Professional Documents
Culture Documents
ABNORMAL LABOR
Oleh :
Pembimbing :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
“Abnormal Ginekologi”. Laporan Kasus ini ditujukan sebagai salah satu syarat
ini. Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca
demi kesempurnaan laporan kasus ini. Penulis juga berharap laporan kasus ini
“Abnormal Labor” terutama bagi penulis sendiri dan bagi rekan-rekan sejawat
lainnya.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
utama yaitu kekuatan ibu (power), keadaan jalan lahir (passage) dan keadaan janin
(passanger). Faktor lainnya adalah psikologi ibu (respon ibu ), penolong saat
pada satu atau lebih faktor “P” ini, dapat terjadi kesulitan atau gangguan pada
jalannya persalinan.
penyebab dari distosia karena adalah kelainan janin. Distosia berpengaruh buruk
bagi ibu maupun janin. Pengenalan dini dan penanganan tepat akan menentukan
3
1.3 Tujuan Penulisan
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Persalinan
normal atau spontan adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang
kepala atau ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat atau pertolongan istimewa, serta
tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu
1. Power (His)
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang
dimulai dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding
kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus
ke luar.
konsepsi.
5
His yang baik dan ideal meliputi :
Dari kelima tipe panggul wanita, tipe ginekoid merupakan tipe yang paling
Keadaan janin meliputi letak, presentasi, ukuran, berat janin, serta ada atau
diharapkan dapat berlangsung. Apabila terjadi gangguan pada salah satu atau lebih
dari faktor “P” tersebut maka akan mengakibatkan kesulitan atau keterlambatan
6
Distosia dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
dengan kepala berada di fundus uteri dan bokong, kaki atau keduanya berada di
bagian bawah kavum uteri. Insiden letak sungsang berkisar antara 3-4% dari
kehamilan tunggal aterm (>37 minggu) yang mana presentasi bokong adalah yang
paling sering dijumpai. Pada kehamilan <28 minggu presentasi bokong ditemukan
pada 25-30% dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah
gestasi 34 minggu
7
Polihidraminon. Distensi rongga uterus yang berlebihan sehingga dapat
Mioma uteri
untuk perputaran janin. Sehingga salah satu janin atau lebih memiliki
presentasi bokong.
fundus.
1. Letak bokong murni (Frank breech), yaitu bokong saja menjadi bagian
8
Gambar 1. Letak bokong murni
9
4. Letak kaki presentasi kaki (Inomplete breech presentation)
2.2.4 Patofisiologi
uterus. Pada kehamilan <32 minggu cairan amnion relatif lebih banyak sehingga
membuat janin dapat bebas bergerak dan dapat menempatkan diri menjadi
presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada trimester akhir
perkembangan janin cepat dan jumlah cairan amnion berkurang sehingga karena
bokong dan kedua tungkai yang terlipat lebih besar dari kepala akan menempati
fundus sebagai tempat yang lebih luas dan kepala akan menempati segmen bawah
uterus yaitu bagian yang lebih sempit. Kejadian fisiologis tersebut dapat tidak
2.3.5 Diagnosis
bagian bawah teraba bagian yang kurang keras dan kurang bundar, sementara di
fundus teraba bagian yang keras, bundar dan melenting. Denyut jantung janin
terdengar di atas pusat. Pemeriksaan USG atau rontgen dapat mengetahui letak
10
yang sebenarnya pada pemeriksaan pervaginam teraba bagian lunak anus juga
luar, di bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian keras dan bulat, yakni
kepala, dan kepala teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba
bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat
kehamilannya terasa lain daripada yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian
atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada
dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau
lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuber ossis
iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada
kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak
sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang
telapak tangan.
11
menjadi presentasi kepala (1). Versi luar, (2). Moksibusi dan atau
tekanan atau manufer tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi
kepala. Bukti tentang manfaat dan keamanan tindakan versi luar dinilai
komplikasi pada tali pusat, perdarahan, ketuban pecah dini. Tindakan ini
perdarahan uterus yang yidak diketahui sebabnya atau dalam kala I fase
aktif.
pasti. Akan tetapi semakin tua umur kehamilan maka tingkat keberhasilan
12
lebih kecil. Apabila melakukan versi luar pada usia kehamilan <34 minggu
90o, dengan maneuver ini kepala akan bergerak 900 kearah berlawanan
Satu sesi tindakan versi luar maksimal dua kali upaya versi luar.
o Keinginan ibu
janin
o BB >3600 gram
13
BAB 3
LAPORAN KASUS
Umur : 33 tahun
No MR : 09.48.12
Pasien kiriman dari puskesmas dengan diagnosis G2P1A0H1 parturien aterm kala
II + letak sungsang
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
14
- Riw. Hamil Tua : mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
- Riw. Menstruasi : menarche 14 th, siklus teratur 1 x 28 hari, lamanya 5–7 hari,
2-3 kali
- Tidak pernah menderita penyakit jantung, hati, ginjal, paru, diabetes mellitus
dan hipertensi
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit menular
2. Sekarang
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis:
15
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 20 x/menit
BB sebelum hamil : 45 kg
BB setelah hamil : 56 kg
Gizi : Sedang
Pk : Sonor
Status Obstrikus:
16
Abdomen :
hiperpigmentasi, striae
bagian-
L4 : divergen
TFU : 29 cm
TBA : 2790 gr
HIS : 3-4x/30’’/kuat
Perkusi : Timpani
Genitalia:
menumbung
17
DIAGNOSIS
TERAPI/TINDAKAN
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Usia kehamilan yang aterm pada kasus ini tidak bisa dinilai dari HPHT.
Melalui pemeriksaan tinggi fundus uteri 29 cm serta taksiran berat anak 2790 gr.
Letak sungsang pada kasus ini ditentukan dari hasil pemeriksaan Leopold,
auskultasi denyut jantung janin di atas umbilikus serta pemeriksaan dalam. Pada
pemeriksaaan Leopold I ditemukan teraba masa bulat, keras dan melenting pada
bagian teratas fundus uteri yang mengesankan kepala janin. Leopold III juga
menunjukkan teraba masa besar, lunak, noduler pada bagian bawah fundus uteri
persalinan pervaginam secara manual aid dengan manuver Louvset. Manual aid
sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga
melahirkan letak sungsang secara manual aid, karena mereka menganggap bahwa
sejak tali pusat lahir adalah fase yang sangat berbahaya bagi janin, karena pada
saat itulah kepala masuk ke dalam pintu atas panggul, dan kemungkinan besar tali
pusat terjepit diantara kepala janin dan pintu atas panggul. Keuntungan manuver
19
Louvset sebagai teknik yang dipergunakan dalam menolong persalinan sungsang
pada kasus ini antara lain teknik ini merupakan teknik yang sederhana dan jarang
gagal, dapat dilakukan pada segala macam letak sungsang tanpa memperhatikan
posisi lengan serta meminimalisir bahaya infeksi karena tangan penolong tidak
masuk ke dalam jalan lahir. Zatucni dan Andros memberikan panduan untuk
menentukan jenis persalinan pada letak sungsang. Pada kasus ini didapatkan skor
bukan footlink breech, taksiran berat anak antara 2500-3600 gram serta tidak
adanya hiperekstensi kepala. Kasus ini dapat memenuhi 2 dari 3 kriteria yang
diberikan ALARM, dimana jenis sungsang bukan footlink, dan taksiran berat anak
2511 gram. Adanya hiperekstensi kepala pada kasus ini belum dapat disingkirkan,
dkk dalam penelitiannya, dari 445 kasus letak sungsang, 33 dengan hiperekstensi
kepala dalam derajat yang berbeda. Dari 33 kasus ini 26 lahir pervaginam dan 7
dengan SC. Setelah follow-up selama 2-4 tahun lima bayi dengan hiperekstensi
roentgen abdominal untuk semua kasus sungsang. Caterini, dkk serta Ballas, dkk
hiperekstensi kepala adalah hal yang serius. Oleh karena itu sebelum memutuskan
20
persalinan pervaginam sebaiknya dilakukan dulu pemeriksaan Roentgen
sebenarnya bisa membantu terapi lebih dini, tetapi hal ini tidak dilakukan karena
alasan ekonomi.
dengan berkurangnya kekuatan otot uterus, dan obstruksi pelvis (plasenta previa,
myoma, tumor pelvis lain). Fianu dan Vacclanova (1978) mendapatkan dengan
kasus ini mungkin dapat kita singkirkan mengingat riwayat kelahiran sebelumnya
predisposisi sungsang kasus ini tidak bisa ditegakkan karena tidak dilakukan
21
BAB 5
KESIMPULAN
1. Distosia merupakan persalinan yang sulit, tidak ada kemajuan dalam persalinan
atau merupakan persalinan yang membawa satu akibat buruk bagi janin
maupun ibu.
a. Kelainan Power
b. Kelainan Passage
c. Kelainan Passanger
22
DAFTAR PUSTAKA
.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Sistem Reproduksi. Dalam : Buku Saku Patofisiologi.
Jakarta :EGC, 784-785.
Cuningham F G, Norman F, Kenneth J, Larry C, John C, Katharine D, et al.
Abnormal Labor. In. Williams Obstetrics 23rd Edition. Thw Mc Graw-Hill
Companies, New York. 2010
Cuningham F G, Norman F, Kenneth J, Larry C, John C, Katharine D, et al..
Williams Obstetrics 22nd Edition. Thw Mc Graw-Hill Companies, New
York. 2005
DeCherney,Alan. 2007. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics &
Gynecology,Ed 10. McGraw-Hill Companies.
23