You are on page 1of 8

Aplikasi Penentuan Gizi Dan Makanan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit

Devie Rosa Anamis, Aeri Rachmad

Fakultas Teknik
Universitas Trunojoyo Madura
E-mail: devros_gress@yahoo.com, aery_r@yahoo.com

Abstrak

Penentuan kebutuhan gizi diberikan kepada pasien atas dasar status gizi, pemeriksaan klinis,
dan data laboratorium. Selain itu pasien juga perlu memperhatikan kebutuhan makanan yang
dikonsumsi untuk diolah menjadi sebuah energy yang diperlukan tubuh, mengatur proses
metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan. Tingkat konsumsi lebih
banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi untuk mencapai
keadaan gizi yang baik. Hal ini bisa diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan, pemilihan
jenis makanan yang tidak tepat. Apabila kekurangan zat gizi khususnya energi dan protein
menyebabkan berat badan menurun yang disertai produktivitas kerja. Di rumah sakit, sistem
pengelohan data gizi pasien masih dilakukan secara manual yang mempunyai banyak
kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima,
karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Oleh karena itu dibutuhkan rancang bangun
aplikasi untuk memudahkan petugas instalasi gizi dalam menentukan gizi dan makanan bagi
pasien sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing pasien.

Kata kunci: Aplikasi, Penentuan Gizi dan Makanan, Pasien, Kebutuhan Kalori.

PENDAHULUAN Antropometri merupakan cara penentuan


Utilisasi suatu zat gizi dalam tubuh, status gizi yang paling mudah dan murah.
organ dan di tingkat sel yang berjumlah Pengukuran antropometri adalah
billiunan sangat tergantung dari kandungan pengukuran yang digunakan untuk
zat gizi makanan yang dikonsumsi menentukan keadaan gizi seseorang.
seseorang. Zat gizi dibagi ke dalam tiga Pengukuran antropometri untuk usia
golongan berdasarkan fungsinya, dewasa sekarang ini menggunakan
diantaranya zat tenaga (karbohidrat dan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT).
lemak), zat Pembangun (protein dan Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah
mineral), zat Pengatur (mineral, vitamin, dan perbandingan (rasio) berat badan / tinggi
air). Sedangkan macam - macam zat gizi badan yang sering digunakan untuk menilai
terdiri dari: karbohidrat, protein, lemak, status gizi seseorang[2]. Penggunaan IMT
vitamin dan mineral. Kekurangan gizi akan hanya berlaku untuk orang dewasa yang
menyebabkan kegagalan pembentukan fisik berumur 18 tahun keatas, dan IMT tidak
dan terjadinya gangguan kecerdasan, dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja,
menurunkan produksifitas kerja, ibu hamil.
menurunkan daya tahan tubuh serta Asupan (konsumsi) makanan
meningkatkan angka kesakitan dan merupakan banyaknya atau jumlah pangan,
kematian tinggi[1]. Status gizi dapat secara tunggal maupun beragam, yang
ditentukan melalui pemeriksaan dikonsumsi seseorang atau sekelompok
laboratorium maupun secara antropometri. orang yang bertujuan untuk memenuhi

Multitek Indonesia Vol. 9, No. 1 Juni 2015 8


kebutuhan fisiologis, psikologis dan tersebut, baik kalangan masyarakat tidak
sosiologis. Konsumsi pangan merupakan mampu, masyarakat menengah bahkan
faktor utama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ekonomi kelas atas. Akan tetapi
gizi yang selanjutnya bertindak masih ada pengolahan data yang sampai
menyediakan energi bagi tubuh, mengatur saat ini masih bersifat manual, yaitu
proses metabolisme, memperbaiki jaringan pengelolahan menu pasien yang berobat
tubuh serta untuk pertumbuhan [3]. Apabila kerumah sakit tersebut. Sehingga masih
tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi membutuhkan banyak waktu dalam
dan protein, pada tahap awal akan penyesuaian menu makanan sesuai dengan
meyebabkan rasa lapar dan dalam jangka kabutuhan kalori oleh masing-masing
waktu tertentu berat badan akan menurun pasien.Pengelolaan data menu pasien pada
yang disertai dengan menurunnya isntalasi gizi rumah sakit merupakan salah
produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi yang satu komponen yang penting dalam
berlanjut akan menyebabkan status gizi mewujudkan suatu sistem informasi menu
kurang dan gizi buruk. Apabila tidak ada gizi bagi pasien. Pengelolaan data menu gizi
perbaikan konsumsi energi dan protein yang pasien secara manual, mempunyai banyak
mencukupi, pada akhirnya tubuh akan kelemahan, selain membutuhkan waktu
mudah terserang penyakit infeksi yang yang lama, keakuratannya juga kurang
selanjutnya dapat menyebabkan kematian dapat diterima, karena kemungkinan
[4]. kesalahan sangat besar. Dengan dukungan
Perkembangan teknologi informasi teknologi informasi yang ada sekarang ini,
dalam hal ini teknologi komputer dapat pekerjaan pengelolaan data menu gizi
menunjang pembuatan - pembuatan pasien dengan cara manual dapat di
keputusan di dalam organisasi - organisasi gantikan dengan suatu sistem informasi
modern yang memungkinkan pekerjaan- dengan menggunakan komputer. Selain
pekerjaan di dalam organisasi dapat lebih cepat dan mudah, pengelolaan data
diselesaikan secara cepat, akurat, dan menu gizi pasien juga menjadi lebih akurat.
efisien. Teknologi informasi (TI) didefinisikan
sebagai teknologi yang digunakan untuk METODE PENELITIAN
memperoleh, manipulasi, menyajikan dan Adapun yang menjadi objek penelitian
memanfaatkan data. Penggunaan teknologi terletak dibagian penentuan Gizi dan
informasi di dunia kesehatan dapat makanan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu
membantu memudahkan permasalahan Bangkalan. Dalam penelitian ini, fokus
yang dihadapi [5]. Rumah Sakit Umum utama dalam melakukan penentuan gizi dan
Daerah (RSUD) Kabupaten Bangkalan makanan pasien menggunakan atribut
adalah salah satu Rumah Sakit yang Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), suhu,
pelayanan kesehatannya sudah sesuai keadaan, aktivitas, dan umur. Langkah-
dengan standarisasi yang ditetapkan oleh Langkah yang dilakukan untuk menentukan
pemerintah. Masyarakat daerah setempat gizi dan makanan pasien, diantaranya[6]:
banyak yang berobat kerumah sakit

9 Aplikasi Penentuan Gizi dan Makanan…….(Devie Rosa Anamis, Aeri Rachmad)


1. Menentukan IMT guna menilai status perempuan maka nilai standart Angka
gizi, dilakukan dengan persamaan 1. Metabolisme Basal (AMB) 655.1 dan laki-
Untuk kategori ambang batas IMT, jika laki sebesar 66.41, dapat dilihat pada
kurus maka 17 – 18.5, normal 18.5 – 25, persamaan 4. Dan juga ditentukan oleh
25 – 27, dan gemuk >27. factor aktifitas, dapat dilihat pada Tabel
2. Menentukan Berat Badan Ideal (BBI), 1.
dilakukan dengan persamaan 2, guna 4. Menentukan protein, lemak, karbohidrat
mengetahui batas berat badan maksimal dan jenis makanan baik nasi, lauk pauk,
(BBMax) dan berat badan minimum buah, sayur dan susu dapat dilihat pada
(BBMin), seperti pada persamaan 3. persamaan 5
3. Menghitung kebutuhan energy yang
ditentukan oleh jenis kelamin, jika

Tabel 1. Faktor Aktivitas[7] IMT = BB / ((TB/100)* (TB/100))……………(1)


Aktifitas / Jenis Stres Faktor
Istirahat di tempat tidur 1.2 BBI = (TB-100)*0.9
Tidak terikat di tempat tidur 1.3 …………………………..(2)
Tidak ada stres, pasien dalam 1.3
keadaan gizi baik BBmax = BBI + (0.1 * BBI)
Stres ringan : peradangan saluran 1.4 BBmin = BBI – (0.1 * BBI)
cerna, kanker 1.5 …………………...(3)
Stres sedang : sepsis, bedah 1.6
tulang, luka bakar 1.7 BEE = 655.1 + [9.56 * BB (kg)] + [1.85 * TB
Stres berat : trauma multiple, 2.1 (cm)]–[4.68 *Usia (th)] …..(jika Perempuan)
sepsis
Stres sangat berat : luka kepala BEE = 66,47 + [13,75 *BB(kg)] + [5 *
berat, sindroma TB(cm)]–[6,67*Usia (th)]…….(jika laki-laki)
Luka bakar sangat berat
Aktivitas = Aktivitas * BEE
Suhu= Suhu – 37 * BEE * 0,13
Energi = BEE + Aktivitas + Suhu + Keadaan
+ Koreksi IMT
………………………………….(4)
Rancang aplikasi dilakukan dengan normal, kurang gizi dan obesitas. Status gizi
menganalisis data input berupa data ruang normal merupakan suatu ukuran status gizi
dan data ahli gizi, data pasien, dan data dimana terdapat keseimbangan antara
hasil lab. Kemudian data-data tersebut jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh
dilakukan proses penentuan gizi dan dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh
makanan dengan pemeriksaan IMT dan sesuai dengan kebutuhan individu. Energi
status gizi, dimana status gizi terdiri dari yang masuk kedalam tubuh dapat berasal

Multitek Indonesia Vol. 9, No. 1 Juni 2015 10


dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi menghitung jenis makanan yang dapat
lainnya. Status gizi kurang atau yang lebih dikonsumsi seperti yang dilakukan pada
sering disebut undernutrition merupakan langkah ke-4. Energi merupakan asupan
keadaan gizi seseorang dimana jumlah utama yang sangant diperlukan oleh tubuh.
energi yang masuk lebih sedikit dari energi Kebutuhan energi yang tidak tercukupi
yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi dapat menyebabkan protein, vitamin, dan
karena jumlah energi yang masuk lebih mineral tidak dapat digunakan secara
sedikit dari anjuran kebutuhan individu. efektif. Untuk beberapa fungsi metabolisme
Sedangkan status gizi lebih (overnutrition) tubuh, kebutuhan energi dipengaruhi oleh
merupakan keadaan gizi seseorang dimana BMR (Basal Metabolic Rate), kecepatan
jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh pertumbuhan, komposisi tubuh dan aktivitas
lebih besar dari jumlah energi yang fisik. Protein merupakan zat gizi yang paling
dikeluarkan. Hal ini terjadi karena jumlah banyak terdapat dalam tubuh. Fungsi utama
energi yang masuk melebihi kecukupan protein adalah membangun serta
energi yang dianjurkan untuk seseorang, memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
akhirnya kelebihan zat gizi disimpan dalam Fungsi lain dari protein adalah menyediakan
bentuk lemak yang dapat mengakibatkan asam amino yang diperlukan untuk
seseorang menjadi gemuk. membentuk enzim pencernaan dan
IMT merupakan alat sederhana untuk metabolisme, mengatur keseimbangan air,
memantau status gizi orang dewasa dan mempertahankan kenetralan asam
khususnya yang berkaitan dengan basa tubuh. Karbohidrat merupakan sumber
kekurangan dan kelebihan berat badan, energi utama bagi kehidupan manusia yang
maka mempertahankan berat badan normal dapat diperoleh dari alam, sehingga
memungkinkan seseorang dapat mencapai harganya pun relatif murah. Sumber
usia harapan hidup yang lebih panjang. IMT karbohidrat berasal dari padi-padian atau
hanya dapat digunakan untuk orang dewasa serealia, umbi-umbian, kacangkacangan
yang berumur diatas 18 tahun. Setelah dan gula. Sumber karbohidrat yang paling
didapatkan informasi mengenai status gizi banyak dikonsumsi oleh masyarakat
maka dilakukan perhitungan kebutuhan gizi Indonesia sebagai makanan pokok adalah
baik energi, protein, lemak, karbohidrat, beras, singkong, ubi, jagung, taslas, dan
seperti pada persamaan 6[8]. Dari hasil sagu.
perhitungan antropometri maka selanjutnya

Nasi Energi = Nasi * 175/100 Buah Energi = Buah * 50/110


Nasi Protein = Nasi * 40/100 Buah Karbohidrat = Buah * 12/110
Nasi Karbohidrat = Nasi * 40/100 Susu Energi = Susu * 75/200
Hewani protein = Hewani * 7/100 Susu Protein = Susu * 7/200
Hewani Lemak = Hewani * 2/40 Susu Karbohidrat = Susu * 10/200
Hewani Energi = Hewani * 75/35 ………......(5)

11 Aplikasi Penentuan Gizi dan Makanan…….(Devie Rosa Anamis, Aeri Rachmad)


Sayuran Energi = Sayur * 25/100 Protein = Energi * 0.15/4
Sayur Protein = Sayur * 1/100 Lemak = Energi * 0.25/9
Sayur Karbohidrat = Sayur * 5/100 Karbohidrat = Energi * 0.6/4
…………………..(6)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dilakukan dengan memilih menu untuk melihat data pasien
menampilkan tampilan menu yang dapat rawat inap untuk dilakukan perhitungan
diakses oleh ahli gizi, dengan beberapa antropometri untuk dihasilkan energi,
menu pilihan, seperti pada Gambar 1. protein, lemak dan karbohidrat, seperti pada
Setelah berhasil login maka pengguna dapat Gambar 2.

Gambar 1. (a) Tampilan Menu Utama, (b) Menu Login Ahli Gizi

Setelah dihitung antropometri maka pasien rawat inap dapat dilakukan sesuai
dilakukan penentuan jenis makanan baik dengan langkah-langkah penentuan gizi
nasi, ikan, daging, sayur, buah dan susu sebagai berikut:
dalam satu hari. Perhitungan gizi seorang
1. Data Pasien: 6. BEE
Nama Pasien : Maji BEE = 655.1 + [9.56 * BB (kg)] +
umur :45 tahun [1.85*TB(cm)]–[4.68 *Usia
Jenis Kel : P (th)]
berat badan : 52 kg
tinggi badan : 162 cm = 655.1 + [9.56 * 52]+[1.85 *
suhu badan : 38 162]-[4.68 * 45] = 655.1 +
aktivitas : berat 497.12 - 210.6
keadaan tubuh : normal = 941.62 kal/hari
penyakit : Hipertensi 7. Aktivitas
Aktivitas = Aktivitas * BEE

Multitek Indonesia Vol. 9, No. 1 Juni 2015 12


2. Pehitungan IMT = 1.5 * 941.62
IMT = BB / ((TB/100)* (TB/100)) = 1412.43
= 52/ ((162/100)*(162/100)) 8. Suhu
= 52 / (1.62 * 0.52) Suhu = Suhu – 37 * BEE * 0,13
= 52 / 0.8424 = 38-37 * 941.62 * 0.13
= 19.84 = 122.4106
3. BBI(Berat Badan Ideal) 9. Energi = BEE + Aktivitas + Suhu +
BBI = (TB-100)*0.9 Keadaan + Koreksi IMT
= (162 -100) * 0.9 = 941.62 + 1412.43/2 +
= 55.8 122.4106 +
4. BBMin 0.13 + (25*10)
BBMin = BBI - (0.1 * BBI) = 2023
= 55.8 - (0.1 * 55.8) 10.Protein = Energi * 0.15/4
= 55.8 - 5.58 = 2023 * 0.15/4
= 50.22 = 75.8
5. BBMax 11.Lemak = Energi * 0.25/9
BBMax = BBI + (0.1 x BBI) = 2023 * 0.25/9
= 55.8+5.58 = 56.19
= 61.38 12.Karbohidrat = Energi * 0.6/4
= 2023 * 0.6/4
= 303.45

Gambar 2. (a) Daftar Pasien Rawat Inap, (b) Menu Input Data Pasien Rawat Inap
Sedangkan untuk menentukan jenis Aktivitas pasien dapat dikategorikan
makanan pasien rawat inap dilakukan kedalam 4 kelas, diantaranya aktivitas
dengan parameter yang telah didapatkan ringan (orang yang banyak duduk dan jenis
dari hasil perhitungan gizi pasien tersebut pekerjaannya hanya mengetik, menyulam
seperti data pasien, IMT, protein, lemak dan (tanpa harus jalan sana – sini), aktivitas
karbohidrat, seperti pada Gambar 3. sedang (bisanya mahasiswa, pelajar, ibu RT

13 Aplikasi Penentuan Gizi dan Makanan…….(Devie Rosa Anamis, Aeri Rachmad)


, sekretaris, ahli gizi, guru dan lain-lain olah raga) dan aktivitas berat sekali (tukang
biasanya banyak profesi yang mengarah ke beca (yang laku tentunya), kuli panggul,
aktivitas ini), aktivitas berat (seperti loper atlet olah raga (bukan atlet catur meskipun
koran, pedagang dengan roda jalan, guru selalu angkat-angkat kuda dan benteng)).

Gambar 3. (a) Menu Perhitungan Antropometri Pasien, (b) Menu Penentuan Makanan Pasien

SIMPULAN laboratorium dilakukan untuk mendeteksi


Dalam aplikasi penentuan gizi dan adanya kelainan biokimia dalam rangka
makanan pasien rawat inap di rumah sakit mendukung diagnosa penyakit serta
telah berhasil dilakukan pengujian dengan menegakkan masalah gizi pasien. Selain itu
menentukan antropometri melalui beberapa pemeriksaan laboratorium juga dapat
tahap diantara lain menentukan IMT (indeks menentukan intervensi gizi dan memonitor
masa tubuh), BBI (berat badan ideal), atau mengevaluasi terapi gizi sehingga
BBMax (berat badan maximal), BBMin untuk menentukan gizi dan jenis makanan
(berat badan minimal), energi, protein, pasien rawat inap menjadi lebih optimal
lemak dan karbohidrat sehingga dari selain dari hasil perhitungan antropometri
parameter-parameter gizi tersebut telah yang menggunakan data fisik pasien.
mampu membantu instalasi gizi dalam
menentukan makanan pasien menjadi lebih DAFTAR PUSTAKA
tepat dan lebih dapat mengurangi terjadi Nurhaedah, dkk. 2013. Gambaran Status
kesalahan dalam pemberian makanan Gizi Antropometri Dan Status
pasien rawat inap sesuai dengan kebutuhan Hemoglobin Siswa Sekolah Sepak
kalori masing-masing pasien di RSUD Bola Anyelir Dan Sekolah Sepak Bola
Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Bangu Putra Makassar Tahun 2013.
Namun dalam aplikasi ini masih memliki Fakultas Kesehatan Masyarakat.
kekurangan. Aplikasi ini membutuhkan suatu Universitas Hasanuddin. Makassar.
metode optimasi untuk melakukan Nungki Fidiantoro, dkk. 2013. Model
perhitungan gizi berdasarkan hasil Penentuan Status Gizi Balita Di
laboratorium, dimana pemeriksaan

Multitek Indonesia Vol. 9, No. 1 Juni 2015 14


Puskesmas. Jurnal Sarjana Teknik
Informatika. Vol.1 No.1 Hal: 367-373.
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional:
Jakarta.
Felicita Sugiarto. 2012. Asupan Makan Dan
Status Gizi anak Dengan Palsi
Serebralis. Jurnal Media Medika
Muda. Semarang: Program
Pendidikan Sarjana Kedokteran.
Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.
Dhimas Tantra Yudistira. 2013. Penentuan
Klasifikasi Status Gizi Orang Dewasa
Dengan Algoritma Bayes
Classification (Studi Kasus
Puskesmas Jiken). Semarang: Teknik
Informatika. Ilmu Komputer-
Universitas Dian Nuswantoro.
Sunita, Almatsier, M.Sc. DR. 2006.
Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Menteri kesehatan. 2003. Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
KEMENKES RI. 2011. Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak.
DirektoratBinaGiziNomor
1995/MENKES/SK/XII/2010.

15 Aplikasi Penentuan Gizi dan Makanan…….(Devie Rosa Anamis, Aeri Rachmad)

You might also like