You are on page 1of 9

PAPER

PERBENGKELAN PERTANIAN
(Bubut Kayu)

Oleh :
Nama : Dhur Rohma
NPM : 240110160075
Asisten Praktikum : 1. Desi Purnamasari
2. Ganjar D Alam
3. Mufti Ali
4. Septian Syahban
5. Wisnu Febriana R

LABORATORIUM BENGKEL LOGAM, KAYU DAN ROTAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
I. Pendahuluan
Pengenalan mesin bubut kayu adalah pengenalan alat dan teknik dasar
yang harus dikuasai dalam pengerjaan produk yang dibuat dengan menggunakan
mesin bubut kayu dalam dunia teknik produksi. Pengenalan mesin bubut kayu
diharapkan pengetahuan tentang proses manufaktur benda kerja memakai mesin
bubut logam bisa mudah dipahami. Pekerjaan bubut kayu digunakan untuk
membuat konstruksi atau part benda kerja dari bahan kayu menggunakan mesin
bubut kayu. Perhitungan-perhitungan matematika yang sebelumnya hanya dalam
teori saja, juga bisa diaplikasikan dalam pengerjaan benda kerja, seperti saat ujung
pahat didekatkan pada permukaan yang berputar, disitu prinsip matematika
tentang titik singgung terilustrasikan. Keberhasilan dalam pengerjaan bubut kayu
tergantung pada pemeliharaan mesin bubut, alat-alat, penyeleksian material benda
kerja, pengetahuan tentang teknologi elemen dari benda kerja yang berputar, titik
singgung, pengamatan pada hasil pengerjaan dan alasan-alasannya,
pengembangan teknik dan ketepatan, dan tertautnya sikap mental dan aktifitas
benda kerja saat pengerjaan.

II. Mesin Bubut Kayu


Mesin bubut kayu adalah alat yang secara khusus dirancang untuk
memotong, membentuk, serta menghaluskan kayu dengan cara diputar. Alat bubut
kayu banyak digunakan di industri kayu terutama dalam industri permebelan.
Mesin bubut kayu menghasilkan dan membentuk potongan kayu yang halus dan
rapi. Bubut kayu juga bisa digunakan untuk membentuk kayu dengan berbagai
bentuk yang artistik digunakan untuk menghaluskan kayu. Mesin Bubut kayu juga
bisa digunakan untuk membentuk kayu dengan berbagai bentuk yang artistik dan
rapi. Biasanya mesin ini banyak dipakai oleh para tukang bangunan atau pabrik-
pabrik kayu (Rohsin, 2017).
Gambar 1. Mesin Bubut Kayu.
(Sumber: Rohsin, 2017)

III. Spesifikasi Mesin Bubut Kayu


Mesin bubut meja (bench lathe) sederhana pada umumnya digunakan
untuk latihan. Ketentuan ukuran panjang alas, sama dengan dua kali jarak senter
hidup terhadapalasnya. Umumnya 900 mm panjang alas dan 150 mm jarak senter
terhadap alas. Dan tempat untuk pemasangan benda kerja, biasanya mesin bubut
kayu selalu dilengkapi pelat muka (face-plate), gigi penggerak (spur-drive, kadang
memakai spindel penggerak) dan penyenter kepala lepas (Raka, 2013).

Gambar 2. Peralatan Standar untuk Pemegangan Benda Kerja.


(Sumber: Raka, 2013)
Untuk benda kerja yang perlu pembubutan dalam, biasanya memakai chuk
pencengkeram (cup chuck) karena dalam kasus ini penyenteran tidak bisa
digunakan (Raka, 2013).
Gambar 3. Chuk Pencengkram.
(Raka, 2013)
Umumnya konstruksi mesin bubut kayu terdiri dari:
1. Alas (bed) tempat bergerak kepala lepas.
2. Kepala lepas (tail stock) untuk memasang sumbu mati dan senter
mati dapat digerakkan sepanjang alas.
3. Kepala tetap (head stock) berada sebelah kiri dari alas untuk
tempat sumbu hidup.
4. Senter hidup untuk memutarkan kayu dipasang pada sumbu hidup.
5. Pelat pembawa (face plate) digunakan untuk membuat biasa atau
membubut piringan (pekerjaan-pekerjaan bubutan yang tidak bisa
menggunakan kedua senter), dan biasanya ada lubang-lubang
untuk pemasangan jig-jig penahan benda kerja.
6. Penahan pahat (tool rest), untuk menahan pahat waktu membubut
dan dapat digerakkan sepanjang alas.
7. Mesin bubut cetak (pattern maker's lathe) seperti mesin bubut meja
tapi ukuran besar 200 mm - 600 mm jarak senter terhadap alas, dan
2.400 mm - 3.600 mm feet/kaki panjang alasnya. Mesin ini
bergerak otomatis.
8. Mesin bubut piringan (face lathe) hanya khusus untuk mengerjakan
piringan.
9. Mesin bubut kayu produksi massal (production lathe) mempunyai
pisau dan kayu yang bergerak secara otomatis serta berukuran
besar.
(Raka, 2013).

IV. Jenis-Jenis Kayu Mebel


Ada banyak jenis kayu yang kita kenal. Namun, tidak semua jenis kayu
dapat digunakan untuk membuat furnitur atau barang kerajinan. Hanya jenis kayu
yang memiliki sifat tertentu yang bisa dimanfaatkan. Beberapa jenis kayu yang
dikenal berkualitas bagus untuk dibuat menjadi produk meubel dan kerajinan
antara lain sebagai berikut (Saharjo, 2016).
1. Kayu Jati
Sejak dahulu, kayu jati sudah dikenal luas sebagai kayu yang memiliki
kualitas sangat bagus, yaitu kuat, kokoh, tahan hama, dan masa pakainya cukup
lama. Tidak heran, kayu jati sangat populer di kalangan pelaku industri meubel.
Meski harganya cukup mahal, perabot dari kayu jati tidak pernah kehilangan
penggemar, bahkan ada orang yang fanatik terhadap kayu jati. Kayu jati berasal
dari pohon jati yang merupakan salah satu jenis tanaman keras, bisa berumur
hingga ratusan tahun. Pohon jati tumbuh besar dan menjulang, dengan diameter
mencapai 2 meter dan tinggi hingga 40 meter. Kayu jati yang bagus adalah kayu
yang berasal dari pohon jati yang sudah berumur lebih dari 20 tahun. Pohon jati
sangat banyak terdapat di Indonesia. Pemanfaatan kayu jati yang paling banyak
adalah sebagai bahan pembuat kusen dan daun pintu atau jendela, meja, kursi,
lemari, tempat tidur, termasuk furniture outdoor karena kayu jati tahan terhadap
cuaca. Produk kayu jati dari Jepara yang terkenal dengan ukirannya bahkan sudah
cukup lama merambah pasar ekspor (Saharjo, 2016).
2. Kayu Mahoni
Di Eropa dan Amerika, kayu mahoni dikenal sebagai kayu yang mahal dan
mewah. Serat kayunya halus dan beragam, terlihat semakin indah setelah dipoles
dengan warna-warna klasik dan natural. Kayu mahoni tidak mudah menyusut atau
berubah bentuk, sehingga selain untuk meubel, banyak juga digunakan untuk
membuat alat musik seperti gitar dan lainnya. Di Indonesia, kayu mahoni juga
banyak digunakan di industri meubel. Sejak zaman Belanda, pohon mahoni yang
tinggi besar ini sudah banyak ditanam sebagai pohon peneduh di pinggir jalan.
Dibandingkan dengan kayu jati, harga kayu mahoni jauh lebih murah. Hal ini
disebabkan kayu mahoni memiliki kelemahan yaitu mudah diserang hama
(Saharjo, 2016).
3. Kayu Sonokeling
Kayu sonokeling merupakan tanaman asli Indonesia, khususnya Jawa.
Kayu ini dikenal sebagai kayu yang mewah dan mahal, sehingga juga menjadi
primadona industri meubel selain kayu jati. Selain awet, kayu sonokeling adalah
memiliki tekstur yang indah. Itu sebabnya, harga kayu ini cukup tinggi. Pohon
sonokeling merupakan tumbuhan berukuran sedang hingga besar, dengan
diameter 1,5 meter dan tinggi 20-40 meter. Serat kayunya halus, memiliki pola
dan warna yang indah, yaitu hitam keunguan berbelang cokelat kemerahan.
Sayangnya, saat ini pohon sonokeling termasuk pohon langka yang semakin sulit
didapat (Saharjo, 2016).
4. Kayu Sengon Laut
Meskipun kualitasnya tak sebaik kayu lain, kayu sengon laut juga banyak
dipilih sebagai bahan baku industri mebel. Salah satu alasannya adalah karena
pertumbuhannya yang cepat, bahkan diyakini sebagai tanaman yang
pertumbuhannya paling cepat di dunia. Tak heran jika di Indonesia, pohon sengon
laut banyak dibudidayakan. Di Jawa Barat, kayu sengon laut digunakan untuk
membuat beberapa bagian rumah. Sedangkan di Indonesia Timur, beberapa suku
menggunakan kayu ini sebagai bahan pembuat perisai, karena kayunya ringan
tetapi liat dan kuat. Sedangkan di era modern, kayu sengon laut digunakan sebagai
bahan pembuat peti kemas, papan, dan bubur kertas (Saharjo, 2016).
5. Kayu Jabon
Seperti halnya sengon laut, pohon jabon juga termasuk tanaman yang
tumbuh dengan cepat. Kelebihan lain pohon jabon adalah batangnya berbentuk
silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat baik dan selama pertumbuhannya,
batang akan rontok sendiri. Jadi, tidak dibutuhkan proses pemangkasan saat akan
memanfaatkan kayu ini. Ciri khas kayu jabon adalah berwarna putih kekuningan
dan seratnya tidak terlihat. Kayu ini sangat baik untuk digunakan sebagai bahan
baku pembuatan kayu lapis atau plywood, selain mebel dan baran nonkonstruksi
(Saharjo, 2016).

V. Keselamatan Kerja
Melakukan pekerjaan dengan Mesin Bubut adalah suatu pekerjaan yang
harus benar-benar memperhatikan Aspek keselamatan kerja, baik keselamatan
operator, mesin, peralatan, dan benda kerja. Keselamatan kerja merupakan upaya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan menjamin proses produksi agar
berlangsung secara aman, efisien dan produktif. Prosedur keselamatan kerja
banyak diterapkan dalam industri maupun sekolah dan biasanya bersifat aturan
atau anjuran yang baik. Mesin-mesin modern sudah dilengkapi pelindung dan
dirancang untuk melindungi keselamatan operator serta menjamin semua
perlengkapan dalam proses pengerjaan menjadi aman.
Secara statistik kecelakaan yang terjadi di sekolah dan industri
menunjukkan hanya sekitrar 15% yang dapat dijamin oleh alat-alat keselamatan
tersebut. Sekitar 85% kecelakaan yang terjadi di sekolah dan industri dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang tak dapat terjangkau oleh alat-alat keselamatan kerja
tersebut. Jadi unsur kelalaian manusia merupakan faktor yang paling banyak
mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Kekurang hati-hatian, sedikit
pengetahuan/informasi dan kurang pertimbangan dalam memutuskan sesuatu
dengan benar mungkin dapat dicegah dengan membiasakan berfikir sebelum
bekerja. kegiatan praktek dibengkel atau industri, keselamatan kerja adalah hal
utama yang perlu mendapat perhatian serius oleh pihak pengelola. Oleh karena itu
sebelum kita melaksanakan praktek kita harus mampu mengidentifikasikan
(mengelompokkan keselamatan kerja) antara lain (Ardian, 2010):
a. Keselamatan Operator
Operator harus menggunakan peralatan keselamatan untuk menjamin
keselamatan operator seperti pakaian kerja, sepatu kerja, kacamata, dan
masker (Ardian, 2010).
b. Keselamatan Mesin
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjaga keselamatan mesin adalah
putaran mesin, kecepatan penyayatan, kedalaman penyayatan, dan alat potong
(Ardian, 2010).
c. Keselamatan Alat-Alat Pendukung
Alat-alat bantu yang digunakan pada saat kerja pada mesin bubut berup
alat potong dan alat ukur (Ardian, 2010).
d. Keselamatan Benda Kerja
Keselamatan benda kerja harus benar-benar diperhatikan dalam bekerja
dibengkel (Ardian, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Ardian, A. 2010. Pengoperasian Mesin Bubut Kayu Kapasitas Diameter 700 mm.
Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Raka, B. 2013. Pengenalan dan Analisa Mesin Bubut Kayu. Jakarta: Fakultas
Teknik Universitas Pancasila.

Rohsin, M. 2017. Berkreasi Membuat Produk Unik dan Kreatif dengan Mesin
Bubut Kayu. Terdapat pada https://ramesia.com/mesin-bubut-kayu/.
blogspot.com/2012/02/mesin-frais.html (diakses pada tanggal 28
November 2018 pukul 07.42 WIB)

Saharjo, R. 20161. Mesin Bubut Kayu. Terdapat pada


https://www.rumahmesin.com/produk/mesin-bubut-kayu/ (diakses pada
tanggal 05 November 2017 pukul 10.52 WIB)

You might also like