You are on page 1of 23

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
(Pengecilan Ukuran)

Oleh :
Nama : Dhur Rohma
NPM : 240110160075
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 5 Oktober 2018
Waktu/Shift : 09.30 - 11.30 WIB / B1
Co. Ass : 1. Bonie Pamungkas
2. Elviera Rahmadina
3. Irene June Sidabutar
4. Zahrah Eza Arpima

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan hasil pertanian yang sudah dipanen biasanya langsung dikonsumsi
atau disimpan untuk dijual. Hasil panen ini biasanya masih kasar dengan berbagai
bentuk dan kenampakan yang bervariasi. Sebelum dilakukan pengolahan lebih
lanjut bahan hasil pertanian biasanya disortir berdasarkan ukuran dan kualitasnya.
Bahan hasil pertanian yang tidak sesuai dengan ukuran yang diinginkan harus
diperkecil ukurannya agar mudah dilakukan pengolahan lebih lanjut. Pengecilan
ukuran bahan hasil pertanian bertujuan untuk mendapatkan bentuk pangan sesuai
yang diinginkan seperti agar lebih indah, bentuk lebih bervariasi serta mudah
diolah. Operasi pengecilan ukuran sangat penting dalam pengolahan bahan hasil
pertanian, baik itu dalam keadaan basah maupun kering. Semakin berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi pasca panen membuat operasi pengecilan tidak
hanya dilakukan secara manual, tetapi juga dengan menggunakan mesin-mesin
yang memiliki daya besar dan efisien. Setiap bahan hasil pertanian memiliki
teknik pengecilan ukuran yang berbeda-beda, tergantung karakteristik bahan, sifat
fisik, sifat kimia dan sifat biologisnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum
mengenai pengecilan ukuran bahan hasil pertanian.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Mengukur dan mengamati pengecilan ukuran bahan hasil pertanian
dengan mengkaji performansi mesin, kapasitas throughout, kapasitas
output dan rendemen hasil pengecilan ukuran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Singkong
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah
pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya
dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai
sayuran. Memiliki nama latin manihot utilissima. Merupakan umbi atau akar
pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-
80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna
putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun
ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya
warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi
manusia.
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun
sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun
singkong karena mengandung asam amino metionin. Umbi akar singkong banyak
mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula
yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat membentuk
asam sianida. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN
per kilogram umbi akar yang masih segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi
yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang manis, proses pemasakan sangat
diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya. Dari umbi ini dapat pula dibuat
tepung tapioka. Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada
berbagai macam masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap
masakan. Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum,
baik untuk pengidap alergi.

2.2 Pengecilan Ukuran


Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga
ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi
menjadi dua kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair
attau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran
dan pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi
(Stumbo, 1949).
Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan
pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu
membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses
penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam
penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini
dipergunakan juga untuk beberapa tujuan, seperti penggilingan jagung
menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula, penggilingan bahan pangan
kering seperti sayuran (Earle, 1983).
Apabila suatu partikel yang seragam dihancurkan, setelah penghancuran
pertama, ukuran partikel yang dihasilkan akan sangat bervariasi dari yang relatif
sangat kasar sampai yang paling halus bahkan sampai abu Ketika penghancuran
dilanjutkan, partikel yang besar akan dihancurkan lebih lanjut akan tetapi partikel
yang kecil akan mengalami perubahan relatif sedikit. Pengawasan yang teliti
memperlihatkan bahwa ada kecenderungan bahwa beberapa ukuran tertentu akan
meningkat dalam proporsinya pada campuran yang kelak akan menjadi ukuran
fraksi yang dominan (Suharto, 1991).
Dalam pengecilan ukuran ada usaha penggunaan alat mekanis tanpa
merubah stuktur kimia dari bahan, dan keseragaman ukuran dan bentuk dari
satuan bijian yang diinginkan pada akhir proses, tetapi jarang tercapai (Henderson
dan Perry, 1976). Tujuan dari pengecilan ukuran adalah:
1. Mempermudah ekstraksi unsur tertentu dan struktur komposisi.
2. Penyesuayan dengan kebutuhan spesifikasi produk atau mendapatkan
bentuk tertentu.
3. Untuk menambah luas permukaan padatan.
4. Mempermudah pencampuran bahan secara merata.
Aturan dalam pengecilan ukuran partikel adalah:
a. Kadar air tidak lebih dari 10%.
b. Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera pada Farmakope
Indonesia atau Materia Medika Indonesia.
c. Angka lempeng total. Tidak lebih dari 107 untuk rajangan yang
penggunaannya dengan cara pendidihan dan tidak lebih dari 106 untuk
rajangan yang penggunaannya dengan cara penyeduhan.
d. Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera pada Metode Analisis
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
e. Angka kapang dan khamir. Tidak lebih dari 104.
f. Aflatoksin tidak lebih dari 30 bagian per juta (bpj).
g. Wadah dan penyimpanan.
h. Dalam wadah tertutup baik; disimpan pada suhu kamar, ditempat kering
dan terlindung dari sinar matahari ( Anonim , 1998 ).
i. Ketebalan perajangan untuk rimpang temulawak adalah sebesar 7 - 8 mm,
jahe, kunyit dan kencur 3 - 5 mm (Sembiring, 2007).
j. Simplisia yang Perlu Dilakukan Pengecilan Ukuran Partikel
Simplisia dengan ukuran agak besar dan tidak lunak seperti akar,
rimpang, batang, buah dan lain-lain (Sembiring, 2007).

2.3 Cara dalam Pengecilan Ukuran


Dalam melakukan pengecilan ukuran dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yakni:
2.3.1 Pemotongan atau Perajangan (Cutting)
Merupakan cara pengecilan ukuran dengan menghantamkan ujung suatu
benda tajam pada bahan yang dipotong. Struktur permukaan yang terbentuk oleh
proses pemotongan relatif halus, pemotongan lebih cocok dilakukan untuk
sayuran dan bahan lain yang berserat (Rifai, 2009). Perajangan biasanya hanya
dilakukan pada bahan yang ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti akar,
rimpang, batang, buah dan lain-lain.
Ukuran perajangan tergantung dari bahan yang digunakan dan berpengaruh
terhadap kualitas simplisia yang dihasilkan. Perajangan bahan dapat dilakukan
secara manual dengan pisau yang tajam dan terbuat dari stainlees ataupun dengan
mesin pemotong/ perajang. Bentuk irisan split atau slice tergantung tujuan
pemakaian. Untuk tujuan mendapatkan minyak atsiri yang tinggi, bentuk irisan
sebaiknya adalah membujur (split) dan jika ingin bahan lebih cepat kering bentuk
irisan sebaiknya melintang (slice). Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat
aktif yang terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka
pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama
dalam penjemuran dan kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur
(Sembiring, 2007).
2.3.2 Penggerusan atau Penumbukan (Crushing)
Prinsip kerja dari kompresi adalah dengan tekanan yang kuat terhadap buah,
Biasannya, penghancuran ini untuk menghancurkan buah yang keras. Alat dari
kompresi ini dinamankan chrushing rolls. Proses ini dilakukan dengan
memberikan gaya tekan yang besar sambil dilakukan penggesekan pada suatu
permukan padat, sehingga bahan terpecah dengan bentuk yang tidak tertentu.
Umumnya, permukaan alat dibuat dengan kekerasan tertentu, sehingga dapat
membentuk pencabikan bahan (Dewi, 2008)
Pemukulan adalah operasi pengecilan ukuran dengan memanfaatkan gaya
impact, yaitu pemberian gaya yang besar dalam waktu yang singkat. Prinsip kerja
dari impact adalah dengan memukul buah. Alat yang biasa digunakan yaitu
hammer mill. Alat ini untuk menghasilkan bahan dengan ukuran kasar, sedang,
dan halus (Dewi, 2008). Bahan yang berserat atau kenyal tidak dapat dikecilkan
ukurannya dengan cara pemukulan, karena gaya impact tidak dapat menyebabkan
pecahnya bahan menjadi bagian yang lebih kecil. Demikian pula bahan yang besar,
tidak dapat dikecilkan ukuranya dengan cara pemukulan karena akan merusak
bentuk asal (Rifai, 2009).
Jika pemukulan dilakukan dengan penahan, maka dikatakan terjadi peristiwa
atau proses penggerusan atau penumbukan. Sebaliknya, jika tanpa penahan
dikatakan proses pemukulan saja. Pemukulan cocok dilakukan pada bahan yang
keras tetapi rapuh dalam kondisi kering. Sedangkan untuk bahan yang rapuh dan
sedikit berserat seperti biji-bijian dilakukan dengan cara penggerusan. Selain itu,
penggerusan dapat dilakukan pada bahan kering ataupun basah. Umumnya, pada
bahan yang basah dilakukan dengan penambahan air sebagai media pendingin alat
penggerus (Rifai,2009).
2.3.3 Menggiling atau Penggeseran (Shearing)
Kombinasi pemotongan dan pemecahan. Jika mata pisau gesernya tajam dan
tipis, maka hasil yang diperoleh mirip dengan hasil pemotongan, jika mata pisau
gesernya tumpul dan tebal, maka hasil yang diperoleh mirip dengan pemecahan.
Cara ini menggunakan prinsip impact, yaitu dengan mengikis buah atau
menggiling buah. Alat yang biasa digunakan dalam metode ini adalah Disc
Atrition Mill. Alat ini untuk menghasilkan bahan dengan ukuran yang halus
(Maharani, 2008).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Mesin pengiris untuk mengiris bahan.
2. Mesin penyerut untuk menyerut bahan.
3. Pisau untuk mengupas dan memotong bahan.
4. Stopwatch untuk mengukur waktu yang dibutuhkan.
5. Timbangan untuk mengukur massa bahan.
6. Wadah plastik untuk tempat meletakkan bahan.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah singkong.

3.2 Prosedur Praktikum


3.2.1 Penyerutan dengan Mesin
Prosedur yang dilakukan menggunakan mesin penyerut yaitu:
1. Menimbang bahan yang akan diproses dengan mesin pengecil ukuran
(a kg).
2. Mengupas dan menimbang bahan (b kg).
3. Menjalankan mesin dan memasukkan bahan ke dalam mesin.
4. Menghitung waktu yang dibutuhkan selama proses penyerutan (x
menit).
5. Menimbang bahan sesudah diserut (c kg).
6. Mengamati performansi mesin dan mekanisme kerja proses mesin.
7. Menghitung kapasitas throughout (a kg / x menit).
8. Menghitung kapasitas output (c kg / x menit).
9. Menghitung rendemen.
10. Menghitung kapasitas aktual.
11. Menghitung N mesin, silinder, dan penyerut.
12. Menghitung V, kapasitas teoritis, dan efisiensi penyerut.
3.2.2 Pengirisan dengan Mesin
1. Menimbang bahan yang akan diproses dengan mesin pengecil ukuran
(a kg).
2. Mengupas dan menimbang bahan (b kg).
3. Menjalankan mesin dan memasukkan bahan ke dalam mesin.
4. Menghitung waktu yang dibutuhkan selama proses pengirisan (x
menit).
5. Menimbang bahan sesudah diiris (c kg).
6. Menghitung jumlah potongan hasil pengirisan dengan mesin.
7. Mengamati performansi mesin dan mekanisme kerja proses mesin.
8. Menghitunga kapasitas throughout (a kg / x menit).
9. Menghitung kapasitas output (c kg / x menit).
10. Menghitung rendemen.
11. Menghitung kapasitas aktual.
12. Menghitung N mesin, silinder, dan pengiris.
13. Menghitung V, kapasitas teoritis dan efisiensi pengiris.
3.2.3 Pengirisan Manual
1. Menimbang berat singkong menggunakan timbangan.
2. Mengupas kulit singkong.
3. Menimbang kembali berat singkong yang telah dikupas.
4. Mengiris singkong secara manual menggunakan pisau.
5. Menghitung jumlah irisan singkong.
6. Menimbang berat singkong yang telah diiris.
7. Menghitung keliling dan luas penampang pisau yang digunakan.
8. Menghitung kapasitas teoritis, output, dan aktual.
9. Menghitung efisiensi
10. Menghitung rendemen pengupasan dan rendemen pengirisan.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Tabel
Tabel 1. Data Spesifikasi Mesin Penyerut dan Pengiris.
Mesin Mesin
No. Spesifikasi Satuan
Pemarut Pengiris
1. Daya Motor (P) 0,5 0,5 HP
2. RPM Motor (N) 1420 1420 RPM
3. Diameter Puli Motor (d1) 0,128 0,128 m
4. Diameter Silinder Puli (d2) 0,118 0,182 m
5. Diameter Puli (D) 0,11 0,3 m
6. Panjang Pisau (p) 0,2 0,085 m
7. Lebar Pisau (L) 0,093 0,05 m
8. Jumlah Pisau (n) 1 2 Buah
9. Diameter Mesin (l) 0,069 0,069 m

Tabel 2. Data Hasil Penyerutan dengan Mesin Kelompok 1.


No. Keterangan Pengiris Satuan
1. Massa awal bahan (a) 0,29 kg
2. Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0,245 kg
3. Massa bahan setelah diserut (c) 0,225 kg
4. Waktu penyerutan (x) 2,6 menit

Tabel 3. Data Hasil Penyerutan dengan Mesin Kelompok 2.


No. Keterangan Pengiris Satuan
1. Massa awal bahan (a) 1,190 kg
2. Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0,17 kg
3. Massa bahan setelah diserut (c) 0,120 kg
4. Waktu penyerutan (x) 2,1 menit
Tabel 4. Data Hasil Pengirisan dengan Mesin dengan Pisau Kelompok 3.
No. Keterangan Pengiris Satuan
1. Massa awal bahan (a) 0,375 kg
2. Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0,305 kg
3. Massa bahan setelah diiris (c) 0,215 kg
4. Waktu pengirisan (x) 0,533 menit
5. Jumlah potongan 161 potong

Tabel 5. Data Hasil Pengirisan dengan Mesin dengan Pisau Kelompok 4.


No. Keterangan Pengiris Satuan
1. Massa awal bahan (a) 0,275 kg
2. Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0,23 kg
3. Massa bahan setelah diiris (c) 0,16 kg
4. Waktu pengirisan (x) 0,383 menit
5. Jumlah potongan 107 potong

Tabel 5. Data Hasil Pengirisan Manual dengan Pisau Kelompok 5.


No. Keterangan Pengiris Satuan
1. Massa awal bahan (a) 0,135 kg
2. Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0,11 kg
3. Massa bahan setelah diiris (c) 0,11 kg
4. Waktu pengirisan (x) 1,75 menit
5. Jumlah potongan 57 potong

4.2 Perhitungan
4.2.1 Mesin Penyerut Kelompok 1
𝑎
1. Kapasitas throughout =𝑥
0,29 𝑘𝑔
= 3,6 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,10875 kg / menit
𝑐
2. Kapasitas Output = 𝑥
0,225 𝑘𝑔
= 3,6 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0,084375 kg / menit
𝑏
3. Rendemen Pengupasan = 𝑎 x 100%
0,245 𝑘𝑔
= x 100%
0,29 𝑘𝑔

= 84,48%
𝑐
4. Rendemen Penyerutan = 𝑏 x 100%
0,225 𝑘𝑔
= 0,245 𝑘𝑔 x 100%

= 91,84%
5. Kapasitas Aktual = Kapasitas Output x 60 menit
= 0,084375 kg/menit x 60 menit
= 5,0625 kg
𝑁 𝑥 𝑑1
6. Nmesin = 𝑙
1420 𝑅𝑃𝑀 𝑥 0,128 𝑚
= 0,069 𝑚

= 2634,202899 RPM
𝑁𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑙
7. Nsilinder = 𝑑2
2634,202899 𝑅𝑃𝑀 𝑥 0,069 𝑚
= 0,118 𝑚

= 1540,338983 RPM PM
𝑁𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑥 𝑑2
8. Npenyerut = 𝐷
1540,338983 𝑅𝑃𝑀 𝑥 0,118 𝑚
= 0,11 𝑚

= 1652,363636 RPM
9. V = ω x r
2π 𝐷
= ( 60 x Npenyerut) x 2
2π 0,11 𝑚
=( x 1652,363636 RPM) x
60 2

= 9,51693345 m/s
10. Kapasitas Teoritis = V x 60 s x A x ρsingkong
= 9,51693345 m/s x 60 s x 0,0109 m2 x 1044 kg/m3
= 6519,324241 kg
Kapasitas Aktual
11. Efisiensi Penyerutan = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 x 100%
5,0625 kg
= 6519,324241 kg x 100%

= 0,07765%
4.2.2 Mesin Penyerut Kelompok 2
𝑎
1. Kapasitas throughout =𝑥
1,190 𝑘𝑔
= 2,1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,567 kg / menit
𝑐
2. Kapasitas Output = 𝑥
0,120 𝑘𝑔
= 2,1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,0571 kg / menit
𝑏
3. Rendemen Pengupasan = 𝑎 x 100%
0,17 𝑘𝑔
= 1,190 𝑘𝑔 x 100%

= 20,23%
𝑐
4. Rendemen Penyerutan = 𝑏 x 100%
0,120 𝑘𝑔
= x 100%
0,17 𝑘𝑔

= 70,58823%
5. Kapasitas Aktual = Kapasitas Output x 60 menit
= 0,0571 kg/menit x 60 menit
= 3,426 kg
𝑁 𝑥 𝑑1
6. Nmesin = 𝑙
1420 𝑅𝑃𝑀 𝑥 0,128 𝑚
= 0,069 𝑚

= 2634,202899 RPM
𝑁𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑙
7. Nsilinder =
𝑑2
2634,202899 𝑅𝑃𝑀 𝑥 0,069 𝑚
= 0,118 𝑚

= 1540,338983 RPM
𝑁𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑥 𝑑2
8. Npenyerut = 𝐷
1540,338983 𝑅𝑃𝑀 𝑥 0,118 𝑚
= 0,11 𝑚

= 1652,363636 RPM
9. V = ω x r
2π 𝐷
= ( 60 x Npenyerut) x 2
2π 0,11 𝑚
= ( 60 x 1652,363636 RPM) x 2

= 9,51693345 m/s
10. Kapasitas Teoritis = V x 60 s x A x ρsingkong
= 9,51693345 m/s x 60 s x 0,0109 m2 x 1044 kg/m3
= 6519,324241 kg
Kapasitas Aktual
11. Efisiensi Penyerutan = x 100%
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,426 kg
= 6519,324241 kg x 100%

= 0,052%

4.2.3 Mesin Pengiris Kelompok 3


𝑎
1. Kapasitas throughout =𝑥
0,375 𝑘𝑔
= 0,533 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,703 kg / menit
𝑐
2. Kapasitas Output = 𝑥
0,215 𝑘𝑔
= 0,533 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,4033 kg / menit
𝑏
3. Rendemen Pengupasan = 𝑎 x 100%
0,305 𝑘𝑔
= 0,375 𝑘𝑔 x 100%

= 81,3%
𝑐
4. Rendemen Pengirisan = 𝑏 x 100%
0,25 𝑘𝑔
= 0,305 𝑘𝑔 x 100%

= 70,49%
5. Kapasitas Aktual = Kapasitas Output x 60 meint
= 0,4033 kg/menit x 60 menit
= 24,2 kg
𝑁 𝑥 𝑑1
6. Nmesin = 𝑙
1420 𝑅𝑃𝑀 𝑥 0,128 𝑚
= 0,069 𝑚

= 2634,2 RPM
𝑁𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑙
7. Nsilinder = 𝑑2
2634,2 𝑅𝑃𝑀 𝑥 0,069 𝑚
= 0,182 𝑚

= 998,68 RPM
𝑁𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑥 𝑑2
8. Npengiris = 𝐷
998,7 𝑅𝑃𝑀 𝑥 0,182 𝑚
= 0,3 𝑚

= 605,87 RPM
9. V = ω x r
2π 𝐷
= ( 60 x Npengiris) x 2
2π 0,3 𝑚
= ( 60 x 605,87 RPM) x 2

= 41,37 m/s
10. Kapasitas Teoritis = V x 60 s x A x ρsingkong
= 41,37 m/s x 60 s x 14πd2 m2 x 1044 kg/m3
= 236736,33 kg
Kapasitas Aktual
11. Efisiensi Pengirisan = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 x 100%
24,198 kg
= 236736,33 kg x 100%

= 0,0010%

4.2.4 Mesin Pengiris Kelompok 4


𝑎
1. Kapasitas throughout =𝑥
0,275 𝑘𝑔
= 0,383 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,718 kg / menit
𝑐
2. Kapasitas Output = 𝑥
0,16 𝑘𝑔
= 0,383 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,417 kg / menit
𝑏
3. Rendemen Pengupasan = 𝑎 x 100%
0,23 𝑘𝑔
= 0,275 𝑘𝑔 x 100%

= 83,63%
𝑐
4. Rendemen Pengirisan = 𝑏 x 100%
0,16 𝑘𝑔
= 0,23 𝑘𝑔 x 100%

= 69,56%
5. Kapasitas Aktual = Kapasitas Output x 60 meint
= 0,417 kg/menit x 60 menit
= 25,02 kg
𝑁 𝑥 𝑑1
6. Nmesin = 𝑙
1420 𝑅𝑃𝑀 𝑥 0,128 𝑚
= 0,069 𝑚

= 2634,202899 RPM
𝑁𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑙
7. Nsilinder = 𝑑2
2634,202899 𝑅𝑃𝑀 𝑥 0,069 𝑚
= 0,182 𝑚

= 998,68 RPM
𝑁𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑥 𝑑2
8. Npengiris = 𝐷
1998,68 𝑅𝑃𝑀 𝑥 0,182 𝑚
= 0,3 𝑚

= 605,8667 RPM
9. V = ω x r
2π 𝐷
= ( 60 x Npengiris) x 2
2π 0,3 𝑚
= ( 60 x 605,8667 RPM) x 2

= 9,5169 m/s
10. Kapasitas Teoritis = V x 60 x A x ρsingkong
= 9,5169 m/s x 60 s x 14πd2 m2 x 1044 kg/m3
= 42138,5567 kg
Kapasitas Aktual
11. Efisiensi Pengirisan = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 x 100%
25,02 kg
= 42138,5567 kg x 100%

= 0,059%
4.2.5 Pengirisan Manual dengan Pisau Kelompok 5
1. Keliling Pisau =(P+L)x2
= ( 7,5 cm + 2 cm ) x 2
= 28 cm
= 0,28 m
2. Luas Pisau = 12 a t + PL
= ( 12 x 2 cm x 4,5 cm ) + ( 7,5 cm x 2 cm)
= 19,5 cm2
= 19,5 x 10-4 m2
3. Kapasitas Teoritis
KT = Keliling pisau x ( 𝜋𝑥 x 60 ) x Luas pisau x ρsingkong
𝜋
= 0,28 m x ( 1,75 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 x 60 ) x 19,5 x 10-4 m2 x 1044 kg/m3
= 61,3982 kg
4. Kapasitas Output
𝑐
KO = 𝑥
0,11 𝑘𝑔
= 1,75 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,0628 kg/menit
5. Kapasitas Aktual
KA = KO x 60
= 0,0628 kg/menit x 60 menit
= 3,7714 kg
6. Efisiensi
𝐾𝐴
Ef = 𝐾𝑇 x 100%
3,7714 𝑘𝑔
= 61,3982 𝑘𝑔 x 100%

= 6,14%
7. Rendemen Pengupasan
𝑏
Rkupas = 𝑎 x 100%
0,11 𝑘𝑔
= 0,135 𝑘𝑔 x 100%

= 81,48%
𝑐
Riris = 𝑏 x 100%
0,11 𝑘𝑔
= 0,11 𝑘𝑔 x 100%

= 100%
BAB V
PEMBAHASAN

Percobaan yang dilakukan adalah pengecilan ukuran terhadap bahan hasil


pertanian singkong. Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperbesar luas
permukaan bahan hasil pertanian sehingga bahan hasil pertanian dapat lebih tahan
lama, untuk pendistribusian lebih mudah, pencampuran dengan bahan lain lebih
mudah, untuk membantu proses penyaringan, dan membuat bahan dapat dibentuk
dengan ukuran yang diinginkan. Pengecilan ukuran dilakukan dengan tiga cara
yaitu menggunakan mesin pemarut, mesin pengiris, dan mengiris manual.
Penyerutan menggunakan mesin penyerut dilakukan oleh kelompok 1 dan
2. Massa awal bahan kelompok 1 adalah 0,29 kg dan kelompok 2 adalah 1,190 kg.
Singkong dikupas secara manual menggunakan pisau sehingga didapatkan massa
singkong setelah pengupasan kelompok 1 menjadi 0,245 kg dan kelompok 2
menjadi 0,17 kg. Singkong yang telah dikupas kemudian diserut menggunakan
mesin sehingga didapatkan massa singkong yang diserut kelompok 1 menjadi
0,225 kg dan kelompok 2 menjadi 0,120 kg. Waktu yang dibutuhkan kelompok 1
untuk menyerut adalah 2,6 menit sedangkan kelompok 2 membutuhkan waktu 2,1
menit. Berdasarkan data tersebut didapatkan kapasitas throughout kelompok 1
adalah 0,10875 kg/menit sementara kelompok 2 adalah 0,567 kg/menit. Kapasitas
output kelompok 1 adalah 0,084375 kg/menit sementara kelompok 2 adalah
0,0571 kg/menit. Rendemen pengupasan kelompok 1 adalah 84,48% sementara
kelompok 2 hanya 20,23%. Perbedaan rendemen ini karena kulit singkong dari
kelompok 2 cukup tebal dibandingkan kelompok 1 sehingga banyak massa yang
hilang ketika pengupasan. Rendemen penyerutan kelompok 1 adalah 91,84%
sedangkan kelompok 2 adalah 70,58823%. Kapasitas aktual kelompok 1 adalah
5,0625 kg sementara kelompok 2 adalah 3,426 kg. Kecepatan mesin penyerut
yang didapatkan kedua kelompok adalah 9,51693345 m/s. Kapasitas teoritis mesin
penyerut didapatkan 6519,324241 kg. Efisiensi penyerutan kelompok 1 adalah
0,07765% sedangkan kelompok 2 adalah 0,052%.
Pengirisan menggunakan mesin penngiris dilakukan oleh kelompok 3 dan
4. Massa awal bahan kelompok 3 adalah 0,375 kg dan kelompok 4 adalah 0,275
kg. Singkong dikupas secara manual menggunakan pisau sehingga didapatkan
massa singkong setelah pengupasan kelompok 3 menjadi 0,305 kg dan kelompok
4 menjadi 0,23 kg. Singkong yang telah dikupas kemudian diiris menggunakan
mesin sehingga didapatkan massa singkong yang diiris kelompok 3 menjadi 0,215
kg dan kelompok 4 menjadi 0,16 kg. Waktu yang dibutuhkan kelompok 3 untuk
menngiris adalah 0,533 menit sedangkan kelompok 4 membutuhkan waktu 0,383
menit. Jumlah potongan singkong yang dihasilkan kelompok 3 adalah 161 potong
sedangkan kelompok 4 adalah 107 potong. Berdasarkan data tersebut didapatkan
kapasitas throughout kelompok 3 adalah 0,703 kg/menit sementara kelompok 4
adalah 0,718 kg/menit. Kapasitas output kelompok 3 adalah 0,4033 kg/menit
sementara kelompok 4 adalah 0,417 kg/menit. Rendemen pengupasan kelompok 3
adalah 82,3% sementara kelompok 4 adalah 83,63%. Rendemen pengirisan
kelompok 3 adalah 70,49% sedangkan kelompok 4 adalah 69,56%. Kapasitas
aktual kelompok 3 adalah 24,2 kg sementara kelompok 4 adalah 25,02 kg.
Kecepatan mesin pengiris yang didapatkan kedua kelompok adalah 41,37 m/s.
Kapasitas teoritis mesin pengiris yang dihitung oleh kelompok 3 adalah
236736,33 kg sedangkan kelompok 4 adalah 42138,5567 kg. Perbedaan kapasitas
teoritis ini kemungkinan terjadi kesalah perhitungan oleh praktikan sehingga
kapasitas teoritis berbeda. Efisiensi pengirisan kelompok 3 adalah 0,0010%
sedangkan kelompok 4 adalah 0,059%.
Pengirisan manual menggunakan pisau dilakukan oleh kelompok 5. Massa
awal singkong yang digunakan adalah 0,135 kg. Setelah proses pengupasan massa
singkong menjadi 0,11 kg. Setelah pengirisan manual dengan pisau massa
singkong tetap 0,11 kg. Hal ini karena tidak ada singkong yang menempel pada
alat pemotong sehingga massanya tidak berkurang. Lama waktu pengirisan adalah
1,75 menit. Jumlah potongan singkong yang dihasilkan adalah 57 potong. Pisau
yang digunakan memiliki keliling 0,28 meter dan luas 19,5 x 10-4 m2. Didapatkan
kapasitas teoritisnya adalah 61,3982 kg. Kapasitas output yang didapatkan adalah
0,0628 kg/menit dan kapasitas aktualnya adalah 3,7714 kg. Efisiensi pengirisan
menggunakan pisau adalah 6,14%. Rendemen pengupasannya adalah 81,48% dan
rendemen iris adalah 100%.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Pengecilan ukuran dapat dilakukan dengan menggunakan mesin
penyerut, mesin pengiris, dan dengan cara pengirisan manual.
2. Kapasitas throughout tertinggi dihasilkan oleh pengirisan
menggunakan mesin yaitu 0,718 kg/menit.
3. Kapasitas output tertinggi dihasilkan oleh pengirisan menggunakan
mesin yaitu 0,417 kg/menit.
4. Rendemen hasil pengecilan ukuran tertinggi dihasilkan oleh pengirisan
manual menggunakan pisau yaitu sebesar 100%.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah Pengupasan kulit singkong
sebaiknya menggunakan alat pengupas kulit agar bagian daging singkong tidak
ikut terbuang saat pengupasan.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono, Anton, dkk, 1989. Analisis Pangan. Pusbangtepa IPB : Bogor.


Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. P.T. Sastra
Hudaya: Jakarta.
Stumbo, G.R., 1949. Teknologi Pangan. P.T. Sastra Hudaya: Jakarta.
Sudaryanto, Sarifah Nurjanah, dan Asri Widyasanti. 2015. PENUNTUN
PRAKTIKUM MK. TEKNIK PASCA PANEN 1. FTIP-Universitas
Padjadjaran: Bandung
Suharto, 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT. Rineka Cipta: Jakarta..
Safrizal, Refli. 2011. Pengecilan Ukuran Bahan.
http://reflitepe08.blogspot.com/2011/03/pengecilan-ukuran-bahan.html.
diakses tanggal 11 Oktober 2018.
LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Pisau untuk Mengiris Singkong. Gambar 2. Proses Pengirisan Manual.

Gambar 3. Singkong yang Telah Diiris. Gambar 4. Penimbangan Singkong

You might also like