Professional Documents
Culture Documents
guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup ternak ruminansia, khususnya, terdiri
dari kebutuhan hidup pokok dan kebutuhan untuk produksi. Kebutuhan hidup pokok adalah
kebutuhan zat – zat gizi untuk memenuhi proses – proses hidup saja tanpa adanya suatu
kegiatan dan produksi (pertumbuhan, kerja dan produksi susu). Sedangkan kebutuhan
produksi adalah kebutuhan zat – zat gizi untuk pertumbuhan, kebuntingan, produksi susu
dan kerja,
Zat – zat gizi yang diperlukan oleh ternak ruminansia untuk kebutuhan hidup pokok maupun
produksi adalah energi, protein, mineral, vitamin dan air. Zat – zat gizi tersebut terdapat dalam
berbagai jenis pakan yang dapat diformulasikan menjadi ransum.
• ENERGI
Dalam pengertian sederhana energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi
merupakan zat gizi yang banyak dibutuhkan ternak ruminansia setelah air. Banyaknya energi
yang terkandung di dalam pakan atau energi yang dibutuhkan ternak ruminansia dapat
dinyatakan dalam berbagai cara, seperti energi metabolis, martabat pati, atau total digestible
nutrient.
Total digestible nutrient yang disingkat TDN adalah jumlah energi dari pakan maupun ransum
yang dapat dicerna. Semua pakan mengandung zat – zat makanan yang dapat menjadi sumber
energi, yakni protein, serat kasar, lemak dan bahan ekstrak tanpa N (beta-N). Dari ketiga sumber
energi (karbohidrat, lemak, protein), sebagian besar energi yang dibutuhkan ternak ruminansia
diperoleh dari karbohidrat. Hal ini dapat dipahami, sebab penggunaan lemak dalam jumlah
banyak dapat menimbulkan efek negatif pada ternak. Sedangkan protein merupakan sumber
energi yang mahal dibandingkan karbohidrat dan lemak.
Kebutuhan ternak akan zat makanan terdiri dari kebutuhan hidup pokok dan kebutuhan
untuk produksi. Kebutuhan hidup pokok pengertiannya sederhana yaitu untuk mempertahankan
hidup. Ternak yang memperoleh makanan hanya sekedar cukup untuk memenuhi hidup pokok,
bobot badan ternak tersebut tidak akan naik dan turun. Tetapi jika ternak tersebut memperoleh
lebih dari kebutuhan hidup pokoknya maka sebagian dari kelebihan makanan itu akan dapat
dirubah menjadi bentuk produksi misalnya air susu, pertumbuhan dan reproduksi ini disebut
kebutuhan produksi.
Telah dijelaskan bahwa energi yang digunakan untuk aktivitas hidup pokok diubah dalam
bentuk panas dan dikeluarkan tubuh juga dalam bentuk panas. Jumlah panas yang meningkat
diakibatkan oleh aktivitas hidup pokok tersebut dinamakan dengan istilah metabolisme basal
hewan. Pengukuran ini langsung diperkirakan dari jumlah NE yang harus didapat oleh ternak
untuk memenuhi kebutuhan hidup pokoknya.
Ternak membutuhkan energi untuk mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara
normal. Energi didapatkan dari hasil metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu
sendiri. Energi sangat penting untuk hidup pokok, produksi dan reproduksi. Kekurangan energi
akan menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada hewan
dewasa. Bila energi pakan tidak memenuhi kebutuhan, maka kebutuhan tersebut akan dipenuhi
dengan membongkar timbunan lemak tubuh. Jika timbunan lemak tubuh sudah habis maka
kebutuhan energi tersebut dipenuhi dengan membongkar protein tubuh.
Kebutuhan energi dapat dinyatakan dalam “Metabolism Energy” (ME), “Digestible
Energy” (DE), “Gross Energy” (GE) dan “Total Digestible Nutrient” (TDN). TDN merupakan
satuan energi yang berdasarkan seluruh nutrisi pakan yang tercerna, sehingga nilai TDN hampir
sama dengan energi dapat dicerna (DE). Perbedaannya terletak pada cara pengukurannya,
dimana nilai DE bahan pakan ditetapkan dengan jalan membakar sampel bahan pakan dan juga
feses dalam bom kalorimeter. Kelemahan penggunaan TDN sebagai satuan energi adalah tidak
menghitung hilangnya zat-zat nutrisi yang dibakar saat metabolisme dan energi panas yang
timbul saat mengkonsumsi pakan.
Kebutuhan energi untuk pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh bobot badan dan juga jenis
kelamin serta bangsa hewan. Jantan biasanya mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih
cepat dibandingkan betina, oleh karena itu kebutuhan energi untuk jantan lebih banyak daripada
untuk betina. Jenis bangsa hewan tipe besar akan membutuhkan energi lebih banyak
dibandingkan dengan bangsa hewan yang kecil. Penentuan energi untuk standar biasanya
didasari oleh suatu model factorial.