Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
dijabarkan dalam salah satu misinya adalah memandirikan masyarakat. Hal ini memerlukan
dukungan dari semua unsur yang ada, termasuk masyarakat sebagai objek dan subjek dari
pembangunan kesehatan itu sendiri. Selama lebih dari lima dekade Indonesia selalu
diharapkan dengan masalah kesehatan yang masih klasik yaitu masih tingginya kekurangan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan perilaku hidup sehat serta
menjaga lingkungan yang baik untuk mendukung kesehatan. Gaya hidup orang dewasa
sering menjadi penyebab penyakit kronik seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,
Morbiditas dan mortalitas pada orang dewasa sangat bervariasi usia, jenis kelamin, ras,
dan etnis. Enam penyebab utama kematian yaitu Penyakit jantung (penyakit jantung koroner)
dan penyakit serebrovaskular (stroke) adalah penyebab kematian pertama dan ketiga pada
orang dewasa. Neoplasma ganas (kanker), kronis lebih rendah penyakit pernapasan, cedera
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data
WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008,
sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. PTM
juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat
ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia
kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju,
menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia
1
kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovascular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti
kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang
diabetes (Suwanti,2017).
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM)
diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di
negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan
meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan
diabetes. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per
tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini.
Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi.
Artinya, 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di antaranya
Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada
2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi. Diperkirakan juga setiap tahun ada
Secara global, regional dan Nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular semakin jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan
akibat penyakit tidak menular dan kecelakaan akan meningkat dan penyakit menular akan
menurun. PTM seperti kanker, jantung, DM dan paru obstruktif kronik, serta penyakit kronik
lainnya akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Sementara itu
penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Malaria, Diare dan penyakit infeksi lainnya
diprediksi akan mengalami penurunan pada tahun 2030. Peningkatan kejadian PTM
berhubungan dengan peningkatan faktor risiko akibat perubahan gaya hidup seiring dengan
2
perkembangan dunia yang makin modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan usia
Diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai dengan masih
sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu , munculnya kembali beberapa
penyakit menular lama (Re-Emerging Diseases). Di sisi lain, PTM menunjukkan adanya
Data Statistik Kematian dari WHO menujukkan Indonesia, di Indonesia, angka kematian
laki –laki meningkat lebih tinggi dibandingkan perempuan pada kelompok usia 20 – 24
tahun. Hal ini cenderung konsisten hingga kelompok usia lebih dari 70 tahun. Beberapa
faktor resiko yang menempatkan laki – laki lebih beresiko daripada perempuan untuk sakit
atau meniggal antara lain perilaku beresiko, alcohol dan pnyalahgunaan zat, diet, kurangnya
sosialisasi dengan dunia luar serta kurang memperhatikan pemeriksaan kesehatan secara rutin
sebesar 25,8%, prevalensi tertinggi terjadi di Bangka Belitung (30,%) dan yang terendah di
Papua (16,8%). Sementara itu, data Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun
2016 menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun ke atas
sebesar 32,4%.
diagnosis dokter atau minum obat, dan hasil pengukuran pada penduduk umur > 18 tahun
mengalami peningkatan dari tahun 2013 (25,8%) selanjutnya kemudian di tahun 2018 ini
mengalami peningkatan menjadi 34,1 %, jika kita melihat antara selama lima tahun ini
menempatkan Sulawesi Selatan berada pada urutan ke 14 dari 34 Propinsi yang ada di
Indonesia. Bila melihat hal tersebu Prevalensi Hipertensi di Sulawesi Selatan cukup tinggi
(Riskesdas 2018).
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi prevalensi PTM di
Indonesia, namun belum sepenuhnya mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sebagai
seorang perawat, peran kita tidak hanya sebagai pemberi pengobatan ataupun perawatan di
rumah sakit, namun juga dapat berperan sebagai perawat komunitas yang berperan meliputi
model dan fasilitator kesehatan. Peran perawat komunitas dalam mengurangi PTM yaitu
1.2 Tujuan
dengan masalah kesehatan resiko Hypertensi di Desa Toddo Toa Kecamatan Pallangga
4
1.2.2 Tujuan Khusus
resiko hypertensi.
Toddo Toa.
Toddo Toa.
community as partner. Pada model community as partner terdapat dua faktor utama yaitu
fokus pada komunitas sebagai mitra dan proses keperawatan (Anderson & Mc Farlan, 2004).
Pada pengkajian komunitas terdapat core dan 8 (delapan) subsistem dari masyarakat. Core
pada usia dewasa dengan masalah kesehatan hypertensi yang terdiri dari riwayat
terbentuknya aggregat, demografi, suku, nilai, dan kepercayaan. Sedangkan pada subsistem
terdapat lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan social, ekonomi, transportasi dan
keamanan, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan, dan rekreasi yang berkaitan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah Dewasa (adult) berasal dari bahasa latin yaitu adultus yang berarti telah
tumbuh menjadi kekuatan yang sempurna dan ukuran atau telah menjadi dewasa, orang
dewasa adalah individu yang menyelesaikan pertumbuhan fisiknya dan siap menerima
posisi dan jabatan di masyarakat (Hurlock, 2011). Menurut Allender Rector dan Warner
(2014) orang dewasa adalah orang yang telah berusia 18 tahun atau lebih terbagi dalam
dua masa yaitu dewasa muda atau young adult yang berumur antara 18 – 35 tahun dan
dewasa (adult) berumur anatara 35 – 65 tahun. Dewasa muda merupakan periode antara
usia 20 hingga 40 tahun, dan dewasa pertengahan antara usia 40 hingga 60 tahun (Polan
dan Taylor, 2007). Selain itu menurut Hurloc 2011, masa dewasa kemudian dibagi dalam
tiga periode, yaitu masa dewasa awal yang berumur dari 18 – 40 tahun, dewasa
pertengahan atau madya yang berumur antara 40- 60 tahun dan dewasa akhir atau usia
Orang dewasa tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang memiliki kematangan
konsep menuju ke kemandirian. Kematang psikologi bagi orang dewasa sebagai pribadi
mampu untuk mengarahan diri sendiri dan mendorong keinginan untuk dipandang dan
diperlakukan secara baik oleh orang lain sebagai pribadi yang mengarhkan dirinya
sendiri, bukan diarahkan, dipaksa dan di manipulasi oleh orang lain. Apabila orang
dewasa mengahadapi situasi yang tidak menguntungkan untuk dirinya maka dia akan
6
2.1.2 Karakteristik Orang Dewasa Sebagai Populasi beresiko
dengan masalah kesehatan memiliki kemapuan untuk berkembang lebih buruk karena
adanya faktor resiko yang mepengaruhi (Allender dan Rector 2011). Orang dewasa
termasuk kedalam populasi beresiko karena memiliki masalah kesehatan yang dapat
berkembang akibat berbagai faktor resiko (Stanhope dan Lancaster, 2016). Karaktersitik
populasi beresiko meliputi biologi dan terkait usia (biologi and age- related risk) resiko
lingkungan (environmental risk) dan resiko perilaku atau gaya hidup (behavioral/lif style
risk).
kekuatan maupun kesehatan, kondisi ini mencapai puncaknya pada masa permulaan
dewasa hingga menurun pada masa dewasa awal sehingga lebih mudah terserang
penyakit. Dewasa awal merupakan masa produktif dan merupakan kondisi yang paling
Usia dewasa merupakan usia yang paling produktif, Stanhope dan Lancater 2016
mengatakan faktor yang paling menjadi resiko adalah lingkungan adalah resiko social
ekonomi. Potter dan Perry Stockert dan Hall mengatakan bahwa umumnya lingkungan
yang menjadi faktor resiko bagi orang dewasa adalah lingkungan pekerjaan yang
Sebagian dari orang dewasa sangat mudah ntuk mempunyai masalah kesehatan,
melakukan gaya hidup yang salah. Orang usia dewasa tidak percaya bahwa gaya hidup
masa remaja awal sangat menentukan kesehatan pada masa usia tua. Banyak oranh yang
berusia muda mengembangkan pola makan buruk, seperti tidak makan pagi,
mengandalkan cemilan sebagai sumber makanan sepanjang hari, makan makanan cepat
saji, perilaku merokok dan penggunakan minuman beralkohol, penggunaan zat –zat
terlarang, melalaikan latihan fisik, olah raga tidak teratur dan kadang tidur larut malam,
pola seperti ini merupakan faktor resiko untuk terjadinya penurunan kesehatan.
Kebiasaan makan yang kurang sehat dan aktivitas fisik yang kurang merupakan kondisi
2.2.1 Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi abnormal dan diukur paling tidak pada 3
kesempatan yang berbeda (Corwin, 2009). Sedangkan menurut Wijaya dan Putri (2013)
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara
abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang
disebabkan suatu atau beberapa faktor resiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya
8
2.2.2 Etiologi
rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari
penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan TPR, jantung harus memompa secara
lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk
mendorong darah melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut
tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri
ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus mampu memompa
darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tesebut. Pada hipertrofi, serat-
serat otot jantung juga mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya
pusat vasomotorpada medula di otak, dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
9
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang
tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat
(kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma [peningkatan nitrogen urea darah
(Blood Urea Nitrogen) dan kreatinin]. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat
sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan (Sagala, 2009).
Menurut Sagala (2009) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul
setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa : nyeri kepala saat terjaga, kadang-
kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial,
penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi, ayunan langkah yang tidak
mantap karena kerusakan susunan saraf pusat, nokturia karena peningkatan aliran darah
ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler.Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing,
muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa
bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi
makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan
alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon.
Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit
Jenis Kelamin, Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi
dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki
11
dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami
menopause. Laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6% dari pria
dan 11% pada wanita. Laporan dari Sumatra Barat menunjukan 18,6% pada pria dan
17,4% wanita. Daerah perkotaan Semarang didapatkan 7,5% pada pria dan 10,9% pada
wanita. Sedangkan di daerah perkotaan Jakarta didapatkan 14,6 pada pria dan 13,7%
Riwayat Keluarga, Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah
dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidupnya memiliki
Garam Dapur, Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi.
Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang
minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang
rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat
menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui
peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004 dalam
Sagala, 2009).
Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih
mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan
darah (Sagala, 2009). Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi
gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman yang asupan
garamnya rendah. Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi
presentasinya rendah, tetapi jika asupan garam 5-15 gram perhari, akan meningkat
akan menaikan tekanan darah karena garam mempunyai sifat menahan air. Hindari
pemakaian garam yang berlebih atau makanan yang diasinkan. Hal ini tidak berarti
menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan. Sebaliknya jumlah garam
Merokok, Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan
merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah
karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh
pembulu darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi
sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini
akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat
karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok
menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekanan darah karena
jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan
pada orang yang kurang aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung
yang lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap
kontraksi. Otot jantung semakin keras dan sering memompa maka makin besar tekanan
Depresi/Stres, Depresi juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya
hipertensi dimana hubungan antara depresi dengan hipertensi diduga melalui aktivitas
saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak
perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan
dengan pengaruh depresi yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota
2.2.6.1 Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi.Stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi
stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang bingung, limbung atau
bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit
digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara
jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak (Santoso, 2006). Infark Miokard dapat
terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen
ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui
kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia
disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan (Sagala, 2009).
14
2.2.6.2 Gagal Ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan
kematian. Rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga
tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai
jaringan lain sering disebut edema.Cairan didalam paru – paru menyebabkan sesak
Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat).
Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-
neuron disekitarnya kolap dan terjadi koma serta kematian (Sagala, 2009).
15
Hipertensi tingkat 1 140 -159 Atau 90 – 99
memperhatikan pola hidup dan menjaga psikis dari anggota keluarga yang menderita
hipertensi.Pengaturan pola hidup sehat sangat penting pada klien hipertensi guna untuk
Adapun cakupan pola hidup antara lain berhenti merokok, mengurangi kelebihan
berat badan, menghindari alkohol, modifikasi diet. Dan yang mencakup psikis antara lain
Merokok sangat besar peranannya meningkatkan tekanan darah, hal ini disebabkan
oleh nikotin yag terdapat didalam rokok yang memicu hormon adrenalin yang
didalam paru dan diedarkan keseluruh aliran darah lainnya sehingga terjadi penyempitan
pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kerja jantung semakin meningkat untuk memompa
Berhenti merokok tekanan darah akan turun secara perlahan, disamping itu jika masih
merokok maka obat yang dikonsumsi tidak akan bekerja secara optimal dan dengan
dan kanker. Tubuh yang berat akan semakin tinggi tekanan darah, jika menerapkan pola
16
makan seimbang maka dapat mengurangi berat badan dan menurunkan tekanan darah
Alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan hormon –hormon lain yang membuat
pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan natrium dan air. Minum-
minuman yang beralkohol yang berlebih juga dapat menyebabkan kekurangan gizi yaitu
Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada klien hipertensi, tujuan
utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat yang dapat
mengontrol tekanan darah tinggi dan mengurangi penyakit kardiovaskuler. Ada empat
macam diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekanan darah
yakni : diet rendah garam, diet rendah kolestrol, lemak terbatas serta tinggi serat, dan
Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta hipertensi.
Tujuan diet rendah garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah
edema dan penyakit jantung (lemah jantung). Adapun yang disebut rendah garam bukan
hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan rendah sodium
atau natrium (Na). Oleh karena itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
melakukan diet rendah garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung cukup
zat – zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah sodium dan
17
Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder,
MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoat (Biasanya
terdapat didalam saos, kecap, selai, jelly), makanan yang terbuat dari mentega serta obat
yang mengandung natrium (obat sakit kepala). Penderita hipertensi, biasakan penggunaan
Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Tiga bagian lemak didalam tubuh yaitu :
kolestrol, trigliserid, dan pospolipid. Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari –
hari dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih
banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol dapat terjadi karena
terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan tubuh
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat terdiri dari dua jenis
yaitu serat kasar (Crude Fiber) dan serat kasar banyak terdapat pada sayuran dan buah –
buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang,
beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit
tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu
dan selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan
yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi (Mayo, 2005).
Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan. Kelebihan berat
badan atau obesitas akan berisiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang
yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi. Perencanaan diet, perlu diperhatikan hal
– hal berikut :
a) Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk
Stres/depresi tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi depresi berat dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah yang bersifat sementara yang sangat tinggi.
Apabila periode depresi sering terjadi maka akan mengalami kerusakan pada pembuluh
darah, jantung dan ginjal sama halnya seperti yang menetap (Sagala, 2009).
Manfaat olah raga yang sering di sebut olah raga isotonik seperti jalan kaki, jogging,
berenang dan bersepeda sangat mampu meredam hipertensi. Pada olah raga isotonik
naiknya tekanan darah. Hindari olah raga isometrik seperti angkat beban, karena justru
Istirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel dalam tubuh,
istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan waktu. Waktu istirahat itu perlu dilakukan
secara rutin diantara ketegangan jam bekerja sehari – hari. Istirahat juga bukan berarti
melakukan rekreasi yang melelahkan, tetapi yang dimaksudkan dengan istirahat adalah
yang dikembangkan oleh Neuman dengan menggunakan pendekatan manusia secara utuh
dalam melihat masalah pasien. Model community of client dikembangkan oleh Anderson dan
19
McFlarlane untuk menggambarkan definisi keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
perpaduan antara kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut dinamakan model
masyarakat.
kerangka kerja bagi model community as partner yang didefinisikan sebagai berikut:
2.3.1 Individu
Individu dalam model community as partner adalah sebuah populasi atau sebuah
agregat. Setiap orang dalam sebuah komunitas yang didefinisikan (populasi total) atau
2.3.2 Lingkungan
masyarakat tinggal, pekerjaan, suku bangsa dan ras, carahidup, serta faktor lain yang
2.3.3.Kesehatan
Kesehatan dalam model ini dilihat sebagai sumber bagi kehidupan sehari-hari, bukan
tujuan hidup. Kesehatan merupakan sebuah konsep positif yang menekankan pada
2.3.4.Keperawatan
Keperawatan, berdasarkan definisi tiga konsep yang lain, merupakan upaya pencegahan
dini dalam mencegah kerusakan lebih lanjut, dan pencegahan tersier yang bertujuan
Model community as partner memiliki dua faktor sentral yaitu berfokus pada
komunitas sebagai partner (mitra) yang digambarkan dalam roda assessment. Fokus sentral
tersebut berhubungan dengan masyarakat pada komunitas sebagai intinya dan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Model tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
21
Gambar 2.1. Model Community as Partner(Anderson & McFarlane, 2011).
pedoman dalam praktik di komunitas. Anderson dan McFarlane (2011) mengatakan bahwa
dengan menggunakan model community as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda
2011) terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti
yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri
dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk suatu komunitas. Inti
meliputi demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai anggota
sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan, pendidikan, keamanan dan
normal atau tingkat kesehatan komunitas yang telah dicapai selama ini. Garis normal
pertahanan dapat berupa karakteristik seperti nilai imunitas yang tinggi, angka mortalitas
infant yang rendah, atau tingkat penghasilan yang sedang. Garis pertahann normal juga
sebuah garis putus-putus di sekitar komunitas dan garis pertahanan normal, merupakan
daerah (zona) penyangga (buffer) yang menggambarkan sebuah tingkat kesehatan yang
22
dinamis yang dihasilkan dari respon sementara terhadap stressor. Respon sementara tersebut
mungkin menjadi gerakan lingkungan melawan sebuah stressor lingkungan atau sebuah
stressor sosial. Kedelapan subsistem tersebut dibagi dalam garis terputus untuk
2011).
Anderson & McFarlan (2011) model community as partner dapat digunakan sebagai
alat pengkajian terhadap masalah kesehatan di komunitas. Unsur-unsur yang dapat dikaji
terbentuknya komunitas dari orang-orang tua, tetangga yang telah lama tinggal di
tempat tersebut, dan subdivisi terbaru yang ada di komunitas. Pertanyaan yang
dapat diajukan kepada anggota masyarakat seprti sudah berapa lama anda tinggal
disini? Apakah ada perubahan terhadap daerah tersebut? Siapakah orang yang
paling lama tinggal di daerah tersebut dan yang mengetahui sejarah daerah tersebut.
Data dapat diperoleh dari perpustakaan, sejarah masyarakat, dan wawancara dengan
orang yang tidak memiliki rumah tempat tinggal, orang yang tinggal sendidrian,
keluarga, karakter. Data dapat diperoleh dari sensus penduduk dan perumahan,
kesehatan, serta melalui observasi. Data yang terkumpul dapat berupa karakteristik
umur dan jenis kelamin, jenis dan tipe keluarga, status pernikahan, statistik vital
restoran, festival), dan tanda-tanda kelompok budaya yang ada. Data dapat
d. Nilai dan Keyakinan. Data yang dapat diperoleh seperti tempat ibadah,
kebun (misal ditanami rumput atau bunga), tanda-tanda kesenian, budaya warisan
leluluhur yang ada, dan peninggalan bersejarah yang ada. Data dapat diperoleh
a. Lingkungan fisik
Data lingkungan fisik dapat berupa keadaan masyarakat, kualitas udara, tumbuh-
anggota masyarakat, struktur yang dibuat masyarakat, keindahan alam, air, iklim,
peta wilayah, dan luas daerah. Data dapat diperoleh melalui sensus, wind shield
Sub sistem lingkungan fisik adalah terkait kondisi tempat tinggal orang dewasa,
kondisi sarana yang ada di sekitar lingkungan orang dewasa yang berhubungan
untuk orang dewasa. Demikian juga lingkungan social tempat orang dewasa
24
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Datanya dapat meliputi kejadian akut atau kronis di masyarakat, adanya posyandu,
Pelayanan makanan tambahan, klinik atau rumah sakit, pelayanan kesehatan pribadi
ketersediaan sumber intra dan ekstra komunitas yang dapat dimanfaatkan oleh
perencanaan daerah, laporan tahunan fasilitas kesehatan dan sosial, dan dinas
Pelayanan kesehatan seperti fasilitas ekstra dan intra komunitas seperti rumah
baru, pelayanan yang dihentikan), sumber (tenaga, tempat, biaya, dan sistem
transportasi), statistik (jumlah pengguna yang dilayani tiap hari, minggu, dan
maupun pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan sosial seperti fasilitas ekstra dan
makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan khusus. Data untuk setiap fasilitas
25
c. Komunikasi
Koran,ketersedian TV atau radio, pelayanan pos dan alat komunikasi formal dan
informal yang ada di masyarakat. Adakah tempat orang dewasa berkumpul untuk
bertukar informasi, apakah orang dewasa memanfaat Koran, televise dan radio,
hipertensi, apakah informasi tersebut benar atau tidak, apakah orang dewasa
mendengar apa yang disampaikan oleh tokoh masyarakat. Data dapat di peroleh
d. Perekonomian
menganggur, jenis pekerjaan, serta kebiasaan orang dewasa dalam mengubah pola
gaya hidup.
dan angka pengangguran. Data dapat diperoleh dari catatan sensus, departemen
bagaimana orang dewasa bepergian, jenis angkutan yang digunakan, pakah orang
26
dewasa nyaman terhadap transportasi yang ada, adakah pelayanan perlindungan
yang ada bagi orang dewasa, kekerasan rumah tangga, apakah orang dewasa merasa
jalur khusus pejalan kaki, bersepeda dan pengendara motor, jalur penyandang cacat,
yang digunakan oleh masyarakat. Data transportasi dapat diperoleh dari sensus,
daerah (melalui pemilihan atau calon tunggal), keterlibatan warga dalam pembuatan
bulan. Bagaimana keterlibatan orang Dewasa dalam politik local, adakah organisasi
orang dewasa di temat tersebut, apakah orang dewasa berperan dalam pengambilan
orang dewasa. Data dapat diperoleh dari sensus, windshield survei, dan data
g. Pendidikan
mengurusi pendidikan di daerah tersebut terkait dengan fungsinya. Isu utama terkait
komunitas, berapa angka drop out siswa, bagaimana pelayann kesehatan disekolah
dan perawatannya.
h. Rekreasi, meliputi pusat bermain anak, bentuk rekreasi yang ada di masyarakat,
fasilitas rekreasi yang ada, dimana orang dewasa biasa bermain, tempat rekreasi
utama, siapa yang banyak menggunakan fasilitas tersebut, fasilitas apa yang ada di
tempat rekresi tersebut. Data dapat diperoleh dari sensus, wawancara, dan
windshield survei.
3. Persepsi
terhadap masalah masyarakat. Perlu dikaji persepsi orang dewasa terhadap kondisi
komunitas itu sendiri, apakah orang dewasa ada masalah, merasa ada ancaman,
masalah apa yang dirasakan, tanyakan pada beberapa warga untuk mendapatkan
gambaran umum kondisi orang dewasa dan persepsi orang dewasa adanya ancaman
atau stimulus baik dari dalam maupun dari luar komunitas, termasuk apakah itu
dan minum alcohol. Data dapat diperoleh dari wawancara dengan warga pada
berbagai kelompok lansia, remaja, buruh, pemuka agama dan masyarakat, dan
pemerintahan.
28
b. Persepsi perawat, meliputi kesehatan masyarakat setempat, kekuatan yang ada di
masyarakat, masalah aktual dan potensial yang dapat diidentifikasi. Apakah ada
2.4.1 Sejarah
Nola J. Pender berkomitmen pertama kali pada profesi keperawatan ketika berusia
7 tahun. Saat itu ia mengobservasi pemberian asuhan keperawatan pada bibinya yang
masuk rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan perawatan kepada orang lain
dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai profesi yang
menolong orang lain. Dr. Pender membuat terobosan baru pada ilmu pengetahuan
tentang promosi kesehatan melalui riset, pengajaran, presentasi dan tulisan sederhana
(Alligod,2014).
Pender dilahirkan pada tahun 1941 di Lansig, Michigan, satu-satunya anak dari
orang tuanya yang mendukung pendidikan untuk wanita. Keluarganya mendukung cita-
Urban Barat di Oak Park, illnois. Dia mendapat gelar diploma pada tahun 1962 dan
bekerja pada unit bedah di RS Michigan. Pada tahun 1964, Pender melengkapi BSN
nya di Universitas State Michigan di East Lancincing dan ia meminta Helen Denhele-
gelar MA pada bidang pertumbuhan dan perkembangan dari Universitas Michigan pada
tahun 1965. Gelar Ph.D di bidang psikologi dan pendidikan pada tahun 1969 dari
29
Universitas North Western di Evanston, Illinois. Desertasi Dr Pender tentang perubahan
perkembangan dalam encoding proses memory jangka pendek pada anak. Pada awal
mendapatkan gelar Ph.D nya Dr Pender menyatakan tujuan asuhan keperawatan adalah
Pernikahannya dengan Albert Pender – asisten professor pada bidang bisnis dan
yang diperlukan individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama
kesehatan pertama kali dimuat pada edisi ini dan mengalami revisi pada tahun 1987 di
edisi buku. Edisi III tahun 1996 memuat revisi terakhir tentang model promosi
kesehatan dan di presentasikan. Lima tahun studi dibiayai oleh institute kesehatan
nasional yang berhubungan dengan Universitas Illinois Northern di Dekalb oleh kolega
Pender, Susan Walker, Eid.D, Karen Sechrist, Ph.D, dan marylin Frank Stamburg,
Ed.D. Studi tersebut menguji validitas dari model promosi kesehatan. Sebagai
instrument , profil gaya hidup promosi kesehatan dikembangkan oleh team research
untuk mempelajari tingkah laku promosi kesehatan pada orang dewasa yang bekerja,
lansia, klien rehabilitasi jantung dan kanker yang dapat ambulasi. Hasil dari studi ini
30
dipublikasikan untuk mensupport model promosi kesehatan, Dimana Pender
pembentukannya pada tahun 1981. Pender menjadi presiden Akademi dari tahun 1991
– 1993. Sebagai direktur pusat untuk riset keperawatan pada universitas Michigan pada
fakultas keperawatan sejak tahun 1990. Ia terlibat secara intensif untuk membangun
riset-riset keperawatan. Fokus riset adalah pada tingkah laku kesehatan pada anak-anak
dan remaja yang dimulai pada tahun 1991. Universitas Michign mewakili harapan Dr
Pender untuk kelanjutan studi dan pengaruh promosi kesehatan individu terhadap
pemahaman bagaimana perilaku mereka pertama kali direkam pada usia muda. Dr
laku dan latihan relaksasi sebagai aspek-aspek dari promosi kesehatan. Dia dikenali
sebagai ahli dan sering diminta sebagai pembicara dan konsultan pada topik ini.
health-promoting behaviors.
pemberian perilaku dan dibentuk secara alami dalam target perilaku menjadi
pertimbangan.
Yang termasuk kedalam faktor ini adalah harga diri, motivasi diri, kemampuan diri,
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah ras, etnik, pendidikan, dan status
sosioekonomi.
Perceived Benefits of Action di antisipasikan sebagai hasil akhir positif yang akan
negatif yang terjadi sebelum, atau sejak mengikuti perilaku dasar yang
Pengaruh ini adalah perilaku yang berfokus pada pengetahuan, keyakinan atau tata
krama dan lainnya. Pengaruh interpersonal termasuk norma, sosial suport, dan
32
modeling. Sumber utama dari pengaruh interpersonal ini adalah keluarga,
Komitmen ini menggambarkan konsep dari tujuan dan identifikasi dari strategi
lemah, karena ada kemungkinan yang terjadi di lingkungan seperti bekerja atau
kontrol tinggi, seperti memilih ice cream atau apel untuk makanan ringan.
Health-Promoting Behavior adalah sebuah poin akhir atau hasil akhir dari aksi
yang secara langsung terhadap pencapaian hasil akhir kesehatan yang positif seperti
sosial learning theory dari Albert Bandura (1977 dalam Alligood, 2000) yang
learning theory, sekarang diubah menjadi social cognitive theory yang mencakup
self beliefs: self-attribution, self evaluation, and self efficacy. Self efficacy
merupakan gagasan utama dalam HPM. HPM sama dalam pengertiannya dengan
Health belief model tetapi HPM tidak terbatas hanya dalam memaparkan tentang
perilaku pencegahan penyakit. HPM berbeda dari health belief model yang mana
HPM tidak memasukkan ketakutan dan ancaman sebagai sumber motivasi dalam
Health-Promoting Behavior
Likelihood of engaging in
Definition of Health Situational Factors
Health-Promoting Behaviors
34
Gambar 1. Health Promoting Model
Rasional merevisi Health Promotion Model adalah dari adanya analisis studi
gambar 1). Pertama, Importance of health, perceived control of health and cues for
action dihapus dari model. Kedua, definition of health, perceived health status and
personal factors pada tahun 1966 dalam revisi HPM (Lihat gambar 2). Terakhir,
revisi HPM mengikuti tiga variabel baru dimana variabel tersebut membawa
pengaruh kepada individu untuk tertarik dalam perilaku promosi kesehatan yang
merupakan outcome dari HPM. (Pender, 2015) variabel tersebut antara lain, a).
35
Individual Behavior-Specific Behavioral
Perceived
Benefits
of action
Perceived barriers
to action
Prior Immediate competing
related
demans (low control)
behavior
and preferences (high
Perceived Self-
control)
efficacy
Activity-related
affect
Personal
Commitment Health-
factors: Interpersonal To a plan of promoting
biological, influences (family, action behavior
psychological, peers, providers),
sociocultural norms, support,
models
Situational
influences:
options, demand
characteristics,
aesthetics
36
2.4.4 Asumsi Dasar Health Promotion Model menurut Pender
1) Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup di mana mereka dapat
mengekspresikan keunikannya.
3) Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba
terus menerus.
7) Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting untuk
interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini menggabungkan dua teori yaitu
teori Nilai Pengharapan dan Teori Pembelajaran Sosial dalam perspekstif keperawatan
manusia dilihat dari fungsi holistik. Konsep dalam teorinya dengan menekankan bahwa
sakit membutuhkan biaya yang mahal dan perilaku promosi kesehatan adalah
ekonomis. Pada beberapa bagian teorinya memiliki kesamaan pola pandang dengan
37
teori lain seperti memandang bahwa fokus dari perawatan adalah individu, keluarga,
pengalaman pribadi dan hasil penelitian, sehingga dapat digeneralisasi dan konsep-
Teori Health Promotion Model dikembangkan berdasarkan atas riset kualitatif dan
kuantitatif, baik di Amerika maupun negara lain. Bahkan teori ini saat ini terlibat
dalam prakarsa kesehatan global dan telah diuji oleh para sarjana dari Jepang, China
dan Taiwan untuk mempromosikan gaya hidup secara kultural sesuai dengan negara
Pergeseran paradigma dari kuratif – rehabilitatif ke arah promotif dan preventif. Pender
akan sangat terbuka. Bagi Pender adalah sesuatu yang sangat menggairahkan untuk
arah perilaku promotif dan rehabilitatif. Pender menekankan practical nurse dapat
memainkan suatu peran yang sangat penting dalam partnership antar ilmuan dan
spesifikasi populasi. Health Promotion Model, menjadi sumber informasi penting dan
bermanfaat bagi setiap orang yang ingin mengetahui bahwa promosi kesehatan
38
seseorang sangat didukung oleh nilai yang diharapkan serta teori kognitif sosial yang
menekankan pada self direction, self regulation dan persepsi terhadap self efficacy.
Pengambilan keputusan, tindakan dan efficacy diri akan menentukan status kesehatan
Nola J. Pender telah belajar dari pengalaman pribadi dan hasil penelitiannya untuk
memunculkan teori ini. Teori ini sangat lengkap untuk melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan tindakan promotif dan preventif. Namun, teori ini memiliki
kelemahan, teori ini tidak dapat dilakukan oleh seseorang dengan cacat mental dan cela
bawaan. Seseorang cacat mental kemungkinan tidak mampu memiliki harapan nilai dan
kognitif sosial. Demikian juga dengan seseorang yang sudah mendapat cacat bawaan
sejak lahir seperti malfungsi sel-sel yang berperan untuk daya tahan tubuh. Teori ini
juga sangat sulit diterapkan pada klien dengan ekonomi lemah dan tingkat pendidikan
yang rendah karena seseorang dengan sosial ekonomi rendah lebih termotivasi atau
mengetahui teori ini dan kalau telah mengetahui apakah telah mengamalkannya
sehingga bisa mempengaruhi klien atau masyarakat. Selain itu, masyarakat masih lebih
berupa dukungan sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit.
39
Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan bantuan pertolongan jika diperlukan (Friedman & Bowden, 2010). Dukungan
social keluarga mengacu pada dukungan kelaurga sebagai sesuatu yang dapat di akses untuk
keluarga. Dukungan kelaurga dapat bersifat internal maupun eksternal (Friedman dan
Bowden 2010).
2.5.1 Fungsi keluarga meliputi fungsi afektif, reproduksi, sosialisasi, ekonomi, dan perawatan
respon kepada seluruh anggota keluarga terutama yang menderita hipertensi. Fungsi
reproduksi menggambarkan bahwa fungsi ini sampai saat sekarang ini merupakan fungsi
yang primer bagi keluarga, terganggunya fungsi ini apabila suami/isteri menderita
hipertensi tidak mampu memenuhi kebutuhan seksualnya hanya karena akibat efek
keluarga dengan penderita hipertensi dan kemungkinan adanya konflik dengan penderita
keadaan ekonomi keluarga sangat menentukan terhadap biaya yang akan dikeluarkan
untuk penderita hipertensi, fungsi perawatan dalam kelarga merupakan fungsi yang
sangat memilki peranan dalam merawat anggota kelaurga dengan hipertensi, terutama
dalam pengendalian dan pengontrolan hipertensi dan kepatuhan minum obat, fungsi ini
berperilaku dengan pola gaya hidup yang sesuai (Anies dan Mc.Ewen, 2015).
40
2.5.2 Pengkajian Keluarga pada kelompok Dewasa dengan Hipertensi menggunakan teori
Friedman
Pengkajian data umum pada kasus hipertensi meliputi identitas data yaitu : nama
kepala keluarga, anggota keluarga, usia semua anggota keluarga, pekerjaan anggota
kelaurga. Dalam hal ini umur memiliki peran yang penting untuk terjadinya hipertensi.
2.5.2.2 Lingkungan
lingkungan social, Komunikasi, lingkungan fisik, rumah tangga, penerangan, jarak dari
jalan raya.
Struktur keluarga meliputi peran, nilai dan keyakinan, pola komunikasi dan
kekuatan keluarga
anggota keluarga. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dapat diketahui bahwa didalam
42
2.6 Frame Work Model CAP,HPM dan FCN
Community As Partner (CAP) : ANALISA DATA Perumusan Rencana Tindakan Melakukan rencana tindakan yang meliputi :
1. Core : Demografi,Statistik vital ( Jumlah Prevensi Primer
orang dewasa dengan resiko hipertensi : Keperawatan Pada Masalah Pendidikan kesehatan
Diagnose keperawatan
usia, sex,pendidikan,pekerjaan,riwayat Kesehatan Dewasa Dengan Memfasilitasi pembelajaran
actual, potensial dan
keturunan) etnis (suku dan gaya hidup), Hipertensi Meliputi : Pengajaran kelompok
nilai dan kepercayaan. resiko menurut NANDA Pengajaran prosedur/ tindakan
2. Subsistem : pelayanan kesehatan dan social 2018 - 2020 1. Pencegahan Primer Triase; telepon
(faskes dan fasilitas social yang ada bagi Manajemen kasus
2. Pencegahan Sekunder
orang dewasa dengan resiko hipertensi), Prevensi Sekunder
komunikasi, (Media dan cara), nilai dan 3. Pencegahan Tersier Manajemen perilaku
kepercayaan,transportasi Modifikasi perilaku
3. Persepsi tentang orang dewasa, komunitas Surveilance
dan perawat mengenai hipertensi Proteksi infeksi
(Anderson and Mc Farlan, 2011) Panduan system kesehatan
Fasilitasi kunjungan rumah.
Health Promotion Model Nola J Pender : Pengontrolan berkala
Self Efficacy : perilaku Sebelumnya yang Transportasi; antar fasilitas kesehatan .
terkait, Hambatan tindakan yang dirasakan, Manajemen lingkungan; komunitas
Proteksi resiko lingkungan.
Skrining kesehatan.
Family Center Nursing: Prevensi Tersier;
1. Fungsi ekonomi ( sumber ekonomi dan Dukungan terhadap caregiver
penghasilan Keluarga) Dukungan keluarga
2. Riwayat dan perkembangan (riwayat Mobilisasi keluarga
kesehatan orang dewasa dan keluarga, Konsultasi
riwayat kesehatan sebelumnya) Dokumentasi
3. Lingkungan: fisik, Psikologi,Sosial Pencatatan insidensi kasus
4. Fungsi perawatan Kesehatan : (mengenal, Rujukan
memutuskan,merawat, memodifikasi Konsultasi telepon
lingkungan dan pemanfaatan yankes) Tindak lanjut telepon
5. Stress dan Koping adaptasi yang digunakan Pengembangan kesehatan masyarakat
orang dewasa dan keluarga yg digunakan Pengembangan program
6. Tingkat kemandirian keluarga 36 Pemasaran sosial di masyarakat
(Friedman & Bowden, 2014).
BAB III
INSTRUMEN PENGKAJIAN
3.1.Instrumen Pengkajian
berupa kuesioner. Kuesioner sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini berisikan
sejumlah item pertanyaan untuk mengukur variabel dalam inti komunitas dan 8 sub system
dari model community as partner pada populasi dewasa dengan masalah hipertensi di Desa
Instrumen yang digunakan dalam melakukan pengkajian pada populasi Dewasa dengan
masalah hipertensi dengan pengembangan dari model community as partner dan Health
Promotion Model (HPM) Pender. Intrumen ini terdiri dari variable core yaitu inti komunitas
yang meliputi sub variable riwayat atau sejarah komunitas, demografi, suku, nilai dan
kepercayaan dan 8 subsistem yang meliputi sub variable lingkungan fisik, pelayanan social
dan kesehatan, ekonomi, transportasi dan keamanan, politik dan pemerintahan, komunikasi,
Sub variable inti komunitas dan sub variable 8 subsistem dalam model community as
partner ini akan dijabarkan kedalam sub-sub variable agar memudahkan dalam mengukur
setiap elemen yang ada di komunitas. Sub-sub variable tersebut berupa pertanyaan-
pertanyaan yang disusun dalam suatu angket/kuesioner. Angket yang telah disusun tersebut
diharapkan akan dapat mengukur setiap sub-sub variable dalam inti komunitas dan 8 sub
system dari model community as partner yang diaplikasikan dalam asuhan keperawatan
komunitas pada populasi usia Dewasa dengan Hipertensi dan penggunaan Health Promotion
Model (HPM Pender focus pada Self Efficacy dan Family Center Nursing.
37
3.2.Rencana Uji keabsahan Instrumen
Instrumen pengkajian yang telah disusun dalam suatu angket ini akan dilakukan suatu uji
keabsahan instrumen. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah angket yang
disebarkan dapat dipahami oleh responden atau tidak. Uji validitas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah item mempunyai kemampuan mengukur apa yang akan diukur oleh
peneliti. Uji reliabilitas dimaksudkan apakah item-item tersebut konsisten untuk mengukur
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut benar-benar
mengukur apa yang perlu diukur yaitu dengan melihat korelasi antara skor tiap butir dengan
skor total (Sugiyono, 2014). Dari hasil uji coba kemudian dilakukan validitas dan reliabilitas
secara konten. Jika item-item pertanyaan sudah valid dan reliabel serta mampu dipahami oleh
38
BAB IV
RENCANA PENGKAJIAN
4.1 Pengkajian
Jenis pengkajian yang digunakan adalah dengan rancangan deskriptif. Metode yang
digunakan adalah metode survey dengan pendekatan distribusi frekuensi yaitu mengamati
variable yang diteliti di suatu populasi pada suatu saat (Sabri dan Hastono, 2006).
Populasi adalah keseluruhan dari unit yang akan diteliti (Sabri & hastono, 2016) Pada
penelitian ini populasi adalah orang dewasa dengan resiko hipertensi di Desa Toddo Toa
Kec. Pallangnga Kab.Gowa. Sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai atau
karakteristiknya dapat menduga karakteristik populasi (Sabri & Hastono, 2006). Pada
penelitian ini kritera inklusi sampel adalah keluarga yang mempunyai usia dewasa baik
dewasa awal maupun dewasa akhir di Desa Toddo Toa Kec. Pallangga Kab.Gowa.
dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki adalah 95% sehingga zα diperoleh 1,96 dan
ketetapan relatif yang diinginkan (d) sebesar 10%, sehingga diperoleh besar sampel sebanyak
n responden. Metode sampling yang diguankan dalam pengambilan sampel dalam penelitian
39
4.3 Responden
Responden dalam pengkajian komunitas ini adalah semua warga di Desa Toddo Toa Kec.
Pallangga Kab.Gowa. Responden diutamakan adalah usia dewasa dengan hipertensi, dan
4.4 Metode
Metode pengkajian yang digunakan dalam mengali data-data yang terkait dengan
permasalahan kesehatan hipertensi pada orang dewasa di Desa Toddo Toa Kec. Pallangga
Kab.Gowa. ini adalah winsheld survey, literatur review, interview, dan survey.
4.5.Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk menganalisis permasalahan dalam pengkajian ini adalah:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung di lapangan dengan
menggunakan alat bantu kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh pengkaji.
Data dikumpulkan secara langsung dari berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan
b.Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung melalui Dinas
Kesehatan Kab.Gowa, Puskesmas Kampili, Kantor Desa, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan
4.6.Waktu
Pengkajian direncanakan akan dilakukan pada minggu kedua bulan terhitung mulai
tanggal 13 s/d 25 November tahun 2018 di Desa Toddo Toa Kec. Pallangga Kab.Gowa.
40
4.7.Sarana Pendukung
Sarana pendukung dalam kegiatan pengkajian pada populasi orang dewasa dengan
masalah resiko Hipertensi di Desa Toddo Toa Kec. Pallangga Kab.Gowa ini adalah:
Rencana analisis data pengkajian terdiri dari beberapa tahap yaitu; editing, coding,
persentase dewasa berdasarkan jenis kelamin, jenis pendidikan, agama, usia, dan jumlah
Rencana analisis secara univariat terhadap orang Dewasa karena masalah Hipertensi,
jumlah penderita hipertensi , tingkat pengetahuan keluarga dan orang dewasa tentang
hipertensi, perilaku orang dewasa terhadap pencegahan hipertensi, kegiatan yang dilakukan
kodisi atau budaya yang mendorong terjadinya hipertensi. Data-data tersebut akan
dilakukan analisis sehingga dapat ditentukan rencana kebutuhan terhadap populasi orang
41
DAFTAR PUSTAKA
1. Alligood, M.R. & Tomey, A. M. (2016). Nursing Theorists and Their Work. 6th ed. Missouri
: Mosby.
2. Allender, J.A. & Spradley, B.W. (2005). Community health nursing: promoting and
partner: theory and practice in nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
4. Ervin, Naomi (2014), Advance Community Health Nursing Practice : popullation Focused
5. Friedmen, M.M., Bowden, V.R. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset , Teori
6. Hitchcock, J.E. Schubert, P.E. & Thomas, S.A. (1999) Community health nursing: Caring in
7. Kaakinen, Gedaly-Duff, Coehlo & Hanson (2010). Family health care nursing: Theory,
8. Nies, M & Mc.Ewen, M. (2015). Community Public Health Nursing : promoting the health
9. Pender, N.J, Murdaugh C.L, & Parsons. (2014). Health promotion in nursing
10. RISKESDAS. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
42
12. Sagala, LMB.2010.Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah oleh Keluarga Suku Batak
dan Suku Jawa di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe.Skripsi. Fakultas Keperawatan. Medan:
13. Stanhope and Lancaster J (2014). Foundation of Nursing in the Community :Community
14. Sabri, L & Hastono, S.P.,(2016). Statistik kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
15. Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa
43