You are on page 1of 10

Jurnal Industria Vol 2 No 1: 57 – 66

Bokashi kotoran kelinci

PENGARUH VOLUME PENAMBAHAN EFFECTIVE


MICROORGANISM 4 (EM4) 1% DAN LAMA FERMENTASI
TERHADAP KUALITAS PUPUK BOKASHI DARI KOTORAN
KELINCI DAN LIMBAH NANGKA

THE EFFECT OF EFFECTIVE MICROORGANISM 4 (EM4)


VOLUMES ADDITION 1% AND FERMENTATION TIME ON
QUALITY OF BOKASHI FERTILIZER MADE FROM RABBIT
FECES AND JACKFRUIT WASTE
Daniel Kurniawan1, Sri Kumalaningsih2, dan Nimas Mayang Sabrina S.2
1. Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fak. Tek. Pertanian Universitas Brawijaya
2. Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fak. Tek. Pertanian Universitas Brawijaya
Email: dniel.tip91@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah menentukan kombinasi volume penambahan


EM4 dan lama fermentasi yang tepat pada pembuatan pupuk Bokashi untuk mencapai kualitas
kimia (C/N rasio,kadar air, N, P,dan K) terbaik sesuai SNI dan menentukan harga pokok
produksi (HPP) pupuk Bokashi pada perlakuan terbaik. Perlakuan terbaik diperoleh pada
perlakuan K4T1 yaitu pupuk Bokashi dengan penambahan volume EM4 40% yang difermentasi
selama 7 hari. Bokashi tersebut memiliki kandungan kimia dengan nilai nisbah C/N 18,60,
kandungan N sebesar 2,73 %, P sebesar 0,74 %, K sebesar 2,17%, dan kadar air sebesar
43,08%, di mana semua parameter tersebut telah memenuhi standar SNI 19-7030-2004. Harga
pokok produksi dari pupuk Bokashi pada perlakuan terbaik tersebut adalah Rp.5.382 per 5 kg.

Kata Kunci: Fosfor, Kadar Air, Kalium, Nisbah C/N, Nitrogen.

ABSTRACT

The objective of this research was find the right combination of addition of EM4 volumes and
long fermentation on making Bokashi to produce the best quality of chemical content Bokashi
(C/N ratio, water content, N, P, and K) based on SNI and also determine the main cost of
production (HPP) on the best treatment of Bokashi. The best treatment found in the K4T1, that
is Bokashi fertilizer with the addition of EM4 volume 40% that fermented for 7 days. The
characteristics of Bokashi were C/N ratio 18,60, Nitrogen content 2,73 %, Fosfor content 0,74
%, Potassium content 2,17 %, and moisture content 43 %,and all of those parameters were
appropriate with SNI 19-7030-2004. The main cost of Bokashi production on the best treatment
was Rp.5.382/5kg.

Key Word: C/N Ratio, Moisture Content, Nitrogen, Fosfor, Potassium.

PENDAHULUAN dilihat dari senyawa penyusunnya


dibagi menjadi dua yaitu pupuk
Pupuk adalah suatu bahan yang organik dan pupuk anorganik. Pupuk
digunakan untuk mengubah sifat fisik, organik adalah nama kolektif untuk
kimia atau biologi tanah sehingga semua jenis bahan organik asal
menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman dan hewan yang dapat
tanaman. Jenis pupuk sendiri jika dirombak menjadi hara tersedia bagi

57
Jurnal Industria Vol 2 No 1: 57 – 66
Bokashi kotoran kelinci

tanaman. Pupuk organik yang baik 30% v/b, 35% v/b, 45% v/b) dan faktor
adalah pupuk yang mengutamakan II yaitu waktu fermentasi (7 hari dan
kandungan C-organik sehingga dapat 14hari)
menghasilkan nilai C/N rasio yang
rendah. Untuk pencapaian C/N rasio BAHAN DAN METODE
serta kandungan Nitrogen (N), Fosfor
(P) dan Kalium (K) yang sesuai Bahan
standar dapat dilakukan dengan Bahan-bahan yang digunakan
membuat pupuk organik melalui dalam penelitian ini adalah kotoran
proses dekomposisi dengan bantuan padat padat kelinci dari peternakan
energi yang berasal dari fermentasi kelinci di Desa Tawang Argo Karang
mikroba yang disebut Effective Ploso, kulit dan jerami nangka dari
Microorganism (EM-4). limbah pabrik pembuatan keripik
Pupuk organik dengan nangka Bu Noer, aktivator EM4.
memanfaatkan EM4 sering disebut Bahan kimia yang digunakan adalah
dengan pupuk Bokashi. Komposisi tablet kjeldahl, H2S04, NaOH, HCl,
bahan-bahan organik pembuatan NaOH Na2S2O3, K2Cr2O7, H3PO4 85%,
Bokashi yang digunakan dalam DPA, FeSO4, HNO3, dan HClO4.
penelitian ini adalah kotoran kelinci
dan limbah industri keripik nangka Alat
berupa kulit dan jerami buah nangka.
Digunakan kedua bahan tersebut Alat yang digunakan dalam
dikarenakan kedua bahan berpotensi penelitian ini antara lain mesin
baik dalam segi kualitas maupun penggiling kompos untuk pengecilan
kuantitas. Dari uraian singkat di atas ukuran dan kotak kayu (ukuran 40 cm
permasalah yang muncul dalam x 30 cm x 10 cm ) sebagai tempat
pembuatan pupuk Bokashi yang fermentasi Bokashi. Sedangkan untuk
berkualitas adalah belum banyak analisa adalah termometer air raksa
diketahui berapa volume penambahan 1500C, pH meter merk Hanna Type
EM4 dan waktu fermentasi yang tepat HI196107 tahun 2009, oven merk
untuk pembuatan pupuk Bokashi ini Modenna Type 20661 tahun 2000,
sehingga dapat menghasilkan pupuk buret merk Pyrex Iwaki volume 25 ml,
organik yang memenuhi standar yaitu pendingin balik terdiri dari kondensor
memiliki C/N rasio, N, P, K, dan kadar dan pemanas yaitu Wire Tube
air sesuai SNI 19-7030-2004. Condenser dan pemanas yaitu kompor
listrik merk Maspion 600 W, destilator
Tujuan dilaksanakannya penelitian merk Water Destilasi type GFL 2001,
ini adalah menentukan kombinasi labu Kjeldahl merk Pyrex Iwaki 100
volume penambahan EM4 dan lama ml.
fermentasi yang tepat pada pembuatan
pupuk Bokashi untuk mencapai
Bahan dan Metode
kualitas kimia (C/N rasio,kadar air, N,
P,dan K) terbaik sesuai SNI dan
menentukan harga pokok produksi 1 Alur Penelitian dan Pembuatan
(HPP) pupuk Bokashi pada perlakuan Pupuk Bokashi
terbaik. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Didalam penelitian ini digunakan
Kelompok yang disusun secara prosedur penelitian dan cara
faktorial dengan 2 faktor, faktor I yaitu pembuatan pupuk Bokashi sebagai
volume penambahan EM 4 (25% v/b, berikut:

58
Jurnal Industria Vol 2 No 1: 57 – 66
Bokashi kotoran kelinci

 K 1 = 25 % v/b (dari bahan baku


1kg)
 K 2 = 30 % v/b (dari bahan baku
1kg)
Mulai  K 3 = 35 % v/b (dari bahan baku
1kg)
 K 4 = 40 % v/b (dari bahan baku
Pengidentifikasian Masalah
1kg)
Faktor II Waktu Fermentasi :
Studi Pustaka  T 1 = 7 hari
T2 = 14 hari
Penelitian Pendahuluan

Penentuan Hipotesa

Penentuan Metode Rancangan Percobaan

Pelaksanaan dan Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisa Data

Pemilihan Perlakuan
Terbaik
Penganalisaan Finansial

Kesimpulan

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Prosedur


Penelitian

2 Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan metode
Rancangan Acak Kelompok (RAK) Gambar 2. Diagram Alir Proses
dengan 2 faktor, yaitu penambahan Pembuatan Bokashi (Modifikasi
konsentrasi aktivator EM4 (Effective Aris,2010)
Microorganism 4) dan lama fermentasi
dengan masing-masing faktor terdiri 3 Analisa Data
dari 4 dan 2 level dengan 3 kali Dalam penelitian ini digunakan
ulangan. prosedur analisa data sebagai berikut :

Faktor I Volume Penambahan EM4


(Effective Microorganism 4) 1% yang
telah diencerkan:

59
Jurnal Industria Vol 2 No 1: 57 – 66
Bokashi kotoran kelinci

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat


kotoran kelinci memiliki kadar air
sebesar 61%, Nisbah C/N sebesar 20,
dan pH sebesar 6,22. Kulit dan jerami
nangka mengandung kadar air sebesar
70,06%, Nisbah C/N sebesar 25, dan
ph sebesar 6,65. Jika dilihat dari kadar
air dari kedua bahan tersebut yaitu 61
% dan 70,06% maka nilai tersebut
dinilai masih cukup tinggi untuk
dijadikan bahan baku pembuatan
pupuk bokashi. Hal tersebut didukung
oleh pernyataan Nia (2000),
pembuatan kompos akan berlangsung
secara baik pada suatu keadaan jika
kadar air berkisar 40-60%. Untuk
mengatasi kadar air yang tinggi
tersebut maka kedua bahan tersebut
dikeringanginkan selama 1 hari agar
kadar air dapat berkurang. Dari hasil
analisa di atas dapat dilihat bahwa
kadar total gula sebesar 10,63%, nilai
Gambar 3 Diagram Alir Analisa Data tersebut cukup baik untuk sumber
Pemilihan Perlakuan Terbaik energi bagi mikroorganisme. Hal
tersebut sesuai dengan peryataan Aris
HASIL DAN PEMBAHASAN (2010), pada saat proses fermentasi
pupuk, mikroba membutuhkan gula
Karakteristik Bahan Baku sebagai sumber makanan. Untuk data
analisa bahan campuran setelah
Analisa bahan baku dilakukan pada mengalami proses pengeringan dapat
kotoran kelinci, kulit & jerami nangka, dilihat pada Tabel 2.
dan campuran bahan. Hasil analisa
pada penelitian ini ditunjukan pada Tabel 2. Hasil analisis bahan campuran
Tabel. 1. setelah dikeringkan
Parameter Nilai
Tabel 1. Kandungan N, P, K, C/n, Total Kadar air (%) 58
Gula dan pH Bahan Baku Total N (%) 1,48
Bahan Parameter (%) Total P (%) 0,29
Organik Kadar Total Nis- pH Total Total K (%) 1,02
air N bah Gula
Nisbah C/N 22
C/N
pH 5,55
Kotoran 61,00 1,56 20 6,22 -
kelinci
Kulit 70,06 1,42 25 6,65 10,63 Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat
dan bahwa kadar air campuran bahan
jerami setelah dikeringanginkan memiliki
Nangka
EM4 - - - 3,60 -
kadar air 58%. Nilai tersebut cukup
baik sesuai dengan pernyataan Nia
(2000), bahwa pembuatan kompos
akan berlangsung dengan baik pada
satu keadaan campuran bahan baku

60
Jurnal Industria Vol 2 No 1: 57 – 66
Bokashi kotoran kelinci

kompos yang memiliki kadar air antara Analisa Kimia Pupuk Bokashi
40-60 %. Nitrogen (N)
Pada analisa bahan baku didapatkan Berdasarkan hasil penelitian
hasil Nisbah C/N bahan campuran didapatkan data nilai rerata nitrogen
sebesar 22, nisbah tersebut merupakan berkisar antara 1,82-2,73. Berdasarkan
nisbah yang ideal untuk bahan baku hasil analisa keragaman menunjukkan
kompos. Hal tersebut didukung oleh bahwa volume penambahan EM4
pernyataan Miljoministreit (2008) yang berpengaruh nyata (α=0,05) terhadap
menyatakan bahwa nisbah yang terlalu prosentase kandungan N, sedangkan
tinggi ( > 25) pada bahan baku pupuk lama fermentasi juga berpengaruh
akan menghambat proses pematangan, nyata pada (α=0,05) terhadap
hal ini disebabkan karena mikroba prosentase kandungan N. Namun
harus mengoksidasi kelebihan karbon interaksi antara kedua faktor tersebut
sampai nisbah yang cocok untuk menunjukkan tidak beda nyata,
metabolismenya terjadi sehingga pembahasan dilakukan untuk
Pada analisa bahan baku didapatkan setiap faktor. Rerata persentase
kadar N bahan campuran sebesar kandungan N pada tiap perlakuan
1,48%, nilai tersebut cukup baik dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
menurut Apriwulandari (2008), agar
bahan pupuk mengalami mineralisasi Tabel 3. Rerata kadar N pada berbagai
yang baik, kandungan N suatu bahan volume penambahan EM4
harus melebihi dari nilai kritis yaitu Penambahan EM4 (% Total N (%)
1,2%. Apabila nisbah C/N terlalu v/b)
tinggi, maka mikroba akan kekurangan 25 2.02a
N untuk mensintesis protein sehingga 30 2,14a
proses pendekomposisian akan 35 2,34a
berjalan dengan lambat. 40 2,46b
Pada analisa bahan baku didapatkan
kadar P sebesar 0.29 dan K sebesar
1,02, nilai tersebut cukup baik menurut Tabel 4. Rerata kadar N pada berbagai
Etika (2007), pada umumnya ttik kritis lama fermentasi
kadar P dan K di bawah kadar N yaitu Lama Fermentasi (hari) Total N (%)
7 2,47b
minimal 0,1%. Fungsi penting P di
14 2,01a
dalam tanaman yaitu dalam proses
fotosintesis, respirasi, transfer dan Meningkatnya nilai Nitrogen
penyimpanan energi, sedangkan fungsi ini diduga disebabkan oleh semakin
penting K dalam pertumbuhan banyak volume EM4 yang
tanaman adalah berpengaruh pada ditambahkan maka jumlah mikroba
efisiensi penggunaaan air. sebagai agen pendekomposisi bahan
Dari hasil pengujian ditemukan organik akan semakin banyak pula,
analisa pH campuran bahan sebesar sehingga nilai total N anorganik dalam
5,55, nilai tersebut cukup baik menurut senyawa NH4+ dan NO3- sebagai
Nia (2000), mikroba kompos akan hasil dari pendekomposisian bahan
bekerja pada keadaan pH netral sampai organik (protein) akan semakin
sedikit asam, dengan kisaran pH antara meningkat pula. Hal tersebut sesuai
5,5 sampai 8. dengan pernyataan yang dikemukakan
Buckman (1982), bahan organik
sumber nitrogen yaitu protein yang
pertama-tama akan mengalami

61
Jurnal Industria Vol 2 No 1: 57 – 66
Bokashi kotoran kelinci

peruraian oleh mikroorganisme penambahan volume EM4 maka


menjadi asam-asam amino yang jumlah mikroorganisme di dalam
dikenal dengan proses aminisasi. pupuk akan semakin meningkat pula,
namun hal ini tidak diimbangi dengan
Dapat dilihat pada tabel tersebut meningkatnya kapasitas dari bahan
semakin lama fermentasi maka rerata pupuk tersebut yang menyebabkan
kadar N akan semakin menurun. Hal akan semakin sedikitnya ketersediaan
tersebut diduga disebabkan karena makanan bagi mikroorganisme untuk
semakin lama fermentasi maka pupuk bermetabolisme, hal tersebut sesuai
kehilangan unsur N dalam bentuk dengan pernyataan Apriwulandari
mineral NH3- yang menguap ke udara. (2008), mikroorganisme memecah
Sesuai yang dikemukakan oleh senyawa C sebagai sumber energi. Hal
Siburian (2006), penurunan nilai N tersebut menyebabkan terjadi
disebabkan karena pengaruh kompetisi antar mikroba yang pada
metabolisme sel yang mengakibatkan akhirnya akan menyebabkan matinya
nitrogen terasimilasi dan hilang mikroorganisme tersebut. Sebagai
melalui volatilisasi (hilang di udara indikator bahwa mikroba tersebut mati
bebas) sebagai amoniak. adalah tidak terjadinya proses
fermentasi yang baik ditandai dengan
Nisbah Karbon/ Nitrogen (C/N) masih tingginya kandungan C-Organik
Berdasarkan hasil penelitian dan menurunnya suhu pada pupuk.
didapatkan data nilai rerata nisbah C/N Dapat dilihat pada Lampiran tersebut
antara 18,10-18,60. Berdasarkan hasil dengan semakin meningkatnya volume
analisa keragaman menunjukkan penambahan EM4 maka suhu akan
bahwa volume penambahan EM-4 semakin rendah pada hari yang sama.
berpengaruh nyata pada (α=0,05) Dengan matinya mikroba tersebut
terhadap nisbah C/N, dan lama maka C-organik yang tersisa masih
fermentasi juga berpengaruh nyata tinggi yang otomatis mempengaruhi
pada (α=0,05) terhadap nisbah C/N. meningkatnya nisbah C/N
Namun interaksi antara kedua faktor Tabel 6. Rerata Nisbah C/N pada berbagai
tersebut menunjukkan tidak beda lama fermentasi
nyata, sehingga pembahasan dilakukan
Lama Fermentasi (hari) Nisbah C/N
untuk setiap faktor. Rerata nisbah C/N
7 18,44b
pada tiap perlakuan dapat dilihat pada 14 18,23a
Tabel 5 dan Tabel 6
Tabel 5. Rerata Nisbah C/n pada berbagai Dapat dilihat pada tabel
Volume Penambahan EM4
tersebut semakin lama fermentasi
Penambahan EM4 (% Nisbah C/N maka rerata nisbah C/N akan semakin
v/b) menurun. Hal tersebut diduga terjadi
25 18,18a karena selama proses berlangsung,
30 18,31ab lama kelamaan akan terjadi kehilangan
35 18,36ab karbon akibat menguapnya CO2
40 18,48b
sebagai hasil perombakan bahan-bahan
organik yang terdapat pada bahan
Dapat dilihat pada tabel pupuk. Hal tersebut didukung dengan
tersebut semakin tinggi volume pernyataan Jurgens (1997), secara
penambahan maka rerata nisbah C/N umum konsentrasi total C-organik
akan semakin meningkat pula. Hal ini turun secara bertahap selama proses
diduga karena semakin meningkatnya pengomposan, hal ini disebabkan oleh

62
Jurnal Industria Vol 2 No 1: 57 – 66
Bokashi kotoran kelinci

lepasnya karbondioksida melalui dikarenakan dengan semakin lama


respirasi mikroorganisme. waktu fermentasi maka pupuk akan
kehilangan sebagian unsur haranya
Fosfor (P) (Fosfor) sebagai akibat dari perlakuan
Berdasarkan hasil penelitian selama proses fermentasi
didapatkan data nilai rerata kandungan (pembalikan). Hal tersebut sesuai
Fosfor antara 0,47-0,74. Rerata nisbah dengan pernyataan Buckman (1982),
C/N pada tiap perlakuan dapat dilihat secara garis besar pupuk akan
pada Tabel 7 dan Tabel 8. kehilangan unsur haranya (Nitrogen,
Fosfor, dan Kalium) selama proses
Tabel 7. Rerata kadar P pada berbagai perlakuan dan penyimpanan sekitar 15-
volume penambahan EM4
25%.
Penambahan EM4 (% Total P (%)
Kalium (K)
(v/b)
25 0,52a Berdasarkan hasil penelitian
30 0,55a didapatkan data nilai rerata Kalium
35 0,62b berkisar antara 1,33-2,17. Persentase
40 0,69c kandungan Kalium pada tiap perlakuan
dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel
Meningkatnya nilai P ini diduga 10.
disebabkan oleh semakin banyak Table 9. Rerata kadar Kalium pada
volume EM4 yang ditambahkan maka berbagai volume EM4
jumlah mikroba sebagai agen
Penambahan EM4 (% Total K (%)
pendekomposisi bahan organik akan (v/b)
semakin banyak pula sehingga mineral 25 1,52a
phospat yang dihasilkan dari proses 30 1,61a
metabolisme mikroorganisme akan 35 1,81ab
semakin banyak. Hal ini sesuai yang 40 1,93b
dikemukakan Amanillah (2011),
peningkatan bahwa kadar Fosfor ini Dapat dilihat pada tabel semakin
diduga merupakan dampak dari tinggi volume penambahan maka
aktivitas Lactobacillus yang mengubah rerata kadar Kalium akan semakin
glukosa pada limbah nangka menjadi meningkat pula. Hal ini diduga karena
asam laktat, sehingga lingkungan dengan semakin banyaknya volume
menjadi asam yang menyebabkan penambahan EM4 maka semakin
fosfat yang terikat dalam rantai banyak pula mikroorganisme dalam
panjang akan larut dalam asam organik poses pendegradasi yang menyebabkan
yang dihasilkan oleh mikroorganisme rantai karbon terputus menjadi rantai
tersebut. karbon yang lebih sederhana,
Tabel 8. Rerata kadar P pada berbagai terputusnya rantai karbon tersebut
lama fermentasi menyebabkan unsur fosfor dan kalium
meningkat. Hal tersebut juga didukung
Lama Fermentasi (hari) Total P (%)
oleh pernyataan Amanillah (2011)
7 0,46b
14 0,55a
yang menyatakan bahwa kalium yang
merupakan senyawa yang dihasilkan
juga oleh metabolisme bakteri, di mana
Dapat dilihat pada tabel bakteri menggunakan ion-ion K+
tersebut semakin lama fermentasi bebas yang ada pada bahan pembuat
maka rerata kandungan Fosfor akan pupuk untuk keperluan metabolisme.
semakin menurun Hal tersebut diduga Sehingga pada hasil fermentasi, kalium
63
Jurnal Industria Vol 2 No 1: 57 – 66
Bokashi kotoran kelinci

akan meningkat seiring dengan mikroorganisme di dalam pupuk akan


semakin berkembangnya jumlah semakin meningkat pula, namun hal ini
bakteri yang ada dalam bahan tidak diimbangi dengan meningkatnya
penyusun pupuk Bokashi. kapasitas dari bahan pupuk tersebut
Tabel 10. Rerata kadar Kalium pada yang menyebabkan akan semakin
berbagai lama fermentasi sedikitnya ketersediaan makanan bagi
mikroorganisme untuk
Lama Fermentasi (hari) Total K (%) bermetabolisme. Hal tersebut
7 1,92b menyebabkan terjadi kompetisi antar
14 1,51a
mikroba yang pada akhirnya akan
menyebabkan matinya sebagian
Dari data tersebut terlihat jelas mikroorganisme tersebut. Sebagai
bahwa semakin lama proses fermentasi indikator bahwa sebagian mikroba
maka nilai Kalium yang dihasilkan tersebut mati adalah tidak terjadinya
semakin menurun. Hal tersebut diduga proses fermentasi yang baik ditandai
dikarenakan dengan semakin lama dengan menurunnya suhu pada pupuk ,
waktu fermentasi maka pupuk akan dengan menurunnya suhu tersebut
kehilangan sebagian unsur haranya maka uap air yang menguap ke udara
(Kalium) sebagai akibat dari perlakuan bebas akan semakin sedikit sehingga
selama proses fermentasi otomatis kadar air dalam pupuk akan
(pembalikan). Hal tersebut sesuai semakin tinggi seiiring dengan
dengan pernyataan Buckman (1982), meningkatnya volume penambahan
secara garis besar pupuk akan EM4.
kehilangan unsur haranya (Nirogen,
Tabel 12. Rerata kadar air pada berbagai
Fosfor, dan Kalium) selama proses lama fermentasi
perlakuan dan penyimpanan sekitar 20-
25%. Lama Fermentasi (hari) Kadar air
(%)
Kadar air 7 37,90b
14 32,48a
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan data nilai rerata Kadar air
berkisar antara 28,62-43,08. Prosentase Dari data tersebut terlihat jelas
kadar air pada tiap perlakuan dapat bahwa semakin lama proses fermentasi
dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12. maka prresentase kadar air yang
dihasilkan semakin menurun, hal ini
Table 11. Rerata kadar air pada berbagai diduga disebabkan oleh penguapan uap
volume EM4 air karena akibat dari aktivitas
Penambahan EM4 (% Kadar air sebagian mikroorganisme yang masih
v/b) (%) berlangsung.
25 30,72a
30 32,86a Perlakuan Terbaik
35 37,34ab
40 39,85b Perlakuan terbaik pada penelitian
ini diperoleh dengan menggunakan
Dapat dilihat pada tabel 11, metode multiple attributes (Zeleny,
semakin tinggi volume penambahan 1982). Dilakukan metode multiple
maka rerata kadar air akan semakin attributes ini dikarenakan pada masing-
meningkat pula. Hal ini diduga karena masing parameter (yang salah satu
semakin meningkatnya penambahan faktornya berbeda nyata) terdapat
volume EM4 maka jumlah perlakuan terbaik yang berbeda-beda.
Perlakuan terbaik didasarkan atas 5

64
Jurnal Industria Vol 2 No 1: 57 – 66
Bokashi kotoran kelinci

parameter antara lain, kadar air, kadar jumlah produksi 1 bulan sebanyak
P, kadar K, kadar N, dan nisbah C/N. 10.516 kemasan 5 kg. Harga jual
Berdasarkan hasil pengujian perlakuan pupuk produksi kemasan 5 kg pada
terbaik terhadap berbagai parameter tingkat produsen sebesar Rp. 6.458
tersebut diperoleh jarak kerapatan yang dengan asumsi pengambilan
paling rendah pada perlakuan dengan keuntungan (mark up) sebesar 20%
kombinasi penambahan EM4 40% dari harga pokok produksi. Harga ini
yang difermentasi selama 1 minggu dinilai masih bisa bersaing dengan
(K4T1). pupuk yang beredar dipasaran, karena
harga pupuk organik dipasaran
Kandungan kimia pupuk Bokashi
menurut Maraianah (2010) yang telah
yang dihasilkan dalam penelitian ini
melakukan survey dibeberapa tempat,
dinilai cukup baik jika dibandingkan
yaitu rata-rata seharga Rp1.500/kg atau
dengan pupuk yang beredar di pasaran.
R. 7.500/5kg. Selain itu kelebihan dari
Sebagai contoh pupuk organik yang
produk pupuk Bokashi ini yaitu
beredar dipasaran adalah pupuk
mengandung senyawa Kalium (K)
organik merk NASA yang memiliki
yang cukup baik yaitu 1,23 %,
kandungan N sebesar 0.12%, P sebesar
sehingga pupuk ini sangat cocok
0.03%, dan K sebesar 0.31%, dimana
dipergunakan untuk tanaman
kandungan kimia pupuk tersebut masih
hortikultura terutama pada saat
jauh di bawah pupuk yang dihasilkan
tanaman tersebut mulai berbuah.
dalam penelitian ini.
Analisa Harga Pokok Produksi
KESIMPULAN
(HPP) Pupuk Bokashi
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Menentukan harga pokok produsi
kombinasi perlakuan volume
didasarkan pada kapasitas bahan baku
penambahan EM4 dan waktu
yang akan diproduksi selama satu
fermentasi memberikan pengaruh
bulan yaitu dengan total 70.033 kg.
terhadap karakteristik kimia (C/N
Dengan asumsi rendemen dari pupuk
rasio, N, P, K, dan kadar air,) pupuk
Bokashi sebesar 75% (Sa’id dan
Bokashi kotoran kelinci yang
Hamdani, 2003), maka dihasilkan
dihasilkan. Penambahan Volume EM4
pupuk bokashi siap kemas sebanyak
berpengaruh nyata (α=0,05) terhadap
52.525 kg per bulan. Perhitungan
semua parameter. Lama fermentasi
rincian Modal Tetap (yang diperoleh
juga berpengaruh nyata (α=0,05)
sebesar Rp.611.257.500. Perhitungan
terhadap semua parameter yaitu rasio
penyusutan alat dan trasportasi sebesar
C/N, kadar air, kadar N kadar P, dan
Rp.2.307.500/bulan. Perhitungan
kadar K, sedangkan interaksi kedua
rincian biaya tetap dan tidak tetap
faktor tidak berpengaruh nyata (α =
selama 1 bulan diperoleh rincian biaya
0,05) pada semua parameter.
tetap sebesar Rp.10.845.042 dan
Perlakuan terbaik pada pembuatan
rincian biaya tidak tetap selama 1
pupuk bokashi diperoleh pada
bulan sebesar Rp.45.707.733. Untuk
perlakuan K4T1 yaitu pupuk Bokashi
selanjutnya dapat dihitung dan
dengan volume penambahan EM4
diketahui harga pokok produksi (HPP)
sebayak 40% (v/b) dan di fermentasi
pembuatan pupuk Bokashi adalah
selama 7 hari, dengan nilai masing-
sebesar Rp.5.382 per 5kg. Harga
masing parameter yaitu kadar air
pokok produksi ini diperoleh dari total
sebesar 43,08 %, kadar P sebesar 0,74
biaya produksi selama 1 bulan yaitu
%, kadar K sebesar 2,17 %, kadar N
sebesar Rp. 56.600.775 dibagi dengan
sebesar 2,73% dan nisbah C/N sebesar

65
Jurnal Industria Vol 2 No 1: 57 – 66
Bokashi kotoran kelinci

18,60. Dengan data tersebut maka Faiz M. 2009. Ternak Uang Bersama
pupuk yang dihasilkan telah memenuhi Kelinci. Menjadi Jutawan Sambil
standar SNI 19-7030-2004 yaitu kadar Menyalurkan Hobi. Nuansa
air tidak melebihi 50%, kadar P > Cendekia. Bandung
0,10%, kadar K >0,20%, kadar N Indriani,Y.H. 1999. Membuat
>0,40% dan rasio C/N 10-20. Kompos Secara Singkat. Penebar
Harga pokok produksi (HPP) Swadaya. Jakarta
pembuatan pupuk bokashi adalah
sebesar Rp.5.382 per 5kg. Harga Jurgens, R. 1997. Membuat, Menjual,
pokok produksi ini dinilai dapat dan Menerapkan, Inilah Era
bersaing dengan harga pupuk Bokashi Baru Kompos Pertanian.
yang beredar di pasaran yaitu kisaran J.Biocycle. 38(35): 89-101
Rp.7.500 per 5kg. Miljoministreit. 2008. Occurance and
Survival of Viruses in Composted
DAFTAR PUSTAKA Hman
Feaces.Http://www.mst.dk/udgiv/p
Amanillah, Zi. 2011. Pengaruh
ublications/2003/87...8/.../87-7972-
Konsentrasi Em 4 pada
716-6.pdf. Tanggal akses 15 Juni
Fermentasi Urin Sapi Terhadap
2012.
Konsentrasi N,P, dan K. Skripsi.
Fakultas MIPA. Universitas Nia. 2010. Pengelolaan Sampah
Brawijaya. Malang dengan Membuatnya Menjadi
Kompos. Karangnyar. Solo
Ardiansyah . 2004. Tinjauan Proses
Pengomposan dan Sa’id dan Hamdani. 2003. Analisis
Pemanfaatannya. BPPT. Kelayakan Pendirian Industri
Tangerang Kompos Tandan Kelapa Sawit
Aris. 2010. Studi Pembuatan untuk Mensubtitusi Penggunaan
Pupuk Anorganik.
Bokashi Berbasis Kotoran Kelinci
Http://www.mb.ipb.ac.id. Diakses
dan Bekatul (Kajian Penambahan
tanggal 10 Agustus 2012.
Ampas Tahu dan Aktivator EM4
(Effective Mikroorganism 4)). Seno, S. 2006. Beternak Kelinci. CV.
Skripsi. Fakultas Teknologi Aneka ilmu. Demak
Pertanian. Universitas Brawijaya.
Malang Siburian. 2006. Pengaruh Waktu
Buckman, H. 1982. The Nature and Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas
Properties of Soil. Mcmillan Kimia Pupuk. Skripsi. Jurusan
Company. New York. Kimia Universitas Cendana.
Kupang
BPS. 2010. Produksi Buah-Buahan
di Indonesia. Badan Pusat Statistik. Spreadbury, D. 1984. The Potensial
Jakarta For Meat Production From
BSN. 2004. Spesifikasi Kompos dari Rabbits. Farrel, D.K dan Y.C.
Bahan Sampah Organik RAharjo. Puslitbangnas. Bogor
Domestik. Badan Satandarisasi Zeleny, M. 1982. Multiple Criteria
Nasional. Jakarta Decision Making. McGraw Hill.
New York.

66

You might also like