Professional Documents
Culture Documents
FISIOLOGI HEWAN
“SISTEM OTOT PADA HEWAN”
OLEH :
Tubuh kita tersusun oleh empat jaringan dasar, salah satunya ialah
jaringan otot. Otot merupakan alat gerak aktif, dan gerakan tubuh hanya dapat
terjadi jika ada kontraksi (pemendekan) otot. Berapa kali otot mampu melakukan
gerakan tergantung pada tubuh menyediakan energi (bahan bakar dan oksigen)
dan membuang sisa pembakaran, terutama asam laktat. Unit dasar dari seluruh
jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil yang
tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat
berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi
dari mitokondria di sekitar miofibil. Jaringan otot menyusun 40-50% dari berat
badan total. Secara umum fungsi jaringan otot ialah untuk pergerakan, stabilisasi
posisi tubuh, mengatur volume organ dan termogenesis; diperkirakan 85% panas
tubuh dihasilkan oleh kontraksi otot. Sifat jaringan otot ialah eksitabilitas/
iritabilitas, dapat berkontraksi, dapat diregang tanpa merusak jaringannya pada
batas tertentu, dan elastisitas. Berdasarkan ciri-ciri histologik, lokasi serta kontrol
sistem saraf dan endokrin, jaringan otot dikelompokkan atas 3, yaitu jaringan otot
rangka, otot jantung dan otot polos.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Pada setiap jaringan otot
terdapat sejumlah besar serat atau sel otot yang dibungkus dalam jalinan serabut
jaringan ikat sebagai penyokong yang kata dengan pembuluh darah dan serat
saraf. Semua unsur jaringan ikat itu diperlukan agar jaringan otot dapat
menjalankan tugasnya dengan baik, yaitu menghasilkan gerak, baik yang disadari
maupun yang tidak disadari. Membran plasma atau membran otot dari serat otot
yang membungkus sarkoplasma disebut sarkolema.
Sistem Membran
Sistem membran terdiri dari sarkolema, tubulus transversal/tubulus T,
dan retikulum sarkoplasma .
A. Sarkolema
Sarkolema merupakan membran plasma dari serat otot yang
membungkus sarkoplasma. Sarkolema serat otot tersusun oleh plasmalema dan
membran basalis, sedangkan membran basalis sendiri terdiri dari lamina basalis
dan lamina retikularis. Oleh karena itu, sarkolema disebut juga trilaminar cell
membrane.
B. Tubulus Transversal/Tubulus T.
Tubulus T (TT) merupakan invaginasi sarkolema, yang
memungkinkan TT berhubungan dengan luar serat (ekstrasel). TT menembus
serat otot secara vertikal terhadap RS dan miofilamen. Pada membran TT
terdapat reseptor dihidropiridin yaitu suatu voltage gated calcium channel.
Pada kedua sisi TT terdapat sisterna terminalis yaitu pelebaran ujung RS.
Tubulus T dan kedua sisterna terminalis disebut triad.
C. Retikulum Sarkoplasma
Retikulum sarkoplama (RS) merupakan sistem membran intrasel,
berisi cairan, yang melingkari setiap miofibril. RS merupakan bentuk khusus
retikulum endoplasmik yang berfungsi antara lain untuk menyimpan ion Ca2+.
Pada RS terekspresi tiga jenis protein: sarco/endoplasmic Ca2+-ATPase
(SERCA), reseptor rianodin (saluran pelepas C2+, Ca2+ release channel) dan
calsequestrin (protein pengikat Ca2+).
1. Otot Rangka
Jaringan otot rangka tersusun atas serat-serat otot yang berjalan sejajar
dengan miofibrilnya yang terdiri atas unit kontraktil yang lebih kecil yaitu
miofilamen tebal dan tipis. Jaringan otot rangka terutama melekat pada tulang
dan berfungsi menggerakkan bagian-bagian skeleton. Jaringan otot rangka
bersifat volunter karena berkontraksi dan berelaksasi di bawah kontrol
kesadaran. Komponen jaringan ikat terdiri atas (dari luar ke dalam) fasia
superfisialis, fasia profunda, epimisium, perimisium, dan endomisium.
Gambaran histologik jaringan otot rangka memperlihatkan beratus-
ratus sampai beribu-ribu serat panjang, berbentuk silindrik, yang disebut serat
otot (fiber). Serat otot terletak sejajar satu dengan lainnya. Serat otot rangka
berasal dari fusi banyak sel kecil semasa embrio; oleh karena itu setiap serat
otot mempunyai banyak inti. Inti terletak di tepi, tepat di bawah sarkolema,
bebas dari elemen kontraktil. Mitokondria terletak dalam deretan di seluruh
serat otot, berdekatan dengan protein otot yang menggunakan ATP untuk
kontraksi.
Fungsi utama otot rangka adalah berkontraksi dalam rangka
menggerakkan anggota tubuh dan fungsi yang lain adalah menghasilkan panas
tubuh, memberi bentuk tubuh serta melindungi organ yang lebih dalam. Dalam
keseluruhan fungsi muscle spindle mampu mengeluarkan dua tipe respon yaitu
statik dan dinamik. Respon statik terjadi bila serabut intra-fusal teregang
dengan lambat yang diakibatkan oleh peregangan serabut otot rangka secara
perlahan-lahan. Respon ini dapat berlanjut selama beberapa menit sepanjang
serabut otot rangka tetap teregang. Sedangkan respon dinamik terjadi dimana
reseptor utama diaktifkan oleh perubahan yang cepat pada serabut intrafusal.
Yang penting pada respon dinamik tanpak merupakan suatu kecepatan yang
eksplosive pada tempat terjadinya regangan.
3. Otot Polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti
gelendongan, dibagian tengan terbesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot
polos memilki serat yang arahnya searah panjang sel tersebut miofibril. Serat
miofilamen dan masing-masing mifilamen teridri dari protein otot yaitu aktin
dan miosin. Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak cepat lelahg.
Walaupun tidur. Otot masih mampu bekerja. Otot polos terdapat pada alat-alat
dinding tubuh dalam, misalnya pada dinding usus, dinding pembuluh darah,
pembuluh limfe, dinding saluran pencernaan, takea, cabang tenggorok, pada
muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit, saluran kelamin dan saluran
ekskresi.
Otot polos mempunyai beragam cara dalam mencetuskan kontraksi
atau relaksasi sebagai respon terhadap hormon, neurotransmitter, dan substansi
lain yang berbeda Suatu hormon dapat menimbulkan kontraksi otot polos bila
membran sel otot mengandung reseptor perangsang bergerbang hormon untuk
hormon tertentu.
Kelelahan Otot
Kelelahan otot membatasi kinerja otot. Kelelahan otot dapat bersifat
lokal maupun menyeluruh. Dapat menyertai olahraga enduran maupun olahraga
yang berintensitas tinggi yang berlangsung singkat. Otot yang lelah adalah otot
tidak bias berkontraksi. Ketidak mampuan otot untuk berkontraksi disebabkan
oleh ganguan :
1. Sistem saraf, yaitu saraf tidak dapat mengirimkan impuls ke otot–otot yang
bersangakuatan.
2. Tempat bertemu saraf dan otot (neuromuscular junction) tidak dapat
menghantarkan impuls dari saraf motor ke otot.
3. Mekanisme kontraksi yang tidak dapat mengeluarkan tenaga.
4. Sistem saraf pusat yaitu otot dan sumsum tulang belakang untuk
menimbulkan rangsangan maupun mengahantar rangsangan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://file:///E:/jurnal%20sistem%20otot/SISTEM-OTOT1.pdf
Herman. 2010. Pengaruh Latihan Terhadap Fungsi Otot dan Pernapasan. Jurnal
ILARA. Vol. 1 (2): 27-32.
Irawati, Lili. 2015. Aktifitas Listrik Pada Otot Jantung. Jurnal Kesehatan Andalas.
Vol. 4 (2): 596-598.
Kalangi, S.J.R. 2014. Perubahan Otot Rangka Pada Olahraga. Jurnal Biomedik.
Vol. 6(3): 172-178.
Parwata, I Made Yoga. 2015. Kelelahan dan Recovery Dalam Olahraga. Jurnal
Pendidikan Kesehatan Rekreasi. Vol. 1: 2-13.
Saifu. 2011. Pengaruh Metode Latihan dan Daya Ledak Otot Tungkai Terhadap
Kecepatan Lari. SELAMI IPS. Vol. 1 (34): 1-2.
Wangko, Sunny. 2014. Jaringan Otot Rangka Sistem Membran dan Struktur
Halus Unit Kontraktil. Jurnal Biomedik. Vol. 6 (3): 27-32.