You are on page 1of 29

Makalah Hari : Jumat

MK. Patologi Manusia Tanggal : 21 September 2018

Diabetes Melitus

Disusun Oleh : (Kelompok 2)

Alma Diva Azaria ( P031713411041)

Azizah Indah Purwangsa ( P031713411046)

Melia Husni ( P031713411059)

Nursalisa (P031713411066)

Syarifa Rafikah ( P031713411075)

Winda Mauliani ( P031713411079)

Dosen Pembimbing :

Yessi Alza, SST, M.Biomed

Dr. Eka Maya Sari, M. Gizi, Sp. GK

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

JURUSAN D III GIZI TK IIB

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam pemahaman mata kuliah Patologi Manusia mengenai Diabetes
Mellitus.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
tentang Diabetes Mellitus tersebut. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan.
Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 21 September 2018

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
BAB I ....................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 6
BAB II ........................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 7
2.1 Pengertian Diabetes Mellitus.............................................................................. 7
2.2 Jenis Diabetes mellitus ........................................................................................ 8
2.3 Proses Terjadinya Diabetes Mellitus ................................................................. 10
2.4 Gejala (Manifestasi) dari Diabetes Mellitus ...................................................... 15
2.5 Faktor Penyebab Diabetes Mellitus ................................................................... 16
2.7 Penatalaksanaan Gizi Penderita Daiebetes Mellitus.......................................... 20
2.7.1 Olah Tubuh bagi Diabetisi .......................................................................... 22
2.8 Penyakit Komplikasi Akibat dan Pencegahan dari Diabetes Mellitus. ............. 22
2.8.1 Penyakit Komplikasi Diabetes Mellitus ..................................................... 22
2.8.2 Pencegahan dari Diabetes Mellitus. ............................................................ 26
BAB III ....................................................................................................................... 28
PENUTUP ................................................................................................................... 28
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 28
3.2 Saran .................................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 29
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun


penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan medis dan pelayanan masyarakat
saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan
penanggulangannya melibatkan berbagai sektor yang terkait. Adapun masalah yang
akan dibahas ini yaitu Diabetes Mellitus. (Supariasa,2002).

Diabetes Mellitus atau yang sering dikenal kencing manis merupakan penyakit
yang tidak pandang bulu, karena diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang
paling sering ditemukan pada abad ke-21. Oleh karena itu, diabetes mellitus
tercantum dalam urutan keempat prioritas penelitian nasional untuk penyakit
degenaratif setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler dan geriati. Penyakit
yang disebabkan kadar glukosa dalam darah melebihi normal ini mempunyai gejala
sering kencing dan air kencing yang mengandung gula. Semua kalangan dapat
mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, remaja, muda, atau pun tua. ( Tandra, H.
2008)

Diabetes melitus bersifat degenerative. Artinya, penyakit ini disebabkan oleh


penurunan fungsi organ tubuh sehingga tidak dapat disembuhkan. Usaha
penyembuhan dilakukan untuk mencegah kambuhnya penyakit dengan cara
mengendalikan kadar gula darah melalui pengaturan menu makanan yang diiringi
dengan pengobatan secara medik, olahraga dan pola hidup sehat. Diabetes Mellitus
adalah penyakit serius. Terkena diabetes kadang membuat seseorang menjadi cemas,
panik, dan takut. Si pasien harus melakukan diet, olahraga yang teratur, minum obat,
dan bahkan harus disuntik insulin. Namun, di pihak lain, adanya diabetes seringkali
bisa mengubah gaya hidup seseorang. Ia menjadi lebih disiplin, lebih rajin berdiet dan
olahraga, serta makin mengerti bagaimana menghadapi diabetes dengan benar.
(Tandra, H. 2008).

Sebelum zaman kemerdekaan, angka penderita diabetes mellitus cenderung


rendah karena pola makan masyarakat masih sederhana. Saat ini, angka penderita
diabetes mellitus cenderung meningkat signifikan. Kondisi ini didukung oleh pola
makan yang berubah menjadi makanan cepat saji dan serba instant, makanan
berlemak dan berkarbohidrat tinggi yang melebihi jumlah kalori makanan yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes mellitus. Selain itu, faktor
genetik juga berperan terhadap munculnya penyakit ini. (Wijayakusuma, H. 2004)

Jika tidak ditangani secara serius, timbulnya komplikasi berupa gangguan pada
organ tubuh tidak dapat dihindari, bahkan dapat menimbulkan kematian. Pengobatan
secara medis dengan obat-obatan modern dan suntikan kadang sulit dilakukan karena
tingginya biaya pengobatan. Namun, pengobatan tradisional dengan tanaman obat
menjadi langkah alternatif untuk mengatasinya serta Pengaturan menu makanan
sangat penting untuk penderita diabetes mellitus. Dengan mempertimbangkan jumlah
kalori dan jumlah gizi yang dibutuhkan, tujuan pengaturan menu tersebut akan
tercapai. Oleh karena itu disusunlah makalah ini untuk mengetahui penyebab
(etiologi) dan perubahan biologis tubuh akibat (patogenesis) dari masing-masing
penyakit serta untuk mengetahui hubungannya penatalaksanaan gizi. (Wijayakusuma,
H. 2004).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian Diabetes Mellitus ?

2. Apa saja jenis Diabetes Mellitus?

3. Bagaimana proses terjadinya diabetes mellitus ?

4. Apa gejala (manifestasi) dari diabetes mellitus ?


5. Apa Faktor penyebab Diabetes Mellitus ?

6. Apa Diagnosis Diabetes Mellitus tersebut ?

7. Apa penatalaksanaan Diabetes Mellitus ?

8. Apa penyakit komplikasi akibat dan pencegahan Diabetes Mellitus ?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Patologi Manusia

2. Untuk mengetahu pengertian Diabetes Mellitus

3. Untuk mengetahui Jenis Diabetes Mellitus

4. Untuk mengetahui proses terjadinya diabetes Mellitus

5. Untuk mengetahui gejala (manifestasi) diabetes mellitus

6. Untuk mengetahui faktor penyebab diabetes mellitus

7. Untuk mengetahui diagnosis diabetes mellitus

8. Untuk mengetahui penatalaksanaan diabetes mellitus

9. Untuk mengetahu penyakit komplikasi akibat dan pencegahan dari


diabetes mellitus.
BAB II
PEMBAHASAN

Diabetes mellitus merupakan penyakit keempat sebagai penyakit mematikan


setelah kanker, jantung, dan stroke. Kunci utama menghindari penyakit ini adalah
menjaga pola makan dan olahraga secara teratur. (Wijayakusuma, H. 2004).

2.1 Pengertian Diabetes Mellitus

Istilah diabetes mellitus diperoleh dari bahasa Latin yang berasal dari kata
Yunani, yaitu diabetes yang berarti pancuran dan mellitus yang madu. Jadi, diabetes
mellitus adalah pancuran madu. Istiah pancuran madu berkaitan dengan kondisi
penderita yang mengeluarkan sejumlah besar urin dengan kadar gula yang tinggi.
Selanjutnya, di Indonesia dikenal dengan nama penyakit kencing gula/kencing manis
karena urin (kencing) penderita sering dikerumuni semut karena tingginya kadar gula
dalam urin.(Wijayakusuma, H. 2004)

Ditinjau dari segi ilmiah, diabetes mellitus merupakan penyakit kelainan


metabolik glukosa (molekul gula paling sederhana yang merupakan hasil pemecahan
karbohidrat) akibat defisiensi atau penurunan efektifitas insulin. Insulin merupakan
hormon yang berperan dalam metabolisme glukosa dan disekresikan oleh sel 𝛽 pada
pankreas. Kurangnya sekresi insulin menyebabkan kadar glukosa darah meningkat
dan melebihi batas normal jumlah glukosa yang seharusnya ada dalam darah.
Kelebihan glukosa tersebut akan dibuang melalui urin (gejala penyakit diabetes
mellitus).(Wijayakusuma, H. 2004)

Tingginya kadar glukosa dapat merusak saraf, pembuluh darah, dan arteri
yang menuju ke jantung. Kondisi tersebut menyebabkan diabetes mellitus dapat
meningkatkan resiko serangan jantung, stroke, gagal ginjal, penyakit pembuluh darah
perifer, serta penyakit komplikasi lain. Dalam kasus yang parah, diabetes mellitus
dapat menyebabkan kebutaan, bahkan kematian. Oleh karena itu, dibutuhkan
penanganan serius dalam mengatasi penyakit ini. .(Wijayakusuma, H. 2004)

Gangguan metabolik glukosa pada kasus diabetes mellitus akan


mempengaruhi metabolisme tubuh yang lain, seperti metabolisme karbohidrat,
protein, lemak, dan air. Gangguan metabolisme tersebut akhirnya menimbulkan
kerusakan seluler pada beberapa jaringan tubuh. .(Wijayakusuma, H. 2004)

2.2 Jenis Diabetes mellitus


Berdasarkan klasifikasi American Diabetes Association/world Health
Organization (ADA/WHO), diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi empat tipe
berdasarkan penyebab dan proses penyakitnya.( Lakshita, N. 2012 )

1. Diabetes mellitus tipe I (Insulin dependent diabetes mellitus )

Pada tipe I, sel pankreas yang menghasilkan insulin mengalami kerusakan.


Akibatnya , sel-sel β pada pankreas tidak dapat mensekresi insulin atau jika dapat
mensekresi insulin , hanya dalam jumlah kecil. Kerusakan pada sel-sel β disebabkan
oleh infeksi virus atau akibat endapan-endapan besi dalam pankreas (hemokromatosis
atau hemosisderosis). Akibat sel-sel β tidak dapat membentuk insulin maka penderita
tipe I ini selalu tergantung pada insulin. ( Lakshita, N. 2012 )

Virus tertentu dapat menyerang seseorang yang mudah terkena diabetes mellitus
karena mempunyai pola gen tertentu, yaitu gen HLA. Pada umunya, orang dengan
pola gen HLA tidak menderita diabetes. Gen ini hanya menyebabkan lebih rentan
(mudah terkena) dibandingkan orang lain yang tidak memiliki gen tersebut.
( Lakshita, N. 2012 ).

Tipe ini paling banyak menyerang orang muda dibawah umur 30 tahun. Namun ,
kadang-kadang tipe ini juga dapat menyerang segala umur. Biasanya penderita tipe I
tampak kurus. Gejala diabetes tipe I dapat berkembang secara cepat dalam waktu 1
minggu atau beberapa bulan. Dari hasil penelitian, presentase penderita diabetes
mellitus tipe I sebesar 10-20% , sedangkan penderita diabetes mellitus tipe II sebesar
80-90%. ( Lakshita, N. 2012 )

2. Diabetes mellitus tipe II( non- insulin depend ent diabetes)

Pada tipe II , sel-sel β pankreas tidak rusak, walaupun hanya terdapat sedikit yang
normal sehingga masih bisa mensekresi insulin, tetapi dalam jumlah sedikit sehingga
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Biasanya, penderita tipe ini adalah
orang dewasa gemuk diatas 40 tahun, tetapi kadang-kadang juga menyerang segala
umur. ( Lakshita, N. 2012 )

Gejala diabetes tipe II lebih bertingkat dan tidak muncul selama bertahun-tahun
setelah serangan penyakit. Pengobatan kebanyakan dilakukan dengan pola makan
khusus dan berolahraga. ( Lakshita, N. 2012 )

3. Diabetes mellitus saat kehamilan

Diabetes mellitus saa kehamilan merupakan istilah yang digunakan untuk wanita
yang menderita diabetes selama kehamilan dan kembali normal sesudah hamil.
Banyak wanita yang mengalami diabetes kehamilan kembali normal saat postpartum
(setelah kelahiran), tetapi pada beberapa wanita tidak demikian.( Lakshita, N. 2012 )

Seorang wanita hamil membutuhkan lebih banyak insulin untuk


mempertahankan metabolime karbohidrat yang normal. Wanita hamil dapat
mengalami diabetes yang mengakibatkan perubahan pada metabolisme glukosa
(karbohidrat) dan metabolisme zat lain. ( Lakshita, N. 2012 )

Kadang-kadang diabetes mellitus ditemukan pertama kali selama kehamilan dan


berkembang pada stadium kehamilan selanjutnya. Selain itu, juga dapat timbul
kasus-kasus lain, seperti hidramion (kelebihan cairan dalam kantong bayi), gangguan
pernafasan pada bayi, makrosomia (janin yang berukuran besar), kematian janin,
gawat janin, dan kelainan bawaan. ( Lakshita, N. 2012 )

Semakin berat diabetes, semakin besar penyakit komplikasi yang di derita ibu
selama kehamilan. Berdasarkan beratnya komplikasi ada 3 golongan penyakit
diabetes .

 Golongan I
Diabetes yang diagnosis selama kehamilan. Setelah melahirkan , kondisi ibu
kembali normal seperti semula.
 Golongan II
Diabetes yang diagnosis selama kehamilan dan menetap, setelah melahirkan
masih menderita diabetes.
 Golongan III
Diabetes yang menetap dan menimbulkan penyakit kompilkasi akibat
diabetes.
( Lakshita, N. 2012 ).

4. Diabetes tipe spesifik lain


Tipe ini disebabkan oleh berbagai kelainan genetik spesifik (kerusakan
genetik sel β pankreas dan kerja insulin), penyakit pada pankreas, obat-
obatan, bahan kimia, infeksi dan lain-lain. ( Lakshita, N. 2012 )

2.3 Proses Terjadinya Diabetes Mellitus

Tubuh mempunyai sistem yang dapat mengatur dan menyeimbangkan zat-zat


yang mengalir didalamnya. Demikian pula dengan glukosa, jumlah glukosa dalam
tubuh biasanya sangat terkontrol. Manusia mendapatkan glukosa dari makanan yang
manis, karbohidrat, dan jenis makanan lain.( Johnson, M. 2013)
Glukosa dalam tubuh akan mengalami proses metabolisme agar dapat
dimanfaatkan oleh sel-sel yang membutuhkan. Dalam proses pencernaan makanan,
karbohidrat akan dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana, yaitu glukosa agar
mudah diserap tubuh. Glukosa diserap kedalam aliran darah dan bergerak dari aliran
darah keseluruh sel akan digunakan sebagai energi. Tingginya konsumsi karbohidrat
menyebabkan konsentrasi glukosa dalam darah meningkat. Oleh karena itu, untuk
menormalkan konsentrasi glukosa darah, glukosa diubah dalam dua bentuk, yaitu
glikogen (disimpan dalam hati dan otot) dan lemak (disimpan dalam jaringan
adiposa). (Johnson, M. 2013)

Jika sedang lapar (tidak ada asupan karbohidrat), konsentrasi glukosa darah
akan tutup. Dengan bantuan glukosa (hormon yang disekresi oleh sel 𝛼 pankreas),
glikogen hati akan dipecahkan lagi menjadi glukosa dan dilepaskan kembali ke dalam
darah untuk menjaga konsentrasi glukosa darah tetap normal. (Johnson, M. 2013)

Metabolisme glukosa dapat berjalan secara normal melalui mekanisme


timbal-balik insulin-glukosa untuk menjaga kadar glukosa darah tetap normal.

Produksi dan sekresi insulin dipacu oleh jumlah glukosa dalam darah. Jika
jumlah glukosa telah mencapai kadar tertentu, insulin akan disekreskan dan
“membuka” sel-sel dalam hati, otot, dan lemak sehingga memunginkan glukosa
masuk ke dalam sel-sel tersebut. Dengan demikian, glukosa tidak menumpuk dalam
darah dan kadar glukosa darah tetap normal. (Johnson, M. 2013)

Insulin mengatur kesanggupan glukosa untuk masuk ke dalam sel-sel yang


membutuhkannya dan membantu proses oksidasi glukosa menjadi energi yang
digunakan untuk beraktivitas. Pada kasus defisiensi insulin, glukosa tidak dapat
masuk kedalam sel-sel sehingga konsentrasi glukosa diluar sel termasuk didalam
darah meningkat. Namun, timbunan glukosa diluar sel dan dalam darah tidak dapa
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi yang diperlukan sel-sel. Glukosa yang
menumpuk didalam darah akan dibuang melalui ginjal ke dalam urine sehingga
terjadi glikosuria (glukosa dalam urin = kencing manis). (Johnson, M. 2013)
Peranan insulin adalah membantu mengubah glukosa menjadi energi bagi sel
adalah dengan cara mentransfer glukosa darah ke dalam sel-sel yang membutuhkan.
Glukosa dalam darah tidak dapat digunakan sebagai energi. Untuk dapat mengubah
glukosa menjadi energi, glukosa harus ditransfer terlebih dahulu ke dalam sel dan
melalui proses oksidasi dalam sel (respirasi). Selain itu, insulin mengubah glukosa
menjadi energi cadangan (glikogen dan lemak). (Johnson, M. 2013)

Jika glukosa darah belum dibutuhkan oleh sel-sel, kadar glukosa darah yang
masih tinggi akan diubah menjadi glikogen (disimpan dalam hati dan otot) dan lemak
(disimpan dalam jaringan adiposa) untuk menormalkan. (Johnson, M. 2013)

Insulin

Energi
Glukosa darah Glukosa
Karbohidrat meningkat
darah normal
Glikogen &
lemak

Proses pencernaan karbohidrat pada kondisi normal

Keterangan :

Karbohidrat dicerna menjadi glukosa sehingga kadar glukosa darah


meningkat. Insulin berperan dalam menjaga kadar glukosa darah tetap normal dengan
cara berikut :

a. Mentransfer glukosa darah kedalam sel-sel yang membutuhkan. Glukosa


darah tidak dapat digunakan secara langsung menjadi energi, tetapi harus
ditransfer terlebih dahulu kedalam sel. Didalam sel, glukosa dapat diubah
menjadi energi melalui proses oksidasi (respirasi).
b. Jika tidak segera diubah menjadi energi, glukosa darah akan diubah menjadi
glikogen dan lemak untuk disimpan sebagai energi cadangan.(Johnson, M.
2013)

Insulin

Energi
Glukosa darah
Karbohidrat
meningkat
Glikogen &
lemak

Glikosuria
(urin Gejala
mengandung DM
glukosa)

Glukosa diubah menjadi energi melalui proses oksidasi (respirasi)

C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O + E

(Glukosa) (Oksigen) (Karbondioksida) (Air) (Energi)

Keterangan :

Asupan karbohidrat dalam tubuh dapat meningkatkan kadar glukosa darah.


Defisiensi insulin menyebabkan hal-hal berikut :

a. Gangguan saat glukosa darah ditransfer ke dalam sel sehingga walaupun


kadarnya berlimpah dalam darah, glukosa darah tidak dapat diubah menjadi
energi.
b. Gangguan saat glukosa diubah menjadi glikogen dan lemak.
Glukosa yang tidak dapat diubah menjadi energi dan glikogen beserta
lemak, menyebabkan kadar glukosa darah tetap tinggi. Kondisi ini menyebabkan
glukosa akan dibuang melalui ginjal kedalam urin sehingga urin mengandung
glukosa (glikosuria). Hal ini merupakan salah satu gejala diabetes mellitus.

Jika insulin tidak disekresikan oleh sel-sel 𝛽 pankreas akibat beberapa


gangguan dalam tubuh., glukosa darah tidak dapat diubah menjadi energi dan
tidak dapat diubah dalam bentuk glikogen (cadangan energi yang disimpan dalam
hati). Hal ini menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat. Jika
konsentrasi glukosa darah meningkat (melewati batas ambang ginjal), glukosa
akan dikeluarkan melalui urin. Sebenarnya, ginjal dapat mencegah setiap glukosa
agar tidak masuk kedalam urin karena ginjal telah menyaring, tetapi jika kadar
glukosa terlalu tinggi maka ginjal tidak mampu menyaring semua glukosa.
Keadaan ini disebut dengan melewati batas ambang ginjal. Jika glukosa masuk
kedalam urin akan mengakibatkan kencing manis (diabetes mellitus). (Johnson,
M. 2013)

Pada umumnya, urin tidak mengandung glukosa selama konsentrasi


glukosa dalam darah kurang dari 100 mg/dl darah. Pada orang normal,
konsentrasi glukosa darah waktu puasa sekitar 80-90 mg/dl darah. Saat
konsentrasi glukosa darah meningkat diatas 100 mg/dl darah, kecepatan sekresi
insulin akan meningkat cepat. Respon sekresi insulin terhadap dalam mengatur
dan menjaga konsentrasi glukosa darah tetap normal. (Johnson, M. 2013)

Insulin berkaitan dengan pankreas sebagai tempat utuk membentuknya.


Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu asini yang mensekresi getah
pencernan kedalam duodenum (usus 12 jari) dan pulau langerhans yang
mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :

a. Sel 𝛼 (alfa) yang mensekresi glukagon langsung ke darah


b. Sel 𝛽 (beta) yang mensekresi insulin langsung ke darah
c. Sel 𝛿 (delta) yang mensekresi somatostatin, fungsi pentingnya belum diketahui
dengan pasti.
(Johnson, M. 2013)

2.4 Gejala (Manifestasi) dari Diabetes Mellitus


Gejala diabetes mellitus dapat dirasakan secara fisik, berikut gejala-gejala
diabetes mellitus.

1. Merasa lemah dan berat badan menurun


Gejala awalnya adalah berat badan menurut dalam waktu relatif
singkat. Selain itu, sering merasa lemah, lesu dan tidak bergairah. Hal itu
disebabkan glukosa yang merupakan sumber energi dan tenaga tubuh, tidak
dapat masuk le dalam sel. Oleh karena itu, sumber energi akan diambil dari
cadangan lemak dan dari hati. Jika dipakai terus, cadangan energi dari lemak
dan hati akan berkurang. Akibatnya, badan semakin kurus dan berat badan
menurun. (Tjokroprawiro, A. 2007)

2. Poliuria ( banyak kencing)


Kadar glukosa darah yang berlebihan akan dikeluarkan melalui urin.
Akibat tingginya kadar glukosa darah, penderita merasa ingin buang air terus
dan dalam volume urin yang banyak. (Tjokroprawiro, A. 2007)

3. Polidipsia (banyak minum)


Makin banyak urin yang dikeluarkan, tubuh makin kekurangan air.
Akibatnya, timbul rasa haus dan ingin minum terus. (Tjokroprawiro, A. 2007)

4. Polifagia ( banyak makan)


Kadar glukosa yang tidak masuk ke dalam sel, menyebabkan
timbulnya rangsangan ke otak untuk mengirim pesan rasa lapar. Akibat
penderita semakin sering makan. Kadar glukosa pun makin tinggi, tetapi tidak
seluruhnya dapat dimanfaatkan tubuh karena tidak bisa masuk ke sel tubuh.
5. Jumlah glukosa besar
Jumlah glukosa yang besar dalam urin dapat menyebabkan iritasi
genital (kemaluan) akibat infeksi jamur. (Tjokroprawiro, A. 2007)

6. Lensa mata berubah


Bentuk lensa mata sedikit berubah dan mengaburkan pengelihatan
untuk sementara waktu. (Tjokroprawiro, A. 2007)

7. Luka sulit sembuh


Jika terjadi luka pada penderita akan sangat sulit untuk sembuh. Hal
ini berhubungan dengan sistim kekebalan pada tubuh penderita diabetes yang
cenderung menurun. (Tjokroprawiro, A. 2007)

2.5 Faktor Penyebab Diabetes Mellitus


Penyakit diabetes mellitus dapat disebabkan oleh beberapa hal :

1. Pola Makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. Hal ini
disebabkan jumlah/kadar insulin oleh sel dan pankreas mempunyai kapasitas
maksimum untuk di ekskresikan. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan
secara berlebihan dan tidak diimbangi oleh sekresi insulin dalam jumlah
memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan
menyebabkan diabetes mellitus. (Tandra, H. 2008)

2. Obesitas
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan yang lebih besar untuk terserang diabetes mellitus
dibandingkan dengan orang yang tidak gemuk. (Tandra, H. 2008)
3. Faktor genetis
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab diabets mellitus orang tua.
Biasanya, seseorang yang menderita diabetes mellitus mempunyai anggota
keluarga yang juga terkena. Jika kedua orang tua menderita diabetes, insiden
diabetes pada anak-anaknya meningkat, tergantung pada umur berapa orang
tua menderita diabetes. Resiko terbesar bagi anak-anak terserang diabetes
terjadi jika salah satu atau kedua orang tua mengalami penyakit ini sebelum
berumur 40 tahun. Riwayat keluarga pada kakek dan nenek kurang
berpengaruh secara signifikasi terhadap cucunya. (Tandra, H. 2008)

4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan


Bahan kimia tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas, peradangan pada pankreas dapat menyebabkan pankreas
tidak berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon yang diperlukan
untuk metabolisme dalam tubuh, termasuk hormon insulin. (Tandra, H. 2008)

5. Penyakit dan infeksi pada pankreas


Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas
sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu menyebabkan sel β pada
pankreas tidak bekerja optimal dalam mensekresikan insulin. Beberapa
penyakit tertentu, seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat
meningkatkan risiko terkena diabetes mellitus. (Tandra, H. 2008)
2.6 Diagnosis Diabetes Mellitus

Diagnosis (pemeriksaan) diabetes Mellisus dilakukan dengan beberapa tes :

1. Tes Kadar Glukosa Darah.

Tes glukosa darah yang di uji setiap waktu sepanjang hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir. Jika kadar glukosa darah sama atau di
atas 200mg/dl, hal itu menunjukkan adanya diabetes mellitus.( Underwood,
J.C.E. 1999 )

2. Tes Glukosa Darah Puasa.

Tes ini memerlukan puasa 12 Sampai 14 jam sebelum darah diambil untuk
pemeriksaan. Puasa adalah keadaan tanpa suplai makanan (kalori) selama
minimum 8 jam, tetapi tetap di perbolehkan minum air putih. Jadi, bukan
puasa makan dan minum seperti yang biasa dilakukan. Jika kadar glukosa
darah puasa sama atau lebih dari 126mg/dl maka di kategorikan diabetes
mellitus. .( Underwood, J.C.E. 1999 )

Berdasarkan ADA (American Diabetes Association) 1998, ada dua tes


yang dapat dijadikan sebagai dasar diagnosis terhadap diabetes mellitus yang
didasarkan pada pemeriksaan kadar glukosa plasma vena.

 Kadar glukosa darah sewaktu (tidak puasa) (>-) 200mg/dl.


 Kadar glukosa darah puasa (>-) 126 mg/dl. Pada tes toleransi glukosa oral
(TTGO), kadar glukosa darah yang diperiksa kembali setelah 2 jam (>-) 200
mg/dl.
Berdasarkan sumber dari Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(PERKENI), berikut ini klasifikasi penentun dasar eseorang terkena diabetes
mellitus atau tidak.

Bukan DM Belum pasti DM


DM
Kadar glukosa

darah tidak puasa

Plasma vena <110 110-200 ≥200

Darah kapiler <80 80-200 ≥200

Kadar glukosa darah puasa

Plasma vena <110 110-126 ≥200

Darah kapiler <90 90-110 ≥110

3. Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin dapat memberi dugaan kuat adanya diabetes mellitus,
tetapi pemeriksaan urin tidak dapat digunakan sebagian dasar diagnosis
adanya diabetes mellitus. Pada pemeriksaan urin, urin akan dianalisis,
mengandung glukosa (gula) atau tidak. Jika dalam urin ditemukan adanya
glukosa, hal itu dapat memperkuat dengan adanya diabetes mellitus.
(Underwood, J.C.E. 1999 )
4. Tes Keton

Keton ditemukan dalam urin jika kadar glukosa darah sangat tinggi
atau sangat rendah. Jika hasil tes positif dan kadar glukosa juga tinggi, dapat
memperkuat dugaan adanya diabetes mellitus. ( Underwood, J.C.E. 1999)

5. Pemeriksaan Mata
Dari hasil pemeriksaan pada mata menampakkan adanya retina yang
abnormal (tidak normal). Hal ini terjadi pada penderita diabetes mellitus
kronis akibat komplikasi penyakit diabetes mellitus. ( Underwood, J.C.E.
1999).

2.7 Penatalaksanaan Gizi Penderita Daiebetes Mellitus

Diabetes secara langsung berhubungan dengan bagaimana tubuh


menggunakan makanan. Pengaturan gizi merupakan komponen penting dalam
penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus. Penelitian menunjukkan bahwa
seseorang penderita diabetes mellitus akan meningkat kesehatannya dengan
mengontrol berat badan, kadar glukosa darah, kadar lemak darah, dan penggunaan
insulin sebagai hormon pengatur kadar glukosa darah. Tujuan lanjut untuk
pengaturan gizi pada penderita diabetes mellitus mengontrol dan mencegah
terjadinya komplikasi. Pengaturan gizi ini meliputi modifikasi diet untuk asupan zat
gizi yang normal untuk mengontrol kadar glukosa darah dan lemak darah.
(Tjokroprawiro, A. 2007)

Tujuan dari terapi gizi pada klien diabetes mellitus secara menyeluruh
bertujuan untuk memberikan pendidikan supaya ada perubahan kebiasaan makan dan
latihan yang dapat meningkatkan kontrol metabolisme. (Tjokroprawiro, A. 2007).
Tujuan secara khusus dari terapi gizi pada penderita diabetes mellitus antara
lain sebagai berikut :
a. Mencapai dan memelihara kadar glukosa darah normal yang tercipta dari
koordinasi antara asupan makanan, hormon insulin, dan latihan fisik.
b. Mencapai dan memelihara kadar lemak darah
c. Menetapkan pemberian energi untuk :
1. Mencapai dan memelihara berat badan ideal orang dewasa
2. Mencapai dan memelihara pertumbuhan dan perkembangan normal untuk
anak-anak
3. Memulihkan tubuh dari keadaan sakit
4. Meningkatkan kebutuhan metabolisme pada keadaan hamil dan menyusui

d. Mencegah dan mengobati komplikasi akut dan kronis dari diabetes mellitus
seperti gangguan ginjal, hipertensi, dan penyakit jantung.
e. Meningkatkan kesehatan secara menyeluruh. (Tjokroprawiro, A. 2007)

Penatalaksanaan makanan disesuaikan dengan tipe diabetes mellitus. Bagi


penderita diabetes tipe 1 diberikan suntikan insulin, tujuan penatalaksanaan gizinya
diprioritaskan pada waktu yang tepat untuk pemberian makanan utama dana cemilan
guna mencegah peningkatan dan penurunan kadar glukosa darah secara drastis.
Adapun penatalaksanaan diabetes tipe 2 lebih diprioritaskan untuk mencapai kadar
glukosa darah , tekanan darah, dan kadar lemak darah normal. Untuk mencapai tujuan
ini, diet merupakan dasar dari pengobatan. Penurunan berat badan memang dapat
meningkatkan kontrol metabolik dalam waktu jangka panjang, tetapi penurunan ini
haruslah dengan cara yang tepat. Cara penurunan berat badan yang tidak tepat akan
mengakibatkan tidak efektif nya pencapaian penurunan berat badan dalam jangka
panjang. Motivasi klien untuk menurunkan berat badan harus ditingkatkan secara
hati-hati oleh konsultan gizi. (Tjokroprawiro, A. 2007).
Jarak antara waktu makan merupakan hal yang penting pada diabetes mellitus
tipe 1 dan 2. Waktu makan dan besar porsi makanan yang konsisten dapat
menstabilkan kadar glukosa darah pada diabetes mellitus tipe 1. Secara umum, gula
darah diabetes akan stabil jika menjaga waktu makan setiap empat sampai lima jam.

2.7.1 Olah Tubuh bagi Diabetisi


Latihan merupakan bagian yang penting dalam pengobatan diabetisi (orang
dengan diabetes). Latihan membantu diabetisi untuk meningkatkan kesensitifan
insulin, menurunkan risiko terkena gangguan jantung, mengontrol berat badan, dan
meningkatkan kesehatan mentalnya. Agar seseorang diabetisi bisa berlatih dengan
nyaman maka latihan harus disesuaikan dengan tingkat kesehatan dan kebugaran
serta umur. (Tjokroprawiro, A. 2007)

Ketika non diabetes berlatih maka pada saat itu kadar hormon insulin akan
menurun dan hormon glukagon meningkat. Penggunaan glukosa oleh otot akan
meningkat dan pemecahan glikogen di hati juga akan meningkat. Adapun pada
diabetesi, respon insulin akan berbeda, dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kadar
glukosa plasma, kadar hormon insulin, masukan makanan sebelumnya, serta jenis dan
intensitas latihan. Hal yang penting adalah kadar insulin selama dan setelah berlatih.
Kelebihan hormon insulin berpotensi untuk terjadinya hipoglikemi karena insulin
akan mencegah glukosa yang ada di otot. Sebaliknya kadar insulin yang terlalu
rendah tidak mempunyai kemampuan dalam mengontrol latihan dan produksi glukosa
serta asam lemak bebas akan berlanjut terus sampai batas. (Tjokroprawiro, A. 2007)

2.8 Penyakit Komplikasi Akibat dan Pencegahan dari Diabetes Mellitus.

2.8.1 Penyakit Komplikasi Diabetes Mellitus


Sebelum insulin ditemukan, setiap orang yang menderita diabetes yang
tergantung pada insulin (tipe 1) meninggal setelah 2 tahun. Namun, dengan
ditemukannya insulin ada sebuah perubahan drastis. Orang yang menderita diabetes
masih memiliki harapan untuk hidup lebih lama lagi. Namun, setelah bertahun-tahun,
diabetes mellitus kronis dapat merusak sejumlah jaringan tubuh yang berdampak
pada timbulnya penyakit komplikasi. Berikut penyakit komplikasi yang disebabkan
oleh diabetes mellitus kronis. (Krisnatuti, dkk.2009)
1. Gangguan pada mata
Lensa kabur
Bentuk lensa kadang-kadang berubah seperti yang biasa terjadi
pada usia lanjut. Hal ini berkaitan dengan diabetes mellitus yang
diderita. Konsentrasi glukosa darah yang tinggi dapat mengubah
bentuk lensa.
Katarak
Katarak adalah kekaburan pada lensa mata, sering dialami oleh
penderita diabetes. Untuk memulihkan penglihatan, diperlukan
operasi kecil.
Diabetic retinopathy
Retina merupakan bagian di belakang mata yang terlibat dalam
mengirimkan objek yang dilihat ke otak. Diabetes dapat
menyebabkan kelainan pada retina (diabetic retinopathy). Pada
diabetic retinopathy, terbentuk gelembung-gelembung kecil pada
pembuluh darah (mikroaneurisma) yang disebabkan oleh
terjadinya pendarahan kecil pada pembuluh darah (hemoragi).
Perubahan pada retina dapat menjadi parah dan memerlukan
perawatan. Dalam kondisi parah dan tidak dirawat, diabetes
mellitus dapat menyebabkan kebutaan. (Krisnatuti, dkk.2009)
Glaukoma
Pada glaukoma, pengeluaran cairan pada mata terganggu dan
timbul tekanan dalam bola mata yang dapat menyebabkan
pembuluh darah kecil yang mensuplai makanan ke saraf optik
rusak. Hal itu menyebabkan terganggunya penglihatan. Oleh
karena itu, penderita diabetes sebaiknya memeriksakan diri ke
dokter spesialis mata untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan. (Krisnatuti, dkk.2009).

2. Migren
Migren adalah sakit kepala yang hebat. Jika migren disebabkan
kadar glukosa tinggi, dapat disembuhkan dengan memperbaiki kontrol
terhadap diabetes.
3. Diabetic nephropathy
Diabetic nephropathy adalah kerusakan ginjal karena diabetes.
Untuk mengendalikannya perlu dilakukan kontrol yang baik terhadap
diabetes dengan cara melakukan pemeriksaan protein urin dan tekanan
darah. (Krisnatuti, dkk.2009)
4. Diabetic neuropathy
Diabetic neuropathy merupakan gangguan pada bagian saraf
sensorik yang dapat menyebabkan sering kehilangan rasa nyeri. Jika ada
luka atau tertusuk benda tajam, penderita diabetes tidak menyadarinya.
Penderita juga sering merasa kesemutan dan kram betis. Jika bagian saraf
yang terkena adalah saraf pusat, mulut dapat menjadi mencong, mata
tertutup sebelah, dan penglihatan menjadi ganda. (Krisnatuti, dkk.2009)
5. Gangguan pada kaki
Penderita diabetes berisiko tinggi infeksi dan luka pada kaki. Luka
kecil pada kaki dapat menyebabkan luka yang lebih besar, bahkan jika
tidak dirawat dapat menimbulkan gangren (pembusukan akibat luka). Jika
parah, bagian kaki yang terkena infeksi dapat diamputasi untuk
menghindari tersebarnya gangren ke jaringan lain.
Sebaiknya, jika timbul luka kecil, segera dirawat dan
dikonsultasikan ke dokter dengan cara perawatan yang tepat. Kemampuan
penderita diabetes untuk merasakan sakit, panas, atau dingin menjadi
berkurang, bahkan mati rasa karena sirkulasi darah yang berkurang.
Luka kecil kadang-kadang tidak terasa sakit, tetapi luka sekecil
apapun merupakan tempat masuk kuman yang dapat menyebabkan infeksi
dan dapat menyebar lebih cepat akibat berkurangnya pasokan darah.
(Krisnatuti, dkk.2009)
Berikut hal yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
infeksi (khususnya pada kaki):
 Cuci kaki dengan bersih setiap hari dengan air hangat (400C) dan
sabun mandi yang baik. Setelah dicuci, keringkan kaki khususnya
sela-sela jari kaki dengan menggunakan handuk halus yang bersih
dan jangan menggosok kulit.
 Sebaiknya, potong kuku jari kaki setelah mandi agar lebih mudah.
Pemotonganya jangan terlalu pendek, tetapi mengikuti bentuk jari,
juga jangan sampai masuk ke dalam cekungan kuku agar tidak
menimbulkan luka.
 Hindari kaki basah terus-menerus.
 Gunakan kaos kaki dan sepatu yang sesuai ukuran. (Krisnatuti,
dkk.2009)

6. Kelainan pada bagian mulut


Lidah penderita diabetes mellitus seringkali membesar dan terasa tebal
yang menimbulkan gangguan rasa pengecapan sehingga kurang dapat
merasakan lezatnya makanan. Selain itu, jaringan ikat pada lapisan bawah
gigi (periodontium) mudah rusak sehingga gigi menjadi goyah dan lepas.
7. Gangguan pendengaran
Jika terjadi gangguan saraf pendengaran, penderita sering mengeluh
telinganya berdenging. Jika tidak segera diatasi, penderita dapat tuli
sebelah atau keduanya.
8. Gangguan kulit
Biasanya, daya tahan tubuh penderita menurun sehingga sering terkena
infeksi yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Infeksi jamur pada kulit
menimbulkan rasa gatal dan bisul. (Krisnatuti, dkk.2009)

2.8.2 Pencegahan dari Diabetes Mellitus.


Ada tiga jenis pencegahan diabetes mellitus.

1. Pencegahan Primer
Tujuannya untuk mencegah terjadinya diabetes mellitus. Untuk itu, faktor-
faktor yang dapat menyebabkan diabetes mellitus perlu diperhatikan, baik
secara genetik maupun lingkungan. Berikut hal-hal yang harus dilakukan
dalam pencegahan primer.
 Pola makan sehari-hari harus seimbang dan tidak berlebihan
 Olahraga secara teratur dan tidak banyak berdiam diri
 Usahakan berat badan dalam batas normal
 Hindari obat-obatan yang dapat menimbulkan diabetes mellitus
(diabetogenik). (Champe, P.C, dkk. 2011)

2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder tujuannya adalah mencegah agar penyakit diabetes
mellitus yang sudah timbul tidak menimbulkan komplikasi penyakit lain,
menghilangkan gejala, dan keluhan penyakit diabetes mellitus. Pencegahan
sekunder meliputi deteksi dini penderita diabetes mellitus, terutama bagi
kelompok yang beresiko tinggi terkena diabetes mellitus. Bagi yang dicurigai
terkena diabetes mellitus, perlu diteliti lebih lanjut untuk memperkuat dugaan
adanya diabetes mellitus.
Berikut hal-hal yang harus dilakukan dalam pencegahan sekunder.
 Diet sehari hari harus seimbang dan sehat
 Menjaga berat badan dalam batas normal
 Usaha pengendalian gula darah agar tidak terjadi komplikasi diabetes
mellitus
 Olahraga teratur sesuai dengan kemampuan fsik dan umur. (Champe,
P.C, dkk. 2011)

3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dari
komplikasi penyakit yang sudah terjadi. Berikut pencegahan yang dimaksud :
 Mencegah terjadinya kebutaan jika menyerang pembuluh darah mata.
 Mencegah gagal ginjal kronik, jika menyerang pembuluh darah ginjal
 Mencegah stroke jika menyerang pembuluh darah otak.
 Mencegah terjadinya gangren jika terjadi luka

Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan secara rutin dan berkala


terhadap organ bagian organ tubuh yang rentan terhadap komplikasi
dan kecacatan. (Champe, P.C, dkk. 2011)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah yang kami buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit
diabetes mellitus atau DM ini sangat berbahaya dan menakutkan. Banyak sekali
faktor yang menyebabkan seseorang menderita peyakit diabetes mellitus. Seperti
contohnya, obesitas (berat badan berlebih), faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat
(jarang berolahraga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.

3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca makalah ini adalah sebagai berikut.

3.2.1 Selalu berhati-hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolahraga dan
istirahat yang cukup.
3.2.2 Jaga pola makan, jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Champe, P.C, Harvey, R.A dan Ferrier, D.R. 2011. Biokimia Ulasan Bregambar.
Edisi 3. Diterjemahkan oleh: Novrianti, A, Nuryanto, I dan Resmisari, T.
Jakarta: EGC

Johnson, M. 2013. Diabetes; Terapi dan Pencegahannya. Edisi 4. Diterjemahkan


oleh: Siboro, P.A. Bandung: Indonesia Publishing House

Krisnatuti, D dan Yenrina, R. 2009. Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Mellitus.
Jakarat: Penebar Swadaya

Lakshita, N. 2012. Anak Aktif, Bebas Diabetes. Jogjakarta: Javalitera

Tanda, H. 2008. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes.Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama

Tjokroprawiro, A. 2007. Hidup Sehat dan Bahagia bersama Diabetes Mellitus.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik. Vol 1. Edisi 2.


Diterjemahkan oleh: Sarjadi. Jakarta: EGC

Wijayakusuma, H. 2004. Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Jakarta: Puspa Sehat

You might also like