You are on page 1of 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Orang dewasa tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang memiliki

kematangan konsep menuju ke kemandirian. Kematangan psikologi bagi

orang dewasa sebagai pribadi mampu untuk mengarahan diri sendiri dan

mendorong keinginan untuk dipandang dan diperlakukan secara baik oleh

orang lain sebagai pribadi yang mengarahkan dirinya sendiri, bukan

diarahkan, dipaksa dan dimanipulasi oleh orang lain. Apabila orang dewasa

mengahadapi situasi yang tidak menguntungkan untuk dirinya maka dia akan

merasa tertekan dan tidak senang (Hurloc, 2011).

Populasi beresiko (Population at Risk) merupakan kumpulan orang –

orang yang dengan masalah kesehatan memiliki kemapuan untuk berkembang

lebih buruk karena adanya faktor resiko yang mempengaruhi (Allender dan

Rector 2011). Orang dewasa termasuk kedalam populasi beresiko karena

memiliki masalah kesehatan yang dapat berkembang akibat berbagai faktor

resiko (Stanhope dan Lancaster, 2016). Karaktersitik populasi beresiko

meliputi biologi dan terkait usia (biologi and age- related risk) resiko

lingkungan (environmental risk) dan resiko perilaku atau gaya hidup

(behavioral/lif style risk).

Masa dewasa tengah biasa disebut masa paruh baya. Masa dewasa tengah

tampak lebih awal di usia 30 tahun tetapi pada beberapa titik di usia 40 tahun.

Menurut Hurloc (2011 ), usia 52 tahun berada pada rentang dewasa madya

1
yaitu antara usia 40 – 60 tahun. Masa dewasa madya merupakan rentang yang

sangat lama dalam rentang hidup. Berbagai kemunduran dan daya ingat terjadi

pada usia pertengahan, kekurangan yang lebih besar terjadi dalam memori

jangka panjang dari pada memori jangka pendek. Buruknya kesehatan dan

sikap – sikap yang negatife dapat memperparah penurunan daya ingat dan

akan berdampak pada kondisi kesehatan seperti terjadinya penyakit hipertensi

(Hurloc,2011).

Gaya hidup pada orang dewasa merupakan penyebab penyakit kronik

antara lain penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, cedera dan diabetes

mellitus (Allender, Rector & Warner, 2014). Berbagai faktor resiko dari gaya

hidup yang diketahui memiliki hubungan dengan penyakit kronik seperti

penggunaan tembakau, kadar kolesterol yang tinggi, obesitas dan kurangnya

aktifitas, Stanhope dan Lancaster(2014) mengatakan bahwa populasi orang

dewasa memiliki resiko paling buruk dalam kesehatan terhadap jantung.

Berbagai faktor resiko pada orang dewasa adalah gaya hidup, stress dan

riwayat keluarga (Potter, Perry, Stockert & Hall, 2013).

Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler dan merupakan masalah

kesehatan yang penting didalam kesehatan masyarakat karena menjadi

kontributor yang utama dalam menyebabkan kematian di Amerika Serikat

namun keadaan tersebut dapat dicegah (Fahey, Schoeder, Ebrahim, Townsen

& Anderson, 2015). Joint national committee on prevention detection,

evaluation, and treatment of high pressure VII (2013) atau JNC-7

mengartikan bahwa hipertensi pada orang dewasa adalah keadaan dimana

2
tekanan darah sistolik 140 mmHg ke atas dan tekanan diastolnya 90 mmHg

keatas. Hipertensi dapat terjadi dari berbagai faktor diantaranya faktor genetic

dan gaya hidup seperti keturunan, usia , obesitas, diet tinggi natrium,

konsumsi alkohol berlebihan dan kurangnya aktifitas fisik (Townsend dan

Anderson 2015).

Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya,

diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi.

Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi

dan komplikasi. Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di

dunia menderita hipertensi. Artinya, 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis

menderita hipertensi, hanya 36,8% di antaranya yang minum obat.

Di Indonesia, berdasarkan dara Riskesdas 2013, prevalensi hipertensi di

Indonesia sebesar 25,8%, prevalensi tertinggi terjadi di Bangka Belitung

(30,%) dan yang terendah di Papua (16,8%). Sementara itu, data Survei

Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016 menunjukkan

peningkatan prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun ke atas sebesar

32,4%.

Riskesdas tahun 2018 merilis prevalensi Hipertensi berdasarkan diagnosis

dokter, diagnosis dokter atau minum obat, dan hasil pengukuran pada

penduduk umur > 18 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2013 (25,8%)

selanjutnya kemudian di tahun 2018 ini mengalami peningkatan menjadi 34,1

%, jika kita melihat antara selama lima tahun ini terjadi peningkatan yang

signifikan dengan selisih 8,3 %, angka ini cukup menghawatirkan.

3
Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter atau minum obat

antihipertensi pada penduduk umur ≥ 18 menempatkan Propinsi Sulawesi

Selatan berada di urutan ke 25 sedangkan pengukuran berdasarkan pada

penduduk umur ≥ 18 tahun menurut provinsi menempatkan Sulawesi Selatan

berada pada urutan ke 14 dari 34 Propinsi yang ada di Indonesia. Bila melihat

hal tersebu Prevalensi Hipertensi di Sulawesi Selatan cukup tinggi (Riskesdas

2018).

Berdasarkan survey awal yang kami lakukan di Puskesmas Kampili Kec.

Pallangga Kab.Gowa didapatkan Data Jumlah penyebab utama kematian

tahun 2017, dimana Hipertensi merupakan penyebab kematian keempat

sebanyak 20 orang atau sebesar 11,63 % setelah Dibates mellitus dan stroke,

selain itu pada tahun 2016 jumlah kasus Hipertensi sebanyak 2029 kasus dan

tahun 2017 sebanyak 7421 kasus. Tahun 2017 hipertensi menempati peringkat

pertama penyebab angka kesakitan pada pasien yang berkunjung di

Puskesmas Kampili yaitu sebesar 7421 orang atau (26,95%) angka ini belum

termasuk masyarakat yang belum memeriksakan kesehatannnya di Puskesmas.

Bila kita melihat angka tersebut antara tahun 2016 – 2017 terjadi peningkatan

kasus sebesar 5391 kasus atau (72,66%) kondisi ini merupakan hal yang

sangat memprihatinkan (UPTD PKM Kampili, 2017). Survey awal pun juga

dilakukan di Puskesma Pembantu (Pustu) Toddotoa yang menjadi tempat

Praktek mahasiswa Magsiter Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta dimana didapatkan data 10 data Penyakit terbanyak untuk tahun 2018

dari Bulan Januari s/d Oktober, jumlah penderita Hipertensi yang datang

4
memeriksakan kesehatannya ke Pustu tersebut sebesar 107 orang (Data Pustu

Toddotoa ,2018).

Di Indonesia, program penyakit tidak menular seperti Hipertensi telah

dilakukan sejak tahun 2011 dengan program Pos Pembinaan Terpadu

(Posbindu) PTM. Program ini merupakan kegiatan yang berbasis masyarakat

yaitu melibatkan masyarakat dalam kegiatan tersebut agar tercipta kesadaran

dalam melakukan deteksi dini. Monitoring, dan tindak lanjut dari faktor resiko

seperti hipertensi agar secara mandiri dan berkesinambungan, dimana sasaran

yang ditujukan adalah kelompok masyarakat sehat, beresiko yang berusia 15

tahun ke atas akan teteapi program ini belum begitu berjalan dan memiliki

kendala dari berbagai faktor (Kemenkes, 2014).

Perawat Komunitas memiliki peranan yang sangat penting dalam

penanggulangan hipertensi tersebut terutama di masyarakat. Pencegahan dan

penaggulangan hipertensi seyogyanya harus dilaksanakan secara menyeluruh

dan terpadu. Terdapat empat strategi Intervensi keperawatan pada komunitas

yaitu pendidikan kesehatan, pembentukan kelompok, pemberdayaan

masyarakat dan kemitraan atau kerjasama lintas sector maupun lintas program

(IPKKI,2017). Model Community As Partner dan Health Promotion Model

Merupakan model yang tepat untuk menangani masalah hipertensi, karena

model tersebut merupakan gabungan dari berbagai intervensi dan sudah

memuat keemapat intervensi keperawataan dan cukup komprehensif. Model

Community As Partner tidak hanya dapat menyelesaikan masalah saat ini,

5
tetapi juga masalah yang akan datang melalui upaya preventif dan promotif

yang terdapat dalam three level prevention (Anderson dan Mc. Farlan,2011).

Health Promotion Model menggabungkan dua teori yaitu teori Nilai

Pengharapan dan Teori Pembelajaran Sosial dalam perspekstif keperawatan

manusia dilihat dari fungsi holistik. Konsep dalam teorinya dengan

menekankan bahwa sakit membutuhkan biaya yang mahal dan perilaku

promosi kesehatan adalah ekonomis. (Alligood,2014). Teori Health Promotion

Model dikembangkan berdasarkan atas riset kualitatif dan kuantitatif, baik di

Amerika maupun negara lain. Bahkan teori ini saat ini terlibat dalam prakarsa

kesehatan global dan telah diuji oleh para sarjana dari Jepang, China dan

Taiwan untuk mempromosikan gaya hidup secara kultural sesuai dengan

negara mereka.

Health Promotion Model, menjadi sumber informasi penting dan

bermanfaat bagi setiap orang yang ingin mengetahui bahwa promosi

kesehatan seseorang sangat didukung oleh nilai yang diharapkan serta teori

kognitif sosial yang menekankan pada self direction, self regulation dan

persepsi terhadap self efficacy. Pengambilan keputusan, tindakan dan efficacy

diri akan menentukan status kesehatan seseorang Teori ini sangat lengkap

untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan tindakan promotif dan

preventif terutama pada hipertensi (Pender, 2015).

Sebagai seorang perawat, peran kita tidak hanya sebagai pemberi

pengobatan ataupun perawatan di rumah sakit, namun juga dapat berperan

sebagai perawat komunitas yang berperan meliputi pendidik, pengamat

6
kesehatan, koordinator pelayanan kesehatan, peran pembaharu, role model dan

fasilitator kesehatan. Peran perawat komunitas dalam mengurangi Hipertensi

yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin

melalui praktik keperawatan komunitas, dilakukan melalui peningkatan

kesehatan (Promotif), dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat

pencegahan (levels of prevention) tanpa mengabaikan aspek kuratif dan

rehabilitative (Kaakinen,2010).

Peran Perawat Komunitas dalam pencegahan penyakit kronis seperti

hipertensi pada dewasa baik secara individu, keluarga ,kelompok maupun

komunitas dengan mengedukasi klien tentang penyakit, peningkatan kualitas

hidup dan menghindari kebiasaan tidak sehat atau menigkatkan gaya hidup

yang lebih baik. Kegiatan perawat pada pencegahan primer yaitu di pusatkan

pada pemberian pendidikan kesehatan tentang peningkatan gaya hidup sehat

seperti pemeriksaan kesehatan secara berkala, tidur yang cukup, makan

makanan sehat, diet seimbang, tidak merokok dan mengkonsumsi alcohol

serta memudahkan mengakses terhadap layanan kesehatan yang terdekat. Pada

level pencegahan sekunder yaitu dengan melakukan screening terhadap

masyarakat untuk mendeteksi secara dini seperti pemeriksaan indeks massa

tubuh (IMT) dan pemeriksaan kadar Kolesterol darah. Pada level pencegahan

tersier berfokus pada rehabilitasi dan peningkatan kualitas hidup orang dewasa

dengan hipertensi.

Asuhan Keperawatan Komunitas dilakukan dengan cara pengkajian,

diagnosa keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, menentukan

7
prioritas masalah, melakukan implementasi dan evaluasi hasil kegiatan

keperawatan (Ervin, 2014). Perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan

harus proaktif, merancang intervensi yang memaksimalkan sumber daya dan

memberikan manfaat yang luar biasa bagi klien (Allender & Spardley, 2010).

Perawat perlu bekerjasama dengan individu, keluarga dan komunitas

dalam rangka meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit dan

mepertahankan kesehatan serta mengatasi penyakit maupun kecacatan yang

diderita secara mandiri baik dengan dukungan atau tidak dari tenaga

kesehatan. Perawat sangat diperlukan dalam tatanan pelayanan primer dalam

menurunkan resiko komplikasi penyakit kardiovaskuler akibat hipertensi,

dapat membantu orang dewasa untuk berhenti merokok, mengajarkan

pemilihan makanan yang sehat, rajin melakukan aktifitas fisik, menurunkan

berat badan, mengontrol tekanan darah secara teratur dan menurunkan kadar

kolesterol (WHO, 2013).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Penulisan

Memberikan gambaran rancangan perencanaan keperawatan

komunitas dalam waktu 2 bulan dengan pendekatan model Community As

Partner dan Health Promotion Model pada kelompok usia dewasa dengan

Hipertensi di Desa Toddotoa Kec. Pallangga Kab.Gowa.

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Teranalisa dan tersintesa data hasil pengkajian pada kelompok usia dewasa

dengan pendekatan model Community As Partner dan Health Promotion

8
Model pada Kelompok Usia Dewasa dengan Hipertensi di Desa Toddotoa

Kec.Pallangga Kab.Gowa menjadi diagnosa keperawatan komunitas.

1.2.2.2 Tersusun rancangan perencanaan asuhan keperawatan komunitas dengan

pendekatan model Community As Partner pada aggregat dan Health

Promotion Model Usia Dewasa dengan Hipertensi di Desa Toddotoa

Kec.Pallangga Kab.Gowa menjadi diagnosa keperawatan komunitas

Tersusun rancangan program kerja asuhan keperawatan komunitas dengan

pendekatan modelCommunity As Partner pada aggregat anak usia

sekolah dengan gizi kurang di Kelurahan Tugu.

1.2.2.3 Tersusun rancangan anggaran perencanaan kegiatan asuhan keperawatan

komunitas dengan pendekatan model Community As Partner dan Health

Promotion Model Usia Dewasa dengan Hipertensi di Desa Toddotoa

Kec.Pallangga Kab.Gowa.

9
BAB II

ANALISIS SITUASI

2.1. Metode Pengkajian

Populasi dalam pengkajian komunitas ini adalah kelompok dewasa usia 40


-59 tahun dengan resiko Hipertensi di Desa Toddotoa. Partisipan untuk
pengkajian juga melibatkan tokoh masyarakat, kader, usia dewasa, keluarga dan
petugas kesehatan terkait dengan permasalahan resiko hipertensi pada kelompok
usia Dewasa. Metoda yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain
penyebaran angket, wawancara, dan windshield survey. Data kuantitatif diperoleh
dari instrumen yang berisi kuisioner tentang hipertensi pada usia dewasa
berdasarkan komponen pengkajian model Community As Partner dan Health
Promotion Model Pender. Secara kualitatif melalui wawancara dengan
perorangan selaku sumber informasi kunci dalam keluarga, usia dewasa, kader
dan petugas kesehatan di Puskesamas Kampili dan Pustu Toddotoa melalui
serangkaian tanya jawab yang bersifat terbuka dan mendalam.

Data primer diperoleh langsung dari masyarakat Desa Toddotoa. Data


sekunder diperoleh dari puskesmas, Desa Toddotoa dan Pustu Toddotoa.
Selanjutnya dibuat simpulan hasil analisis data sekunder tersebut. Sampel dipilih
dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, dimana sampel di ambil dengan
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti (Hastono, 2016). Pengkajian
dilakukan pada 262 usia dewasa berdasarkan data dari Desa Toddotoa tentang
Jumlah Usia Dewasa di 5 Dusun yaitu Dusun Bontotene, Dusun Toddopuli,
Dusun Tallang – Tallang, Dusun Borong Karamasa, Dusun Marodeng. Hasil
tahap pengkajian ini adalah teridentifikasinya inti komunitas (data demografi,
vital statistic, dan nilai keyakinan), data lingkungan, data pendidikan, keamanan
dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan sosial dan pemerintahan,
komunikasi, ekonomi dan rekreasi.

10
2.2. Analisis Situasi di Desa Toddotoa

Berdasarkan hasil pengkajian yang terdapat dalam lampiran makalah ini,


setelah dilakukan analisis situasi diperoleh data tentang masalah Hipertensi pada
kelompok usia dewasa seperti yang diuraikan berikut ini. Hasil wawancara yang
telah dilakukan diperoleh data : petugas kesehatan di Puskesmas Kampili
mengatakan bahwa program untuk usia dewasa termasuk dalam program
Posbindu dan merupakan kegiatan UKM di luar Gedung Puskesmas Kampili.
Pelaksanaan program Posbindu selama ini dari Dinas Kesehatan Kab.Gowa lebih
difokuskan pada program lansia. Pelaksanaan program Posbindu belum
dijabarkan secara spesifik dan dalam pelaksanaannya diintegrasikan dengan
pelaksanaan program Posyandu Balita. Menurut petugas puskesmas, hal ini
dikarenakan keterbatasan tenaga program Posbindu PTM dari puskesmas. Dalam
pelaksanaan program Posbindu selama ini capaiannya setiap tahun tidak pernah
mencapai target, petugas Pustu juga mengatakan bahwa kader untuk Posbindu
PTM tidak ada, yang ada hanya kader untuk posyandu Balita.
Dari hasil wawancara terhadap 7 keluarga dikatakan bahwa untuk penanganan
pada usia dewasa dengan hipertensi, belum ada kegiatan yang dilakukan di
masyarakat, masyarakat lebih cenderung memeriksakan kesehatannya di tempat
praktik swasta dengan langsung mendatangi tempat praktek tersebut apabila
terdapat keluarga yang mengeluh pusing atau sakit kepala.

Berdasarkan hasil survey pada bulan November 2018 diperoleh data:


penderita Hipertensi Usia Dewasa kategori prehipertensi 11,8%, Hipertensi
tingkat 1 23,3 %. Hipertensi Tingkat 2 10,7 % . Pendidikan KK yang mempunyai
Usia Dewasa adalah SD sebesar 43,5%, pendapatan rata-rata yang terbanyak
adalah tidak menentu sebesar 93,5%. Hasil survei untuk tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap Hiprtensi sebesar 90,1% baik, tingkat sikap masyarakat
tentang Hipertensi sebesar 48,5 % yang memiliki sikap positif tinggi, tetapi
prilaku keluarga terhadap Hipertensi sebesar 58,0 % kurang. Hasil observasi
lingkungan di wilayah Desa Toddotoa Kec.Pallangga, banyaknya warung-warung
di lingkungan rumah masyarakat yang menyediakan makanan pemicu Hipertensi,

11
dan juga terdapat budaya masyarakat makan coto terutama ketika ada acara
kawinan atau pesta rakyat.

Data tersebut diatas merupakan alasan dalam pengembangan rancangan


perencanaan program keperawatan komunitas melalui pemberdayaan masyarakat
dengan menggunakan model Community As Partner dan Health Promotion
Model Pender. Model ini digunakan karena banyak masyarakat yang tidak
mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi dan untuk itu diperlukan
keterlibatan individu, keluarga, masyarakat dan sektor terkait dalam penanganan
tersebut. Pada perencanaan program ini, perawat komunitas bertanggung jawab
untuk mengelola seluruh proses dari awal sampai akhir, diikuti dengan
pengelolaan implementasi, dan melakukan evaluasi program secara terus-menerus
(Ervin, 2014).

2.3 Masalah Kesehatan

Berdasarkan analisis situasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa


masalah yang mungkin terjadi adalah resiko peningkatan hipertensi pada
kelompok Usia Dewasa di Desa Toddotoa Kec.Pallangga. Oleh karena itu, perlu
dilakukan berbagai tindakan secara menyeluruh yang melibatkan unsur-unsur
masyarakat beserta sistem pendukungnya. Karena penanggulangan Hipertensi
harus melibatkan individu, keluarga, masyarakat dan sektor terkait.
Penanggulangan Hipertensi pada Usia Dewasa dimulai dari perubahan sikap dan
perilaku keluarga dalam merawat anggota keluarga seperti mengontrol tekanan
darah secara teratur, memilih makanan yang sesuai, menghindari stress. Pada Usia
Dewasa juga perlu diberi pengarahan tentang pengertian tekanan darah, tanda dan
gejala hipertensi, komplikasi dari hipertensi dan pentingnnya deteksi dini dalam
mengenal hipertensi.
Prinsip dasar yang harus diterapkan dalam penatalaksanaan hipertensi
adalah pemberdayaan (empowerment) masyarakat, sehingga masalah hipertensi
pada Usia Dewasa suatu saat bisa dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat
(Ervin, 2016). Pemberdayaan masyarakat dapat berupa tumbuhnya kepedulian

12
dikalangan masyarakat terhadap kesehatan Usia Dewasa, khususnya Usia Dewasa
dengan hipertensi.

3.3 Hasil Pengkajian Komunitas


3.3.1 Data Inti

a. Data Demografi

Tabel 1. Distribusi Frekwensi Usia Dewasa Berdasarkan Usia di Desa


Toddotoa Kecamatan Pallangnga Kab.Gowa Pada Bulan November 2018
( n=262 )
No Usia Jumlah Persentase

1 40 - 49 Tahun 121 46,2 %

2 50-59 Tahun 141 53,8 %

JUMLAH 262 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program Magister FIK UMJ Tahun 2018

Analisa :Tabel diatas menunjukkan bahwa Usia Dewasa di Desa Toddotoa

terbanyak pada usia 50 – 59 tahun yaitu sebesar 53,8%. Pada usia tersebut

orang dewasa mengalami penurunan fungsi tubuh sehingga beresiko untuk

terjadinya hipertensi, olehnya itu pada usia tersebut diharapkan untuk

mengontrol tekanan darah lebih rutin, agar terhindar dari komplikasi yang

di akibatkan oleh hipertensi.

Tabel 2. Distribusi Frekwensi Usia Dewasa Berdasarkan Jenis Kelamin di


Desa Toddotoa Kecamatan Pallangga Kab.Gowa pada Bulan November
2018 (n=262)

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-Laki 113 43,1%

2 Perempuan 149 56,9 %

JUMLAH 262 100%

13
Sumber : Survey Mahasiswa Program Magister FIK UMJ Tahun 2018

Analisa : Tabel diatas menunjukkan bahwa Usia Dewasa di Desa

Toddotoa terbanyak pada kelompok perempuan sebesar 56,9 %. Pada Usia

Dewasa, perempuan membutuhkan banyak bimbingan dan pemantauan

yang lebih mendalam tentang hipertensi karena perempuan lebih

cenderung tinggal dirumah dan tidak melakukan kegiatan terlalu berat.

b. Nilai dan Keyakinan

Tabel 3. Distribusi Frekwensi Usia Dewasa Berdasarkan Suku di Desa


Toddotoa Kecamatan Pallangnga Kab.Gowa Pada Bulan November 2018 (
n=262 )
No Suku Bangsa Jumlah Persentase

1 Makassar 262 100 %

JUMLAH 262 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program Magister FIK UMJ Tahun 2018

Analisa :Tabel diatas menunjukkan bahwa suku bangsa pada Usia Dewasa

di Desa Toddotoa yaitu sebanyak 262 responden suku Makassar atau 100

% . Suku bangsa akan mempengaruhi Usia Dewasa dalam aturan dan tata

nilai yang berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan keluarga dan Usia

Dewasa dalam menyajikan dan mengkonsumsi makanan.

Tabel 4. Distribusi Frekwensi Usia Dewasa Berdasarkan Agama di Desa


Toddotoa Kecamatan Pallangnga Kab.Gowa Pada Bulan November 2018 (
n=262 )

No Agama Jumlah Persentase

1 Islam 262 100%

JUMLAH 262 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program Magister FIK UMJ Tahun 2018

14
Analisa :Tabel diatas menunjukkan bahwa agama pada Usia Dewasa di

Desa Toddotoa Kec.Pallangga yaitu 262 yang beragama islam atau 100%.

Aspek spritualitas sangat berperan bagi individu dalam berperilaku.

Pengendalian perilaku makan yang tidak sehat pada Usia

Dewasa dapat dilakukan melalui mempertebal iman dan

mengamalkan ajaran agama.

Tabel 5. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Kategori Tingkat Pengetahuan


Keluarga Tentang Hipertensi Desa Toddotoa Kecamatan Pallangnga
Kab.Gowa Pada Bulan November 2018 ( n=262 )

No Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase

1 Baik 236 90,1

2 Kurang 26 9,9

JUMLAH 262 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program Magister FIK UMJ Tahun 2018

Analisa :Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan keluarga

tentang hipertensi di Desa Toddotoa. Tingkat pengetahuan tentang

hipertensi menunjukkan 90,1 % baik.

Tabel 6. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Kategori Sikap Keluarga


Tentang Hipertensi Desa Toddotoa Kecamatan Pallangnga Kab.Gowa
Pada Bulan November 2018 ( n=262 )

No Sikap Jumlah Persentase

1 Positif 127 48,5

2 Negatif 135 51,5

JUMLAH 262 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program Magister FIK UMJ Tahun 2018

15
Analisa : Tabel diatas menunjukkan bahwa Sikap keluarga dalam

pengelolaan hipertensi di Desa Toddotoa. Sikap tentang hipertensi

menunjukkan 51,5 % negatif.

Tabel 9. Distribusi Frekwensi Usia Dewasa Berdasarkan Kategori Desa


Toddotoa Kecamatan Pallangnga Kab.Gowa Pada Bulan November 2018(
n=262 )

No Perilaku Jumlah Persentase

1 Cukup 110 42,0

2 Kurang 152 58,0

JUMLAH 262 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program Magister FIK UMJ Tahun 2018

Analisa : Tabel diatas menunjukkan bahwa kategori perilaku keluarga

tentang hipertensi di Desa Toddotoa yang terbanyak yaitu perilaku kurang

sebesar 58 %.

c. Vital Statistik

Tabel 7. Distribusi Frekwensi Usia Dewasa Berdasarkan Pengukuran


tekanan Darah di Desa Toddotoa Kecamatan Pallangga Kab.Gowa.
November 2018 ( n=262 )

No Tekanan Darah Jumlah Persentase

1 Normal ( < 120 mmHg) 141 54,2%

2 Pre Hipertensi (120- 139 mmHg) 31 11, 8 %

3 Hipertensi Tk 1 (140 -159 mmHg) 61 23,3 %

4 Hipertensi Tk 2 ( > 160 mmHg) 28 10,7%

JUMLAH 262 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program Magister FIK UMJ Tahun 2018

16
Analisa :Tabel diatas menunjukkan pengukuran tekanan Darah

menggunakan pedoman Joint National Commite di Desa Toddotoa.

Jumlah tekanan darah normal terbanyak yaitu 54,2 %, akan tetapi jika kita

melihat secara keseluruhan bahwa yang menderita Hipertensi tingkat 1

sebesar 23,3 %, Hipertensi Tingkat 2 sebesar 10,7 %, angka tersebut

merupakan angka yang memprhatinkan karena jika berlangsung secara

terus menerus dan tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya

komplikasi dan akan mejadi kronik.

2.3.2. Data Subsistem

a. Lingkungan Fisik

Lingkungan Desa Toddotoa Kec.Pallangga cukup padat Desa tersebut terdiri

dari 5 Dusun yaitu Dusun Borong Karamasa, Dusun Bontotene, Dusun

Toddopuli, Dusun Tallang- Tallang dan Dusun Marodeng.

b. Pendidikan

Tabel 8. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Pendidikan Usia Dewasa Di


Desa Toddotoa Kecamatan Pallangnga Kab.Gowa Pada Bulan November
2018 ( n=262 )

No Pendidikan Jumlah Persentase

1 Tidak Tamat SD 54 20,6

2 SD 114 43,5

3 SMP 48 18,3%

4 SMA 38 14,5%

5 PT 8
3,1
JUMLAH 67 100%

17
Sumber : Survey Mahasiswa Program Magister FIK UMJ Tahun 2018

Analisa :Tabel diatas menunjukkan tingkat pendidikan Usia Dewasa di

Desa Toddotoa Kec.Pallangga. Pendidikan orang tua 43,5% SD.

Pendidikan Usia Dewasa mempengaruhi pengetahuan dan perilaku dalam

berperilaku pada hipertensi. Selain itu juga landasan pendidikan

mempengaruhi cara berfikir dan kemampuan menyerap informasi

kesehatan.

c. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

Tabel 9. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Persepsi Penggunaan


Pelayanan Kesehatan Terkait Masalah Hipertensi di Desa Toddotoa
Kecamatan Pallangnga Kab.Gowa Pada Bulan November 2018 ( n=262 )

No Perilaku Pemanfaatan Yankes Jumlah Persentase

1 Keluarga menggunakan Sarana 174 66,4


fasilitas kesehatan Kesehatan
(Puskesmas, Pustu)
Obat 88 33,6
untuk kontrol tekanan
Tradisional
darah minimal 1 bulan
sekali
Jumlah 262 100

Sumber : Survey Mahasiswa Program Magister FIK UMJ Tahun 2018

Analisa :Tabel diatas menunjukkan bahwa perilaku penggunaan fasilitas

pelayanan kesehatan lain yaitu yang terbanyak adalah di fasilitas

kesehatan seperti, puskesmas, pustu, dokter praktik, bidan praktek swasta

yaitu sebesar 66,4 %. Fasilitas kesehatan seperti puskesmas mudah

dijangkau oleh masyarakat karena jalan di Desa Toddotoa mayoritas

beraspal dan jarak ke puskesams terjauh max 2 km sedangkan ke Pustu

18
Toddotoa hanya berjalrak 1 km. Fasilitas pelayanan kesehatan seperti

Puskesmas, Pustu, Bidan Praktik dapat digunakan oleh keluarga dan Usia

Dewasa untuk mendapatkan informasi dan melakukan pemeriksaan

kesehatan secara baik dan benar sehingga deteksi dini terhadap

permasalahan Hipertensi dapat dilakukan di fasilitas kesehatan.

d. Ekonomi

Tabel 10. Distribusi Frekwensi Usia Dewasa Berdasarkan Pekerjaan di


Desa Toddotoa Kecamatan Pallangnga Kab.Gowa Pada Bulan November
2018 ( n=262 )

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Pegawai Negeri 8 3,1

2 Petani 86 32,8

3 IRT 97 37,0

4 Lainnya 44 16,8

5 Tidak Bekerja 27 10,3

6 Tdk punya pekerjaan 11 15,9

JUMLAH 262 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program Magister FIK UMJ Tahun 2018

Analisa :Tabel diatas menunjukkan bahwa pekerjaan Usia Dewasa di Desa

Toddotoa terbanyak IRT sebesar 37 %. Pekerjaan ini dapat mempengaruhi

kegiatan yang di lakukan Usia Dewasa dalam melakukan kegiatan dan

dalam memenuhi kebutuhan keluarga terutama untuk melakukan

pemerikssaan kesehatan di pelayanan Kesehatan.

Tabel 11. Distribusi Frekwensi Usia Dewasa Berdasarkan Penghasilan di


Desa Toddotoa Kecamatan Pallangnga Kab.Gowa Pada Bulan November
2018 ( n=262 )

19
No Penghasilan Jumlah Persentase

1 ≤ Rp. 2.647.767 2 0,8

2 > Rp. . 2.647.767 15 5,7

3 Tdk menentu 245 93,5

JUMLAH 262 100%

Sumber : Survey Mahasiswa Program Magister FIK UMJ Tahun 2018

Analisa :Tabel diatas menunjukkan bahwa penghasilan Usia Dewasa di

Desa Toddotoa Kec.Pallangga terbanyak yaitu tidak menentu sebesar 93,5

%. Penghasilan ini dapat mempengaruhi pada pemenuhan kebutuhan

sehari-hari keluarga terutama dalam pemenuhan kebutuhan menyiapkan

makanan dalam mengontrol tekanan darah pada Usia Dewasa.

e. Transportasi

Jenis alat transportasi yang digunakan untuk menjangkau sarana kesehatan

adalah angkutan kota, kendaraan roda dua, kendaran roda empat serta

berjalan kaki bagi yang dekat dengan Puskesmas/klinik pengobatan. Jenis

alat transportasi yang ada di Desa Toddotoa adalah sepeda, sepeda motor,

,mobil dinas,mobil pribadi, angkot, dan truk. Alat transportasi tersebut

digunakan oleh warga masyarakat untuk tujuan keluar daerah dapat

dengan mudah dijangkau karena dekat dengan jalan raya.

f. Politik dan Pemerintahan

Permasalahan kesehatan Usia Dewasa belum mendapatkan perhatian dari

pemerintah. Prioritas program usia Dewasa pemerintah yang ada masih

terfokus pada kesehatan balita dan ibu hamil.

20
Hasil wawancara yang telah dilakukan diperoleh data : petugas kesehatan

di Puskesmas Kampili mengatakan bahwa program untuk Usia dewasa

belum ada, yang ada hanya progam Lansia dengan Posbindu bagi Usia

Dewasa termasuk dalam program Posbindu. Pelaksanaan program

Posbindu selama ini dari Dinas Kesehatan Kab.Gowa lebih di fokuskan

pada program Posbindu Lansia. Pelaksanaan program Usia Dewasa belum

dijabarkan secara spesifik dan dalam pelaksanaannya diintegrasikan

dengan pelaksanaan program Posyandu. Menurut petugas puskesmas, hal

ini dikarenakan keterbatasan tenaga program Posbindu dari puskesmas.

Dalam pelaksanaan posbindu selama ini belum diakukan secara penuh

oleh petugas kesehatan dan masih terintegrasi dalam posyandu Balita,

akan tetapi masih dilakukan posyandu terintegrasi dengan sasaran lanisa,

belum melakukan pemeriksaan pada usia dewasa dan target pencapaiannya

pun sangat kurang.

Kader di Desa Toddotoa mengatakan belum ada kegiatan di masyarakat

tentang penanganan Hipertensi pada Usia Dewasa. Kegiatan berupa

posyandu, dan posbindu hanya di berikan pada balita dan Lansia. Selama

ini dukungan terhadap program pengelolaan Hipertensi pada Usia Dewasa

dari pemerintah masih dirasakan kurang oleh masyarakat.

g. Komunikasi

Sumber informasi Usia Dewasa mengenai masalah Hipertensi di peroleh

dari media elektronik seperti Handphone, radio dan masyarakat sekitar.

Jenis alat komunikasi yang sering digunakan oleh masyarakat Desa

21
Toddotoa adalah telepon, baik telepon seluler. Adapun sarana komunikasi

yang ada adalah : pemancar radio, telepon ,TV, pesawat radio, antena

parabola, akan tetapi media promosi kesehatan seperti pamplet belum

tampak di Desa Toddotoa terutam di layanan kesehatan seperti pustu.

h. Rekreasi

Jenis sarana rekreasi yang ada di sekitar wilayah Desa Toddotoa adalah

permandian Je,ne Tallasa,. Frekuensi kunjungan masyarakat ke sarana

rekreasi relatif sering, minimal satu minggu sekali karena dekat atau

mudah dijangkau dengan satu kali naik angkutan kota (Sumber Data : Data

primer, 2018)

2.3.3. Persepsi

Dari hasil wawancara dengan 7 Usia Dewasa diperoleh data : 7 Usia

Dewasa suka makan coto dan gorengan. 7 dari 10 Usia Dewasa

menganggap bahwa Hipertensi adalah tekanan darah diatas 160 dan

disebabkan karena faktor umur. 7 dari 10 Usia Dewasa beranggapan

bahwa hipertensi tidak apa – apa jika belum mengalami sakit kepala dan

pusing serta masih mampu melakukan aktifitas fisik seperti biasa.

22
3.4 ANALISA DATA

No Kelompok Data Diagnosis Keperawatan


1. Hasil Angket : Perilaku Kesehatan
 Penderita Hipertensi Usia Dewasa kategori Cenderung beresiko pada
prehipertensi 11,8%, Hipertensi tingkat 1 23,3 kelompok Usia Dewasa di
%. Hipertensi Tingkat 2 10,7 % . Desa Toddotoa dan Belum
 Pendidikan KK yang mempunyai Usia optimalnya pelaksanaan
Dewasa adalah SD sebesar 43,5%, posbindu pada Usia
 Pendapatan rata-rata yang terbanyak adalah Dewasa
tidak menentu sebesar 93,5%.
 Prilaku keluarga terhadap Hipertensi sebesar
58,0 % kurang
Hasil wawancara dengan petugas
puskesmas:
 Program penanggulangan Hipertensi lebih di
prioritaskan untuk Lansia. Program Hipertensi
untuk Usia Dewasa belum dijabarkan secara
spesifik, karena dalam pelaksanaannya
program diintegrasikan dengan program
Posyandu Balita dan sasarannya masih kepada
lansia.
 Tidak adanya alokasi anggaran secara
eksplisit untuk program penanganan
hipertensi pada Usia Dewasa.
 Pelaksanaan Posbindu belum berjalan optimal
dan tiap tahun target belum memenuhi.
Hasil wawancara dengan kader:
 Posyandu di tiap dusun lebih ditekankan pada
penimbangan balita. Belum ada kegiatan
masyarakat untuk hipertensi pada Usia
Dewasa
Hasil Wawancara dengan Usia Dewasa:
Dari hasil wawancara dengan 7 Usia Dewasa
diperoleh data : 7 Usia Dewasa suka makan
coto dan gorengan serta makanan bersantan. 7
orang dewasa nanti ketika mengalami pusing
dan sakit kepala, baru memeriksakan
kesehatannya ketika tidak mampu beraktifitas,
7 usia dewasa mengatakan bahwa jarang
memeriksakan kesehatannya ke fasilitas
kesehatan.

23
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

RENCANA KEGIATAN EVALUASI


No DX KEP KOM TUJUAN
STRATEGI INTERVENSI KRITERIA STANDAR EVALUATOR

1. Perilaku kesehatan TUM :


cenderung berisiko 1. Penyuluhan/pendi Pengetahuan
pada usia dewasa di Setelah intervensi KIE dikan kesehatan Keluarga mampu
Desa Toddotoa keperawatan selama 1 dan mengelola berbagai
pada masyaraat
Kec.Pallangga minggu, peningkatan kontrol tentang ketrampilan masalah kesehatan Mahasiswa
tekanan darah terjadi pada hipertensi dan keluarga Usia Dewasa dengan
kelompok Usia Dewasa di diet seimbang meningkat Hipertensi
Desa Toddotoa

TUK :
2. Penyuluhan/pen Pengetahuan
Tujuan Khusus: KIE didikan ketrampilan Masyarakat mampu
kesehatan pada masyarakat Mahasiswa
Setelah dilakukan tindakan mengelola berbagai
masyarakat meningkat
keperawatan selama 2 masalah kesehatan
tentang Kader
minggu diharapkan terjadi: pada Usia Dewasa
pengertian, tanda
dengan Hipertensi
1. Peningkatan pengetahuan, dan gejala serta
dan ketrampilan keluarga komplikasi
dan masyarakat tentang hipertensi
hipertensi dan cara
mengontrol hipertensi.

24
1. Demonstrasi
penyajian
2. Peningkatan asupan KIM makanan gizi Diet Peningkatan Mahasiswa
nutrisi yang sesuai untuk seimbang untuk makanan kemampuan keluarga
pasien hipertensi dengan gizi dalam menyediakan Kader
Usia Dewasa.
yang sesuai menu yang sesuai
pada Usia dengan penderita
Dewasa hipertensi pada Usia
meningkat Dewasa.
2. Monitoring Asupan
asupan nutrisi nutrisi
anak dan inisiasi dengan gizi
KIM Mahasiswa
kebijakan di seimbang
keluarga tentang Perbaikan/peningkatan
pada Usia Kader
kebiasaan makanan yang sesuai
Dewasa dengan penderita
sarapan pagi dan meningkat
jajan yang aman hipertensi pada Usia
Dewasa

3. Peningkatan support Kelompok 1. Pelatihan kader Pengetahuan Kader mampu Mahasiswa


komunitas secara mandiri tentang dan mendeteksi dini
dalam melakukan posbindu dan ketrampilan Hipertensi Kader
penyuluhan kepada promosi kader tentang
seluruh masyarakat desa kesehatan deteksi dini
Toddotoa dan pelatihan Hipertensi di
kader posbindu masyarakat

25
meningkat

2. Supervisi kader
tentang Ketrampilan Kader aktif dalam
hipertensi dan kader dalam memberikan
pengelolaan memberikan penyuluhan,
masyarakat yang pendidikan pencegahan dan
menderita kesehatan deteksi dini (case
Kelompok Hipertensi. upaya finding) hipertensi Ketua Kader
pencegahan kepada masyarakat.
dan deteksi
dini
hipertensi
meningkat.

3. Kampenye Disepakatinya
Kampa-nye Perubahan Terselenggara
promosi bentuk kampanye
perilaku hipertensi
kesehatan nya kampanye
sehat pada
hipertensi masyarakat kesehatan
tentang
Hipertensi

26
Rencana Kerja (Plan Of Action/Poa) Program “ Pelatihan Kader Posbindu PTM”

Sumber Daya
No Kegiatan Tujuan Penanggung Waktu Tempat Alokasi Kelanjutan
Jawab Dana
1. Pendidikan Kesehatan Peningkatan pengetahuan dan Mahasiswa, Tanggal 10 Desa Swadaya Satu bulan
tentang Hipertensi kesadaran masyarakat tentang Kader Des. 2018 Toddotoa masy dan sekali, minggu
hipertensi pukul 10.00 Sponsorship ke 3
2 Pendidikan Kesehatan Peningkatan pengetahuan kader Mahasiswa, Tanggal 12 Desa Swadaya Setiap 3 bulan
dengan kader tentang hipertensi dan cara Kader Des. 2018 Toddotoa masy dan sekali, minggu
penanggulangannya pukul 10.00 Sponsorship ke 3
3. Kegiatan pelatihan Peningkatan pengetahuan kader Mahasiswa, Tanggal 17 Desa Swadaya Setiap 6 bulan
Kader Posbindu tentang deteksi dini penyakit Des. 2018 Toddotoa masy dan sekali, minggu
Hipertensi dan pengaktifan pukul 10.00 Sponsorship ke 3
kembali posbindu PTM

27
BAB 3

RANCANGAN PERENCANAAN PROGRAM

3.1. Identitas Program

Program yang diarahkan untuk mengatasi permasalahan Hipertensi pada

Usia Dewasa di Desa Toddotoa adalah suatu program perubahan perilaku untuk

melakukan tindakan pencegahan Hipertensi yang bernama ”Cegah Hipertensi

Sejak dini”. Pencegahan hipertensi merupakan hal penting dalam

penatalaksanaannya. Beberapa keadaan yang diperoleh dari masyarakat yang

menunjang timbulnya hipertensi seperti keluarga kurang menyadari bahwa dia

menderita hipertensi atau beresiko hipertensi, perilaku keluarga juga yang

kurang peduli dengan kesehatan dan kebiasaan usia dewasa mengonsumsi

makan yang mengandung gorengan dan berlemak, apalagi bila juga ditunjang

oleh faktor sosial ekonomi dan tingkat pendidikan keluarga yang kurang.

Apabila usia dewasa dengan resiok hipertensi dan hipertensi tidak dikelola

dengan baik akan menyebabkan komplikasi seperti gagal ginjal, gagal jantung,

stroke bahkan terjadi komplikasi sampai dapat menimbulkan kematian.

3.2. Tujuan

Tujuan dari program diatas adalah

1. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang Hipertensi

2. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pengontrolan Hipertensi secara

dini

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat secara mandiri untuk selalu

memanfaatkan pelayanan posbindu.

28
3.3. Aktivitas Dalam Pencapaian Tujuan

Program ini diimplementasikan dengan keterlibatan seluruh unsur masyarakat

beserta sistem pendukungnya seperti kader. Bentuk kegiatan berupa pendidikan

kesehatan tentang Hipertensi dan pengaktifan kembali posbindu dengan pelatihan

kader, serta kampanye dengan menyebarluaskan leaflet di wilayah yang strategis

di Desa Toddotoa,sehingga program dapat dikembangkan dan dijalankan dengan

pengawasan yang baik.

1). Pendidikan Kesehatan

Strategi Intervensi :

a. Pembuatan media untuk pendidikan kesehatan tentang pengetahuan

Hiertensi pada Usia Dewasa dengan mengetahui pengertian, penyebab,

tanda dan gejala, serta komplikasi dari hipertensi dalam bentuk leaflet,

lembar balik, dan flipchart.

b. Pendidikan kesehatan kepada kader posbindu

c. Pelatihan kader posbindu kepada seluruh kader

Karena hasil survei terhadap pengetahuan tentang hipertensi menunjukkan

menunjukkan 90,1% baik, akan tetapi sikap dan periaku yang masih rendah

sehingga masih perlu dilakukan penyuluhan kesehatan pada usia dewasa.

2). Pendidikan kesehatan dengan kader Posbindu

Strategi intervensi :

a. Melibatkan kader yang ada

Peserta penyegaran kader adalah ibu-ibu kader di Desa Toddotoa yang

telah mendapatkan pelatihan tentang posbindu dan ibu-ibu kader yang

29
belum pernah mendapatkan pelatihan tentang Posbindu. Jumlah peserta

10-15 orang.

b. Proses pelaksanaan pelatihan kader

Materi pelatihan kader posbindu tentang cara komunikasi yang efektif

dalam penyuluhan, dan materi tentang hipertensi serta penatalaksanaan

hipertensi. Materi tentang hipertensi dan penatalaksanaan hipertensi

meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi dan

pengobata hipertensi, cara memeriksa tekanan darah dan cara menghitung

indeks massa tubuh (IMT).

3) Kegiatan Support Group

Pelaksanaan Kegiatan tersebut melibatkan Usia Dewasa, baik yang sudah

terkena Hipertensi maupun yang belum terkena Hipertensi.

4). Kampanye Hipertensi

Kampanye Hipertensi bertujuan untuk menyebarkan informasi tentang

Pengertian Hipertensi dan pencegahannya melalui leaflet yang disebarkan atau

didistribusikan kepada masyarakat saat kegiatan-kegiatan kemasyarakatan

seperti pengajian, arisan, dan posyandu.

d. Rencana Strategi Implementasi Aktivitas

Rencana strategi implementasi melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi

(KIE) berupa pendidikan kesehatan dan demonstrasi tentang Hipertensi,

kampanye Hipertensi, pelatihan kader posbindu dan kegiatan support group.

30
e. Rencana Budget Program.

No Kegiatan Vol Sat Biaya Jumlah

1 Pendidikan Kesehatan Tentang


Hipertensi
1x1 Jam 50,000 50,000
a. Sewa LCD
1 pkt 30,000 30,000
b. Dokumentasi
1 x 50 orang 6,000 300,000
c. Konsumsi
1 x 50 Lbr 200 10,000
d. Penggandaan format evaluasi
1 x 50 buah 2,000 100,000
e. Pembelian alat tulis
1 x 50 lbr 200 10,000
f. Copy leaflet
500,000

2 Pendidikan kesehatan dengan kader


Tentang Hipertensi
1x2 jam 50,000 100,000
a. Sewa LCD
1 pkt 30,000 30,000
b. Dokumentasi
1 x 25 orang 6,000 150,000
c. Konsumsi
1 x 25 Lbr 200 5,000
d. Penggandaan format evaluasi
1 x 25 buah 2,000 50,000
e. Pembelian alat tulis
1 x 25 Lbr 200 5000
f. Copy leaflet
1 x 25 lbr 7000 175.000
g. Sertifikat
515,000

3
Kampanye
200 buah 200 40,000
a.Leaflet
10 buah 50,000 500,000
b. Poster
1 Pkt 50.000 30,000
b. Dokumentasi

31
580,000

4
Kegiatan support group
1x1 jam 50,000 50,000
a. Sewa LCD
1 pkt 30,000 30,000
b. Dokumentasi
1 x 50 orang 6,000 300,000
c. Konsumsi
1 x 50 lbr 200 10,000
d. Penggandaan format evaluasi
1 x 50 buah 2,000 100,000
e. Pembelian alat tulis
1 x 50 lbr 200 10,000
f. Copy leaflet
500,000
Jumlah
2.095.000
Total

32
DAFTAR PUSTAKA

Allender, J.A and Spreadley, B.W. (2001). Community health nursing:


concepts and practice. (5th Ed.), Philadelphia : Lippincott.
Ali, M & Asroji (2004). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik,
Cetakan pertama. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Alimul H, A.A. (2003). Riset keperawatan & teknik penulisan ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika
Anderson, E.T and McFarlane,J. (2000). Community as partner: theory and
practice in nursing. (3rd Ed.), Philadelphia ; Lippincott.
Depkes, RI. (2005). Pedoman perbaikan gizi anak sekolah dasar dan
madrasah ibtidaiyah. Jakarta: Dirjen Binkesmas Direktorat Gizi
Masyarakat.
Ervin, N,F. (2002). Advanced community health nursing practice:
population- focused care. USA; Prentice Hall.
Guyton. (2000). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, alih bahasa:
Andrianto. Jakarta: EGC
Nancy P. (2002). Tumbuh Kembang Anak, Masa Remaja, edisi kesatu.
Jakarta: PT. Sagung Seto
Nursalam. (2000). Metode Penelitian dalam Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika
Helvie, C.O. (1998). Advanced practice nursing in community. London: Sage
Publications.
Hitchcock, J.E., Schubert, P.E., Thomas, S.A. (1999). Community health
nursing: caring in action. Albani : Delmas Publisher.
Lemeshow, S., Hosmer Jr, D.W., Klar, J. (1990). Adequacy of sample size in
health studies. WHO: John Wiley & Sons
Khomsan, A. (2000). Teknik pengukuran pengetahuan gizi. Bogor: Jurusan
gizi masayarakat dan sumberdaya keluarga Fakultas Pertanian IPB
Murti, B. (2006). Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan
kualitatif di bidang kesehatan. Yogyakarta: UGM

33
Nies, M.A., and McEwan, M. (2001). Community health nursing: promoting
the health of population. (3rd Ed.), Philadelphia: Davis Company
Sugiyono. (2006). Statistika untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Supariasa, I.D.N., Bakri, B., Fajar, I. (2002). Penilaian status gizi. Jakarta:
EGC
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak dan Permasalahannya. Cetakan
kesatu. Jakarta: Sagung Seto
Stanhope, M. & Lancaster, J. (1996). Community health nursing :
Promoting health of agregates, families and individuals, 4 th ed.
St.Louis : Mosby, inc.

34
INSTRUMEN EVALUASI

1. Pendidikan kesehatandan demonstrasi tentang Hipertensi

PELAKSANAAN
NO ITEM EVALUASI KETERANGAN
ADA TIDAK

1 Input

 Alat dan media

 Tersedia tempat kegiatan

 Ketersediaan dana

- Masyarakat

- Donatur

2 Proses

 Jadwal kegiatan dan materi


pendidkan kesehatan

 Keterlibatan :

- Puskesmas

- Kader

3 Hasil

 Peserta yang mengikuti


kegiatan sampai selesai

 Ketertarikan peserta

 Kontrak kegiatan yang akan


datang

35
2. Pelatihan kader posbindu

PELAKSANAAN
NO HAL YANG DINILAI KETERANGAN
ADA TIDAK

1 Input

 Alat dan media

 Tersedia tempat kegiatan

 Ketersediaan dana

- Masyarakat

- Donatur

2 Proses

 Jadwal kegiatan dan materi


pendidkan kesehatan

 Komunikasi :

a. Ramah
b. Bahasa Jelas
c. Tanggap dengan suasana
pengunjung
d. Langsung mengarah pada hal
yang disampaikan
e. Terbuka dan diterima dengan
baik oleh pendengar

 Keterlibatan :

a. Puskesmas
b. Kader
 Ketrampilan :

a. Percaya diri
b. Ucapan kata-kata jelas dan
perlahan
c. Tarik nafas dalam-dalam (2-3
kali) untuk mengurangi

36
ketegangan
d. Hindari
Ehm..Ah…Au…Barangkali….
Anu …..

3 Hasil

 Peserta yang mengikuti kegiatan


sampai selesai

 Ketertarikan peserta

 Kontrak kegiatan yang akan datang

37
SOAL PRE TEST DAN POST TEST

PENDIDIKAN KESEHATAN GIZI SEIMBANG

Nama : ………………………………….

Alamat : ………………………………….

Berilah Tanda ( V ) pada jawaban yang Anda anggap benar atau salah !

No Pertanyaan Benar Salah


1 Gizi seimbang adalah makanan yang dimakan anak dalam
sehari cukup untuk tubuhnya.
Pengetahuan tentang penyebab gizi kurang
2 Gizi kurang dapat disebabkan karena faktor keturunan
3 Adanya penyakit pada anak dapat menyebabkan gizi
kurang
4 Kurang makan bisa menimbulkan gizi kurang
Pengetahuan tentang tanda dan gejala gizi kurang
5 Gizi kurang pada anak ditandai dengan anak kurus
6 Gizi kurang pada anak ditandai rambut anak mudah rontok
Gizi kurang pada anak ditandai kulit anak keriput dan
kering
7 Gizi kurang pada anak ditandai wajah anak seperti orang
tua
8 Gizi kurang pada anak ditandai bengkak pada tangan dan
kaki
Pengetahuan tentang cara mengatasi gizi kurang
9 Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan anak
setiap minimal 6 bulan secara teratur
10 Makananeka ragam makanan
11 Jajan yang bergizi dan aman
12 Sarapan pagi
Pengetahuan tentang akibat anak gizi kurang dalam waktu yang lama
13 Anak pendek
14 Anak mudah terserang penyakit
15 Anak kurang cerdas

38
39
DAFTAR PUSTAKA

1. Alligood, M.R. & Tomey, A. M. (2016). Nursing Theorists and Their Work.

6th ed. Missouri : Mosby.

2. Allender, J.A. & Spradley, B.W. (2005). Community health nursing:

promoting and protecting the public’s health. 6th ed. Philadelphia:

3. Ervin, Naomi (2014), Advance Community Health Nursing Practice :

popullation Focused Care, New jersey : Prentice Hall.

4. Friedmen, M.M., Bowden, V.R. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga :

Riset , Teori dan Praktik edisi 5 (terjemahan). Jakarta : EGC.

5. Hitchcock, J.E. Schubert, P.E. & Thomas, S.A. (1999) Community health

nursing: Caring in action. Albany: Delmar Publisher

40
6. Kaakinen, Gedaly-Duff, Coehlo & Hanson (2010). Family health care

nursing: Theory, practice & Research. Philadelphia: FA Davis Company

7. Lippincott Williams & Wilkins. Anderson, E.T., Mc Farlane, J. (2011).

Community as partner: theory and practice in nursing. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins.

8. Nies, M & Mc.Ewen, M. (2015). Community Public Health Nursing :


th
promoting the health of population 6 edition.St .Louis Missouri : Mosby an

imprint of Elsevier Inc.

9. Pender, N.J, Murdaugh C.L, & Parsons. (2014). Health promotion in nursing

Practice, 4th ed. New Jersey: Prentice Hall.

10. Profil Desa Toddotoa (2017) data Potensi Sumber Daya Manusia

11. RISKESDAS. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

12. Sagala, LMB.2010.Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah oleh Keluarga

Suku Batak dan Suku Jawa di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe.Skripsi.

Fakultas Keperawatan. Medan: Universitas Sumatra Utara.

13. Sabri, L & Hastono, S.P.,(2016). Statistik kesehatan. Jakarta: PT Raja

Grafindo

14. Stanhope and Lancaster J (2014). Foundation of Nursing in the Community


th
:Community Oriented practice 4 St.Louis Missouri : Mosby an imprint of

Elsevier Inc.

15. Suyanto., (2011). Metedeologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan,

Yogyakarta : Nuha Media.

41
16. UPTD PKM Kampili (2017)., Laporan Tahunan Puskesmas Kampili

17. Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2,

Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika.

42

You might also like