anggapan bahwa beban penuh
dikenakan pada puncak gigi (tip of the tooth) dari satu gigi, demi alasan keamanan. Pada
kenyataannya, bila rasio kontak lebih dari satu, artinya gigi yang saling berkait lebih dari
satu, maka beban penuh tidak terbagi hanya pada satu gigi saja.
Bentuk penampang gigi yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan kekuatan
lenturnya terlihat pada gambar di bawah. Dengan posisi seperti itu, gigi dapat dipandang
sebagai balok kantilever (cantilever beam) yang mempunyai kekuatan seragam.
Bila lebar gigi adalah b, gaya tangensial Ft, BC=k, dan AE=h, maka tegangan lentur yang
bekerja pada penampang b-k dapat ditulis :
Mb
σb = Mb = Ft.h
Wb
𝟏
𝑰 𝟏𝟐
.𝒃.𝒌𝟑 𝒃.𝒌𝟐
Wb = 𝟏 = 𝟏 =
.𝒌 .𝒌 𝟔
𝟐 𝟐.
𝟔.𝑭𝒕.𝒉 𝝈𝒃.𝒃.𝒌𝟐
𝛔𝐛 = Ft =
𝒃.𝒌𝟐 𝟔.𝒉
50
𝝈𝒃.𝒃.𝒌𝟐 𝝈𝒃.𝒃.𝟒𝒙
𝐅𝐭 = 𝒌𝟐
=
𝟔. 𝟔
𝟒𝒙
𝝈𝒃.𝒃.𝟒𝒙 𝒕 𝟐𝒙
𝐅𝐭 = . = 𝝈𝒃. 𝒃. 𝒕.
𝟔 𝒕 𝟑𝒕
Nilai x dan t merupakan sifat geometris, tergantung pada ukuran dan bentuk gigi, dan nilai
tersebut dinyatakan sebagai faktor : y=(2x)/(3t), maka :
Ft = σb.b.t.y
Harga y disebut faktor bentuk Lewis (Lewis form factor) atau faktor bentuk gigi
(tooth form factor), dan persamaan tersebut dinamakan Persamaan Lewis (Lewis
Equation), karena ditemukan oleh Wilfred Lewis pada tahun 1892 dalam paper-nya
51
“Investigation of the Strength of Gear Teeth”, Engineers’ Club of Philadelphia, USA,
October 1892.
Karena t = π.m (mm) atau t = π/DP (inci), maka :
Ft = σb.b.π.m.y atau Ft = σb.b.π/DP.y
Harga π.y = Y, maka :
Ft = σb.b.m.Y atau Ft = σb.b.Y/DP
Pada kenyataannya, beban yang terjadi tidak dibebankan hanya pada satu gigi
saja. Demikian pula beban terbesar juga tidak terjadi pada puncak gigi (tip of the tooth),
tetapi terjadi pada titik dekat bagian tengah gigi (near middle), seperti terlihat pada gambar.
Dengan memperhitungkan posisi beban, harga faktor bentuk Lewis akan menjadi berubah
pula. Perubahan ini akan berdampak pada pengurangan ukuran dan berat roda gigi, sebab
tegangan yang terjadi sebenarnya lebih kecil.
Harga faktor bentuk Lewis (y dan Y) untuk beban pada puncak gigi (load at tip) dan
beban pada titik dekat bagian tengah gigi (load near middle) dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Harga Faktor Lewis di bawah ini.
Tabel 5.1. Harga Faktor Lewis
52
Tabel 5.1. Harga Faktor Lewis (Lanjutan)
53
Persamaan Lewis perlu dikoreksi terhadap kecepatan keliling roda gigi. Semakin
tinggi kecepatannya, semakin besar pula variasi beban atau tumbukan yang terjadi. Koreksi
ini diekspresikan dalam bentuk faktor dinamis (dynamic factor) atau faktor kecepatan keliling
(velocity factor) dan Persamaan Lewis berubah menjadi :
Persamaan ini disebut dengan Persamaan Barth (Barth formula), hasil dari
eksperimen Carl G. Barth pada abad ke-19.
Harga vf berdasarkan satuan V = [m/dt] :
𝟑
V = 7.5 [m/dt] vf =
𝟑+𝑽
𝟒.𝟓
V = 12.5 [m/dt] vf =
𝟒.𝟓+𝑽
𝟔
V = 20 [m/dt] vf =
𝟔+𝑽
𝟎.𝟕𝟓
V > 20 [m/dt] vf =
𝟎.𝟕𝟓+√𝑽
𝟎.𝟕𝟓
Non-metalic vf = + 0.25
𝟏+𝑽
54
Pitting, yakni kerusakan yang disebabkan oleh tekanan yang tinggi pada permukaan
gigi dan terjadi secara berulang-ulang atau terus-menerus, sehingga akan terjadi
fenomena lelah.
Perhitungan tekanan permukaan pada gigi didasarkan pada Teori Hertz (Hertz
stress equation). Bila dua buah silinder saling berkontak, maka besarnya tegangan yang
terjadi menurut Hertz adalah :
𝟏 𝟏
𝑭[𝒓 + 𝒓 ]
σ=√ (𝟏−𝝁𝟐
𝟏 𝟐
(𝟏−𝝁𝟐
𝟏) )
𝝅𝑳[ 𝑬 + 𝑬 𝟐 ]
𝟏 𝟐
55
di mana : σ = tegangan permukaan.
r1 = jari-jari silinder kecil.
r2 = jari-jari silinder besar.
L = panjang kontak pada silinder.
μ = rasio Poisson.
E = modulus elastisitas.
F = gaya tekan.
Bila Teori Hertz di atas diaplikasikan pada perancangan roda gigi lurus, maka
persamaan tersebut menjadi :
𝟏 𝟏
𝑭𝒘[ 𝒓𝒑 + 𝒓𝒈 ]
σ=√ 𝒔𝒊𝒏𝜽
(𝟏−𝝁𝟐
𝒔𝒊𝒏𝜽
(𝟏−𝝁𝟐
𝒑) 𝒈)
𝝅𝒃[ + ]
𝑬𝒑 𝑬𝒈
Diasumsikan bahan roda gigi mempunyai nilai rasio Poisson yang sama μ=0.3,
maka persamaan itu dapat disederhanakan dan akhirnya akan menjadi :
Fw = dp.b.Q.K
56
Persamaan ini disebut dengan Persamaan Buckingham (Buckingham wear
equation = Buckingham equation), ditemukan oleh Earl Buckingham dalam bukunya
“Analytical Mechanics of Gears”, McGraw-Hill Book Co., 1949. Harga K disebut juga
dengan faktor lelah tegangan (stress fatigue factor) atau faktor ketahanan permukaan
(surface durability factor) atau faktor tegangan beban ( load stress factor), besarnya dapat
dilihat pada Tabel 5.2. Wear Load Factor K and Surface Endurance Limit. Pada tabel ini
harga K dalam satuan [lb/inc²], dengan demikian harga Fw dalam satuan pound [lb], harga
dp dan b dalam satuan [inch].
Harga Q dapat diubah menjadi :
Menurut Sularso (Elemen Mesin, hal. 244-245), perhitungan beban permukaan berdasarkan
persamaan Hertz, diturunkan menjadi :
𝟐.𝐳𝟐
Ft = fv.kH.b.do1.
𝒛𝟏 +𝒛𝟐
2
𝜎𝐻 .𝑠𝑖𝑛2𝛼0
kH =
1.4 𝐸
di mana : Ft = gaya tangensial [kg].
fv = faktor dinamis.
kH = faktor tegangan kontak [kg/mm2].
b = lebar gigi [mm].
do1 = diameter lingkaran jarak bagi pinion [mm].
z1 = jumlah gigi pinion.
z2 = jumlah gigi gear.
σH = tegangan tekan [kg/mm2].
E = modulus elastisitas bahan roda gigi [kg/mm2].
α0 = sudut tekan [º].
Harga kH dapat dilihat pada Tabel 5.3.
57
Tabel 5.2. Wear Load Factor K and Surface Endurance Limit
58
5.2 Analisis Bantalan Gelinding
59
Tabel 5.4. Klasifikasi Bantalan Gelinding
60
Gambar 5.16. Nomenclature bantalan rol kerucut
61
C. Nomor Seri Bantalan
Nomor seri atau nomor nominal bantalan gelinding (bearing number series) terdiri
dari :
Nomor dasar (basic bearing number = core number).
Lambang pelengkap (suffix number = supplementary designation).
62
Diameter lubang 20 – 500 [mm], dua angka pada lambang tersebut dikalikan dengan
angka 5, sehingga didapatkan ukuran diameter lubang yang sebenarnya, dalam
satuan [mm].
Diameter lubang di atas 500 [mm], lambang yang tertera sama dengan diameter
lubangnya.
63
Pada prakteknya, bantalan gelinding standar dipilih dari katalog bantalan yang
tersedia di pasaran, seperti FAG, SKF, Timken, RHP, NTN, Koyo, dan lain-lain. Pemilihan
bantalan pada tulisan ini hanya untuk kondisi kerja bantalan dinamis dan mengambil contoh
dari katalog FAG dan SKF.
𝑪
𝒇𝑳 = . 𝒇𝒏
𝑷
di mana :
fL = indeks dinamis (index of dynamic stressing).
C = kapasitas nominal dinamis spesifik ( basic dynamic load rating), [N].
P = beban ekivalen dinamis (equivalent dynamic load), [N].
fn = faktor kecepatan (speed factor).
64
Besarnya beban ekivalen dinamis P ditentukan :
𝑷 = 𝑿. 𝑭𝒓 + 𝒀. 𝑭𝒂
di mana :
Fr = beban radial (radial load), [N].
Fa = beban aksial (thrust load), [N].
X = faktor radial (radial factor).
Y = faktor aksial (thrust factor).
65
Faktor kecepatan fn dapat dinyatakan :
𝟏
𝟏 𝒑
𝟑𝟑
𝒇 𝒏 = ( 𝟑)
𝒏
di mana :
fn = faktor kecepatan (speed factor).
n = putaran bantalan (speed), [rpm].
p = pangkat untuk persamaan umur (life exponent).
𝑳𝒉 = 𝟓𝟎𝟎. 𝒇𝑳 𝒑
di mana :
Lh = umur bantalan dalam jam (nominal rating life in hour), [jam].
fL = indeks dinamis (index of dynamic stressing).
p = pangkat untuk persamaan umur (life exponent).
Harga fn dapat dilihat pada tabel di katalog FAG sebagai fungsi konversi terhadap
harga putaran bantalan n. Harga fL juga dapat dilihat dalam tabel di katalog FAG sebagai
fungsi konversi terhadap umur bantalan dalam jam dan fungsi aplikasi. Batasan harga pada
tabel fL fungsi aplikasi dapat digunakan sebagai dasar pemilihan bantalan yang digunakan,
apakah memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat, ditinjau dari beban yang ditumpu.
𝟏𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎 𝑪 𝒑
𝑳𝟏𝟎𝒉 = .( )
𝟔𝟎.𝒏 𝑷
di mana :
66
L10h = umur nominal bantalan (basic rating life), [jam].
C = kapasitas nominal dinamis spesifik ( basic dynamic load rating), [N].
P = beban ekivalen dinamis (equivalent dynamic bearing load), [N].
n = kecepatan putaran (rotational speed), [rpm].
p = pangkat untuk persamaan umur (exponent for life equation).
67
a. Katalog FAG
Beban dinamis ekivalen (equivalent dynamic load) dinyatakan :
P = X.Fr + Y.Fa
𝒇𝒐.𝑭𝒂
= ⋯ −→ 𝒆 = ⋯ Harga fo lihat Gambar 5.19.
𝑪𝒐
𝑭𝒂
≤ 𝒆 −→ 𝑿 = 𝟏, 𝒀 = 𝟎
𝑭𝒓
𝑭𝒂
≥ 𝒆 −→ 𝑿 = ⋯ , 𝒀 = ⋯ Harga X,Y, lihat Tabel 5.7.
𝑭𝒓
Apabila bantalan mendapat beban radial (Fr) dan beban aksial (Fa), maka harga
kapasitas nominal dinamis spesifik C diambil terlebih dahulu untuk dicoba dihitung,
apakah memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat, diulang-ulang (trial and error
method) sampai didapatkan harga yang memenuhi syarat.
68
Tabel 5.7. Faktor Radial X dan Faktor Aksial Y (FAG)
b. Katalog SKF
Beban ekivalen dinamis (equivalent dynamic bearing load) dinyatakan :
P = Fr Fa/Fr ≤ e
P = X.Fr + Y.Fa Fa/Fr ≥ e Harga X,Y lihat Tabel 5.8.
69
B. Bantalan Bola Sudut Kontak
Bantalan bola sudut kontak (angular contact ball bearing) merupakan bantalan yang
dapat menerima beban radial dan beban aksial yang lebih besar.
a. Katalog FAG
Bantalan bola sudut kontak FAG terdiri atas :
a. Single row :
Angular contact ball bearing : 40°.
Spindle bearing : 15°, 25°.
b. Double row : 25°, 35°, 45°.
70
Maksud pemasangan duplex (paired mounting) :
a. Rigidity (ketegaran), memberikan kinerja poros yang akurat (presisi).
b. Memperbesar kemampuan menerima beban aksial, tetapi hanya untuk arah
pembebanan aksial yang searah (in one direction).
c. Memberikan kemampuan menerima beban aksial dalam dua arah (in both direction)
b. Katalog SKF
Bantalan bola sudut kontak SKF terdiri atas :
c. Single row : 15°, 25°, 40°.
d. Double row : 32°, 45°.
72
BAB VI PROYEK PERANCANGAN
73