Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENGERINGAN
(Pengukuran Kadar Air)
Oleh :
Nama : Dhur Rohma
NPM : 240110160075
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 19 Oktober 2018
Waktu/Shift : 15.30 – 17.30 WIB / A
Co. Ass : Lisa Oktavia Br Napitupuluh
2.1 Pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan
pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus di
transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan
air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium
sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di
transfer melalui struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung. Jadi panas
harus di sediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui berbagai
macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang
bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang di keringkan dan
cara pemanasan yang digunakan.
Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara pengeringan makin cepat
pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara pengering, makin
besar energi panas yang di bawa udara sehingga makin banyak jumlah massa
cairan yang di uapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan. Jika kecepatan
aliran udara pengering makin tinggi maka makin cepat massa uap air yang
dipindahkan dari bahan ke atmosfer. Kelembaban udara berpengaruh terhadap
proses pemindahan uap air. Perbedaan tekanan uap air pada kelembaban udara
tinggi didalam dan diluar bahan kecil, sehingga pemindahan uap air dari dalam
bahan keluar menjadi terhambat. Pengeringan dengan menggunakan alat
umumnya terdiri dari tenaga penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta
alat-alat kontrol. Sebagai sumber tenaga untuk mengalirkan udara dapat
digunakan motor bakar atau motor listrik. Sumber energi yang dapat digunakan
pada unit pemanas adalah gas, minyak bumi, batubara, dan elemen pemanas
listrik.
Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan air maka perlu
terlebih dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu sifat-sifat
bahan yang meliputi interaksi antara bahan pangan dengan molekul air yang
dikandungnya dan molekul air di udara sekitarnya. Peranan air dalam bahan
pangan dinyatakan dengan kadar air dan aktivitas air (aw), sedangkan peranan air
di udara dinyatakan dengan kelembaban relatif (RH) dan kelembaban mutlak (H)
(Hani, 2012).
2.4 Gabah
Padi (Oryza Sativa L.) merupakan tanaman monokotil yang dibudidayakan
untuk diambil bijinya yang merupakan bahan pangan utama bagi masyarakat di
Indonesia. Klasifikasi tanaman botani tanaman padi adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocothyledonae
Ordo : Garminales
Family : Gramineae (Poaceae)
Sub Family : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza Sativa L.
Biji tanaman padi atau sering disebut gabah terdiri atas biji yang
terbungkus oleh sekam, dan biji padi inilah yang sering kita sebut beras. Beras
merupakan sumber protein dan energi. Selain mengandung protein dan energi
beras juga mengandung beberapa unsur mineral di dalamnya (Suparman, 2014).
13
12.5
Ulangan 1
12
Ulangan 2
11.5
0 10 20 30
Waktu (menit)
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Kadar air adalah persentase kandungan air pada bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat keringnya.
2. Salah satu metode pengukuran kadar air adalah dengan cara metode
pengeringan menggunakan oven.
3. Kadar air dapat diukur menggunakan moisturemeter.
4. Semakin lama proses pengeringan suatu bahan maka semakin
berkurang kadar air bahan tersebut.
5. Semakin berkurang kadar air suatu bahan maka semakin berkurang
juga massa bahan tersebut.
6. Keadaan lingkungan pengeringan mempengerahui hasil dari
pengeringan tersebut.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah:
1. Sebaiknya pengukuran dilakukan oleh setiap kelompok agar dapat
terlihat perbedaan hasil pengukuran.
2. Sebaiknya intensitas buka-tutup oven diminimalisir agar tidak
mempengaruhi proses pengeringan.
3. Sebaiknya pengovenan dimulai pada saat yang bersamaan atau
menunggu sampel yang lain selesai dioven agar tidak mempengaruhi
kadar air bahan yang telah terlebih dahulu dioven.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N. 2014. Kajian terhadap Kadar Air Tepung Jagung dan Tepung
Karaginan sebagai Bahan Baku Puding Jagung. Gorontalo: Fakultas
Pertanian Universitas Gorontalo.
Hani, A.M. 2012. Pengeringan Lapisan Tipis Kentang (Solanum tuberosum. L)
Varietas Granola. Makassar: Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin.
Lestari, F. 2015. Metode Pengukuran Analisis Kadar Air. Lampung: Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
LAMPIRAN
Dokumentasi Praktikum