You are on page 1of 45

M.K.

ARSITEKTUR INDONESIA—2016

Arsitektur Vernakular Belanda di Indonesia


PUBLISHED BY : DENI YUSRIZAL/1404205012
(KELAS A)
DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. A.A.A Oka Saraswati, MT.

Berangkat dari judul di atas, maka harus ada beberapa pembahasan awal terkait keberadaan bangsa Belanda di Indonesia yang dalam hal ini
akan dibahas secara mendalam mengenai arsitekturnya baik pengertian dan definisi dari arsitektur colonial Belanda dan arsitektur vernacular
Belanda yang ada di Belanda dan Indonesia, serta pengaruh-pengaruh yang ada pada arsitektur colonial sendiri

Definisi dan Pengertian Arsitektur Kolonial


gam neo-klasik yakni langgam Gubernur Jendral Herman Willen
yang berorientasi pada langgam Daendels yang menjalankan tugas
Tagline
arsitektur klasik Yunani dan di Hindia Belanda dengan nama  ARSITEKTUR KOLONIAL MERUPA-
Romawi, sebagai akibat adanya Indische Empire Style (tahun 1800- KAN ARSITEKTUR YANG BERKEM-
BANG DI INDONESIA SELAMA
rasa bosan dan jenuh terhadap an sampai tahun 1902) Arsitektur MASA PENJAJAHAN

langgam yang berkembang saat kolonial yang ada di Indonesia  DIMULAI DARI TAHUN 1600
itu. Langgam neo-klasik merupa- merupakan arsitektur yang berkem- HINGGA 1942
Arsitektur NeoKlasik
Mempengaruhi Arsitektur Koloni- kan langgam arsitektur yang bang selama masa kolonial, ketika  ARSITEKTUR COLONIAL DI DUNIA
DIPENGARUHI OLEH ARSITEKTUR
memiliki beberapa ciri – ciri dian- Indonesia menjadi negara jajahan NEOKLASIK KARENA ADA HUB-

taranya garis-garis bersih, ele- bangsa Belanda pada tahun 1600- UNGAN ANTARA DAENDELS
DENGAN NAPOLEON BONAPARTE
Menurut wikipedia, arsitektur gan, penampilan yang rapi 1942 yaitu 350 tahun penjajahan
Kolonial adalah gaya yang (uncluttered); simetris; kolom- Belanda di Indonesia. Arsitektur
berkembang di beberapa negara kolom yang berdiri bebas. Lang- kolonial menyiratkan adanya akul-
di Eropa dan Amerika. Se- gam neo-klasik sering disebut turasi diiringi oleh proses adaptasi
dangkan, Arsitektur Kolonial dengan Empire Style seiring antara dua bangsa berbeda. Proses
Belanda adalah langgam yang dengan kemunculan langgam adaptasi yang dialami oleh dua
muncul di Netherland pada tahun arsitektur ini di Perancis. Lang- bangsa terbentuk dengan apa yang
1624-1820. Arsitektur kolonial gam Empire Style mulai diperke- dinamakan arsitektur kolonial.
lebih banyak mengadopsi lang- nalkan di Indonesia oleh seorang

Definisi dan Pengertian Arsitektur Vernakular Belanda (Amsterdam)


Tagline
 ARSITEKTUR VERNAKULAR
BELANDA IALAH ISTILAH
Arsitektur vernakular Belanda yang ditekankan, kontras dengan
UNTUK ARSITEKTUR PE-
(dutch) adalah arsitektur yang Aplikasi umum arsitektur Renai-
RUMAHAN DI AMSTERDAM
lahir dan terbentuk sesuai sans Belanda, khususnya di
KHUSUSNYA
dengan kebudayaan setempat Amsterdam, adalah gable, yang
yaitu di Belanda. Arsitektur ver- dimaksudkan sebagai akhir dari  BENTUKNYA TIDAK MEG-
nakular Belanda juga dipengaruhi atap pelana di belakang garis AH SEPERTI ARSITEKTUR
oleh Arsitektur Renaisans Italia, lurus fasad. COLONIAL KEBANYAKAN
terutama karakteristik
 CIRI KHAS UTAMANYA
visual seperti pilar, pilas-
IALAH ADANYA GEBLE DI
ters, pediments, dan rusti-
KEDUA SISI YANG
cation diadopsi, karena
MENGAKHIRI ATAP PELA-
banyak arsitek Belanda
NA
tidak mampu membaca
pembuktian teoritis, yang
sering ditulis di Italia atau Arsitektur Vernakular Belanda di
Latin. Garis horizontal Amsterdam

HALAMAN 1
M.K. ARSITEKTUR INDONESIA—2016

Benteng Fort Rotterdam

Sejarah Benteng Fort Rotterdam


Lokasi Benteng Fort Rotterdam menyerang Kesultanan Gowa Kini, fungsinya sebagai muse-
berada di Jl. Ujung Pandang, yang dipimpin oleh Sultan Ha- um barang-barang kuno jaman
Bulogading, Kota Makassar, Sula- sanuddin. Akhirnya sebagian penjajahan.
wesi Selatan. Benteng ini benteng hancur setelah diserang
dibangun pada tahun 1545 oleh selama satu tahun. Akhirnya,
Imanrigau Daeng Bonto Karaeng Sultan Gowa dipaksa untuk me-
Lakiung (Raja Gowa X). Dulunya, nandatangani Perjanjian Bongaya
benteng ini berfungsi sebagai pada tanggal 18 November 1667.
pertahanan kota Ujung Pandang. Kemudian, Gubernur Jendral
Benteng ini dibangun ulang pada Speelman membangun kembali
tahun 1667 oleh Gubernur Jen- benteng yang hancur dengan
deral Speelman (Belanda). Pada model arsitektur Belanda. Ben-
tahun 1655 hingga 1669 benteng teng tersebut kemduian di-
ini sempat hancur karena armada namakan Fort Rotterdam, yang
perang Belanda yang dipimpin merupakan nama tempat ke-
oleh Gubernur Jendral Admiral lahiran Speelman.
Bangunan di Dalam Benteng Fort
Cornelis Janszoon Speelman Rotterdam
Lokasi Benteng Fort Rotterdam

Arsitektur
Fort Rotterdam atau Benteng benteng R otter dam telah pada bangunan-bangunan pe-
Ujung Pandang (Jum Pandang) menggunakan bahan bahan yang rumahan di Belanda pada
adalah sebuah benteng bergaya digunakan pada bangunan saat umumnya. Bangunan di sana rata
Vernakular Belanda peninggalan ini seperti penggunaan batu bata -rata tidak memiliki overstek.
Kerajaan Gowa-Tallo dan Ko- dan semen , dan penggunaan
lonial Belanda. Awalnya benteng penutup atap genteng. Karakteris-
ini berbahan dasar tanah liat, tik Arsitektur Vernakular Belanda
namun pada masa pemerinta- yang diterapkan pada pada ben-
han Raja Gowa ke-14 Sultan teng ini dapat dilihat dari bebera-
Alauddin konstruksi benteng ini pa elemen yang secara kasatma-
diganti menjadi batu padas yang ta terpampang jelas pada fasad
bersumber dari Pegunungan bangunan. Keitka awal datang,
Bentuk Bangunan yang Tidak Terla- Karst yang ada di daerah Maros. Belanda membangun bangunan Tidak Memiliki Overstek—Ciri
lu Megah serta Simetris—Ciri Arsi-
tektur Vernakular Belanda Saat ini bahan konstruksi pada di Indonesia dengan berpedoman Arsitektur Vernakular Belanda

Dormer adalah bukaan yang


terdapat pada bagian atap dari
sebuah bangunan. Biasanya
bukaan ini memiliki atap ber-
bentuk pelana atu bentuk
lainnya. Unsur ini ditemukan
pada bangunan di dalam Ben-
Bangunan Vernakular Belanda teng Fort Rotterdam, sehingga
sangat khas dengan tembok dapat dikatakan bahwa Ben-
gable di mana gable ini biasanya teng Fort Rotterdam menga-
mengkahiri atap pelana di kedua dopsi gaya Arsitektur Vernaku-
sisinya. Unsur ini juga ditemukan lar Belanda.
di bangunan Benteng Fort Rotter-
dam.
Adanya Geble dan Dormer — Ciri Arsitektur Vernakular Belanda

HALAMAN 2
M.K. ARSITEKTUR INDONESIA—2016

SMA N 1 Singaraja
Sejarah SMA N 1 Singaraja
SMAN 1 Singaraja yang berlo- Bali-Nusa Tenggara dengan han memanjang ke utara hingga
kasi di Jl. Pramuka ini da- tujuan untuk menciptakan pem- Pelabuhan Buleleng. Sempadan
hulunya merupakan bangunan impin-pemimpin daerah. Pada ini dibangun oleh Belanda karena
Hogere Middelbare School (HMS) awal dibangunnya dulu, SMA N 1 menganggap jalur sempadan
yang dibangun tahun 1914. Nama Singaraja bernama Hogere Mid- tradisional di sebelah timurnya
SMAN 1 Singaraja sendiri mulai delbare School (HMS) yang sangat kecil sehingga
digunakan pada tanggal 1 No- merupakan sekolah mengengah dibangunlah di sebelah barat
vember 1950 yang merupakan atas pertama yang ada di Bali. untuk akses transportasi yang
sekolah menengah atas yang SMA N 1 Singaraja yang dulu lebih memadai. Nama SMA N 1
pertama didirikan di Bali. bernama Hogere Middelbare Singaraja sendiri pun baru mun-
Bangunan ini berdiri ketika School (HMS) berada di sempa- cul di tahun 1950 ketika Indone-
pemerintah Hindia Belanda mulai dan Kolonial yang dibangun pada sia sudah merdeka. Hingga kini,
menerapkan ethisce politiek yang masa pemerintahan kolonial Bel- fungsi sebagai sekolah menen-
ditandai dengan pembangunan anda berkuasa di Bali. Sempadan gah atas dan bentuk arsitektur
pemerintahan lokal. Bangunan ini kolonial ini berpusat dari Kantor kolonial pada bangunan ini tetap
dahulunya digunakan sebagai Bupati Buleleng saat ini dimana dipertahankan.
tempat belajar bagi masyarakat dulunya adalah pusat pemerinta- Lokasi SMA N 1 Singaraja

Arsitektur
SMA N 1 Sinagaraja adalah siswanya. Walaupun ini kurang Pada fasad bangunan SMA N 1
sebuah bangunan pendidikan memenuhi unsur sebagai Singaraja terlihat kolom-kolom “JANGAN SEKALI-
penginggalan Belanda pada bangunan Vernakular Belanda. sebagai elemen penguat arsi-
Bentuk yang monumental dapat tektur Vernakular Belanda. Ko- KALI MELUPAKAN
tahun 1914. Dapat dilihat pada
fasad bangunannya bahwa mewakilinya. Bentuk fasad lom ini merupakan kolom SEJARAH KARENA
arsitektur SMA N 1 Singaraja yang simetris juga menandakan struktur yang sekaligus menjadi
BANGSA YANG
terlihat mengadopsi aristektur bahwa bangunan SMA N 1 pemanis fasad bangunan.
Vernakular Belanda. Terdapat Singaraja juga mengadopsi BESAR ADALAH
beberapa karakteristik arsitektur unsur bangunan Vernakular
BANGSA YANG
Vernakular Belanda. Bangunan Belanda. Bangunan Vernakular
SMA N 1 sebagai bangunan Belanda sangat khas dengan MENGHARGAI
pendidikan, sehingga sengaja tembok gable di mana gable ini SEJARAH” - BUNG
dibangun tiga lantai untuk me- biasanya mengkahiri atap pela-
menuhi fungsi sebagai tempat na di kedua sisinya. Unsur ini KARNO
untuk kegiatan belajar mengajar juga ditemukan di bangunan Tampak Belakang Gedung Utama
dan untuk menanmpung jumlah SMA N 1 Singaraja. SMA N 1 Singaraja

Ciri-ciri Arsitektur Vernakular Belanda Berturut-turut dari Kiri, Atas ke Bawah: Sosok Bangunan yang Tidak Megah, Simetris, Terdapat Geble,
dan Terdapat Transisi pada Bagian Depan Bangunan

HALAMAN 3
M.K. ARSITEKTUR INDONESIA—2016

Komparasi dan Peran Arsitektur Vernakular Belanda di Indonesia

Komparasi Arsitektur
Terdapat hubungan antara arsitektur Vernakular Belanda tepatnya arsitektur Vernakular Belanda yang ada

pada bangunan di dalam Benteng Fort Rotterdam dan Bangunan SMA N 1 Singaraja. Hubungan tersebut

dilihat dari unsur-unsur arsitektur Vernakular Belanda yang ada pada keduanya serta fasad bangunan yang

dapat dikatakan mirip walaupun keduanya dibangun di abad yang berbeda. Hubungan tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut.

Peran Arsitektur Vernakular Belanda di Indonesia


Arsitektur kolonial Belanda juga memiliki peran ter- d a p a t di pe r t ah an k a n
khususnya arsitektur Ver- hadap perkembangan Indo- dengan baik. Dengan begitu
nakular Belanda berperan nesia khususnya di bidang bangunan ini mampu men-
dan memberi pengaruh ter- arsitektur. Indonesia menjadi jadi saksi sejarah dari
hadap perkembangan de- lebih kaya akan tipologi adanya jaman penjajahan
sain arsitektur di Indonesia. arsitektur, tidak hanya arsi- di Indonesia dan khususnya
Masuknya Belanda ke Indo- tektur vernakular Indonesia di Sulawesi dan Bali. Selain
nesia memberi perubahan tetapi juga arsitektur Koloni- itu, kedua bangunan tesebut
pada tampilan arsitektur al Belanda. Tentunya hal ini juga sebagai pendukung
tradisional di Indonesia. wajib dilestarikan dan dija- kawasan Heritage, sehingga
Menyebabkan adanya hub- ga sebagai bagian dari tidak hanya sebagai keper-
ungan tipologi bangunan sejarah kelam Indonesia. luan ekonomi, pariwisata,
antara di daerah yang satu dan romantisme belaka,
Sebagai bangunan yang
dengan daerah lainnya sep- namun kawasan ini juga
sudah berdiri sejak jaman
erti yang ada di Benteng memiliki manfaat untuk men-
kolonial Belanda, ada
Fort Rotterdam dan SMA N jaga kesinambungan
baiknya keberadaan
1 Singaraja di mana tipolo- (kontinyunitas), meningkat-
bangunan Benteng Fort Rot-
gi bangunannya saling kan kualitas peradaban,
terdam dan bangunan SMA
berhubungan. dan agar generasi menda-
N 1 Singaraja dijaga dan
tang tidak kehilangan jejak.
Selain itu, arsitektur Kolonial dirawat sehingga kesan
yang dalam hal ini adalah kolonial yang ada pada
arsitektur Vernakularnya bangunan masih terasa dan

HALAMAN 4
PUBLISHED BY KADEK TANIA UTAMI PUTRI
1404205015
KELAS A
DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. A.A.A OKA SARASWATI, MT.

Arsitektur Kolonial
Arsitektur Kolonial di Puri Kanginan - Singaraja

Arsitektur Kolonial administrasi bang di sekitar pesisir


merupakan sebutan pemerintah kolonial, pantai.
singkat untuk langgam rumah sakit atau fasili-
arsitektur yang berkem- Di Bali salah satu dae-
tas militer. Bangunan – rah yang banyak
bang selama masa bangunan inilah yang
pendudukan Belanda di mendapat pengaruh
disebut dikenal dengan Arsitektur Kolonial
tanah air. Masuknya bangunan colonial
unsur Eropa ke dalam adalah Kabupaten
Awal masuknya bangsa Singaraja. Mulai dari
komposisi Belanda ke Indonesia
kependudukan menam- pelabuhan, bangunan
adalah melalui pendidikan hingga
bah kekayaan ragam pelabuhan sehingga
arsitektur di nusantara. bangunan rumah ting-
banyak Arsitektur Ko- gal di Kabupaten
Seiring berkembangnya lonial yang berkem-
peran dan kuasa, kamp- Singaraja dahulu ban-
kamp Eropa se- yak dipengaruhi oleh
makin dominan Arsitektur Koloni-
dan permanen al. Namun seiring
hingga akhirnya berkembangnya
berhasil berek- jaman ke Arsi-
spansi dan menda- tektur Modern dan
tangkan tipologi pengaruh budaya
baru. Semangat Arsitektur Bali,
modernisasi dan hingga saat ini
globalisasi hanya terdapat
(khususnya pada beberapa saja
abad ke-18 dan ke bangunan colonial
-19) memperke- yang masih ter-
nalkan bangunan sisa. Salah satunya
modern seperti adalah bangunan
Puri Kanginan.
ARSITEKTUR INDONESIA

Puri Kanginan - Singaraja

Puri Kanginan - Singaraja


Kedudukan Puri Kangi- at dengan halaman depan langsung mengakses perem-
nan yang berfungsi se- patan jalan utama atau yang disebut Catus Pata.
bagai tempat kediaman Pekarangan Puri berada di atas tanah yang agak tinggi
keluarga bangsawan dan dibanding sekitarnya. Mulai dari halaman yang paling
juga sebagai pusat tinggi terletak di hulu Timur disebut Uttama Mandala,
pemerintahan pada kemudian sedikit menurun ke halaman tengah atau
jamannya, berlokasi Madya Mandala dan menurun lagi ke halaman luar atau
pada posisi yang strate- Kanista Mandala sampai ke pintu luar atau pemedal
gis. Wajah Puri menuju jalan raya atau marga agung. setiap Mandala
menghadap ke arah Bar- dihubungkan dengan Kori.
Page 2 ARSITEKTUR KOLONIAL DI PURI KANGINAN - SINGARAJA

Puri ini diperkirakan sudah ada pada akhir abad ke 18. Tetapi nama puri Kanginan mu-
lai sekitar tahun 1830an. "Kanginan" dari kata Kangin berarti Timur. Puri Kanginan
artinya istana di sebelah Timur persimpangan empat "Catus Pata" dan juga disebelah
Timur pasar. Dulu lokasinya di banjaran "Dangin Peken" (Timur Pasar). Sekarang Puri
Kanginan berada di Banjar "Delod Peken" (Utara Pasar). Bukan Purinya yang pindah
tetapi karena pasar Buleleng dipindahkan ke tempatnya sekarang pada disekitar tahun
1898.

Pengaruh Arsitektur Kolonial pada Puri Kanginan

Pengaruh Arsitektur Ko- dela kupu – kupu juga


lonial pada Puri Kanginan merupakan salah satu ciri
mulai terliihat pada bagian pengaruh Arsitektur Ko-
depan bangunan yaitu pada lonial. Pada bagian muka
area pintu masuk. Pintu bangunan dengan pagar yg
masuk atau kori sebuah khas gaya arsitektur coloni-
Puri biasanya di Bali sangat al.
mengandung Arsitektur
Penggunaan sendi dengan
Bali yang sangat kental.
bentuk serupa dengan ko-
Namun berbeda pada Kori
lom dan dominasi warna
Puri Kanginan ini mulai
putih. Elemen bawah sendi
dari bentuk yang unik,
menggunakan batu kali
warna yang dominan putih,
ekspose yang di finishing
“To catch the hingga ornamentnya sangat
Penggunaan Kolom Doric di Puri Kanginan dengan cat namun tetap
menampilkan pengaruh
reader's attention, menampilkan tampilan dari
Arsitektur Kolonial. Pemu-
place an interesting terdapat pula beberapa batu kali pada aslinya
garan berskala besar
sentence or quote pernah dilakukan antara bangunan, sebagian masih
from the story lain pada tahun 1840an. kental dengan Arsitektur
Kemudian dilakukan men- Bali, namun beberapa
here.”
jelang upacara pelebon bangunan yang memper-
besarpada tahun 1902 lihatkan pengaruh Arsi-
(fotonya terlihat di sebelah tektur Kolonial. Pengaruh
kiri). Juga beberapa Arsitektur Kolonial sangat
bangunan pernah direno- terlihat pada penggunaan
vasi pada tahun 1950. kolom – kolom yang
cukup besar pada bagian
Karena beberapa bangunan depan bangunan. Saka
tidak difungsikan lagi dan yang biasa digunakan pada
juga karena telah dimakan bangunan Bali disini di-
usia lagipula terkena gantikan dan disandingkan
bencana alam seperti gem- dengan penggunaan kolom
pa bumi pada tahun 1963 doric berwarna putih yang
dan 1976 banyak bangunan merupakan salah satu ciri Penggunaan sendi di Puri Kanginan
y a ng r usa k ba h ka n khas Arsitektur Kolonial.
musnah. Selain itu penggunaan
Pada bagian dalam puri komponen pintu dan jen-
ARSITEKTUR KOLONIAL DI PURI KANGINAN - SINGARAJA Page 3

Penggunaan pelapis berupa lubang –


lubang kecil pada bagian fentilasi
bangunan juga merupakan cir – ciri
arsitektur colonial yang difungsikan
agar serangga tidak dapat masuk ke
dalam ruangan.

Pintu kupu - kupu 2 lapis di Puri Kanginan

Penggunaan pintu di beberapa bale


dengan bukaan kupu – kupu yang meru-
Bagian penutup fentilasi pada bangunan Puri Kanginan
pakan ciri – ciri dari komponen arsi-
tektur colonial. Bale yang masi
menggunakan pintu ini merupakan bale
Penggunaan jendela di beberapa bale yang dibangun sejak awal yang kini men-
dengan bukaan kupu – kupu yang meru- jadi tempat penyimpanan pakaian raja –
“To catch the pakan ciri – ciri dari komponen arsitektur raja Puri Kanginan.
reader's attention, colonial. Bale yang masi menggunakan
place an interesting jendela ini merupakan bale yang dibangun
sentence or quote sejak awal yang kini menjadi tempat
penyimpanan pakaian raja – raja Puri
from the story
Kanginan.
here.”

Bagian pintu masuk dengan bentuk pedimen pada


bangunan Puri Kanginan

Penggunaan bentuk pediment yang meru-


paka elemen arsitektur colonial pada bagian
atas pintu masuk yang sifatnya lebih kecil
disbanding kori utama.

Jendela kupu – kupu bukaan 2 arah pada bangunan Puri


Kanginan
Page 4 ARSITEKTUR KOLONIAL DI PURI KANGINAN - SINGARAJA

Penggunaan Bahan Pengaruh dari Arsitektur Kolonial pada Puri


Kanginan

Beberapa bahan khusus yang digunakan dalam bangunan pada Puri Kanginan
Singaraja yang banyak mengalami pengaruh Arsitektur Kolonial kini hanya
beberapa yang bangunan yang masih terlihat. Bangunan – bangunan yang
masih menggunakan bahan – bahan khusu tersebut merupakan bangunan
yang dibuat sejak awal pembangunan Puri Kanginan. Bahan ersebut salah
satunya merupakan penggunaan tanah pol polan, batu bata dan batu kali
yang tereksposeq yang menjadi bagian penyusun dinding utama pada
bangunan. Selain itu penggunaan bahan – bahan dari besi yang sudah
digunakan pada bangunan puri kanginan saat awal pembangunannya pada
saat bangunan – bangunan lainnya masih menggunakan bahan tradisional
berupa kayu.

Bagian bahan elemen bukaan pada


bangunan Puri Kanginan
Bagian bahan penyusun dinding pada bangunan Puri

Arsitektur Eropa yang di terlihat pada penggunaan warna Dan berkah yang terakhir yaitu
bawa bangsa kolonial banyak dominan putih dan kolom- dapat dijadikan destinasi wisata bagi
mempenngaruhi arsitektur di kolom klasik, penggunaan elemen wisatawan.
Indonesia yang terlihat dari penyusun ruang dan penggunaan Dengan keistimewaan bangunan
tampilan arsitektur di daerah bahan pada komponen penyusun Puri Kanginan yang sangat terlihat
yang terkena jajahan Belanda. dinding.. pengaruh Arsitektur kolonialnya
Hal tersebut dikarenakan wak- Beberapa berkah yang didapat- sebaiknya hal tersebut dapat lebih di
tu yang cukup lama Indonesia kan dari pengaruh Arsitektur Ko- ekspose, sehingga lebih banyak lagi
dijajah oleh Belanda sehingga lonial di Puri Kanginan, Singaraja orang baik masyarakat ataupun
dapat terjadi akulturasi budaya ini adalah sebagai saksi sejarah wisatawan yang dapat mengetahui
salah satunya di bidang arsi- bahwa Indonesia khususnya di Puri Kanginan. Karena hingga saat
tektur. daerah Singaraja, Bali sempat di- ini, belum banyak informasi – infor-
Arsitektur kolonial pada Puri jajah oleh bangsa Belanda. Selain masi mengenai Puri Kanginan di
Kanginan memberikan wajah itu bukti pengaruh Arsitektur Ko- media.
yang berbeda pada tampilan lonial ini dapat dijadikan sarana
bangunan, pengaruh kolonial objek pembelajaran arsitektur.
ARSITEKTUR INDONESIA
MAHASISWA:
NI WAYAN YESI NEREZA
NIM: 1404205016
ARSITEKTUR KOLONIAL PADA MUSEUM
FATAHILLAH DI KOTA TUA JAKARTA
SPECIAL
POINTS OF
INTEREST:

Pengertian Arsitektur Kolonial


 Pengertian Arsi-
tektur Kolonial

 Perkembangan
Arsitektur Kolonial
di Indonesia

 Arsitektur Muse-
Arsitektur ko- Indonesia pada masa tektur kolonial Belanda
um Fatahillah lonial merupakan arsi- sebelum kemerdekaan. adalah arsitektur Belanda
 Elemen Arsi- tektur yang memadukan (Safeyah, 2006). yang dikembangkan di
tektur Kolonial di
antara budaya Barat dan Indonesia, selama Indo-
Museum Fa- Arsitektur ko-
tahillah
Timur. Arsitektur ini nesia masih dalam
lonial adalah arsitektur
hadir melalui karya kekuasaan Belanda seki-
cangkokan dari negeri
arsitek Belanda dan di- tar awal abad 17 sampai
induknya Eropa kedae-
peruntukkan bagi bangsa tahun 1942.
rah jajahannya. Arsi-
Belanda yang tinggal di (Soekiman,2011).

Perkembangan Arsitektur Kolonial di


Indonesia
Dalam perkembangan Pada mulanya kedatan- buat dari kayu dan papan
arsitektur kolonial di In- gan mereka dengan mak- dengan penutup atap
donesia sejarah men- sud berdagang. Mereka ijuk. Namun karena ser-
catat, bahwa bangsa Ero- membangun rumah dan ing terjadi konflik mu-
pa yang pertama kali da- pemukiman di beberapa lailah dibangun benteng.
ting ke Indonesi adalah kota di Indonesia yang Hampir di setiap kota
Portugis, yang kemudian biasanya terletak dekat besar di Indonesia.
diikuti oleh Spanyol, dengan pelabuhan. Dind-
Inggris, dan Belanda. ing rumah mereka ter-
PAGE 2
ARSITEKTUR MUSEUM
FATAHILLAH
iliki penunjuk arah ma-
Bangunan Museum ta angin. Museum ini
Fatahillah yang telah memiliki luas lebih
berdiri sejak tahun dari 1.300 meter
1626 ini memiliki ciri persegi. Pekarangan
arsitektur neoklasik dengan susunan
dengan tiga lantai konblok dan sebuah
dengan cat kuning kolam dihiasi beberapa
tanah, kusen pintu dan pohon tua.
jendela dari kayu jati
berwarna hijau tua. Ba-
gian atap utama mem-

Letak Museum Fatahillah


Museum Fa- um, yaitu Museum Fa-
 Letak Museum
tahillah terletak di tahillah, Museum
Fatahillah
Jalan Taman Fatahillah Wayang, Museum Seni
 Sejarah No.1, Pinangsia, Ta- Rupa dan Keramik,
Museum mansari, Kota Jakarta Museum Bank Indone-
Fatahillah Barat, Daerah Khusus sia, dan Museum Bank
Ibukota Jakarta 11110, Mandiri. Letak Muse-
Indonesia. Museum ini um Fatahillah ini persis
terletak dalam satu ka- berada di depan pelata-
wasan di Kota Tua di- ran Kota Tua.
Sejarah Museum mana terdapat 5 Muse-
Fatahillah
Museum Fatahillah Jakarta  Lantai bawah : Berisikan non, jendela besar inilah yang
adalah salah satu bangunan digunakan untuk melihat hukuman
peninggalan VOC seperti patung,
gedung peninggalan Era penja- mati para tahanan yang dilakukan di
keramik-keramik barang ke-
jahan Belanda, Selain itu ge- tengah alun-alun.
rajinan seperti prasasti, gerabah,
dung ini merupakan salah satu
dan penemuan batuan yang  Ruang bawah tanah : Yang
bangunan bersejarah yang
ditemukan para arkeolog. Ter- tidak kalah penting pada
merupakan saksi bisu per-
dapat pula peninggalan kerajinan bangunan ini adalah, penjara
juangan bangsa kita meraih
asli Betawi (Batavia) seperti bawah tanah para tahanan yang
kemerdekaan. Museum yang
dapur khas Betawi tempo dulu melawan pemerintahan Bel-
terletak pada wilayah Jakarta
anda. Terdiri dari 5 ruangan
pusat ini, memang memiliki  Lantai dua : Terdapat
sempit dan pengap dengan ban-
ketertarikan tersendiri. Selain perabotan peninggalan para bang-
dul besi, sebagai belenggu kaki
letaknya pada pusat kota, mu- sa Belanda mulai dari tempat
para tahanan.
seum ini juga menyimpan se- tidur dan lukisan-lukisan,
jarah pada masa penjajahan lengkap dengan jendela besar
Belanda di tanah air khususnya yang menghadap alun-alun. Ko-
di Jakarta.
PAGE 3

lemen Arsitektur Kolonial Pada Museum Fatahillah


Berdasarkan tin- lukan batasan-batasan karta dapat dilihat dari tampilan
jauan pustaka, terdapat pembahasan dari elemen bangunan yang memiliki elemen
beberapa elemen yang arsitektur kolonial di objek arsitektur Belanda yang me-
menjadi ciri khas arsi- pengamatan. Berikut lahirkan bangunan dengan arsi-
tektur kolonial Belanda di merupakan elemen-elemen tektur kolonial yang unik.
Indonesia. Namun tidak yang terdapat pada Pengaruh kolonial terlihat pada
semua elemen arsitektur bangunan Museum Fa- elemen-elemen bangunan muse-
tersebut terdapat pada tahillah.Elemen arsitektur um yang dapat diuraikan sebagai
bangunan Museum Fa- kolonial pada Museum berikut.
tahillah sehingga diper- Fatahillah di Kota Tua Ja-

 Fasade Simetris memanjang. Dimana Entrance utama menuju


Museum Fatahillah ini bangunan dibagi menjadi museum menggunakan pintu
memiliki fasade yang sim- tiga bagian yaitu kepala dengan dua daun pintu. Bentuk
etris, dengan bentuk (atap bangunan yang dari pintu tidak terdapat orna-
persegi panjang dan memiliki penunjuk arah men hias yang banyak, hanya
serambi di bagian depan mata angin), badan terdapat lis dengan bentuk se-
bangunan. Bangunan ter- (dinding), dan kaki (batur/ derhana. Pintu ini
letak di bagian barat tapak lantai) menggunakan bukaan ke arah
dan mengahdap ke arah dalam bangunan.
 Entrance Mempunyai
Timur, dengan fasade yang Dua Daun Pintu

 Denah Simetris  Jendela Besar juga menjadi ciri


Denah ter- Berbingkai Kayu khas dari arsi-
lihat simetris dengan adan- tektur di Jakarta/
Bentuk jendela
ya serambi dan deretan Betawi. Jendela
persegi panjang dengan
kolom disepanjang koridor material dari kayu jati tidak
bangunan. Terlihat pada berwarna hijau tua dengan menggunakan
denah, koridor memegang material kaca, Jendela besar berbingkai kayu
bukaan mengarah keluar.
peranan penting, karena sehingga bila jen-
Bukaan jendela mencapai
setiap ruangan museum dela di tutup maka
hampir 1800, hingga jen-
dihubungkan dengan kori- ruangan di dalamnya akan
dela sampai menyentuh
dor/selasar tersebut. dinding luar. Ciri khas ini menjadi gelap.
 Gevel (Gable)
Gevel / Gable terletak
pada bagian depan atau tam-
pak bangunan, memiliki bentuk segitiga atau
 Dormer yang mengikuti bentuk dari atap bangunan itu

Dormer merupakan jendela sendiri. Bentuk gevel di museum ini

yang terletak di atap bangunan. menggunakan bentuk pediment yaitu bentuk

Pada museum Fatahillah terdapat segitiga di tampak bangunan. Pada bangunan

dormer yang terletak bagian depan klasik biasanya menggunakan penutup atap

atap bangunan yang menghadap dengan material beton, namun di bangunan

kearah timur. musem ini tetap menggunakan genteng se-


bagai ciri khas bangunan tropis di Indonesia.
Selain itu, pada gevel/gable ini juga terdapat
overstack sehingga air hujan tidak langsung
mengenai bagian depan gevel.

 Tower dan Windwijzer


(penunjuk angin)
Keberadaan tower  Kolom-Kolom Berjajar
menciri-  Cripedoma
Bangunan Museum
kann bahwa
Cripedoma atau trap Fatahillah menggunakan
bangunan
tangga naik menuju bangunan deretan kolom berjajar di
mempuyai
ini terletak di depan serambi. bagian koridor depan
cirri khas
Tangga naik menghubungkan bangunan. Kolom ditata ber-
arsitektur
halaman dengan bangunan Mu- jajar sepanjang selasar. Dari
kolonial Bel-
segi bentuk dan orna-
anda. Dimana
men yang digunakan
pada Museum
adalah ornament
Fatahillah
bangunan tropis.
memiliki se-
buah tower
yang di bagian atasnya ter- seum.

dapat alat penunjuk arah


mata angin.
PAGE 1

M.K. “Gedung Kantor Pelayanan Pajak


ARSITEKTUR INDONESIA
Tambora Tinggalan Bangunan
Kolonial yang Dikonservasi”
Topik :

Konservasi yang
dilakukan terhadap
Gedung Kantor Pelayanan Pajak Tambora
Bangunan Kolonial
Gedung Kantor Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Pelayanan Pajak Tambora ini terletak di Jalan Kali Besar Barat No.
Tambora. 14, Jakarta Barat.

Gedung ini merupakan cabang pertama dari


Hongkong Shanghai Bank Coorporation (HSBC).
Bangunan ini didirikan pada tahun 1884 dan
dibangun oleh kelompok Firma Arsitekttur
Hulswit, Fermont, Ed. Cuypers yang ditandai oleh
ukiran di dinding dekat pintu masuk gedung ini,
yang bertuliskan “ARCH en INGRS BUREAU
HULSWIT.FERMONT.EDCUYPERS” yang
merupakan singkatan dari A rchitect en Ingineurs
Bureau Hulswit Fermont Ed. Cuypers.

Mahasiswa :

I Putu Aris Pratama

1404205018 Pada gedung ini selain pernah menjadi


kantor cabang pertama HSBC adalah juga pernah
menjadi kantor perniagaan Hindia-Belanda.
Menurut peraturan perundang-undangan mengenai
bangunan cagar budaya bersejarah ini, bangunan
kolonial ini tidak boleh direkontruksi karena
merupakan bangunan bersejarah golongan A.
PAGE 2

Pengertian Arsitektur Kolonial


Arsitektur kolonial Belanda adalah arsitektur Belanda yang
dikembangkan di Indonesia selama Indonesia masih dalam kekuasaan
Belanda sekitar abad 17 sampai tahun 1942. Menurut Muchlisiniyati Safeyah
(2006) Arsitektur kolonial merupakan arsitektur yang memadukan antara
budaya Barat dan Timur. Arsitektur ini hadir melalui karya arsitek Belanda
dan diperuntukkan bagi bangsa Belanda yang tinggal di Indonesia, pada masa
sebelum kemerdekaan.
Karakteristik Arsitektur Kolonial :
A. Fasade Simetris E. Tower
B. Cripedoma F. Gevel
C. Windwijer G. Doomer
D. Skala Monumental

Pengertian Konservasi
Tindakan Konsrvasi : Secara umum, konservasi ialah perbuatan menjadikan sesuatu tetap tak
berubah. Konservasi menurut Murtagh,1988 ialah proses memiliki kembali
1. Preservasi keutuhan suatu objek yang masih ada, atau seluruh proses memahami dan
menjaga suatu tempat untuk mempertahankan makna kulturalnya. Proses
2. Restorasi
tersebut termasuk perawatan dan tindakan pelestarian, sesuai keadaan,
3. Adaptasi mencakup preservasi, rehabilitasi, restorasi, adaptasi atau kombinasinya.
Makna kultural adalah nilai terpenting dari suatu bangunan atau tempat
4. Rehabilitasi
bersejarah, yang jika hilang akan menjadi tak bermakna lagi. Makna kultural
tersusun dari Nilai-nilai Kultural, yang mencakup nilai-nilai politik/spiritual/
sosial, arsitektural, kekriyaan, sejarah, simbolik.

Kriterian
Cagar Budaya :
Bangunan Pengertian Cagar Budaya
Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda
1. Nilai Sejarah Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar
2. Nilai Arsitektur Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu
dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
3. Ilmu Pengetahuan
pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses
4. Nilai Sosial Budaya penetapan.
5. Umur
PAGE 3

Ciri Khas Arsitektur Kolonial pada Objek


1. Skala Monumental 3. Jendela bergaya neo-klasik 5. Adanya Gevel

2. Kolom bergaya abad pertengahan 4. Fasade Simetris 6. Terdapatnya Busur pada setiap Kolom

Tindakan Konservasi pada Objek


Dilihat dari Peraturan Daerah DKI Jakarta no 9 tahun 1999 bab
IV tentang kriteria bangunan cagar budaya dan Peraturan Daerah No.
9 Tahun 1999 tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Ling-
kungan dan Cagar Budaya maka objek Gedung Kantor Pe-
layanan Pajak Tambora ini dikelompokan kedalam
bangunan cagar budaya dengan golongan A dikarenakan
dari awal gedung ini dibangun sampai saat ini tidak terdapat
renovasi dan perubahan bentuk bangunan hanya terdapat
penambahan tritisan air hujan pada bagian jendela saja.
Jadi tindakan konservasi yang dapat dilakukan pada
objek ini adalah hanya dengan pemeliharaan objek agar objek Gedung
Pelayanan Pajak Tambora yang merupakan bangunan cagar budaya
bergolongan A ini dapat bertahan lama dan dapat difungsikan lagi se-
hingga akan menjadi Warisan Sejarah Negara Republik Indonesia.
PAGE 4

Kesimpulan dan Saran


KESIMPULAN

Penjajahan Belanda ke Indonesia memberikan


pengaruh yang sangat besar dalam dunia Arsitektur. Sa- SARAN
lah satu bangunannya adalah bangunan cabang pertama
Dari makalah ini diharapkan
dari Hongkong Shanghai Bank Coorporation (HSBC)
agar bangunan-bangunan koloni-
yang sekarang menjadi Gedung Pelayanan Pajak Tam-
al yang terdapat di Indonesia
bora.
dapat diperhatikan atau dilestari-
Ciri khas Arsitektur kolonial yang terdapat pada kan sesuai dengan aturan yang
Gedung Kantor Pelayanan Pajak Tambora ini adalah berlaku, sehingga bangunan yang
bentuknya yang simetris dengan penggunaan Gevel. Ciri memiliki nilai sejarah tersebut
khas yang lain juga dapat ditemukan pada penggunaan dapat tetap terjaga ditengah-
jendela-jendela yang cukup besar dan kolom-kolom tengah perkembangan jaman.
bergaya abad pertengahan beserta busurnya serta
penggunaan atap plafond yang cukup tinggi.

Perkembangan yang terjadi pada bangunan ini dari


sejak awal sampai saat ini dari segi arsitektur adalah
penambahan teritisan air hujan pada jendela. Namun pa-
da segi struktur dan fungsi bangunan ini tidak mengala-
mi perubahan sedikitpun. Hal ini membuat bangunan ini
digolongkan sebagai cagar budaya bergolongan A.

Tindakan-tindakan konservasi atau pelestarian


yang dapat dilakukan pada objek bergolongan A ini ada-
lah hanya dengan merawat bangunan tanpa merubah
sedikit pun dari bentuk fasad bangunan ini. Namun jika
terjadi kerusakan perbaikan dapat dilakukan dengan cara
memperbaiki kerusakan sesuai dengan bentuk awalnya
dan juga dengan bahan material yang sama.
ARSITEKTUR
KOLONIAL Arsitektur Kolonial
 Sejarah Arsi-
I D E W A M A D E D W I I S W A R A ( 1 4 0 4 2 0 5 0 2 0 )
tektur Kolonial A R S I T E K T U R K O L O N I A L

 Karakteristik
Arsitektur Ko-

Sejarah Arsitektur Kolonial


lonial

 Gedung Bank
Indonesia Banda
Aceh Di Indonesia dari abad 17 hingga pertengahan Indische Empire yang dikenalkan
terdapat banyak ragam dan
abad 20 mengalami beberapa oleh Daendels (1808 – 1811) di
 Karakteristik gaya arsitektur yang tersebar
Arsitektur Ko- perkembangan. Dimulai dari nusantara.
di setiap daerah mulai dari
lonial Pada Ge- yang kuno maupun modern, Arsitektur Kolonial Belanda yang
dung Bank Indo- salah satunya adalah gaya
bersumber dari Negara asalnya,
nesia Banda Arsitektur Kolonial yang
kemudian berkembang
Aceh sempat mendominasi gaya
bangunan pada eranya. penyesuaian terhadap iklim

Arsitektur kolonial setempat yang digabung dengan

Belanda adalah arsitektur arsitektur gaya Eropa abad 17 dan

Belanda yang dikembangkan arsitektur tradisional. Lalu pada

di Indonesia selama Indonesia rentang abad 18 sampai 19 Salah Satu Contoh Bangunan Bergaya
Arsitektur Kolonial di Indonesia
masih dalam kekuasaan Bel- mendapat pengaruh kuat dari

anda sekitar abad 17 sampai arsitektur gaya Empire Style yang

tahun 1942 (Sidharta, 1987 popular di Perancis sehingga

dalam Samsudi). Arsitektur terbentuklah gaya arsitektur baru

Kolonial Belanda di Indonesia yaitu Arsitektur Kolonial

Karakteristik Arsitektur Kolonial


Bentuk bangunan berarsitektur Ko-

lonial ini memiliki kekhasan bentuk bangunan

terutama pada fasade bangunannya. Diantara

ciri-ciri bangunan Kolonial yaitu.

1. Penggunaan Gable/Gewel Pada Fasad

Bangunan
Contoh-Contoh Bentuk Gewel
2. Penggunaan tower pada bangunan.

Contoh Penggunaan Tower Pada Bangunan

3. Penggunaan dormer pada atap bangunan yaitu model jendela atau bukaan lain yang letaknya di atap

dan mempunyai atap tersendiri.

Beberapa Jenis Dormer

4. Model denah yang simetris dengan satu lantai atas.

5. Model atap yang terbuka dan kemiringan tajam serta memiliki detail arsitektur pada teritisan atap.

6. Mempunyai pilar di serambi depan dan belakang yang menjulang ke atas bergaya Yunani.

7. Penggunaan skala bangunan yang tinggi sehingga berkesan megah.

8. Model jendela yang lebar dan berbentuk kupu tarung (dengan dua daun jendela), dan tanpa overstek

(sosoran).
Gedung Bank Indonesia Banda Aceh
Jenderal Hindia Belanda No. 25. Kemudi-
an, kantor pertama De Javasche Bank di
Hindia Belanda didirikan di Semarang pada
1 Maret 1829. Baru disusul daerah lainnya,
seperti: Batavia, Surabaya, Ban-
dung, Cirebon, Yogyakarta, Solo, Kediri,
Malang, Surabaya, Manado, Padang, dan
Peta Lokasi Gedung Bank Indonesia Banda Aceh Banda Aceh.

Gedung Bank Indonesia Banda Belanda, N.V. Architecten-Ingenieurs Bu-


Aceh ini berada di Jalan Cut Meutia No. 15 reau Hulswit en Fermont te Weltevreden en
Kelurahan Merduati, Kecamatan Kuta Raja, Ed. Cuypers te Amsterdam yang didirikan
Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Lokasi pada tahun 1910 oleh Eduard Cuypers (1859
gedung Bank Indonesia ini berada di sebelah -1927) dan Marius J. Hulswit bersama A.A.
barat Hotel Lading Banda Aceh. Fermont.
De Javasche Bank sendiri, awal-
Menurut catatan
nya didirikan di Amsterdam, Belanda, pada
sejarah yang ada, dulunya gedung BI ini
29 Desember 1826 atas prakarsa Raja Bel-
merupakan gedung De Javasche Bank yang
anda kala itu, yaitu Raja Willem I. Namun,
dibangun pada 2 Desember 1918 oleh
baru beroperasi sebagai bank dalam
Pemerintah Hindia Belanda atas hasil
pengertian sesungguhnya pada 24 Januari Gedung Bank Indonesia Banda Aceh
rancangan biro arsitek terkemuka di Hindia
1828 melalui Surat Keputusan Komisaris

Karakteristik Arsitektur Kolonial Pada Gedung Bank


Indonesia Banda Aceh
1. Gewel Pada Fasade Bangunan

Gedung Bank Indonesia ini memiliki tampak bangunan


yang simetris dan memiliki lantai atau tingkatan bangunan
sebanyak dua buah (lantai 2) pada bangian depannya
memiliki gevel berbentuk segitiga yang mencerminkan
arsitektur kolonial
2. Tower Pada Gedung Bank Indonesia Banda Aceh Manfaat Arsitektur Kolonial Pada Gedung Bank

Indonesia Banda Aceh


Terdapat menara sebanyak 2 buah pada bagian depan Gedung
Bank Indonesia Banda Aceh yang sesuai dengan karakteristik
bangunan kolonial. Menara ini memiliki atapnya tersendiri dan A. Arsitektur Kolonial Yang Menjadi Daya Tarik Dan Landmark
fungsi dari menara ini sebagai tempat untuk mengawasi aktivitas Pada Kawasan Sekitar
di luar gedung.
Arsitektur kolonial yang ada pada Gedung Bank Indonesia Banda Aceh
dan bangunan-bangunan sekitarnya secara tidak langsung menjadi saksi
dari sejarah kelam Indonesia pada masa penajajahan Belanda, sesuatu
yang ditinggal ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat
sekitar maupun pengunjung yang datang ke daerah Banda Aceh, selain
itu karena gedung ini mendominasi bangunan-bangunan disekitarnya dan
mudah dikenali hal ini sekaligus bisa menjadikan bangunan ini sebagai
landmark dari area/kawasan disekitarnya.

Kesimpulan & Saran

Kesimpulan

Arsitektur kolonial Belanda berperan dan memberi pengaruh


terhadap perkembangan desain arsitektur di Indonesia. Masuknya Bel-
3. Dormer Pada Atap Gedung Bank Indonesia banda Aceh anda ke Indonesia memberi perubahan pada tampilan arsitektur tradi-
sional di Indonesia. Menyebabkan adanya hubungan tipologi
Pada Atap dari Gedung Bank Indonesia Banda Aceh ini terdapat bangunan antara di daerah yang satu dengan daerah lainnya seperti
dormer yang mencirikan arsitektur kolonial dimana pada dormer
berfungsi sebagai pencahayaan tambahan dan ventilasi pada lantai yang ada di Gedung Bank Indonesia Banda Aceh dimana arsitektur
atas dari gedung. vernacular Belanda yang menyesuaikan dengan keadaan maupun
iklim di Indonesia memberikan sesuatu yang baru pada gaya arsi-
tektur yang berkembang pada saat itu.
Selain menjadi saksi pada masa penajajahan Belanda pada
saat itu bangunan yang mengadopi gaya arsitektur colonial juga
biasa menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan pengunjung
dan menjadi landmark bagi area di sekitarnya.

Saran
Untuk tetap menjaga kualitas bangunan mulai dari tampilan,
bentuk, bahan, kesan, dsb maka perlu dilakukan perawatan khusus
maupun renovasi atau konservasi jika diperlukan.. Berhubung
pelaksanaan renovasi atau konservasi membutuhkan biaya yang
4. Masa Bangunan tidak sedikit serta kendala dalam mencari bahan/material bangunan
Gedung Bank Indonesia Banda Aceh memiliki masa yang sesuai agar bisa menimbulkan kesan pertama saat awal -awal
bangunan yang besar dan tinggi, bangunan ini men- bangunan berdiri maka sebaiknya pengelola, masyarakat sekitar
dominasi bangunan lainnya dari segi tinggi,besar dan maupun turis yang datang berkunjung agar bisa menjaga dan tidak
tampilan bangunan, sehingga bangunan ini terlihat
merusak bagian dari bangunan agar kelangsungan bangunan bisa
mecolok dan memiliki kesan megah dan seolah-olah
bangunan ini yang menguasai lahan. lebih lama serta dapat dilakukan pengecekan berkala pada bangunan
untuk mengetahui keadaan bangunan dari waktu ke waktu.

Sumber:

 https://dheavours.wordpress.com/2015/06/11/arsitektur-kolonial/
 http://juned-4rch.blogspot.co.id/2013/06/pengaruh-kebudayaan-
kolonial-belanda.html
 https://iketsa.wordpress.com/2010/05/29/karakteristik-arsitektur-
kolonial-belanda/
 http://kekunaan.blogspot.co.id/2015/04/bank-indonesia-banda-
aceh.html
 http://aaristoteles.blogspot.co.id/2013/09/gedung-bank-indonesia-
banda-aceh.html
Arsitektur Kolonial
P E N G A R U H A R S I T E K T U R K O L O N I A L
P A D A T A M A N U J U N G K A R A N G A S E M

I GEDE WEDA PURNAWAN


1404205024
KELAS : A
Definisi dan Pengertian Arsitektur Kolonial
Arsitektur kolonial Belanda adanya pengaruh dari keinginan neo klasik bahan dari besi tuang,
adalah arsitektur Belanda yang para arsitek untuk berbeda dari pintu dan jendela yang lebar dan
dikembangkan di Indonesia arsitektur kolonial yang sudah tinggi. Arsitektur kolonial
TOPIK BAHASAN selama Indonesia masih dalam ada (arsitektur jengki). Belanda di Indonesia adalah
 Pengertian Arsitektur kekuasaan Belanda sekitar abad Arsitektur kolonial Belanda fenomena yang unik karena tidak
Kolonial 17 sampai tahun 1942. Menurut berupa aspek fisik, bergaya terdapat di lain tempat juga pada
 Karakteristik Arsitektur Muchlisiniyati Safeyah (2006) kemaharajaan (the empire style) negara-negara bekas koloni,
Kolonial Belanda. Arsitektur kolonial merupakan yang disesuaikan dengan kondisi kaena terdapat pencampuran
arsitektur yang memadukan setempat, bangunan kolonial ini budaya penjajah dengan budaya
 Arsitektur Taman Ujung
antara budaya Barat dan Timur. menekankan pada fungsi. Tentu Indonesia.
 Arsitektur Kolonial di Arsitektur ini hadir melalui saja arsitektur tersebut telah
dalam Taman Ujung
Karangasem
karya arsitek Belanda dan berubah menjadi sesuatu yang
diperuntukkan bagi bangsa baru karena proses-proses
Belanda yang tinggal di adaptasi dan akulturasi dengan
Indonesia, pada masa sebelum konteks lingkungan dan budaya
kemerdekaan. Arsitektur yang Indonesia Wujud atau bentuk
hadir pada awal masa setelah pada arsitektur kolonial Belanda
kemerdekaan sedikit banyak adalah terdapat dinding tembok
dipengaruhi oleh arsitektur dari pasangan batu bata tebal dua Contoh Arsitektur Kolonial di
kolonial disamping itu juga batu atau lebih, kolom bulat gaya Museum Fatahilla

Karakteristik Arsitektur Kolonial Belanda


Sebagai sebuah langgam arsitektur, tentu arsitektur kolonial A. Gable/Gevel
Belanda di Indonesia ini memiliki karakteristik tertentu yang mem-
bedakannya dari arsitektur lainnya di Indonesia. Ciri fisik dapat terlihat dari
fasade bangunan, material, elemen- elemen pembentuk bangunannya
(lantai, dinding, dan atap), serta ragam hias dari bangunan tersebut. Berikut
merupakan beberapa karakter yang dapat dilihat dari beberapa elemen yang
biasa digunakan pada bangunan kolonial.

Bentuk-bentuk Gevel
PAGE 2

B. Fasade Simetris G. Tympanum


Fasade bangunan memiliki komposisi yang simetri Bagian dari bentuk geometri dan hiasan
dengan perulangan yang seimbang serta bentuk hirarki (dekorasi) yang berbentuk segitiga (kadang juga
yang terpusat menurut skala, wujud dan peletakkan un- setengah lingkaran) di atas pintu, jendela atau por-
sur-unsur fasade bangunan seperti pada kolom, jen- tico. Di Indonesia, banyak digunakan pada bagian
dela, serta tower dan memiliki nilai hirarki yang tinggi
atas portico, bentukan atap, serta di atas pintu dan
pada entrance sebagai komposisi yang dominan pada
jendela.
fasade bangunan.

C. Material Dari Batu Bata / Kayu Tanpa Pelapis


Penggunaan material batu bata dan/atau kayu tanpa
pelapis disesuaikan dengan karakter dan material lokal
yang terdapat di daerah.

D. Entrance Mempunyai 2 Daun Pintu


Penggunaan entrance utama bangunan kolonial bi-
asanya menggunakan pintu dengan 2 daun pintu
Typanum pada Bangunan Kolonial
(pintu dari serambi/ruang tamu menuju ruang
keluarga/utama). Sedangkan pintu lain di dalam ruangan
H. Ballustrade
menggunakan pintu dengan 1 daun.
Memiliki fungsi sebagai pagar pembatas balkon,
ataupun dek bangunan. Biasanya terbuat dari beton cor
E. Pintu Masuk Terletak di Samping Bangunan
ataupun dari bahan metal.
Tipe rumah kolonial tahun 1950-an (tipe jengki),
memiliki ciri-ciri pintu rumah telah bergeser ke pinggir
(tidak di bagian depan bangunan).

F. Nok Acroteire / Hiasan Puncak Atap


Hiasan puncak atap biasanya digunakan pa-
da rumah-rumah para petani di Belanda. Pada
awalnya di Negara Belanda hiasan puncak atap
menggunakan alang-alang, namun di daerah
Hindia Belanda hiasan ini dibuat menggunakan
Contoh Ballustrade
semen.

ARSITEKTUR KOLONIAL
PENGARUH ARSITEKTUR KOLONIAL PADA PAGE 3
TAMAN UJUNG KARANGASEM

ARSITEKTUR TAMAN UJUNG


pembukaannya pada tahun 1921. Sebelum
Taman Soekasada dibangun sudah terlebih
dahulu dibangun di Pesanggrahan di Manikan
yang lebih lazim sekarang disebut Pura
Manikan. Nama ini memengandung indikasi
bahwa ada Wilayah Ujung yang dianggap Sangat
Mulia, Indah dan Potensial. Pura Manikan
didirikan oleh Raja yang bernama I Gusti
Lokasi Taman Ujung Karangasem
Anglurah Made Karangasem Sakti.
Dalam pembangunan taman ini, sang
Sejarah singkat Taman Ujung Karangasem raja kemungkinan besar telah menggunakan
konsepsi kosmologi masyarakat Bali sebagai
Sebelum tahun 1908 Karangasem 1958, terhitung mulai tanggal 1 Desember 1958, landasan ideologis. Secara kosmologis, pesisir
merupakan Wilayah Kerajaan. Raja yang daerah Swapraja diubah menjadi Kabupaten pantai atau laut adalah bagian hilir atau muara
memerintah sampai tahun 1908 adalah Ida Anak Daerah Tingkat II Karangasem. (tebenan), adalah tempat menunggalnya segala
Agung Gede Jelantik yang membawahi 21 Invasi Belanda pada tahun 1908 kekuatan magis yang berasal dari gunung atau
Punggawa. Setelah Belanda menguasai Kerajaan beberapa Raja memperoleh status sebagai Bupati bukit, yang kemudian mengalir ke hilir melalui
Karangasem, mulai terhitung tanggal 1 Januari yang berada dibawah Pemerintahan Kolonial sungai-sungai, seakan-akan secara simbolis
1909, dengan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Raja Karangasem juga mendapat membagi-bagikan air kehidupan kepada
Belanda Tertanggal 28 Desember 1908, Kerajaan kekuasaaan untuk mengatur Daerah dan masyarakat.
Karangasem dihapuskan dan diubah menjadi Kekayaannya. I Gusti Bagus Jelantik kemudian
Gouvernement Lanscap Karangasem dibawah bergelar Ida Anak Agung Anglurah Ketut
Pimpinan Raja I Gusti Gede Jelantik, dengan Karangasem adalah raja terakhir yang memerintah
Keputusan Gubernur Jenderal Belanda tertanggal 4 bali Timur dari tahun 1909 sampai tahun 1945.
September 1928, gelar Stedeheuder diganti dengan Beliau dikenal sebagai Raja yang memiliki Nilai
Gelar Ida Anak Agung Anglurah Karangasem, yang Budaya Tinggi.
kemudian diangkat menjadi Zelfbesteur dan Pengembangan Taman Ujung ini juga
Taman Ujung Karangasem
dikenal dengan nama Swapraja. Dan juga disebut sebagai " ISTANA AIR " ini dimulai tahun
berdasarkan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1919 dan rampung tahun 1925, namun

Arsitektur Kolonial di dalam Taman Ujung Karangasem


A. Fasade bangunan yang simetris

Bentuk fasad yang simetris juga menandakan bahwa bangunan ini


merupakan bangunan kolonial. dimana jika diberikan garis potong vertical pada
bagian tengahnya akan mendapatkan dua buah sisi bangunan yang sama.
Walaupun elemen ini kuang kuat untuk menandakan suatu bangunan tersebut
merupakan gaya kolonial belanda namun elemen ini menjadi salah satu elemen
yang paling mudah dilihat. Fasad Bangunan Taman Ujung
B. Ballustrade D. Jendela Besar Berbingkai Kayu

Ballustrade pada Bangunan Taman Ujung Karangasem Ciri lainnya dari bangunan kolonial Belanda adalah
identik dengan jendela-jendela besar dengann bingkai kayu.
Ballustrade memilki fungsi sebagai pagar pembatas Terdapat 3 tipe bentuk jendela yaitu jendela tunggal dengan
balkon ataupun dek bangunan. Ballustrade pada Taman ujung bukaan satu arah, jendela rangkap ganda yaitu jendela dengan
ini terbuat dari bahan beton, yang dihiasi dengan ukiran-ukiran dua rangkap (kayu di luar, kaca di dalam), dan jendela ganda
bali. yaitu jendela dengan dua bukaan keluar. Pada bangunan taman
ujung ini menggunakan 2 daun jendela dengan bukaan 1 arah
C. Kolom-Kolom Berjajar
yang terbuat dari bahan kayu.

Kesimpulan
Perkembangan arsitektur kolonial di Indonesia khusunya
yang ada di bali telah memberikan pengaruh yang cukup
besar terhadap perkembangan desain arsitektur. Terutama
pada tampilan arsitektur tradisional yang telah ada
sebelumnya di Indonesia dan menyebabkan beberapa
Busur dan Kolom pada Bangunan perubahan tipologi maupun kombinasi antara gaya kolonial
Taman Ujung Karangasem
dan arsitektur tradisional yang ada di Bali. Taman Ujung
Ciri/karakteristik elemen di taman merupakan salah satu peniggalan arsitektur kolonial namun
ujung yang memperkuat gaya ko- konsep – konsep arsitektur tradisional bali tetap digunakan.
lonial lainnya ini berupa kolom/ Selain itu dengan adanya arsitektur kolonial Belanda
pilar. Kolom-kolom pada bangunan yang berkembang di Indonesia, masyarakat bisa
taman ujung ini di ambil dari gaya mengetahui teknik-teknik bangunan yang diterapkan oleh
abad pertengahan yang monumental namun dihias dengan bangsa Belanda dan aristektur kolonial memiliki perjalanan
detail ornamen bali. Dengan deretan kolom-kolom besar di sejarah tersendiri yang merupakan bagian dari kemerdekaan
bagian fasade depan bangunan untuk memberi kesan megah, Indonesia. Oleh karena itu kita perlu menjaga dan
besar, kokoh dan kuat bagi bangunan. melestarikan arsitektur kolonial yang ada di Indonesia.
Pada bangunan Taman Ujung ini juga terdapat busur.
Busur terdapat pada bagian fasad bangunan. Busur ini Saran
merupakan penghubung antar kolom satu dengan kolom yang Arsitektur Kolonial yang ada di Taman Ujung Ka-
lainnya. Selain itu Busur ini juga digunakan untuk rangasem sebaiknya dijaga karena merupakan bagian dari
memberikan nilai estetika yang lebih pada bangunan, dan juga sejarah yang ada di Indonesia. Dengan begitu bangunan
tentunya akan memberikan ciri khas bangunan kolonial tersebut dapat memperlihatkan bagaimana arsitektur ko-
Belanda. lonial belanda yang dulu sempat digunakan pada masa pen-
jajahan di Indonesia
IB GEDE
SUGIANTARA
1404205027
KELAS A

Pokok Pem-
bahasan
ARSITEKTUR INDONESIA
 Pengertian V o l u m e 1 , I s s u e 1 1 2 D e c e m b e r 2 0 1 6
Arsitektur
 Pengertian
arsitektur
kolonial
Pengertian Arsitektur dan Arsitektur Kolonial
 Museum
Seni Rupa Arsitektur sesungguhnya hidupan sosial dan budaya menguat menyebabkan mun-
dan merupakan kulit ketiga manu- masyarakat, yang diwadahi culnya bangunan-bangunan
Keramik
sia. Arsitektur merupakan sekaligus memengaruhi arsi- atau kamp-kamp yang akhirn-
 Ars. Ko-
lingkungan buatan yang tektur. (Rappoport, 1981) ya menjadi sebuah koloni
lonial pa-
da Muse- bukan saja menjembati antara Arsitektur kolonial kemudian terus berkembang
um Seni manusia dengan lingkungan, merupakan langgam arsitektur sehingga melahirkan tipologi-
Rupa dan
Keramik melainkan sekaligus merupa- yang berkembang di Indone- tipologi baru.
kan wahana ekspresi kultural sia dari akhir abad ke-16
 Kes-
impulan untuk menata kehidupan jas- hingga pertengahan abad ke-
dan saran mani, psikologis dan sosial 19 ditandai dengan masuknya
manusia. (Gutman, 1976) Belanda ke Indonesia. Ma-
Arsitektur adalah ruang suknya unsur-unsur budaya
tempat hidup manusia yang Eropa tersebut kemudian Gambar Museum Fatahilah Jakarta
lebih dari sekadar fisik, tapi membaur dengan budaya Sumber: http://
juga menyangkut pranata- setempat sehingga memuncul- satupedang.blogspot.co.id

pranata budaya dasar, pranata kan sebuah budaya campuran. Gambar di atas merupakan salah satu
ini meliputi tata aturan ke- Seiring waktu kedudukan bangunan kolonial yang terdapat di
Indonesia.
Belanda di Indonesia semakin

Ars. Kolonial pada Museum Seni Rupa dan


Keramik
Gedung Museum Seni Rupa bagai asrama militer. Selan-
dan Keramik ini dibangun jutnya pada tahun 1967
pada tahun 1870. Sebagai digunakan sebagai Kantor
Lembaga Peradilan tertinggi Walikota Jakarta.
Belanda (Raad van Justitie),
(Gambar Museum Seni Rupa
kemudian pada masa juangan kemerdekaan Indone-
dan Keramik Kota Tua Jakar-
pendudukan Jepang dan per- sia gedung ini dijadikan se-
ta)
Page 2

Fasad dan Denah Simetris


Fasad bangunan Museum menekan kaum pribumi.
Seni Rupa dan Keramik ini
sangat simetris. Jika Karakteristik selanjutnya
dipotong dengan garis hori- dari arsitektur kolonial Bel-
zontal dan vertical maka anda adalah denahnya yang
terlihat seakan-akan sebagi- simetris. Dapat dilihat pada
an dari bangunan ini di- gambar di atas bahwa sisi Gambar Fasad Museum Seni
bagian kiri dan kanan ter- Rupa dan Keramik
mirror. Fasad simetris
membuat kesan bangunan lihat sama (simetris). Sumber: Sugiantara (2016)
menjadi kaku dan kokoh Dilihat dari posisi pintu dan
dan ini sangat cocok jendela juga diletakkan
digunakan pada bangunan secara simetris. Denah
Gambar Denah Museum
kolonial sehingga bangunan yang simetris ini nantinya
Seni Rupa dan Keramik
tersebut serasa memiliki akan mempengaruhi fasad
Sumber: Sugiantara (2016 kekuatan yang dapat bangunan.

Terdapat Gevel pada Bangunan


Keberadaan gevel juga Yunani di antaranya adalah bangunan Museum ini. Bi-
merupakan karakteristik gevel ini. Terletak di bagian asanya pada puncak gevel
arsitektur kolonial. Gevel entrance bangunan, gevel terdapat geveltoppen atau
yang terdapat pada museum ini memiliki material beton. bisa disebut hiasan yang
ini berbentuk pediment, ini Ukuran dari gevel ini cukup terdapat pada gevel yang
Gambar Fasad Museum Seni Rupa dikarenakan desain museum mendominasi fasad seringkali merupakan pa-
dan Keramik ini mengambil gaya neo- bangunan yang berdampak hatan huruf yang menjadi
Sumber: Sugiantara (2016) klasik sehingga banyak pada pemberian kesan meg- ragam hias.
elemen-elemennya bergaya ah dan monumental

“Aku tahu
sukses
membutuhkan
Entrance Dua Daun Pintu
Entrance bangunan ini sebelah kanan merupakan
dedikasi, kerja menggunakan dua daun pintu ruang lainnya. Pintu
keras, pintu, begitu juga dengan dengan skala besar ini dapat
kecintaan tanpa pintu-pintu lainnya. Namun memberi kesan monumen-
khusus pada pintu entrance tal, membuat pribumi za-
henti terhadap ini skalanya lebih besar dari man penjajahan yang me-
hal yang kamu pintu-pintu lainnya. Dapat masuki pengadilan ini (dulu
inginkan” - dilihat pada gambar pintu bangunan ini merupakan Gambar Fasad Museum Seni
sebelah kiri adalah entrance pengadilan) merasa seolah- Rupa dan Keramik
Frank Lylod bangunan sedangkan pintu olah tertekan.
Wright Sumber: Sugiantara (2016)

ARSITEKTUR INDONESIA
Volume 1, Issue 1 Page 3

Terdapat Kolom-Kolom Besar Berjajar dan Cripedoma


Gambar kesan bangunan ini tinggi sehingga sangat menc-
Fasad Muse- megah dan monu- erminkan kesan kolonialnya
um Seni Rupa mental.
yang monumental.
dan Keramik
Cripedoma meru-
Sumber: Sugi- pakan anak tangga
antara (2016)
kecil yang Gambar
Pada museum ini terdapat ko-
digunakan untuk mengakses Fasad Muse-
lom-kolom berjejer di bagian
um Seni Rupa
entrance bangunan. Pilar-pilar bangunan. Pada bangunan Mu-
dan Keramik
ini memiliki gaya neo-klasik seum Seni Rupa dan Keramik
yang mengambil pilar doric dari
terdapat Cripedoma di bagian Sumber: Sugi-
arsitektur Yunani. Skala dari
antara (2016)
pilarnya ini begitu besar, diame- entrance bangunan. Cripedoma
ternya sekitar 60 cm membuat pada museum ini bisa dibilang

Pengaruh Ars. Kolonial


“Hidup seperti
Arsitektur kolonial arsitektur di nusantara. Seiring globalisasi (khususnya pada
mengayuh
merupakan sebutan singkat un- berkembangnya peran dan abad ke-18 dan ke-19) mem-
sepeda, agar
tuk langgam arsitektur yang kuasa, kamp-kamp Eropa se- perkenalkan bangunan modern
tetap seimbang
berkembang selama masa makin dominan dan permanen seperti administrasi pemerintah
teruslah maju
pendudukan Belanda di tanah hingga akhirnya berhasil berek- kolonial, rumah sakit, sekolah
ke depan” -
air. Masuknya unsur Eropa ke spansi dan mendatangkan ti- atau fasilitas militer.
Albert Einstein
dalam komposisi kependudukan pologi bangunan-bangunan ba-
menambah kekayaan ragam ru. Semangat modernisasi dan

Kesimpulan dan Saran


Arsitektur kolonial Belanda turut andil anda dengan arsitektur khas tropis di “baru” dengan masuknya arsitektur koloni-
dalam memberikan pengaruh yang be- Nusantara menyebabkan lahirnya al ke Indonesia misalnya seperti bagaimana
sar terhadap perkembangan arsitektur di bangunan dengan gaya kolonial yang konstruksi arsitektur kolonial yang ba-
Indonesia. Pengaruh ini meliputi peru- unik rangkali akan bermanfaat di kemudian hari.
bahan-perubahan baik dari segi tipologi Bangunan kolonial juga merupakan saksi
Tidak ada hal yang sempurna, semua hal
maupun langgam pada arsitektur tradi- bisu atas bagaimana perjuangan rakyat In-
selalu memiliki segi positif maupun
sional Indonesia sebelumnya. Bangunan donesia dalam memperebutkan ke-
negatif, begitu juga dengan masuknya
-bangunan yang muncul dengan merdekaan. Oleh karena itu, alangkah
arsitektur kolonial di Indonesia.
perkawinan arsitektur modern dari Bel- baiknya kita melestarikan bangunan berse-
Masyarakat setempat dapat belajar hal
jarah sebagai warisan untuk generasi yang
akan datang.
BUSINESS NAME

Arsitektur kolonial pada


Puri Agung Singaraja
Perkembangan arsitektur kolonial pada Puri
Agung Singaraja
Puri Agung Singaraja ini gedong kertya yang mungkin disebabkan karena
merupakan tempat tinggal sekarang menjadi museum/ arsitek dari Puri Agung Singara-
Raja Singaraja pada jaman tempat penyimpanan lontar, ja dulunya adalah dua orang dari
dahulu. Seiring dengan penjara kerajaan yang Belanda namun menggunakan
perkembangan jaman serta sekarang menjadi Lapas tenaga lokal atau masyarakat
merdekanya bangsa Indone- Kelas II B Singaraja, dan setempat. Sedangkan untuk
sia, sistem kerajaan mulai sebagainya. bangunan sekitar puri tidaklah
yang sekarang dikenal sebagai
dihentikan karena bangsa Dengan pengambil ali- Gedong diarsiteki oleh orang asal Bel-
Kirtya. Museum
Indonesia telah dipimpin han oleh pihak pemerintah Buleleng anda juga. Selain itu tingkat
yang dulunya
oleh satu orang presiden. tentunya bangunannya men- menggunakan arsitektur tradi- kesejahteraan masyarakat sekitar
Raja terakhir yang mem- galami sedikit perubahan sional Bali, kemudian bangunan tidaklah sama dengan rajanya.
impin Puri Agung Singaraja dari bangunan awalnya. penggantinya Puri tersebut menggunakan sis-
menggunakan
ini adalah Anak Agung Putu Seperti misalnya museum perpaduan arsitektur kolonial tem plesteran pada bangunan
Djelantik. Setelah itu sudah Buleleng, pada awalnya dengan arsitektur tradisional. yang merupakan sistem yang
tidak ada lagi raja lagi di museum buleleng ini meru- sudah mulai modern pada jaman
Puri Agung Singaraja. Secara keseluruhan perkem- itu. Sedangkan masarakat seki-
pakan kantor kerja raja.
bangan arsitektur kolonial pada tarnya masih menggunakan
Luas dari puri ini du- Selanjutnya diambil alih
Puri Agung Singaraja ini tid- teknik tradisional pada
lunya mencapai 6 hektar oleh pemerintah dan dijadi-
aklah berkembang dengan baik. bangunannya. Selain itu mung-
namun sekarang hanya 1,5 kan museum. Pada tahun
Melainkan arsitektur kolonial kin juga diakibatkan karena
hektar yang tersisa. Untuk 1929 Museum Buleleng ini
pada puri ini sudah mulai diting- fungsi dari bangunan itu sendiri,
sisanya diambil alih oleh dipindahkan ke Denpasar
galkan. Selain itu pada area seki- dimana puri merupakan tempat
pemerintah dan dikelola dan dijadikan satu dengan
tar puri juga tidak terdapat tinggal raja sehingga harus ter-
oleh pemerintah karena Museum Bali. Sebagai
bangunan dengan sentuhan ko- lihat berbeda atau lebih menco-
kebanyakan merupakan gantinya dibangun gedung
lonial khas Belanda. Hal ini lok dari bangunan sekitarnya.
bangunan umum seperti “Liefring van der Tuuk”

Pengaruh arsitektur kolonial pada Puri


Agung Singaraja
Adanya arsitektur kolonial di Indonesia, khususnya di negatif. Pengaruh tersebut sudah ada mulai dari
Buleleng, Bali tentunya memiliki pengaruh terhadap masa lalu, kemudian berkembang di masa
lingkungan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sekarang. Adapun pengaruhnya adalah sebagai
arsitektur kolonial merupakan bagian dari sejarah berikut.
perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam
menghadapi Belanda. Pengaruh dari perkembangann-
ya ini memiliki pengaruh yang bersifat positif dan
Arsite ktu r kol oni al p ada p u ri agu ng singar aja Page 2

1. Melahirkan Tipologi baru


ikarenakan melibatkan dua natah, konsep sumbu gunung, dan sisi negatifnya adalah arsitektur tradi-
orang arsitek asal Belanda maka konsep Sanga Mandala pada area sional yang telah berkembang di
bangunan dari puri ini memiliki puri. masyarakat dicampurkan dengan arsi-
nuansa kolonial yang kental. Dengan demikian telah ter- tektur baru sehingga memungkinkan
Bangunan dengan nuansa kolonial jadi perpaduan antara arsitektur tradi- tergerusnya arsitektur tradisional terse-
ini dapat dilihat pada hampir se- sional dengan arsitektur kolonial yang but, dan perkembangan arsitektur tradi-
luruh area puri. Mulai dari melahirkan tipologi baru. Keuntungan sional tersebut kedepannya sudah tidak
bangunan seperti kamar tidur raja yang didapat adalah pada pekerja murni lagi.
sampai dengan tembok pagar bangunan dapat mengetahui konstruksi-
bangunan. Meskipun bangunan ini komnstruksi baru dan lebih modern
diarsitekki oleh orang Belanda na- yang didapatkan dari arsitektur Belanda
mun konsep bangunan yang ini. Konstruksi ini nantinya akan dapat
digunakan masih menggunakan kon- membantu atau mempermudah
sep trasidional Bali seperti konsep masyarakat untuk membangun. Namun

2. Perkembangan dan Kombinasi Arsitektur


Adanya kolonialisme juga dapat bagian tengah dari area tersebut.
mempengaruhi perkembangan arsitektur Bangunan-bangunan yang ada pada
di Indonesia. Perkembangan disini dapat Puri Agung Singaraja khususnya Puri
dari segi jenis, material, langgam/gaya, Mandara seluruhnya menghadap ke-
serta perkawinan atau kombinasi arsi- tengah mulai dari Bale Pasarean Agung
tektur. Hal ini dapat dilihat dari Puri yang terletak pada sisi selatan dan
Agung Singaraja dimana material yang menghadap utara, Bale Mas/Bale Gede
digunakan berbeda dengan material terletak pada sisi timur dan menghadap
umumnya. Pada puri ini menggunakan barat, Bale Pasarean Anak yang terletak
plesteran semen dengan cat berwarna pada sisi barat dan menghadap timur, ra tiang bangunan yang ada pada Puri
putih. Berbeda dengan arsitektur yang serta bale sakanem yang terletak pada Agung Singaraja. Tiang ini terletak pada
berkembang yaitu menggunakan batu bata sisi utara dan menghadap selatan. Se- Bale Pasarean Agung yang merupakan
yang diekspose. Finishing bangunan hingga seluruh bangunan tersebut sep- tempat tidur raja. Tiang-tiang khas Belanda
dengan menggunakan bahan plesteran erti memusat pada satu area yaitu di dipadukan dengan tiang (saka) pada
merupakan teknik baru yang datang dari tengah. Selain itu konsep lain yang bangunan tradisional Bali lengkap dengan
orang-orang Belanda. Selain material digunakan adalah konsep Gunung-Laut. canggahwang serta sineb-lambangnya.
terdapat pula kombinasi antara bangunan Dimana gunung dianggap area paling Meski terlihat kurang pas dalam perpaduan
yang ada dengan konsep tradisional yang suci/tinggi/utama dan laut area paling ini tapi dari pihak puri sudah ada keinginan
berkembang. Bangunan yang ada di puri rendah/nista/kotor. Hal ini berpengaruh untuk tetap memadukan antara arsitektur
ini merupakan bangunan dengan arsitektur dalam hal perletakan bangunan beserta kolonial dengan arsitektur tradisional yang
kolonial namun konsep yang digunakan dengan fungsi dari bangunan itu ada. Dalam hal ini mempertahankan pen-
adalah kosep tradisional seperti konsep sendiri. Dengan demikian bangunan inggalan berupa bangunan sangatlah pent-
natah dan sumbu gunung-laut. Dalam yang dibuat memiliki fasad kolonial ing karena bangunan ini
konsep natah ini, orientasi semua namun jiwanya tetap tradisional.
bangunan menuju satu titik yaitu pada Selain itu terdapat juga perpaduan anta-
Arsite ktu r kol oni al p ada Pu ri Agu ng Singar aj a Page 3

merupakan bagian dari perjalanan se- yang ada.


jarah puri itu sendiri. Namun untuk Namun dalam perkembangann-
membuat bangunan yang serupa ya sekarang, perpaduan antara arsitektur
dengan mempertahankan arsitektur kolonial dengan arsitektur tradisional
aslinya sidah tidak tepat dilakukan sudah semakin tidak stabil. Bangunan
sekarang ini karena arsitektur kolonial pada puri ini didominasi dengan
ini bukan merupakan arsitektur yang bangunan bergaya tradisional. Sehingga
berkembang di Indonesia melainkan lama-kelamaan keberadaan bangunan
merupakan bagian dari perkembangan kolonial pada puri ini akan menjadi ter- sudah mulai membuka puri ini untuk
arsitektur di Indonesia. Pada jaman ini tutp dan menghilang. Karena memang umum dan sebagai objek pariwisata se-
sudah tidak tepat untuk dipergunakan dalam proses pembaharuan atau pem- jarah. Hal yang diharapkan adalah
lagi, sehingga dalam pelestarian bugaran sudah tidak menggunakan kon- masyarakat lebih tahu dengan keberadaan
bangunan yang sudah ada perlu adanya sep-konsep kolonial lagi, dampaknya puri ini besera sejarahnya sehingga untuk
perpaduan antara arsitektur kolonial nanti adalah menghilangnya keberadaan kedepannya puri ini tidak dilupakan
dengan arsitektur tradisional yang ada. bangunan kolonial ini beserta dengan bahkan tidak diketahui keberadaanya
Sehingga sejarah mampu bertahan be- sejarah yang terkandung didalamnya. oleh masyarakat.
gitu pula dengan arsitektur tradisional Namun dari pihak puri sendiri sekarang

Elemen-elemen yang mencerminkan arsitektur kolonial pada


bangunan Puri Agung Singaraja
Puri Agung Singaraja ini merupakan puri dengan sentuhan arsitektur kolonial yang sangat kental. Menurut narasumber, sebelum
adanya banyak renovasi bangunan puri ini benar-benar bernuansa Belanda. Namun untuk sekarang yang masih tersisa dua
bangunan yang masih utuh dengan corak kolonial yang kental. Sedangkan yang lainnya sudah banyak mengalami perubahan dan
pembaharuan sehingga tidak kelihatan lagi arsitektur kolonialnya. Adapun elemen-elemen arsitektur kolonial yang ada pada Puri
Agung Singaraja adalah sebagai berikut.

A. Dimensi Bangunan
Pada Puri Agung Singaraja dimensi dari orang yang akan masuk merasa
bangunan itu sendiri berbeda dari takut akibat dari melihat fasade
bangunan-bangunan lain disekitarnya. bangunan yang berdimensi
Terutama pada bagian pintu masuknya cukup besar. Selain pintu masuk
saat terlihat berbeda dari bangunan puri Bale Pasarean Agung juga
lainnya. Pintu masuk puri ini dibuat memiliki tiang dengan dimensi
tinggi dan dimensi yang cukup besar. cukup besar dan ketinggian
Dengan ukuran dan tinggi dari bangunan yang cukup tinggi.
bangunan akan mencirikan bangunan
kolonial dimana bangunan kolonial ini
memiliki kesan menekan dan membuat
Arsite ktu r kol oni al p ada p u ri agu ng singar aja Page 4

B. Warna dan Plesteran


Warna dari bangunan-bangunan koloni- adanya plesteran dari bahan semen.
al yang terdapat di Puri Agung Singara- Teknik ini dibawa dari negara asalnya
ja didominasi dengan warna putih. Sep- dan bukan teknik bangunan di daerah
erti bangunan kolonial lainnya baik di ini. Plesteran tersebut mencirikan bah-
Bali maupun di luar Bali seperti di Ban- wa di negara asalnya sudah lebih maju,
dung, Jakarta, dan sebagainya juga karena di daerah jajahannya sendiri
didominasi dengan warna putih. Warna belum terdapat teknik plesteran dalam
putih itu sendiri memberikan kesan luas, pembangunan. Dan pada plesteran ter-
besar, dan menakutkan pada bangunan sebutlah kemudian dilapisi dengan cat
kolonial ini. Dengan penggunaan warna berwarna putih.
putih itu sendiri dapat menunjukan
seberapa besar dan kuat kekuasaan pen-
jajah di daerah tersebut. Selain itu ciri
lain bangunan kolonial adalah dengan

C. Jendela dengan bingkai kayu


Jendela ini terdapat pada bangunan dengan arah bukaan keluar ruangan.
Pasarean Agung dan Pasarean Anak Kerpyak ini berfungsi untuk menyaring
raja. Pada Pesarean Agung, terdapat nyamuk agar tidak masuk ke dalam
jendela dengan bingkai kayu dan jen- ruangan. Hal serupa
delanya terdapat dua lapis. Lapis per- juga terdapat pada
tama jendela kaca dengan arah bukaan Pasarean Anak na-
kedalam bangunan. Jendela kaca ini mun penutup luarnya
berfungsi untuk memberi pencahayaan tidak menggunakan
alami dalam bangunan. Kemudian ter- kerpyak melainkan
dapat trali besi, serta terdapat jendela menggunakan kayu.
dari bahan kayu ataupun kerpyak

D. Entrance dengan dua daun pintu


Pada Puri Agung Singaraja ini hampir Serta untuk pintu masuk menuju puri
semua menggunakan entrance dengan juga menggunakan entrance dengan dua
dua daun pintu. Seperti pada bangunan daun pintu. Pintu disini berbahan dasar
Pesarean Agung dimana terdapat tiga kayu berikut kusennya. Sedangkan un-
buah pintu yaitu pada bagian depan, tuk warna, pintu disini diberi warna
belakang, dan samping bangunan, hijau dengan campuran putih serta ter-
semuanya menggunakan entrance dapat ukiran khas Bali pada kusennya.
dengan dua daun pintu. Selain itu ter- Keberadaan daun pintu ini sangat kuat
dapat juga entrance yang sama dengan untuk mencerminkan bangunan kolonial
dua daun pintu pada Bale Pasarean pada puri ini.
Anak, dan juga Bale Pasarean Alit.
Arsite ktu r kol oni al p ada Pu ri Agu ng Singar aj a Page 5

E. Ballustrade
Ballustrade memilki fungsi sebagai bentuk unik dengan lekukan-lekukan masyarakat setempat sehingga juga
pagar pembatas balkon ataupun dek khas Bali. Hal ini dikarenakan pembu- menggunakan teknik-teknik bangunan
bangunan. Ballustrade pada puri ini atan bangunan ini dilalukan oleh yang berkembang didaerah setempat.
terdapat pada bangunan Pasarean
Agung, yaitu pada bagian samping kiri
bangunan (sisi barat bangunan) dimana
pada area ini terdapat pintu samping
untuk masuk ke dalam bangunan.
Ballustrade pada bangunan ini terbuat
dari bahan kayu yang dicat dengan
warna hijau dan putih. Kayu ini meru-
pakan kayu asli dari tahun pertama
bangunan ini dibangun dan masih kuat
sampai saat ini. Ketebalan kayu ini
kurang lebih 3 cm. Bentuk ballustrade
ini tidaklah polos melainkan memiliki

F. Gevel
Gevel/geble biasanya terletak pada tam- warna coklat. Pada bangunan ini
pak atau bagian depan bangunan. Gevel gevel berada pada tampak depan
memiliki bentuk segitiga atau mengikuti bangunan.
bentuk dari atap bangunan itu sendiri.
Pada Puri Agung Singaraja terdapat
sebuah gevel yang terdapat pada
bangunan Pasarean Anak. Gevel disini
berbentuk segitiga dengan bahan pe-
nutupnya berupa parket kayu dengan

G. Terdapat dua serambi pada satu bangunan


Pada bangunan Bale Pasarean Agung Luas teras belakang adalah setengah
terdapat dua buah serambi atau teras, dari luas teras depannya.
yaitu teras depan dan juga teras
belakang. Teras depan berfungsi untuk
menerima tamu, sedangkan teras
belakang berfungsi untuk tempat santai
bagi raja. Teras belakang ini bersifat
privat dan berhadapan langsung dengan
Pasarean Alit yang merupakan kamar
tidur istri raja. Luas teras depan dan
belakang tidak sama pada bangunan ini.
Arsite ktu r kol oni al p ada p u ri agu ng singar aja Page 6

H. Nok Acroteire/Hiasan Puncak Atap


Nok Acroteire merupakan hiasan yang
terletak pada puncak atap. Nok Acro-
teire terdapat pada bagian atap pintu
masuk menuju puri. Nok Acroteire pada
area puri ini memiliki bentuk segitiga
dengan ketinggian kurang lebih 50-70
cm. Hiasan atap ini terbuat dari bahan
semen yang diberikan cat putih sama
seperti warna pintu masuk tersebut.

I. Fasade bangunan yang simetris


Fasade dari bangunan Pasarean Agung

ini adalah simetris, dimana jika diberi-


kan garis potong vertical pada bagian
tengahnya akan mendapatkan dua buah
sisi bangunan yang sama. Fasade yang
simetris merpakan salah satu ciri
bangunan kolonial. Dengan adanya
fasad yang simetris membuat kesan
yang kaku pada bangunan. Secara otom-
atis orang yang melihat bangunan ini
akan mengetahui kalau bangunan ini
merupakan bangunan yang special atau
khusus.

J. Cripedoma
Cripedome merupakan anak tangga naik
menuju bangunan. Pada bangunan Bale
Pasarean Agung terdapat sebuah cripe-
doma pada bagian depan bangunan
tepatnya menuju serambi depan. Cripe-
doma disini levelnya tidak terlalu tinggi
sehingga tidak menimbulkan kesan
kolonial yang cukup kuat.
Arsite ktu r kol oni al p ada Pu ri Agu ng Singar aj a Page 7

K. Tympanum
Tympanum merupakan hiasan ber-
bentuk geometri yang biasanya ber-
bentuk segitiga maupun setengah ling-
karan. Tympanum bisanya terletak di
bagian atas pintu, jendela, serta ben-
tukan atap. Pada bangunan Bale Pasare-
an Anak terdapat jendela dengan tympa-
num bagian atasnya.

L. Tiang yang sejajar


Pada bangunan Bale Pasarean Agung dengan diameter kurang lebih 50 cm. mencolok.
terdapat dua buah pilar yang cukup yang membuat tiang ini lebih mencolok
besar. Pilar ini penempatannya sejajar lagi selain ukurannya adalah warnanya.
dan simetris terhadap bangunan. Tiang Tiang ini hanya terdapat dua buah
ini berwarna putih dan terlihat sangat dengan warna putih sedangkan terdapat
mencolok pada bangunan, karena tiang 4 tiang (saka) yang merupakan ciri
didepannya merupakan tiang dari kayu bangunan tradisional Bali dengan uku-
dan berukuran kecil. Tiang ini sama ran 12 cm lengkap dengan ukirannya
dengan tiang-tiang bangunan khas Bel- serta didominasi warna coklat. Hal ter-
anda pada masa tersebut. Tiang ini sebut membuat dua tiang khas
memiliki dimensi yang cukup besar bangunan kolonial tersebut menjadi

NAMA : I PUTU HERI SETIAWAN


NIM : 1404205033
KELAS : A
DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Ir. A. A. Ayu Oka Saraswati, MT.
I MADE DWIKI PUTRAWAN
1404205035
kelas A
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Ir. A. A. Ayu Oka Saraswati, MT.

M. K. ARSITEKTUR INDONESIA

PENGARUH INNA BALI HERITAGE HOTEL SEBAGAI


ARSITEKTUR KOLONIAL TERHADAP TATANAN
WILAYAH DISEKITARNYA YANG BERARSITEKTUR BALI

Arsitektur Kolonial
Gaya desain Kolonial adalah gaya desain
yang berkembang di beberapa negara di
Eropa dan Amerika. Arsitektur klonial
Belanda adalah gaya desain yang cukup
Topik Bahasan popular di Netherland tahun 1624-1820.
Arsitektur Kolonial Arsitektur kolonial lebih banyak mengadopsi
gaya neo-klasik yakni gaya yang berorientasi
Perkembangan Arsitektur
Kolonial di Indonesia pada gaya arsitektur klasik Yunani dan
Romawi. Osterley Park House
Masuknya Penjajahan dan
Budaya Belanda di Bali Perkembangan Arsitektur Kolonial di Indonesia.
Tinjauan Objek Dimulainya arsitektur kolonial di Indonesia Sementara Jakarta membangun kekuasaan,
Letak dan Fungsi Objek terjadi di Batavia setelah VOC menentukan pemerintah colonial semakin diperluas ke
Observasi Terhadap pusat perdagangannya di pulau Jawa. Pada daerah-daerah lain di Indonesia. Gaya bangunan
Lingkungan Disekitarnya mulanya bangunan yang dibangun untuk rumah yang dipilih merupakan imitasi dari gaya yang
Pengaruh Objek Observasi para koloni Belanda berbentuk sederhana seperti berlaku di Eropa seperti klasikme, kubisme, dan
terhadap Tatanan Wilayah rumah penduduk asli Batavia saat itu, namun fungsionalisme. Banyaknya peninggalan
Disekitarnya yang
Arsitektur Bali
kemudian meniru gaya rumah dari negeri asal bangunan colonial di Indonesia, secara langsung
yaitu Belanda dengan bahan bangunan yang saat telah memperkaya arsitektur Indonesia.
itu masih didatangkan dari Belanda.

Masuknya Penjajahan dan Budaya Belanda di Bali


Menjelang memasuki abad 19 yaitu tepatnya Perlawanan raja Badung tersebut akhirnya
pada tahun 1841. Kolonial Belanda menyusun memicu pertempuran yang dikenal dengan
strategi politiknya yaitu mengadakan perjanjian Perang Puputan Badung pada 20 September
dengan raja-raja di Bali. Perjanjian sepihak yang 1906 dengan kekalahan raja Badung.
dikeluarkan pemerintah Belanda in pada Keterbukaan akibat pendudukan Belanda ini
dasarnya hanya merupakan dalih dan rnuslihat memungkinkan semakin leluasanya bangsa
licik agar Kolonial Belanda memperoleh asing lain ke pulau Bali dimana hal tersebut juga
kesempatan memperluas ekspansinya didukung oleh semakin berkembangnya
menyerang dan menaklukkan Bali. Pancingan infrastruktur dan gaya arsitektur di Bali
Belanda membuahkan basil baginya. Hal ini
dibuktikan dengan berkecambuknya perlawanan
rakyat Bali untuk membela dan menegak
Kaamanan pada tahun tahun selanjutnya, dan
kemudian terjadilah perlawanan yang dilakukan
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK oleh raja – raja di Bali salah satunya Raja Badung.
UNIV. UDAYANA
Belanda berhasil menduduki Puri Denpasar
Tinjauan Objek

Inna Bali Heritage Hotel berlokasi di Jalan No.3, Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara,
Bali. Bangunan ini sejak pertama kali didirikan yaitu pada tahun 1927 dan selesai
pada tahun 1928, dan sampai saat ini tidak mengalami perubahan fungsi yaitu
sebagai hotel. Berdasarkan hasil observasi, bangunan Inna Bali Heritage Hotel
yang ada saat ini tidak sepenuhnya utuh dibandingkan saat pertama berdiri. Meski
tidak lagi sama, bangunan ini tetap menampilkan nuasa colonial yang dominan dan
mampu menjadikan bangunan ini sebagai bagian historical dari Kota Denpasar.

Inna Bali Heritage Hotel

Elemen Arsitektur Kolonial yang Diterapkan pada Objek Observasi


Inna Bali Heritage Hotel terbagi menjadi dua bagian yang Variasi kolom sejajar & Denah simetris bangunan
lubang angin (bovenlicht)
salah satunya dibangun diatas tanah bekas Puri Denpasar.
Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh Jalan Veteran,
berikut merupakan layout dari bangunan objek observasi:
Restoran
Kamar hotel
Puri Agung

Fasade simetris bangunan Cripedoma


Kamar hotel

Pendopo
Bangunan utama

Koridor

Layout Hotel

Jendela Besar Kolom Berjajar Entrance 2 Daun pintu Gevel

Letak dan Fungsi Objek Observasi Terhadap Lingkungan Disekitarnya


Letak Objek Observasi
Pada tahun 2011 Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen
untuk membuat kota Denpasar dengan konsep “Kota
Pusaka”, dimana hal tersebut diwujudkan dengan penataan
zona Z dan O di kawasan pusat Kota Denpasar yang
nantinya akan menjadi kawasan Heritage gajah Mada.
Lokasi dari Inna Bali Heritage Hotel berada di kawasan
Catur Muka Denpasar yang sekaligus menjadi kawasan
pusat kota.
Penataan zona Z di Denpasar
Pola Pempatan Agung merupakan sebuah konsepsi
kosmologi terkait dengan tradisi dan agama yang lahir
berdasarkan konsep Catus Patha yang dipahami sebagai pusat
dari empat arah mata angin (Utara, Timur, Selatan, dan Barat).
Titik ini terletak pada pusat desa tradisional Bali dimana
sebuah desa adat mulai dibangun.

Pola Pempatan Agung

Pada awalnya Pempatan Agung Denpasar adalah titik pusat Puri sebagai pusat kekuatan politik dirobohkan dan
Kerajaan Badung. Dimana pada masa kerajaan ini diletakkan dibangun sebuah hotel untuk mengakomodasi wisatawan
fasilitas-fasilitas publik seperti Puri, Pasar Desa, Wantilan, yang dating ke Bali khususnya ke wilayah Denpasar.
Alun-alun, Pura, dan perumahan para keluarga raja.

Fungsi Objek Observasi


Pada 1914 Bali dianggap cukup damai setelah terjadi Akibat Infrastruktur sudah tidak mampu mencukupi bagi
peperangan melawan Belanda, berbagai infrastruktur mulai wisatawan yang berkunjung ke Bali, maka dibangunlah
dibangun. Seiring dari perkembangan fasilitas yang ada di fasilitas hotel yang diprakarsai oleh KPM. Dapat dikatakan
Bali ditambah keindahan dari pulau Bali, perkembangan bahwa Inna Bali Heritage Hotel merupakan hotel pertama
pariwisata di Bali mulai meningkat yang dibuktikan dengan yang ada di kota Denpasar dan menjadi cikal bakal
semakin meningkatnya jumlah wisatawan yang berkeunjung munculnya hotel – hotel lain disekitarnya.
ke Bali.

Pengaruh Objek Observasi terhadap Tatanan Wilayah Disekitarnya yang Arsitektur Bali
Letak dan fungsi bangunan
Inna Bali Heritage Hotel merupakan bangunan yang dapat
dikatakan merusak dari tatanan Pempatan Agung (Catur
Muka Denpasar) setelah dirobohkannya Puri Denpasar saat
perang puputan Badung pada tahun 1906. Setelah
dibangunnya bangunan kolonial ini, pada titik Pempatan
Agung dibangun menara jam yang memusnahkan konsepsi
kosong adalah isi dan isi adalah kosong sehingga
menghilangkan energi magis pada Pempatan Agung. Saat
ini menara jam telah diganti dengan patung Catur Muka
yang secara fungsional hanya merupakan pengatur sirkulasi Catur Muka Denpasar
kendaraan dan secara fisik kota diharapkan menjadi identitas Lingkungan disekitar Inna Bali Heritage Hotel dahulu
kota Denpasar. Namun secara kosmologis “Pusat” energi merupakan pemukiman dan pusat perdagangan yang dihuni
spiritual yang ada pada Pempatan Agung telah kehilangan keturunan Cina dan Arab, dengan dibangunnya hotel yang
maknanya. diperuntukan untuk wisatawan yang mayoritas berasal dari
Belanda dan Eropa sedikit menambah pemukiman baru yang
mencirikan bangunan yang memiliki arsitektur Kolonial.
Desain dan Elemen Arsitektur
Belanda atau arsitektur kolonial telah memberi pengaruh
yang cukup besar terhadap kebudayaan Indonesia dari segi
arsitektur. Kehadiran kolonisasi di Bali memberi peluang
besar lahirnya hasrat dari budaya lokal untuk menyerap nilai-
nilai budaya baru . Melibatkan tukang-tukang lokal dalam
proses pembuatannya membuat undagi Bali untuk
memperoleh kesempatan mengenal sistem teknologi modern
dan beberapa pengetahuan tentang arsitektur Barat. Hadirnya
jenis oranamen Patra Ulanda (ornamen yang mendapat
pengaruh dari Belanda), bangunan wantilan (bangunan serba

Skema Perubahan Pola Pemukiman guna) sebagai bangunan komunal dengan kontruksi
bentangan balok yang cukup panjang, dan bale loji yang
Sebagai salah satu bangunan yang masih utuh dari
menggunakan sistem konstruksi dinding pemikul.
peninggalan jaman colonial, Inna Bali Heritage Hotel
merupakan hotel yang menjadi simbolis dari adanya masa
penjajahan kolonial. Dengan adanya bangunan ini
dikawasan pusat kota Denpasar dan sebagai pendukung
kawasan Heritage Gajah Mada tidak hanya sebagai Patra Ulanda

keperluan ekonomi, pariwisata, dan romantisme belaka,


namun kawasan ini juga memiliki manfaat diantaranya:
1. Menjaga kesinambungan (kontinyunitas).
2. Meningkatkan kualitas peradaban.
3. Agar generasi mendatang tidak kehilangan jejak.

Bale Loji

Dampak negative yang diberikan objek observasi terhadap


Arsitektur Indonesia yaitu terjadi pergeseran budaya
arsitektur tradisional Bali, dimana dahulu menggunakan
sistem konstruksi tradisional dan material local, tetapi sejak
Kawasan Heritage Gajahmada kemunculan Inna Bali Heritage Hotel sistem konstruksi
Pemukiman yang ada di sekitar objek yang merupakan kaum tradisional lambat laun mulai bergeser dan digantikan oleh
seniman, cendekiawan, petualang dan pengusaha. Para sistem konstruksi modern yang dibawa oleh penjajah. Hal ini
pemukim asing tersebut merupakan pelopor dan penjamin dapat dilihat dari penggunaan material dan bentuk bangunan
budaya pariwisata elit zaman kolonial (Spruit 1995). Mereka yang lebih modern, yang berbeda dengan bangunan dengan
berfungsi sebagai perantara antara Bali dan wisatawan, dengan gaya arsitektur tradisional Bali.
menyebarkan budaya, seni, agama, dan desa yang saat ini
menjadi destinasi wisata.
Arsitektur Kolonial
A A GDE DWIKA DIGJAYA
PUTRA
1404205036
KELAS A

POKOK PEM-
BAHASAN

 Definisi dan V O L U M E 1 , I S S U E 1 2 7 D E S E M B E R 2 0 1 6
Pengertian

Definisi dan Pengertian Arsitektur Kolonial


Arsitektur
Kolonial

 Periodisasi
Arsitektur
Pada masa penjajahan Belanda, benua Amerika sekitar abad 15- peroleh pengalaman dan petua-
Kolonial di
Indonesia mengalami pengaruh 16, menambah motivasi orang- langan baru. Arsitektur kolonial
Indonesia Occidental (Barat) dalam orang Eropa untuk menaklukkan menyiratkan adanya akulturasi
berbagai segi kehidupan termasuk dan menetap pada “dunia baru”, diiringi oleh proses adaptasi anta-
 Istana Bogor dalam tata kota dan bangunan. yaitu daerah yang mereka datangi ra dua bangsa berbeda. Proses
dan Sejarah Para pengelola kota dan arsitek dan akhirnya dijadikan daerah adaptasi yang dialami oleh dua
Singkat Belanda banyak menerapkan jajahan. Motivasi mereka menjela- bangsa terbentuk dengan apa
konsep lokal atau tradisional yang dinamakan arsitektur ko-
 Elemen/ Ciri Belanda didalam perencanaan dan lonial
Khas Arsi- pengembangan kota, permukiman Eko Budihardjo, menjelaskan
tektur Ko- dan bangunan-bangunan.
lonial
arsitektur kolonial Belanda adalah
Arsitektur kolonial sendiri meru- bangunan peninggalan pemerintah
 Kesimpulan pakan arsitektur yang dibangun kolonial Belanda seperti benteng
dan saran selama masa kolonial, ketika In- Vastenburg, Bank Indonesia di
Victoria Memorial Hall
donesia menjadi negara jajahan Surakarta dan masih banyak lagi
bangsa Belanda pada tahun 1600- (Kalkuta, India) termasuk bangunan yang ada di
1942, yaitu 350 tahun penjajahan Karaton Surakarta dan Puri
Belanda di Indonesia. Mangkunegaran.
jah samudra bervariasi, dari
Gaya desain Kolonial adalah gaya meningkatkan taraf hidup sampai
desain yang berkembang di be- membawa misi untuk menyebar-
berapa negara di Eropa dan kan agama. Selain itu juga tersim-
Amerika. Dengan ditemukannya pan sedikit hasrat untuk mem-

Periodisasi Arsitektur Kolonial di Indonesia


Helen Jessup dalam Handinoto 1902 arsitektur modern yang berorien-
(1996: 129-130) membagi peri- Bangunan gedung dengan gaya tasi ke negeri Belanda.
odisasi perkembangan arsitektur megah ini dipinjam dari gaya arsi-  Tahun 1920 sampai tahun
kolonial Belanda di Indonesia dari tektur neo-klasik yang sebenarn- 1940-an
abad ke 16 sampai tahun 1940-an ya berlainan dengan gaya arsi-
menjadi empat bagian, yaitu: Pada tahun ini muncul
tektur nasional Belanda waktu
gerakan pembaruan dalam arsi-
 Abad 16 sampai tahun 1800- itu.
tektur, Pada masa tersebut mun-
an  Tahun 1902-1920-an cul arsitek Belanda yang me-
Selama periode ini arsitektur Dengan adanya politik etis di mandang perlu untuk memberi
kolonial Belanda kehilangan ori- tanah jajahan , maka “indische ciri khas pada arsitektur Hindia
entasinya pada bangunan tradi- architectuur” menjadi terdesak Belanda. Mereka ini menggunakan
sional di Belanda serta tidak dan hilang. Sebagai gantinya, mun- kebudayaan arsitektur tradisional
mempunyai suatu orientasi ben- cul standar arsitektur yang Indonesia sebagai sumber
tuk yang jelas. berorientasi ke Belanda. Pada 20 pengembangannya.
 Tahun 1800-an sampai tahun tahun pertama inilah terlihat gaya
PAGE 2

Sejarah Singkat Istana Bogor


Asal mula dibangunnya Istana Imhoff ( 1745 – 1750 ) me- nasnya 1750 – 1761.
Bogor berawal dari keinginan merintahkan pembangunan atas Dalam perjalanan sejarahnya,
orang – orang Belanda yang tempat pilihannya itu sebuah bangunan ini sempat mengalami
bekerja di Batavia (sekarang pesanggrahan yang diberi nama rusak berat sebagai akibat se-
Jakarta ) untuk mencari tempat Buitenzorg, ( artinya bebas rangan rakyat Banten yang anti
peristirahatan. Gubernur Jen- masalah / kesulitan ). Dia Kompeni, di bawah pimpinan
dral Belanda bernama G.W. sendiri yang membuat sketsa Kiai Tapa dan Ratu Bagus Bu-
Fasad istana bogor Baron van Imhoff, ikut bangunannya dengan mencon- ang, yang disebut Perang Ban-
melakukan pencarian itu dan toh arsitektur Blenheim Palace, ten 1750 – 1754. Kemudian
berhasil menemukan sebuah kediaman Duke of Malborough, pada masa pemerintahan Gu-
tempat yang baik dan strategis dekat kota Oxford di Inggris. bernur Jendal Baron van der
di sebuah kampung yang berna- Proses pembangunan gedung Capellen ( 1817 – 1826 ), dil-
ma Kampong Baroe, pada tang- itu dilanjutkan oleh Gubernur akukan perubahan besar –
gal 10 Agustus 1744. Setahun Jendral yang memerintah selan- besaran.
kemudian, yaitu pada tahun jutnya yaitu Gubernur Jendral
1745 Gubernur Jendral van Jacob Mossel yang masa di-

Elemen/ Ciri Khas Arsitektur Kolonial pada Istana Bogor


“A harmonious
Denah dan fasad bangunan simetris
Istana bogor memiliki fasad dan gaya kolonial belanda namun
design requires denah bangunan yang simetris elemen ini menjadi salah satu Sa- GEDUNG sa-
terlihat dari gambar dibawah, elemen yang paling mudah ya UTAMA ya
that nothing be istana bogor memiliki 2 sayap dilihat.
dengan dua buah jembatan
added or taken
penghubung Gedung Induk dan
away. “ Gedung Sayap Kanan serta
Sayap Kiri bangunan dan Denah simetris
-Marcus Vitruvius bangunan utama yang simetris.

Pollio Walaupun elemen ini kuang


Fasad Simetris
kuat untuk menandakan suatu
bangunan tersebut merupakan

Terdapat trap-trap tangga naik Terdapat trap-trap tangga naik (cripedoma)

Istana Bogor memiliki Tower pada istana bogor men-


trap tangga atau cripe- jadi elemen kuat lainnya.
doma yang lumayan Towet/menara ini berbentuk
tinggi yang menambah segi 6 dengan bagian atas ber-
kesan colonial. Cripe- bentuk bulat.
doma ini menghub-
ungkan halaman dengan
bangunan yang memiliki
ketinggian ±2 meter.

ARSITEKTUR KOLONIAL
VOLUME 1, ISSUE 1 PAGE 3

Kolom-kolom/pilar yang berjajar Kolom-kolom/pilar yang berjajar

Pilar bergaya yunani kuno


Pilar-pilar yang ada pada Tower pada istana bogor menjadi
Istana Bogor memiliki elemen kuat lainnya. Towet/menara
bergaya Yunani (neo- ini berbentuk segi 6 dengan bagian
klasik). Pilar ini sangar atas berbentuk bulat.
besar dan memberikan
kesan megah, kokoh, dan
kuat bagi bangunan dan
status orang yang mendi-
aminya yaitu presiden
Indonesia.
Tower pada Istana Bogor

Peran Arsitektur Kolonial pada Istana Bogor


Arsitektur kolonial melekat pada  Melahirkan Tipologi Baru dengan tipologi ini juga berdampak pada
perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Belanda meninggalkan peninggalan
semakin bertambahnya pengetahuan “Our
Banyak bangunan di Indonesia yang terhadap konstruksi-konstruksi
arsitekturnya yang disebut arsi- architecture
bergaya kolonial adalah bukti bahwa bangunan Vernakular Belanda.
tektur kolonial. Masuknya budaya
budaya Belanda dalam segi arsi-
luar dari Eropa ini menambah ke-  Perkembangan Arsitektur reflects truly
tektur telah menjadi bagian dari
budayaan yang ada di Indonesia.
arsitektur Indonesia. Istana bogor  Perkembangan yang terjadi yaitu as a mirror. “
Saat bangsa belanda menjajah Indo-
adalah salah satu peninggalan arsi- adanya perubahan dari segi materi-
nesia, belanda mendominasi
tektur kolonial yang kental dengan al gaya, serta perkawinan arsi- -Louis Henri
kekuasaan sehingga bangunan ko-
ciri khas arsitekturnya, adapun tektur. Bangunan baru sekarang
lonial semakin dominan dan per- Sullivan
peran arsitektur kolonial terhadap banyak menggunakan gaya arsi-
manen lalu akhirnya mendatangkan
perkembangan arsitektur di Indone- tektur kolonial karena dianggap
tipologi bangunan yang baru.
sia, sebagai berikut: menarik dan arsitektur yang men-
Selain itu, bangunan-bangunan onjolkan kemegahan bangunannya.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan kediaman presiden. Arsitektur pada dari kemerdekaan Indonesia yang patutu
istana bogor mengadopsi gaya ko- dijaga dan dilestarikan.
Arsitektur Kolonial Balanda mem-
lonial dimana terdapat karakteristik
berikan pengaruh budaya Indonesia Saran
bangunan kolonial kan kuat dida-
pada bidang arsitektur, dimana me- Istana Bogor sebaiknya dijaga arsitekturnya
lamnya seperti terdapat gevel dan
nyebabkan beberapa perubahan karena merupakan bagian dari jejak sejarah
pilar dengan gaya neo klasik.
tipologi maupun kombinasi antara yang ada di Indonesia. Dengan begitu
gaya kolonial dan arsitektur di Indo- Arsitektur kolonial selain menam-
bangunan tersebut dapat memperlihatkan
nesia. Istana presiden merupakan bah keragaman budaya di Indonesia,
bagaimana arsitektur kolonial belanda yang
salah satu peninggalah sejarah oleh aristektur kolonial memiliki perjal-
dulu sempat digunakan pada masa penjaja-
belanda yang sekarang dijadikan anan sejarah yang merupakan bagian
han di Indonesia. Istana

You might also like