Professional Documents
Culture Documents
Diabetes Melitus
Nursalisa (P031713411066)
Dosen Pembimbing :
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam pemahaman mata kuliah Patologi Manusia mengenai Diabetes
Mellitus.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
tentang Diabetes Mellitus tersebut. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan.
Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Diabetes Mellitus atau yang sering dikenal kencing manis merupakan penyakit
yang tidak pandang bulu, karena diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang
paling sering ditemukan pada abad ke-21. Oleh karena itu, diabetes mellitus
tercantum dalam urutan keempat prioritas penelitian nasional untuk penyakit
degenaratif setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler dan geriati. Penyakit
yang disebabkan kadar glukosa dalam darah melebihi normal ini mempunyai gejala
sering kencing dan air kencing yang mengandung gula. Semua kalangan dapat
mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, remaja, muda, atau pun tua. ( Tandra, H.
2008)
Jika tidak ditangani secara serius, timbulnya komplikasi berupa gangguan pada
organ tubuh tidak dapat dihindari, bahkan dapat menimbulkan kematian. Pengobatan
secara medis dengan obat-obatan modern dan suntikan kadang sulit dilakukan karena
tingginya biaya pengobatan. Namun, pengobatan tradisional dengan tanaman obat
menjadi langkah alternatif untuk mengatasinya serta Pengaturan menu makanan
sangat penting untuk penderita diabetes mellitus. Dengan mempertimbangkan jumlah
kalori dan jumlah gizi yang dibutuhkan, tujuan pengaturan menu tersebut akan
tercapai. Oleh karena itu disusunlah makalah ini untuk mengetahui penyebab
(etiologi) dan perubahan biologis tubuh akibat (patogenesis) dari masing-masing
penyakit serta untuk mengetahui hubungannya penatalaksanaan gizi. (Wijayakusuma,
H. 2004).
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah sebagai berikut :
Istilah diabetes mellitus diperoleh dari bahasa Latin yang berasal dari kata
Yunani, yaitu diabetes yang berarti pancuran dan mellitus yang madu. Jadi, diabetes
mellitus adalah pancuran madu. Istiah pancuran madu berkaitan dengan kondisi
penderita yang mengeluarkan sejumlah besar urin dengan kadar gula yang tinggi.
Selanjutnya, di Indonesia dikenal dengan nama penyakit kencing gula/kencing manis
karena urin (kencing) penderita sering dikerumuni semut karena tingginya kadar gula
dalam urin.(Wijayakusuma, H. 2004)
Tingginya kadar glukosa dapat merusak saraf, pembuluh darah, dan arteri
yang menuju ke jantung. Kondisi tersebut menyebabkan diabetes mellitus dapat
meningkatkan resiko serangan jantung, stroke, gagal ginjal, penyakit pembuluh darah
perifer, serta penyakit komplikasi lain. Dalam kasus yang parah, diabetes mellitus
dapat menyebabkan kebutaan, bahkan kematian. Oleh karena itu, dibutuhkan
penanganan serius dalam mengatasi penyakit ini. .(Wijayakusuma, H. 2004)
Virus tertentu dapat menyerang seseorang yang mudah terkena diabetes mellitus
karena mempunyai pola gen tertentu, yaitu gen HLA. Pada umunya, orang dengan
pola gen HLA tidak menderita diabetes. Gen ini hanya menyebabkan lebih rentan
(mudah terkena) dibandingkan orang lain yang tidak memiliki gen tersebut.
( Lakshita, N. 2012 ).
Tipe ini paling banyak menyerang orang muda dibawah umur 30 tahun. Namun ,
kadang-kadang tipe ini juga dapat menyerang segala umur. Biasanya penderita tipe I
tampak kurus. Gejala diabetes tipe I dapat berkembang secara cepat dalam waktu 1
minggu atau beberapa bulan. Dari hasil penelitian, presentase penderita diabetes
mellitus tipe I sebesar 10-20% , sedangkan penderita diabetes mellitus tipe II sebesar
80-90%. ( Lakshita, N. 2012 )
Pada tipe II , sel-sel β pankreas tidak rusak, walaupun hanya terdapat sedikit yang
normal sehingga masih bisa mensekresi insulin, tetapi dalam jumlah sedikit sehingga
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Biasanya, penderita tipe ini adalah
orang dewasa gemuk diatas 40 tahun, tetapi kadang-kadang juga menyerang segala
umur. ( Lakshita, N. 2012 )
Gejala diabetes tipe II lebih bertingkat dan tidak muncul selama bertahun-tahun
setelah serangan penyakit. Pengobatan kebanyakan dilakukan dengan pola makan
khusus dan berolahraga. ( Lakshita, N. 2012 )
Diabetes mellitus saa kehamilan merupakan istilah yang digunakan untuk wanita
yang menderita diabetes selama kehamilan dan kembali normal sesudah hamil.
Banyak wanita yang mengalami diabetes kehamilan kembali normal saat postpartum
(setelah kelahiran), tetapi pada beberapa wanita tidak demikian.( Lakshita, N. 2012 )
Semakin berat diabetes, semakin besar penyakit komplikasi yang di derita ibu
selama kehamilan. Berdasarkan beratnya komplikasi ada 3 golongan penyakit
diabetes .
Golongan I
Diabetes yang diagnosis selama kehamilan. Setelah melahirkan , kondisi ibu
kembali normal seperti semula.
Golongan II
Diabetes yang diagnosis selama kehamilan dan menetap, setelah melahirkan
masih menderita diabetes.
Golongan III
Diabetes yang menetap dan menimbulkan penyakit kompilkasi akibat
diabetes.
( Lakshita, N. 2012 ).
Jika sedang lapar (tidak ada asupan karbohidrat), konsentrasi glukosa darah
akan tutup. Dengan bantuan glukosa (hormon yang disekresi oleh sel 𝛼 pankreas),
glikogen hati akan dipecahkan lagi menjadi glukosa dan dilepaskan kembali ke dalam
darah untuk menjaga konsentrasi glukosa darah tetap normal. (Johnson, M. 2013)
Produksi dan sekresi insulin dipacu oleh jumlah glukosa dalam darah. Jika
jumlah glukosa telah mencapai kadar tertentu, insulin akan disekreskan dan
“membuka” sel-sel dalam hati, otot, dan lemak sehingga memunginkan glukosa
masuk ke dalam sel-sel tersebut. Dengan demikian, glukosa tidak menumpuk dalam
darah dan kadar glukosa darah tetap normal. (Johnson, M. 2013)
Jika glukosa darah belum dibutuhkan oleh sel-sel, kadar glukosa darah yang
masih tinggi akan diubah menjadi glikogen (disimpan dalam hati dan otot) dan lemak
(disimpan dalam jaringan adiposa) untuk menormalkan. (Johnson, M. 2013)
Insulin
Energi
Glukosa darah Glukosa
Karbohidrat meningkat
darah normal
Glikogen &
lemak
Keterangan :
Insulin
Energi
Glukosa darah
Karbohidrat
meningkat
Glikogen &
lemak
Glikosuria
(urin Gejala
mengandung DM
glukosa)
Keterangan :
1. Pola Makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. Hal ini
disebabkan jumlah/kadar insulin oleh sel dan pankreas mempunyai kapasitas
maksimum untuk di ekskresikan. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan
secara berlebihan dan tidak diimbangi oleh sekresi insulin dalam jumlah
memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan
menyebabkan diabetes mellitus. (Tandra, H. 2008)
2. Obesitas
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan yang lebih besar untuk terserang diabetes mellitus
dibandingkan dengan orang yang tidak gemuk. (Tandra, H. 2008)
3. Faktor genetis
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab diabets mellitus orang tua.
Biasanya, seseorang yang menderita diabetes mellitus mempunyai anggota
keluarga yang juga terkena. Jika kedua orang tua menderita diabetes, insiden
diabetes pada anak-anaknya meningkat, tergantung pada umur berapa orang
tua menderita diabetes. Resiko terbesar bagi anak-anak terserang diabetes
terjadi jika salah satu atau kedua orang tua mengalami penyakit ini sebelum
berumur 40 tahun. Riwayat keluarga pada kakek dan nenek kurang
berpengaruh secara signifikasi terhadap cucunya. (Tandra, H. 2008)
Tes glukosa darah yang di uji setiap waktu sepanjang hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir. Jika kadar glukosa darah sama atau di
atas 200mg/dl, hal itu menunjukkan adanya diabetes mellitus.( Underwood,
J.C.E. 1999 )
Tes ini memerlukan puasa 12 Sampai 14 jam sebelum darah diambil untuk
pemeriksaan. Puasa adalah keadaan tanpa suplai makanan (kalori) selama
minimum 8 jam, tetapi tetap di perbolehkan minum air putih. Jadi, bukan
puasa makan dan minum seperti yang biasa dilakukan. Jika kadar glukosa
darah puasa sama atau lebih dari 126mg/dl maka di kategorikan diabetes
mellitus. .( Underwood, J.C.E. 1999 )
3. Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin dapat memberi dugaan kuat adanya diabetes mellitus,
tetapi pemeriksaan urin tidak dapat digunakan sebagian dasar diagnosis
adanya diabetes mellitus. Pada pemeriksaan urin, urin akan dianalisis,
mengandung glukosa (gula) atau tidak. Jika dalam urin ditemukan adanya
glukosa, hal itu dapat memperkuat dengan adanya diabetes mellitus.
(Underwood, J.C.E. 1999 )
4. Tes Keton
Keton ditemukan dalam urin jika kadar glukosa darah sangat tinggi
atau sangat rendah. Jika hasil tes positif dan kadar glukosa juga tinggi, dapat
memperkuat dugaan adanya diabetes mellitus. ( Underwood, J.C.E. 1999)
5. Pemeriksaan Mata
Dari hasil pemeriksaan pada mata menampakkan adanya retina yang
abnormal (tidak normal). Hal ini terjadi pada penderita diabetes mellitus
kronis akibat komplikasi penyakit diabetes mellitus. ( Underwood, J.C.E.
1999).
Tujuan dari terapi gizi pada klien diabetes mellitus secara menyeluruh
bertujuan untuk memberikan pendidikan supaya ada perubahan kebiasaan makan dan
latihan yang dapat meningkatkan kontrol metabolisme. (Tjokroprawiro, A. 2007).
Tujuan secara khusus dari terapi gizi pada penderita diabetes mellitus antara
lain sebagai berikut :
a. Mencapai dan memelihara kadar glukosa darah normal yang tercipta dari
koordinasi antara asupan makanan, hormon insulin, dan latihan fisik.
b. Mencapai dan memelihara kadar lemak darah
c. Menetapkan pemberian energi untuk :
1. Mencapai dan memelihara berat badan ideal orang dewasa
2. Mencapai dan memelihara pertumbuhan dan perkembangan normal untuk
anak-anak
3. Memulihkan tubuh dari keadaan sakit
4. Meningkatkan kebutuhan metabolisme pada keadaan hamil dan menyusui
d. Mencegah dan mengobati komplikasi akut dan kronis dari diabetes mellitus
seperti gangguan ginjal, hipertensi, dan penyakit jantung.
e. Meningkatkan kesehatan secara menyeluruh. (Tjokroprawiro, A. 2007)
Ketika non diabetes berlatih maka pada saat itu kadar hormon insulin akan
menurun dan hormon glukagon meningkat. Penggunaan glukosa oleh otot akan
meningkat dan pemecahan glikogen di hati juga akan meningkat. Adapun pada
diabetesi, respon insulin akan berbeda, dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kadar
glukosa plasma, kadar hormon insulin, masukan makanan sebelumnya, serta jenis dan
intensitas latihan. Hal yang penting adalah kadar insulin selama dan setelah berlatih.
Kelebihan hormon insulin berpotensi untuk terjadinya hipoglikemi karena insulin
akan mencegah glukosa yang ada di otot. Sebaliknya kadar insulin yang terlalu
rendah tidak mempunyai kemampuan dalam mengontrol latihan dan produksi glukosa
serta asam lemak bebas akan berlanjut terus sampai batas. (Tjokroprawiro, A. 2007)
2. Migren
Migren adalah sakit kepala yang hebat. Jika migren disebabkan
kadar glukosa tinggi, dapat disembuhkan dengan memperbaiki kontrol
terhadap diabetes.
3. Diabetic nephropathy
Diabetic nephropathy adalah kerusakan ginjal karena diabetes.
Untuk mengendalikannya perlu dilakukan kontrol yang baik terhadap
diabetes dengan cara melakukan pemeriksaan protein urin dan tekanan
darah. (Krisnatuti, dkk.2009)
4. Diabetic neuropathy
Diabetic neuropathy merupakan gangguan pada bagian saraf
sensorik yang dapat menyebabkan sering kehilangan rasa nyeri. Jika ada
luka atau tertusuk benda tajam, penderita diabetes tidak menyadarinya.
Penderita juga sering merasa kesemutan dan kram betis. Jika bagian saraf
yang terkena adalah saraf pusat, mulut dapat menjadi mencong, mata
tertutup sebelah, dan penglihatan menjadi ganda. (Krisnatuti, dkk.2009)
5. Gangguan pada kaki
Penderita diabetes berisiko tinggi infeksi dan luka pada kaki. Luka
kecil pada kaki dapat menyebabkan luka yang lebih besar, bahkan jika
tidak dirawat dapat menimbulkan gangren (pembusukan akibat luka). Jika
parah, bagian kaki yang terkena infeksi dapat diamputasi untuk
menghindari tersebarnya gangren ke jaringan lain.
Sebaiknya, jika timbul luka kecil, segera dirawat dan
dikonsultasikan ke dokter dengan cara perawatan yang tepat. Kemampuan
penderita diabetes untuk merasakan sakit, panas, atau dingin menjadi
berkurang, bahkan mati rasa karena sirkulasi darah yang berkurang.
Luka kecil kadang-kadang tidak terasa sakit, tetapi luka sekecil
apapun merupakan tempat masuk kuman yang dapat menyebabkan infeksi
dan dapat menyebar lebih cepat akibat berkurangnya pasokan darah.
(Krisnatuti, dkk.2009)
Berikut hal yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
infeksi (khususnya pada kaki):
Cuci kaki dengan bersih setiap hari dengan air hangat (400C) dan
sabun mandi yang baik. Setelah dicuci, keringkan kaki khususnya
sela-sela jari kaki dengan menggunakan handuk halus yang bersih
dan jangan menggosok kulit.
Sebaiknya, potong kuku jari kaki setelah mandi agar lebih mudah.
Pemotonganya jangan terlalu pendek, tetapi mengikuti bentuk jari,
juga jangan sampai masuk ke dalam cekungan kuku agar tidak
menimbulkan luka.
Hindari kaki basah terus-menerus.
Gunakan kaos kaki dan sepatu yang sesuai ukuran. (Krisnatuti,
dkk.2009)
1. Pencegahan Primer
Tujuannya untuk mencegah terjadinya diabetes mellitus. Untuk itu, faktor-
faktor yang dapat menyebabkan diabetes mellitus perlu diperhatikan, baik
secara genetik maupun lingkungan. Berikut hal-hal yang harus dilakukan
dalam pencegahan primer.
Pola makan sehari-hari harus seimbang dan tidak berlebihan
Olahraga secara teratur dan tidak banyak berdiam diri
Usahakan berat badan dalam batas normal
Hindari obat-obatan yang dapat menimbulkan diabetes mellitus
(diabetogenik). (Champe, P.C, dkk. 2011)
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder tujuannya adalah mencegah agar penyakit diabetes
mellitus yang sudah timbul tidak menimbulkan komplikasi penyakit lain,
menghilangkan gejala, dan keluhan penyakit diabetes mellitus. Pencegahan
sekunder meliputi deteksi dini penderita diabetes mellitus, terutama bagi
kelompok yang beresiko tinggi terkena diabetes mellitus. Bagi yang dicurigai
terkena diabetes mellitus, perlu diteliti lebih lanjut untuk memperkuat dugaan
adanya diabetes mellitus.
Berikut hal-hal yang harus dilakukan dalam pencegahan sekunder.
Diet sehari hari harus seimbang dan sehat
Menjaga berat badan dalam batas normal
Usaha pengendalian gula darah agar tidak terjadi komplikasi diabetes
mellitus
Olahraga teratur sesuai dengan kemampuan fsik dan umur. (Champe,
P.C, dkk. 2011)
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dari
komplikasi penyakit yang sudah terjadi. Berikut pencegahan yang dimaksud :
Mencegah terjadinya kebutaan jika menyerang pembuluh darah mata.
Mencegah gagal ginjal kronik, jika menyerang pembuluh darah ginjal
Mencegah stroke jika menyerang pembuluh darah otak.
Mencegah terjadinya gangren jika terjadi luka
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit
diabetes mellitus atau DM ini sangat berbahaya dan menakutkan. Banyak sekali
faktor yang menyebabkan seseorang menderita peyakit diabetes mellitus. Seperti
contohnya, obesitas (berat badan berlebih), faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat
(jarang berolahraga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.
3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca makalah ini adalah sebagai berikut.
3.2.1 Selalu berhati-hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolahraga dan
istirahat yang cukup.
3.2.2 Jaga pola makan, jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Champe, P.C, Harvey, R.A dan Ferrier, D.R. 2011. Biokimia Ulasan Bregambar.
Edisi 3. Diterjemahkan oleh: Novrianti, A, Nuryanto, I dan Resmisari, T.
Jakarta: EGC
Krisnatuti, D dan Yenrina, R. 2009. Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Mellitus.
Jakarat: Penebar Swadaya
Tanda, H. 2008. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes.Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Wijayakusuma, H. 2004. Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Jakarta: Puspa Sehat