You are on page 1of 8

EFEKTIVITAS LIMBAH TEMBAKAU TERHADAP WERENG COKLAT DAN

PENGARUHNYA TERHADAP LABA-LABA PREDATOR


The Effectiveness of Tobacco Waste to Brown Planthopper
and Its Effect on Predatory Spider

Harlina Kusuma Tuti1), Retno Wijayanti 2)*, Supriyono2),


1)
Alumni Program Studi Agroteknologi, Fak. Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
2)
Dosen Program Studi Agroteknologi, Fak. Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
* Contact Author : wienda.96@gmail.com

ABSTRACT
Nilaparvata lugens Stal.is one of plant pest which damages rice field. The waste of
tobacco contains nicotine which can use as botanical insecticide. This research was
aimed to find out the effectiveness of tobacco waste in controlling brown planthopper and
its effect then predator (Oxyopes javanus). The methode of this research applies
Completed Randomized Design experiment. In this research, used the kind of tobacco
waste and various concentration with triple repeating. The variables of this research
were mortality and death period of brown planthopper, mortality and eating capability
of O. javanus viewed from direct and indirect application. The concentration 12,5% of
tobacco roots extract cause mortality of brown planthopper reaches 93%. Furthermore,
the concentration 12,5% of tobacco root extracts made the death period of brown
planthopper faster than the other concentrations. Direct application of tobacco waste
extracts did not cause of O. javanus. Indirect application of tobacco waste extract did not
cause of death toward O. javanus, but caused eating capability of O .javanus. Extract
from tobacco bark with concentration 3,125% dan 1,56% had the power repellent which
was shown by O. javanus only eat 2,33 brown planthoppers per week.

Keywords:Tobacco waste, Brown planthopper, O. javanus, botanical insecticide.

PENDAHULUAN bijaksana menimbulkan dampak negatif


Kerugian yang dialami sektor terhadap lingkungan dan manusia.
pertanian Indonesia akibat serangan hama Di Asia dalam beberapa tahun
dan penyakit mancapai miliaran rupiah. terakhir ini N. Lugens telah berkembang
Sektor pertanian sangat penting bagi dan menjadi resisten terhadap insektisida
kehidupan terutama sebagai penyuplai kimia (Wang et al. 2008).Untuk itu perlu
pangan.Hama utama tanaman padi adalah dibuat metode lain yang dapat
wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.) mengurangi penggunaan insektisida
yang sangat merugikan tanaman padi di kimia.Oleh karena itu perlu dicari
Indonesia, dengan serangannya dalam pestisida alternatif untuk mensubtitusi
waktu yang singkat. Pada periode 1970- insektisida kimia. Insektisida alternatif
1980, luas serangan wereng coklat tersebut harus efektif dan mampu
mencapai 2,5 juta hektar (Baehaki 1987). mengurangi pencemaran lingkungan serta
Populasi N. lugens yang tinggi dapat tidak membunuhnya predator. Menurut
mengakibatkan serangan yang cepat dan Oii (1992), laba-laba pemburu
mengakibatkan hopperburn (Wu et al. (Lycosidae) adalah predator penting
2004).Menghadapi kendala tersebut untuk N. lugens. Di Kamboja Pardosa
sebagian besar petani di Indonesia pseudoannulata dan Araneus inustus
menggunakan insektisida kimia. merupakan faktor utama yang menjaga
Penggunaan insektisida kimia yang tidak tanaman padi dari serangan N. lugens.

Caraka Tani – Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1 Maret 2014 17
Efektivitas Limbah Tembakau terhadap Wereng Coklat … Tuti et al.

Di beberapa tempat di Indonesia penangkapan wereng coklat, perbanyakan


banyak terdapat petani tembakau, akan wereng coklat, koleksi predator (O.
tetapi limbahnya tidak dimanfaatkan javanus) dan pengaplikasian. Adapun
sebaik mungkin. Limbah tembakau dapat variabel yang diamati yaitu mortalitas dan
digunakan sebagai insektisida alternatif lama kematian wereng coklat serta
untuk mengendalikan wereng coklat dan mortalitas dan kemampuan makan O.
mengurangi penggunaan insektisida javanus pada aplikasi langsung dan tidak
sintetis.Insektisida nabati menggunakan langsung.
limbah tembakautidak meninggalkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
residu yang berbahaya pada tanaman
1. Wereng Coklat
maupun lingkungan. Penelitian ini N. lugens yang digunakan pada
bertujuan untuk mengetahui efektivitas penelitian ini adalah pada taraf imago.
limbah tembakau untuk pengendali Aplikasi perlakuan dilakuan secara
wereng coklat padi dan pengaruhnya langsung pada N. lugens yang sudah
terhadap predator. Diharapkan penelitian
berada di dalam wadah uji. Sehari setelah
ini memberikan informasi kepada aplikasi dilakukan pengamatan pada N.
masyarakat tentang alternatif penggunaan lugens, dihitung jumlah kematian
ekstrak limbah tembakau sebagai perharinya.
pengganti penggunaan insektisida kimia
Mortalitas wereng coklat
sebagai pengendali wereng coklat. Kematian wereng coklat karena
insektisida kimia memiliki tubuh yang
METODE PENELITIAN lunak, apabila cairan tubuh wereng coklat
Penelitian ini dilaksanakan di keluar akan menimbulkan bau yang tidak
Laboratorium Hama dan Penyakit sedap. Menurut Winasa dan Rauf (2005),
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas tubuh laba-laba yang lunak dan cara
Sebelas Maret pada bulan April sampai hidupnya yang aktif dipermukaan tanah
dengan September 2013. Bahan yang menyebabkan arthropoda tersebut mudah
digunakan adalah air, tanah, pupuk terpapar insektisida sintetik. Wereng
organik, insektisida kimia, limbah coklat yang mati karena insektisida
tembakau (akar, kulit batang dan daun nabati, tubuh wereng tersebut masih
rusak), benih padi (varietas sunggal), N. terlihat bagus akan tetapi warna tubuh
lugens dan O. javanus. Spesies laba-laba berubah agak kegelapan dan dalam tubuh
pada ekosistem padi yeng memiliki wereng tersebut tidak ada cairan yang
kemampuan berburu O. javanus dan mengakibatkan bau yang tidak sedap.
Lycosa terresstris (Butt dan Tahir 2010, Perlakuan ekstrak akar tembakau
Butt et al. 2006).Alat yang digunakan dengan konsentrasi 12,5% menghasilkan
adalah sekop, gelas ukur, gelas plastik, presentase rata-rata kematian 93%. Hasil
botol plastik, lem, gunting, kain trikot, tersebut adalah hasil tertinggi apabila
mika, toples kecil, tabung reaksi, selang dibandingkan dengan ekstrak kulit batang
bening, kotak rearing, timbangan, hand dan daun rusak. Perlakuan ekstrak kulit
spayer, wadah uji dan jaring serangga. batang pada konsentrasi 12,5% dan
Penelitian dilaksanakan dengan 1,56% menyebabkan rata-rata kematian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap wereng coklat berturut-turut mencapai
(RAL). Data yang diperoleh dianalisis 73%. Sedangkan pada ekstrak daun rusak
menggunakan sidik ragam (uji F) pada pada konsentrasi 12,5% menyebabkan
taraf 5%. Jika beda nyata dilanjutkan rata-rata kematian wereng coklat
dengan Uji DMRT (Duncan Multiple mencapai 80%.
Range Test) taraf 5%. Pelaksanaan
Hasil uji kelangsungan hidup
penelitian meliputi penyemaian padi, wereng coklat menunjukkan bahwa
pembuatan ekstrak limbah tembakau, ekstrak limbah tembakau berbagai tingkat
18 Caraka Tani – Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1 Maret 2014
Efektivitas Limbah Tembakau terhadap Wereng Coklat … Tuti et al.

Tabel 1. Mortalitas Wereng Coklat


Mortalitas
Perlakuan
Wereng Coklat (%)
Kontrol 13 ± 11,55 a
ATT1 93 ± 11,55 de
ATT2 60 ± 20 bcd
ATT3 80 ± 20 cde
ATT4 73 ± 23,09 bcde
KBT1 73 ± 11,55 bcde
KBT2 40 ± 0 ab
KBT3 67 ± 23,09 bcd
KBT4 73 ± 30,55 bcd
DRT1 80 ± 20 cde
DRT2 53 ± 23,09 bc
DRT3 67 ± 30,55 bcd
DRT4 73 ± 11,55 bcd
P 100 ± 0 d
Ket : Angka pada kolom yang sama yang
diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda
nyata pada uji Duncan 5%.
konsentrasi bekerja secara cepat dalam
mematikan serangga uji karena ekstrak
tersebut bersifat racun kontak. Menurut
Dinas Pertanian (2012), senyawa yang
dikandung tembakau adalah nikotin.
Nikotin merupakan racun syaraf yang
bereaksi cepat untuk mengendalikan
hama pengisap.
Perlakuan dengan insektisida kimia
menyebabkan rata-rata kematian wereng
coklat mencapai 100 % dalam satu hari.
Gambar 1. Lama kematian pada wereng
Menurut Arifin (2011), aplikasi
coklat (A) ekstrak akar tembakau
insektisida kimia efektif mengendalikan
(B) ekstrak kulit
hama secara cepat, tetapi bersamaan juga
membunuh predator dan parasitoid yang Pada perlakuan akar tembakau yang
sebenarnya berpotensi sebagai pengendali memiliki jumlah kematian paling tinggi
hama secara hayati. adalah pada ekstrak yang berkonsentrasi
Lama kematian wereng coklat 12,5 % terjadi pada hari ke-1 setelah
Lama kematian dihitung aplikasi, rata-rata kematian mencapai 2
berdasarkan jumlah kematiannya. ekor. Pada perlakuan kulit tembakau yang
Pengamatan dilakukan selama 7 hari memiliki jumlah kematian tertinggi
dengan aplikasi penyemprotan dilakukan adalah pada hari ke-1 dan hari ke-4 yaitu
sehari sebelum pengamatan. Kematian ekstrak pada konsentrasi 1,56 % memiliki
akibat perlakuan ekstrak limbah rata-rata kematian 1,33 ekor. Perlakuan
tembakau terjadi mulai hari pertama daun rusak yang memiliki jumlah
sampai hari terakhir pengamatan. kematian tertinggi adalah pada hari ke-4
Menurut Baehaki (1993), ekstrak yaitu ekstrak pada konsentrasi 3,125 %
tembakau (nikotin) efektif disemprot memiliki rata-rata 1,67 ekor. Pembanding
pada waktu cuaca panas, tetapi akan paling tinggi pada hari ke-1 yaitu
mengalami degradasi dengan cepat. memiliki rata-rata 5 ekor.

Caraka Tani – Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1 Maret 2014 19
Efektivitas Limbah Tembakau terhadap Wereng Coklat … Tuti et al.

Kontrol mengalami kematian pada memang sangat mudah dan membunuh


hari ke-4 dan ke- 5 yaitu berturut-turut organisme pengganggu dengan cepat.
rata-rata kematiannya adalah 0,33 ekor. O. javanus yang telah disemprot
Kematian pada kontrol diduga ekstrak limbah tembakau tetap hidup
disebabkan karena adanya kesalahan akan tetapi O. javanus mengalami
mekanis yaitu kurang berhati-hati ketika perubahan perilaku. O. javanus menjadi
menyiram tanaman padi (Gambar 1). bergerak aktif dan menghindari tempat-
Perlakuan pembanding pada insektisida tempat yang ada tetes ekstrak limbah
kimia mengalami kematian sehari setelah tembakau, akan tetapi sehari setelah
aplikasi dan mengalami kematian lebih aplikasi, perilaku O. javanus menjadi
cepat dibandingkan dengan insektisida seperti biasanya memangsa wereng coklat
yang terbuat dari limbah tembakau yang bergerak.
(Gambar 1).Menurut Dono dan
Kemampuan makan O. javanus pada
Riasmanto (2008), senyawa aktif pada
aplikasi langsung
insektisida botani lebih mudah
Pengamatan kemampuan makan O.
terdegradasi dibandingkan dengan javanus dilakukan selama 7 hari karena
insektisida kimia. pestisida nabati efektif ketika tidak lebih
dari 7 hari. Menurut Kardinan (1999),
2. Predator Wereng Coklat (O .javanus) insektisida nabati merupakan bahan
Kehidupan predator bergantung alami, bersifat mudah terurai di alam
pada kelimpahan mangsanya (Shelly et al. (biodegradable). Perlakuan O. javanus
2011). Pada kondisi laboratorium laba- setelah disemprot menggunakan ekstrak
laba yang memiliki tubuhnya relatif besar limbah tembakau, bergerak aktif dan
dapat memangsa berbagai jenis mangsa menghindari tempat yang terdapat ekstrak
(Amalin et al. 1999). Laba-laba limbah tembakau. Pada kontrol O.
merupakan predator yang hidup bersama javanus berperilaku aktif bergerak diduga
dan memangsa apabila memiliki tubuh karena melindungi diri.Pergerakannya
lebih kecil (Nyfeler et al. 1991). tersebut hanya respon kaget O.javanus,
Pengaplikasian pada predator setelah penyemprotan ekstrak limbah
dilakukan dengan 2 cara yaitu secara mengering O. javanus berperilaku seperti
langsung dan tidak langsung. Uji biasa.
langsung dilakukan dengan menyemprot Perlakuan ekstrak akar tembakau
ekstrak perlakuan langsung mengenai tidak ada penurunan yang signifikan
tubuh O. javanus, sedangkan uji tidak dalam kemampuan makan yang
langsung, predator diberi makan wereng dikonsumsi.Hal itu serupa dengan ekstrak
coklat yang sudah disemprot ekstrak kulit tembakau, tidak ada penurunan
limbah tembakau yang sesuai perlakuan. kemampuan makan yang signifikan.Pada
Mortalitas O. javanus pada aplikasi perlakuan ekstrak daun rusak terdapat
langsung penurunan kemampuan makan yang
Hasil uji secara langsung, pada siknifikan yaitu pada hari ke- 4 dimana
perlakuan ekstrak limbah tembakau tidak semua konsentrasi menurun (Gambar 2).
mengakibatkan kematian O. javanusakan Perlakuan insektisida kimia jumlah
tetapi kematian O. javanus terjadi akibat pakannya tidak dapat diketahui karena
terpapar insektisida kimia. Kematian O. hari pertama pada semua perlakuan
javanus semua ulangan terjadi pada hari mengalami kematian.
pertama setelah aplikasi.Hal ini Hasil analisi ragam (Anova)
disebabkan karena dalam wadah uji menunjukkan bahwa perlakuan tidak
terpapar insektisida kimia yang dapat berpengaruh nyata terhadap kemampuan
mematikan O. javanus. Menurut Evi makan O. javanus pada aplikasi secara
(2005), pemakaian insektisida kimia langsung. Rata-rata kemampuan makan
20 Caraka Tani – Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1 Maret 2014
Efektivitas Limbah Tembakau terhadap Wereng Coklat … Tuti et al.

Tabel 2. Kemampuan makan O.javanus


pada perlakuan langsung
Jumlah rata-rata wereng
Perlakuan coklat yang dikonsumsi
(ekor per 7 hari)
Kontrol 7,33 ± 1,53 b
ATT2 7,33 ± 2,52 b
ATT3 7±3b
ATT4 5 ± 2,65 b
KBT2 5,67 ± 2,52 b
KBT3 4,33 ± 1,15 ab
KBT4 5 ± 3,46 b
DRT2 6,33 ± 1,53 b
DRT3 8 ± 4,36 b
DRT4 7 ± 3,61 b
P 0±0a
Ket : Angka pada kolom yang sama yang
diikuti dengan huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

Mortalitas O. javanus pada aplikasi


tidak langsung
Pada perlakuan insektisida kimia
O.javanusberperilaku bergerak agresif
menghindari wereng coklat yang telah
disemprot insektisida kimia dan mampu
tidak makan selama 6 hari dan kemudian
mengalami kematian. Pada perlakuan
ekstrak limbah tembakau O. javanus
mengalami perubahan perilaku seperti
pada perilaku perlakuan insektisida akan
tetapi hanya sesaat, setelah penyemprotan
Gambar 2. Rata-rata jumlah wereng coklat yang dilakukan pada wereng coklat
yang dimakan untuk 1 ekor kering, O. javanus mulai mengintai dan
O.javanus akibat perlakuan
memangsa wereng coklat.
secara langsung (A) ekstrak akar
tembakau (B) ekstrak kulit Jika dilihat dari mortalitas O. javanus,
batang (C) ekstrak daun rusak. semua laba-laba yang diberi pakan
wereng coklat yang telah diberi perlakuan
O .javanus tertinggi didapat pada ekstrak ekstrak tidak mengalami kematian,
daun rusak konsentrasi 3,125% yaitu 8 kematian hanya terjadi saat O. javanus
ekor per 7 hari. Pada ekstrak kulit batang, memangsa wereng coklat yang terpapar
rata-rata kemampuan makan O. javanus insektisida kimia.O. javanus tersebut
tertinggi didapat pada konsentrasi 6,25 % akan mati dan memilik tubuh lunak dan
yaitu 5,67 ekor per 7 hari. Hal itu serupa warna pucat. Hal ini menunjukkan
dengan ekstrak akar tembakau, rata-rata insektisida kimia mematikan hama
kemampuan makan O. javanus tertinggi sasaran dan juga membunuh musuh
didapat pada konsentrasi 6,25 % yaitu 7,33 alami. Menurut Palm et al. (1970) dan
ekor per 7 hari. Rata-rata kemampuan Sosromarsono et al. (1988), insektisida
makan O. javanus terendah didapat pada kimia menyebabkan resistensi hama serta
ekstrak kulit batang konsentrasi 3,125 % terbunuhnya serangga bukan sasaran.
yaitu 4,33 ekor per 7 hari (Tabel 2). Menurut Herlinda et al. (2008), aplikasi

Caraka Tani – Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1 Maret 2014 21
Efektivitas Limbah Tembakau terhadap Wereng Coklat … Tuti et al.

Tabel 3. Kemampuan makan O.javanus


pada perlakuan tidak langsung
Jumlah rata-rata wereng
Perlakuan coklat yang dikonsumsi
(ekor per 7 hari)
Kontrol 11,67 ± 0,56 c
ATT1 4,67 ± 6,43 ab
ATT2 5 ± 2,65 ab
ATT3 3 ± 2 ab
ATT4 4 ± 2,65 ab
KBT1 3 ± 3,61 ab
KBT2 2,33 ± 1,53 ab
KBT3 2,33 ± 0,58 ab
KBT4 3,33 ± 1,53 ab
DRT1 3,67 ± 0,58 ab
DRT2 3,33 ± 3,21 ab
DRT3 6,67 ± 5,69 b
DRT4 3 ± 1,73 ab
P 0,67 ± 1,15 a
Ket : Angka pada kolom yang sama yang
diikuti dengan huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

insektisida sintetik mempengaruhi


keragaman dan kelimpahan Arthropoda
predator yang aktif dipermukaan tanah.
Kemampuan Makan O. javanus pada
aplikasi tidak langsung
Pengaplikasian O. javanus pada
perlakuan secara tidak langsung
dilakukan dengan menyemprotkan
aplikasi pada wereng coklat yang akan
diberikan ke O. javanus setiap harinya.
Hal yang diamati adalah jumlah wereng
coklat yang dimakan tiap harinya.Hasil Gambar 3. Rata-rata jumlah wereng
analisis ragam (Anova) menunjukkan coklat yang dimakan untuk 1
bahwa perlakuan memberikan pengaruh ekor O. javanus akibat
sangat nyata terhadap kemampuan makan perlakuan secara tidak langsung
O. javanus pada perlakuan ekstrak limbah (A) ekstrak akar tembakau (B)
tembakau secara tidak langsung. O. javanus ekstrak kulit batang (C)
yang diberi pakan wereng coklat yang ekstrak daun rusak.
telah disemprot dengan perlakuan akan
mengalami penurunan dalam kemampuan yaitu 6,67 ekor per 7 hari. Total rata-rata
makannya. Sehari setelah aplikasi jauh mangsa terendah terdapat pada perlakuan
lebih rendah kemampuan makannya kulit batang pada konsentrasi 3,125 %
dibandingkan dengan kontrol (Gambar 3). dan 1,56 % yaitu berturut-turut 2,33 ekor
Pada kontrol rata-rata mencapai per 7 hari (Tabel 3).
11,67 ekor per 7 hari. Hasil ini sangat Pada perlakuan pestisida rata-rata
berbeda nyata. Hasil total rata-rata hanya mencapai 0,67 ekor per 7 hari
mangsa tertinggi terdapat pada perlakuan karena pada perlakuan pestisida kimia
daun rusak pada konsentrasi 3,125 % memiliki kemampuan membunuh wereng

22 Caraka Tani – Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1 Maret 2014
Efektivitas Limbah Tembakau terhadap Wereng Coklat … Tuti et al.

coklat yang sangat cepat sehingga KESIMPULAN DAN SARAN


O. javanus tidak dapat memangsa wereng Kesimpulan
coklat yang telah mati. Pada kontrol Berdasarkan penelitian yang telah
jumlah pakan total rata-rata mencapai dilakukan maka dapat disimpulkan:
11,67 ekor per 7 hari, jadi tiap harinya 1. Pestisida kimia mematikan wereng
rata-rata mencapai 1,67 ekor. Menurut coklat tetapi juga mematikan predator
Shepard et al. (1990), seekor laba-laba (O. javanus).
Tetragnatha maxillosa dapat memangsa 2. Semua ekstrak limbah tembakau tidak
2-3 ekor wereng coklat per hari. mematikan predator.
Pemberian insektisida nabati 3. Ekstrak limbah tembakau dapat
perlakuan secara tidak langsung mematikan wereng coklat.
mempengaruhi kemampuan O. javanus 4. Ekstrak kulit batang tembakau pada uji
dalam memangsa wereng coklat hal tidak langsung menurunkan
tersebut dapat dilihat pada (Gambar 3). kemampuan makan predator.
Pada kontrol, rata-rata seekor laba-laba 5. Kemampuan makan predator tidak
mampu memangsa 11,67 ekor wereng terpengaruh oleh ekstrak limbah
coklat per 7 hari, sedangkan yang lainnya tembakau pada uji langsung.
setelah diberi perlakuan insektisida nabati 6. Ekstrak limbah tembakau berpotensi
memiliki rata-rata sangat rendah (Tabel 3), sebagai racun kontak yang bagus
hal tersebut dapat diartikan bahwa untuk mengendalikan wereng coklat.
kemampuan makan O. javanus menurun 7. Ekstrak limbau tembakau bersifat
karena adanya penyemprotan ekstrak repellent.
limbah tembakau. Ekstrak limbah Saran
tembakau memiliki bau yang sangat 1. Ekstrak akar tembakau dapat
menyengat sehingga dapat menjadi direkomendasikan untuk pengendalian
senyawa repellent (penolak serangga).Hal wereng coklat.
tersebut didukung oleh pendapat Novizan 2. Perlu dilakukannya penelitian lebih
(2002) bahwa penggunaan repellent lanjut untuk aplikasi ekstrak limbah
umumnya tidak langsung mematikan tembakau terhadap hama-hama lain.
serangga, namun lebih berfungsi untuk 3. Perlu dilakukannya penelitian lebih
menolak kehadiran serangga, terutama lanjut tentang dampak dari ekstrak
disebabkan oleh baunya yang menyengat. limbah tembakau untuk beberapa
Uji yang baik digunakan adalah uji musuh alami.
tidak langsung karena apabila
menggunakan uji tidak langsung,
DAFTAR PUSTAKA
kemampuan makan O. javanus menurun Amalin DM, J Reiskind, R Mcsorly and J
dan mortalitas wereng coklat hanya Pena 1999. Survival of the hunting
dikendalikan dengan perlakuan uji tidak spider, hibana velox (bekcer),
langsung, sedangkan menggunakan uji vaised on different artifical diels. J
langsung, kemampuan makan O. javanus Arachnol27 : 629-696.
tidak menurun sehingga untuk
menggendalikan wereng coklat dapat Arifin K 2011.Penggunaan Musuh Alami
menggunakan predator dan ekstrak Sebagai Komponen Pengendali
limbah tembakau perlakuan langsung. Hama Padi Berbasis Ekologi.Jurnal
Menurut Omkar dan Perves (2000), Pengembangan Inovasi (4)1 : 29-46.
Arachnida (O. javanus) adalah predator Baehaki 1993.Insektisida Pengendalian
Arthropoda yang umum dari agroekosistem Hama Tanaman. Bandung: Penerbit
yang memiliki dampak ekonomi yang angkasa bandung. Hal 148.
besar dalam mengatur dinamika populasi
banyak hama serius dalam pertanian.

Caraka Tani – Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1 Maret 2014 23
Efektivitas Limbah Tembakau terhadap Wereng Coklat … Tuti et al.

Baehaki SE 1987. Dinamika populasi Ooi PA 1992. Biology of brown


wereng cokelat Nilaparvata lugens planthopper in Malaysia.J Plant
Stal. Dalam Wereng Cokelat. Balai Protec Trop9: 111-115.
Penelitian Tanaman Pangan. Palm CE, Dykstra WW, Ferguson G,
Butt A and HM Tahir 2010. Resorce Hansberry E, Hayes WY, Hazleton
Partitioning among five Agrobiont JRLW, Horstall JC, Knipling EK,
Spider of a Rice Ecosystem. Leach LD, Lovvorn LR, and
Pakistan. J Zool 49 (4): 470-480. Swanson GA 1970. Insect pest
menegement and control. Principle
Butt A, R Anwar, M Tahir. 2006. Some Plant Animal Pest Control (3): 508 pp.
new species of family Lycosidae
from agricultural fields of Punjab, Preap V, MP Zalucki, TTJ Nesbitt and
Pakistan. Pakistan J Zool 36:185-190. GC Jahn 2001.Effect of fertilizer,
pesticide treatment, and plant
Dinas Pertanian 2012. Pengendalian varietyon the realized fecundity and
Hama dan Penyakit dengan Pestisida survival rates of brown Planthopper
Nabati http://dinpertan.grobogan.go.id. Nilaparvata lugens (Stal.)
Diakses Tanggal 18 September 2013. (Homoptera:Delphacidae)-
Dono D dan Rismanto 2008.Aktivitas generating outbreaks in Cambodia.
Residu Ekstrak biji.Barringtonia J Asia PacificEntomol 4: 75-84.
asiatica I. (Kurz) terhadap larva Shelly SY, ZB Mirza and S Bashir
Crocidolomia pavonana F. 2011.Comparative ecological study
(Lepipdoptera: Pyralidae). Jagric of aquatic macroinvertebratesof
(19) 3 : 184-190. Mangla dam and Chashmabarrage
Evi N 2005.Insektisida Nabati Untuk wetland areas. J Anim Plan Sci
Rumah Tangga. Departemen 21:340-350.
Kesehatan Lingkungan. Medan: Shepard MB, Barrion AT and Litsinger J
Universitas Sumatera Utara. 1990.Rice Farmer partner, Insecta,
Herlinda, Waluyo, Estuningsih, Chandra I Spiders and Phatogen that help.
2008. Perbandingan Keanekaragaman Los Banos: IRRI.
Spesies dan kelimpahan Artrhopoda Sosromarsono S, Soejitno J, Mukelar A,
Predator Penghuni Tanah di Sawah Soedarwohadi S, dan Suhardi 1988.
Labak yang Diaplikasi dan Tanpa Peranan Pestisida Dalam
Aplikasi Insektisida.J Entomol Pengendalian Hama dan Penyakit
Indo(5) 2: 96-107. Tanaman Pangan.Simposium
Kardinan A 1999. Pestisida Nabati: Penggunaan Pestisida secara
Ramuan Dan Aplikasi. Jakarta: PT. Bijaksana. Himpunan Perlindungan
Penebar Swadaya. Tumbuhan Indonesia, Jakarta. 51 hlm.
Novizan 2002. Membuat dan memanfaatkan Wang YH, CF Gao, YC Zhu, J Chen,
Pestisida Ramah Lingkungan. WH Li, YLZhuang, DJ Dai, W J
Jakarta: Agro Media Pustaka. Zhou, CY Ma, and JL Shen2008.
Imidacloprid susceptibility survey
Nyffeler M, G Benz. 1987. Spiders in and selectionrisk assessment in
natural pest control: a review. J Þeld populations of Nilaparvata
Appl Entomol103:321-339. lugens(Homoptera: Delphacidae). J
Omkar A and A Pervez 2000. Biodiversity Econ Entomol 101: 515-522.
of predaceous coccinellids Wu JC, ZH Qiu, JL Ying, B Dong, and
(Coleoptera: Coccinellidae) in India. HN Gu 2004. Changes of zeatin
J Aphidol14: 41-67. riboside content in rice plants due
to infestation by Nilaparvata lugens
(Homoptera: Delphacidae). J Econ
Entomol97: 1917-1922.

24 Caraka Tani – Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1 Maret 2014

You might also like