You are on page 1of 18

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIO-VIROLOGI

PEWARNAAN BAKTERI

Nama Kelompok 5 (H1):

1. Anjar Lupita Sari (1304015057)


2. Audina Sarah (1304015081)
3. Elsa Ayu Febriati (1304015161)
4. Febrita Ramadhani (1304015181)
5. Vini Fatika Dewi (1304015535)

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini. Tak lupa Shalawat serta
Salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah diutus kemuka bumi ini sebagai
Rahmatanlil Alamin yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.

Makalah ini disusun untuk mengetahui lebih lnjut tentang perhitungan angka kuman.
Dimana dalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan berpikir dibidang terkait
dengannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Senin, 6 September 2014

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang
khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan
air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara unutk mengamati bentuk sel
bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan.
Hal tersebut berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel
bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan (Dwidjoseputro, 1998).
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang
berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil
pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi
menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi
dua yaitu setengah melengkung dan melengkung (Dwidjoseputro.1998).
Pewarna gram atau metode gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting
dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri
yang sudah erfiksasi dikenai larutan-larutan berikut :zat pewarna kristal violet, larutan iodium,
larutan alkohol, dan zat pewarna tandinganberupa zat warna safranin. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuan Denmark Hans Christian Gram (1853- 1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884, untuk membedakan antara pneumokokus dan
klebsiella pneumonieae. Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif akan
mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua
dibawah mikroskop. Adapun gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah
dicuci denan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air
safranin akan tampak berwarna merah. Perbedan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam
struktur kimiawi dindingselnya ( pelezar M J 1989).
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu
tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Unutk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah
diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling
utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro, 1998).
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktikum kali ini unutk mengetahui teknik
pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pewarnaan sederhana, pengenceran negative,
maupun pengenceran gram serta mengetahui morfologi mikroorganisme (Sutedjo, 1991).
Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan
bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku (Lay.1994)
Oleh karena itu yang melatar belakangi praktek ini yaitu untuk mengetahui teknik
pewarnaan mikroorganisme sehingga mempermudah dalam melihat bagian-bagian bakteri.

1.2 Tujuan Percobaan


- Mengetahui macam-macam metode pewarnaan.
- Dapat membedakan bakteri gram positif dan negative dengan metode pewarnaan.
- Mengetahui macam-macam zat warna yang digunakan dalam pewarnaan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri atau mikroba lainya dapat di lihat dengan mikroskop biasa tanpa yaitu dengan
cara-cara khusus, misalnya dengan cara tetesan bergantung,menggunakan kondensor medan
gelap dan lain-lain.Tetapi pengamatan dari pewarnaan ini lebih sukar dan tidak di pakai untuk
melihat bagian-bagian sel dengan teliti, karena sel bakteri dan mikroba lainya transparan.
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak
berwarna juga transparan dan sangat kecil untuk mengatasi hal tersebut maka di kembangkan
suatu teknik pewarnaan bakteri ,sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena
itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwijoseputro, 2005).
Pewarnaan pada bakteri dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Pewarnaan sederhana
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut
sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut.
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena
sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui
bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan
sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana
ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan.
a. pewarnaan asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk
melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam pewarnaan positif adalah metilen biru
dan air furksin.

b. Pewarnaan Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi
mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan
transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel.
Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.

2. Pewarnaan Deferensial
Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram dan
pewarnaan tahan asam. Penjelasan sebagai berikut:
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri
menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan
fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark
Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk
membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram
positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau
sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan
Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti
Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus
Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua
genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya
sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang
umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti
pewarnaan sederhana atau Gram.
a. Gram positif dan negative
Bakteri garam positif ialah bakteri yang mengikat warna utama (crystal violet) dengan
kuat sehingga tidak dapat di lunturkan oleh peluntur dan tidak diwarnai lagi oleh zat
warna lawan (safranin) pada mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna ungu.
Bakteri gram negatif ialah bakteri yang mempuyai daya mengikat zat warna utama tidak
kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh zat warna lawan
(safranin) pada pengamatan mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna merah.
b. Pewarnaan acid-fast
Tekhnik pewarnaan bakteri tahan asam ziehl neelsen adalah pewarnaan Differential
yang berguna untuk identifikasi Bacillus Tuberculosis, Mycobacteria lain dan Nocardia.
Pewarnaan bakteri tahan asam ziehl neelsen ini didasari oleh perbedaan komposisi kimia
dari dinding sel sel bakteri.
Karena sangat sulit melakukan pewarnaan pada mikroorganisme ini dengan pewarnaan
biasa, digunakan pewarnaan dasar dengan tambahan asam pekat.
Secara umum, pemanasan harus dilakukan selama pewarnaan ini. untuk membantu
mempermudah penetrasi pewarnaan.
Mikroorganisme yang memperlihatkan sifat tahan asam, akan sangat sukar melepaskan
pewarna yang sudah menempel. dengan alkohol.
Sedangkan mikroorganisame yang tidak tahan akan mengalami dekolorisasi dengan asam
dan terwarnai dengan pewarna kedua.
3. Pewarnaan Struktur Sel
a. Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan teknik
pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.
Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan endspores, perlu dilakukan
pemanasan supaya cat malachite hijau bisa masuk ke dalam spora , seperti halnya pada
pewarnaan Basil Tahan Asam dimana cat carbol fuschsin harus dipanaskan untuk bisa
menembus lapisan lilin asam mycolic dari Mycobacterium .
b. Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil,
sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
c. Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai
pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air
dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang
berwana biru gelap

Perbedaan ciri-ciri bakteri gram positif dan gram negative :


Gram Positif Gram Negatif
Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15
berlapis tunggal atau monolayer mm, berlapis tiga atau multilayer.

Dinding selnya mengandung lipid yang lebih Dinding selnya mengandung lemak lebih
normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat
lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih didalam
dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat

Bersifat lebih rentan terhadap penisilin. lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah
sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.

Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat Kurang rentan terhadap senyawa penisilin
warna seperti ungu kristal.

Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh
zat warna dasar misalnya kristal violet.
Lebih resisten terhadap gangguan fisik. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif
sederhana

Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut Tidak resisten terhadap gangguan fisik.

Tidak peka terhadap streptomisin Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih
pekat

Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin Peka terhadap streptomisin

Toksin yang dibentuk Endotoksin

Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu :

1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.


2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin

Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi
suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan
bakteri Gram negatif yaitu:

1. Fiksasi
Fiksasi perlu dilakukan sebelum pewarnaan bakteri karena berguna merekatkan sel
bakteri pada gelas objek, membunuh bakteri, melepaskan granula (butiran) protein menjadi
gugusan reaktif (NH3+) membuat sel-sel lebih kuat, mencegah terjadinya otolisis sel, mengubah
avinitas, fiksasi dapat dilakukan secara fisik atau dengan bahan kimia.
2. Peluntur zat warna
Peluntur zat warna berguna untuk menghasilkan kontras yang lebih baik pada bayangan
mikroskop. Pada umumnya, sel-sel yang mudah diwarnai akan lebih mudah pula dilunturkan
warnanya. Sedangkan sel-sel yang sukar diwarnai akan lebih sukar dilunturkan warnanya.
3. Substrata
Merupakan zat warna asam atau basa dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa tertentu.
Oleh karena itu, senyawa-senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat
akan mempengaruhi pewarnaan. Berdasarkan jenis zat warna yang diserap oleh sel, maka dapat
dibedakan tiga macam sel yaitu: sel-sel asidofil, basodill dan sudanofil.
4. Intensifikasi warna
Zat warna dapat diintensifikasikan dengan cara menambahkan mordan, yaitu zat kimia
yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri dapat diwarnai lebih intensif karena zat warna terikat
lebih kuat daripada jaringan sel. Mordan dibagi atas dua macam, yaitu mordan asam dan mordan
basa. Mordan asam adalah mordan yang bereaksi dengan zat-zat warna basa. Sedangkan mordan
basa adalah mordan yang bereaksi dengan anion zat warna asam.
5. Zat warna penutup atau zat warna lawan
Zat warna lawan adalah suatu zat warna basa yang berbeda warnanya dengan zat warna
mula-mula yang digunakan. Gunanya adalah untuk memberikan warna pada sel-sel yang berbeda
warnanya dengan zat warna mula-mula. Zat warna penutup diberikan pada akhir pewarnaan
dengan tujuan untuk memberikan kontras pada sel-sel yang tidak menyerap zat warna utama
(Sutedjo, 1991).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

Praktikum Pewarnaan Bakteri

Alat dan bahan :

3.1. Alat
1. Medium dalam tabung slant
2. Lampu bunsen
3. Pipet
4. Objek glass (kaca presparat dan penutup)
5. Tabung reaksi
6. Jarum oase
7. Mikroskop
8. Kipas angin
9. Cover glass
10. Sarung tangan
11. Masker
3.2. Bahan
1. Aquades
2. Alkohol 95 % + 70 %
3. Biakan murni satu jenis bakteri
4. Zat warna Kristal violet
5. Nigrosin
6. Larutan logol’s
7. Tissue
8. Crystal violet
9. Safranin
10. Methylen
11. Media Na
3.3. Prosedur praktikum
3.3.1 Pewarnaan sederhana
1. Disterilkan kaca preparat dengan alkohol 70%
2. Dikeringkan (dilap) dengan tissue
3. Difiksasi diatas lampu bunsen
4. Ditetesi akuades
5. Difiksasi sampai tetesan akuades menyerap dan berbekas diatas kaca preparat
6. Diambil secara aseptis suatu koloni dengan menggunakan jarum ose
7. Difiksasi diatas lampu bunsen, setelah kering, ditetesi larutan crystal violet, biarkan 1-2 menit
8. Cuci dengan air mengalir sampai zat warnanya hilang
9. Keringkan kaca preparat
10. Amati dengan mikroskop, dan catat hasilnya
3.3.2 Pewarnaan negatif
1. Disterilkan kaca preparat dengan alkohol 70%
2. Dikeringkan (dilap) dengan tissue
3. Difiksasi diatas lampu bunsen
4. Ditetesi akuades
5. Difiksasi sampai tetesan akuades menyerap dan berbekas diatas kaca preparat
6. Diambil secara aseptis suatu koloni dengan menggunakan jarum ose
7. Diambil larutan nigrosin (tinta cina)
8. Keringkan (anginkan) kaca preparat
9. Amati dibawah mikroskop dan catat hasilnya
3.3.3 Pewarnaan gram positif
1. Disterilkan kaca preparat dengan alkohol 70%
2. Dikeringkan (dilap) dengan tissue
3. Difiksasi diatas lampu bunsen
4. Ditetesi akuades
5. Difiksasi sampai tetesan akuades menyerap dan berbekas diatas kaca preparat
6. Diambil secara aseptis suatu koloni dengan menggunakan jarum ose
7. Keringkan dan fiksasi diatas lampu bunsen
8. Setelah kering, teteskan zat warna crystal violet sebanyak 2-3 tetes dan diamkan selama 1 menit
9. Cuci dengan air mengalir dan keringkan
10. Teteskan lagi dengan larutan lugol, dan biarkan selama 1 menit, lalu cuci dengan air mengalir,
dan keringkan.
11. Cuci lagi dengan alkohol 70% selam 30 detik
12. Cuci dan keringkan
13. Berikan larutan basil fuchsin atau safrina selama 2 menit
14. Cuci dengan air mengalir dan keringkan
15. Amati dengan mikroskop dan catat hasilnya
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pewarnaan Isolasi Biakan Murni


Pengamatan Isolasi Biakan Murni Karbol Fuchsin
Nama Bakteri : -
Bentuk Sel Basil\batang
Warna Sel Ungu
Keterangan Sel

B. Pewarnaan Gram
Pengamatan Gram Positif Gram Negatif
Nama Bakteri Staphylococcus aureus Pseudomonas Aeraginase
Bentuk Sel Bulat Basil\batang
Warna Sel Ungu Merah
Ketersngan Sel

Pembahasan :

Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satumacam zat warna dengan
tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan
selnya . pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pasda umumnya antara lain kristal
violet , metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin(lay ,1994).
Pewarnaan negatif yaitu pewarnaan yang ditujukan terhadap bakteri yang sulit diwarnai,
dimana bakterinya tidak diwarnai melainkan latar belakangnya, metode pewarnaan negatif
merupakan suatu metode perwarnaan umum, dimana digunakan larutan zat warna yang tidak
meresap ke dalam sel-sel bakteri melainkan melatar belakangi sehingga kelihatan atau nampak
sebagai bentuk-bentuk kosong tak berwarna(negatif) (Lay.1994).
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokan bakteri
gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna crystal
violet dan akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif
akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat
pewarna air fucsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan zat warna ini
disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. Pewarna yang digunakan
dalam pewarnaan gram antara lain : crystal violet, alkohol, safranin, dan iodine (Lay.1994).
Pewarnaan spora merupakan pewarnaan dengan menggunakan malachite green dan
safranin, yang dalam hasil pewarnaannya akan muncul warna hijau pada sporanya, serta warna
merah pada sel vegetatifnya yaitu pada Bacillus subtitulis (Lay.1994).
Prinsip pewarnaan sederhana didasarkan pada zat warna yang digunakan hanya terdiri
dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut yang merupakan suatu cara yang cepat untuk
melihat morfologi bakteri secara umum(Dwidjoseputro.1998).
Prinsip pewarnaan negatif yaitu suatu metode pewarnaan tidak langsung dimana
digunakan larutan zat warna yang tidak meresap kedalam sel bakteru melainkan ke dalam latar
belakangnya (Lay.1994)
Prinsip pewarnaan gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri ;
sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dengan permeabilitas zat warna dan penambahan
larutan pencuci (Dwidjoseputro.1998).
BAB V

KESIMPULAN

Dari praktikum pewarnaan dan cara-cara pewarnaan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Dalam praktikum kali ini digunakan 4 macam metode pewarnaan, yaitu: Pewarnaan Sederhana
(pada pewarnaan ini bakteri berwarna ungu), pewarnaan negative (pada pewarnaan ini bakteri
berwarna merah menyala dengan ujung kepala orange dengan dasar hitam pekat), pewarnaan
gram pada pewarnaan ini bakteri yang didapat dominan violet, jadi termasuuk dalam bakteri
garam positif), pewarnaann spora (pada pewarnaan spora yang terbentuk berwarna hijau).
- Bakteri terbagi atas dua yaitu:
a. Bakteri gram positif yaitu bakteri yang mengikat zat warna utama dengan kuat sehingga tidak
dapat dilunturkan oleh peluntur dan tidak dapat diwarnai lagi oleh zat warna lawan. (pada
pengamatan kali ini bakteri bewarna violet).
b. Bakteri gram negative yaitu bakteri yang bersifat kebalikan dari gram positif (yang pada kali ini
bakteri tampak berwarna merah).
- Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan kali ini adalah: crystal violet, safranin, lugol’s
lodin, dan malachite green.
DAFTAR PUSTAKA

http://rikedianhusada.blogspot.com/p/cara-pewarnaan-bakteri.html

http://alexschemistry.blogspot.com/2013/10/laporan-pewarnaan-bakteri-pewarnaan-gram.html

http://semuacoretankuliah.blogspot.com/2013/09/laporan-mikrobiologi-pewarnaan-dan-cara.html

http://www.academia.edu/6554037/5_Pewarnaan_Gram

http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gram

http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-pewarnaan.html
http://alatalatlaboratorium.com/LaboratoriumMikrobiologi/pewarnaan-bakteri-tahan-asam-
menggunakan-zn-acid-fast-stains-kit
Campbell, N. A. Dan Reece, J. B., 2005. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Hadioetomo, R, S., 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
Irawan, 2008. Teknik Pewarnaan Mikroba. http://wordbiology.wordpress.com.

Pelczar, M. W., 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. UI Press. Jakarta.


Suriawiria, U., 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
Volk, W. A. dan Margareth F. W., 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Diakses 11 Oktober 2014


Gambar

You might also like