Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2018
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN – UI
FORMAT PENGKAJIAN ANAK
Nama Mahasiswa : Thatiana Dwi Arifah
Tempat Praktek : Gedung A lt 1 RSCM
Tanggal Praktek : 19 – 24 November 2018
I. Identitas Anak
Nama : An. S
Alamat : Jl. Kramat Pulo gg. 14 RT 8 RW 4, Senen, Jakarta Pusat
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 15 Mei 2015
Agama : Islam
Usia : 3 th
Suku Bangsa : Betawi/Sunda
Nama Ayah : Bapak A
Nama Ibu : Ibu S
Pendidikan Ayah : SLTA
Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta
Pendidikan Ibu : SLTA
Pekerjaan Ibu : IRT
II. Keluhan Utama
Klien masuk RS (14/11/18) karena keluhan sesak, demam, dan perut semakin membesar.
Ibu mengatakan kemarin magrib BAB cair hitam 1 kali, hari ini (20/11/18) BAB cair
hijau kehitaman, bengkak di kedua kaki (tibia), perut semakin membesar, BB turun,
Demam naik turun, demam turun dengan obat. Saat ini pasien tidak ada keluhan sesak,
demam, dan muntah. Saat ini sedang dilakukan bilas lambung sebelum minum susu jam
9.00. Produksi bilas lambung 50 cc warna bening dan ada ampas berwarna kekuningan.
Sebelumnya klien diet peptamen 8 x 125 ml. Sekarang di coba untuk diberikan susu
sebanyak 35 cc melalui NGT.
2
Riwayat kehamilan dan kelahiran
1. Prenatal : Selalu memeriksakan kehamilan ke dokter, Ibu pernah mengalami
sakit batuk dan minum OBH. Saat usia kehamilan 8 bulan, hasil USG bayi badan
besar, namun kepala dan kaki kecil.
2. Intranatal : lahir cukup bulan usia 38 minggu, BL : 2700. Lahir spontan. Saat
lahir ibu melihat perut bayinya besar dan kakinya kecil.
3. Postnatal : Setelah usia bayi 2 minggu, terdapat perdarahan yang keluar dari
vaginanya
An. S
Tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit serupa
3
V. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh : Klien diasuh oleh kedua orang tuanya
2. Hubungan dengan anggota keluarga: Klien dekat dengan kedua orang tua dan juga
saudara kandungnya. Klien sering mengajak main kakak-kakaknya dan juga
menjaga adiknya yang masih berumur 1 tahun.
3. Hubungan dengan teman sebaya : klien terkadang bermain dengan teman
sebayanya jika kondisi kesehatannya memungkinkan
4. Pembawaan secara umum : klien cukup kooperatif dengan perawat dan
petugas kesehatan. Klien tampak rewel sambil menunjuk apa yang dimaksudnya
jika meminta bantuan kepada orang tuanya, mis: meminumkan klien air putih.
5. Lingkungan rumah : klien tinggal di lingkungan yang cukup padat.
Jarak antar rumah berdempetan dan akses jalan di depan rumah klien berupa gang
sempit.
VI. Kebutuhan Dasar
1. Makanan yang disukai/tidak disukai: Tidak ada makanan yang tidak disukai klien
Selera : Nafsu makan sulit dikaji karena klien baru
priming susu sebanyak 35 cc yang diberikan melalui NGT atau tidak ada makanan
yg diberikan melalui oral
Alat makan yang dipakai : NGT
Pola makan/jam : selama di rs klien hanya bisa mendapatkan
nutrisi melalu parenteral, yaitu peptamin 8 x 125 ml atau per 3 jam.
2. Pola tidur : Malam ini tidak bisa tidur (19/11/18), klien
baru bisa tidur jam 7 pagi, hari sebelumnya selama di RS rata-rata klien tidur
malam hari dari pukul 21.00 hingga jam 5.00 dan tidur siang total sekitar 4 jam
Kebiasaan sebelum tidur : digendong oleh ibunya
Tidur siang : 4 jam
3. Mandi : diseka oleh ibunya 2x/hari
4. Aktifitas bermain : Klien menonton video melalui hp
5. Eliminasi : tgl 19/11/18 klien BAB 5x sehari konsistensi
warna kehitaman seperti bubur. Hari ini tanggal 20/11/18 pagi ini klien BAB cair
berwarna kehijauan.
4
VII. Keadaan dan Kesehatan Saat Ini
1. Diagnosa medis : Dispnea ec desak ruang dd pneumonia, asites massif ec tsk
SBP (Spontaneus Bacterial Peritonitis), Atresia Bilier, Diare akut tanpa dehidrasi
2. Tindakan operasi : belum ada. Ibu mengatakan dokter merencanakan untuk
melakukan cangkok dari ibu, namun karena kondisi BB anak terus menurun, hal tsb
belum dapat dilakukan. LLA anak harus mencapai minimal 13 cm untuk dapat
dilakukan operasi tersebut.
3. Status nutrisi : BB/U = 8,6 (z < -3SD)
TB/U = 76,5 (z < -3SD)
BB/TB = 8,6 / 76,5 (-2SD < z < -1SD)
IMT/U = 14,69 (-1SD < z < Median)
LLA/U = 10,5 ( z < -3SD)
4. Status cairan : Terpasang infus syringe pump Ocreotide 0,5 ml + NaCl 0,9%
11 cc. Kecepatan infus 0,5 ml/jam dan infus NS + KCl (10) kecepatan 36
ml/jam. BC/8 jam (6.00-14.00) = Input 486 ml, Output 779 ml -293 ml. BC
negative tanpa tanda dehidrasi
5. Obat-obatan : Spironolacton 10 mg (PO) 2x/hari, Furosemide 8mg (PO)
3x/hari, Fluimucil 2,5 ml (PO) 2x/hari, Propanolol 10 mg (PO) 2x/hari, NaCl 0,9%
(inhalasi) 3x/hari, PCT syrup 90 mg/4 ml (PO) 3x/hari, Cefoperazon sulbactam 450
mg (IV) 3x/hari, Asam Ursodeoksilat 100 mg (PO) 3x/hari, zync syrup 20 mg (PO)
1x/hari
6. Aktifitas : Berbaring dan duduk di tempat tidur sambil bermain hp
7. Tindakan Keperawatan:
Tindakan keperawatan yang dilakukan bilas lambung, pemasangan nasal kanul O2,
pemberian nutrisi melalui NGT, Pemantauan Intake Output, manajemen
hipertermia, pantau perdarahan
8. Hasil Laboratorium 19/11/18:
5
Hasil analisis feses (19/11/18):
X. Informasi Lain
(Tidak ada)
7
kehitaman, bengkak di kedua kaki (tibia), perut semakin membesar, BB turun, Demam
naik turun, demam turun dengan obat. Saat ini pasien tidak ada keluhan sesak, demam,
dan muntah. Saat ini sedang dilakukan bilas lambung sebelum minum susu jam 9.00.
Produksi bilas lambung 50 cc warna bening dan ada ampas berwarna kekuningan.
Sebelumnya klien diet peptamen 8 x 125 ml. Sekarang di coba untuk diberikan susu
sebanyak 35 cc melalui NGT. Terpasang infus syringe pump Ocreotide 0,5 ml + NaCl
0,9% 11 cc. Kecepatan infus 0,5 ml/jam dan infus NS + KCl (10) kecepatan 36 ml/jam.
Status gizi klien : Gizi buruk.
DO
- Status Gizi:
BB/U = 8,6 (z < -3SD)
TB/U = 76,5 (z < -3SD)
BB/TB = 8,6 / 76,5 (-2SD < z < -
1SD)
IMT/U = 14,69 (-1SD < z < Median)
LLA/U = 10,5 ( z < -3SD)
- Klien hanya boleh makan
menggunakan NGT, saat ini baru
dicoba pemberian susu 35 ml jam
9.00
- Diet peptamen 8 x 125 ml
- Lab (19/11/18):
Hb: 7,9
Albumin: 2,91
- Konjungtiva anemis
8
DS Risiko perdarahan
- Ibu mengatakan kemarin BAB
konsistensi cair hingga bubur berwarna
hitam 5x dalam sehari
- Hari ini, BAB berwarna hijau kehitaman
konsistensi bubur
DO
- Diagnosis medis: atresia bilier
- Hasil bilas lambung produksi 50 cc
berwarna bening kekuningan terdapat
ampas
- Fungsi hati tidak normal: sklera ikterik,
seluruh tubuh kuning, ascites
- Lab: 19/11/18
Hb: 7,9 g/dl
Ht: 25,4
Trombosit: 172.000
PT: 13,1 detik
APTT: 73,3 detik
DO
- RR 28x/mnt
- Perut semakin hari membesar (asites)
LP: 59 cm
- Hb: 7,9 g/dl
- Ht: 25,4
- Radiologi thorax (13/11/18) kesan: Ada
infiltrat di kedua paru
- Input 486 ml, Output 779 ml -293 ml.
BC negative tanpa tanda dehidrasi
- Balans negatif karena konsumsi obat
diuretik: Spironolacton 10 mg (PO)
2x/hari, Furosemide 8mg (PO)
9
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
10
- Serum albumin dalam batas - Monitor pertumbuhan dan perkembangan
normal pasien
- Hematokrit dalam batas normal - Monitor turgor kulit dan mobilitas
- Hemoglobin dalam batas normal - Identifikasi abnormalitas kulit
- Identifikasi abnormalitas rambut
- Monitor adanya mual muntah
- Identifikasi abnormalitas eliminasi bowel
- Monitor diet dan asupan kalori
- Monitor adanya pucat, kemerahan dan
jaringan konjungtiva yang kering
- Identifikasi adanya ketidaknormalan kuku
- Identifikasi adanya ketidaknormalan
dalam rongga mulut
- Monitor status mental
- Identifikasi abnormalitas dalam system
musculoskeletal
- Lakukan pemeriksaan laboratorium,
monitor hasil serum albumin, Hb, Ht,
nilai elektrolit, BUN, kreatinin
11
DS Risiko perdarahan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan perdarahan
- Ibu mengatakan kemarin BAB keperawatan selama 5 x 24 jam - Monitor dengan ketat risiko terjadinya
konsistensi cair hingga bubur risiko perdarahan pasien teratasi perdarahan pada pasien
berwarna hitam 5x dalam dengan kriteria hasil: - Monitor nilai Hb dan Ht sebelum dan
sehari setelah kehilangan darah sesuai indikasi
- Hari ini, BAB berwarna hijau Fungsi gastrointestinal - Pertahankan agar pasien tetap tirah baring
kehitaman konsistensi bubur - Makan sesuai toleransi pasien jika terjadi perdarahan aktif
- Bising usus dalam batas normal - Berikan produk-produk pengganti darah
DO - Konsistensi feses dalam batas - Lindungi pasien dari trauma yang dapat
- Diagnosis medis: atresia bilier normal menyebabkan perdarahan
- Hasil bilas lambung produksi - Warna cairan lambung dalam - Berikan obat-obatan (mis: antasida) jika
50 cc berwarna bening batas normal diperlukan
kekuningan terdapat ampas - Distensi perut berkurang - Hindari penggunaan aspirin atau obat
- Fungsi hati tidak normal: - Tidak terjadi mual muntah antikoagulan
sklera ikterik, seluruh tubuh - Leukosit dalam batas normal - Tingkatkan asupan yang kaya akan vit K
kuning, ascites
- Lab: 19/11/18 Fungsi liver Pengurangan perdarahan:
Hb: 7,9 g/dl - Warna feses dalam batas normal Gastrointestinal
Ht: 25,4 - Kadar albumin dalam batas - Identifikasi penyebab perdarahan
Trombosit: 172.000 normal - Monitor kecenderungan dalam tekanan
PT: 13,1 detik - Turgor kulit dalam batas normal darah serta parameter hemodinamik jika
APTT: 73,3 detik - Kesadaran baik tersedia
- Hasil SGOT dan SGPT dalam - Monitor input dan output
rentang yang ditoleransi pasien - Monitor penentu dari jaringan pelepasan
- Jaundice berkurang oksigen (SaO2) jika tersedia
- Asites berkurang - Periksa perdarahan dari selaput lendir,
- Tidak terjadi hematemesis dan memar setelah trauma minimal, dan
melena adanya peteki
- Kualitas tidur dan stamina anak - Beri produk-produk darah dengan tepat
tetap baik - Pertahankan kepatenan akses IV
- Instruksikan keluarga akan tanda-tanda
Kontrol risiko perdarahan dan tindakan yang tepat
12
- Mencari informasi tentang - Instruksikan pasien akan pembatasan
risiko penyakit yang dialami aktivitas
pasien agar tidak terjadi
perburukan Manajemen lingkungan: Keselamatan
- Mengenali faktor risiko pasien - Identifikasi kebutuhan keamanan pasien
- Memodifikasi gaya hidup untuk berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta
mengurangi risiko riwayat perilaku di masa lalu
- Menggunakan fasilitas - Identifikasi hal-hal yang membahayakan
kesehatan yang dibutuhkan di lingkungan
- Berpartisipasi dalam skrining - Modifikasi lingkungan untuk
risiko meminimalkan bahan berbahaya dan
- Mengenali dan memonitor berisiko
status kesehatan - Gunakan peralatan perlindungan untuk
membatasi mobilitas fisik atau akses yang
mebahayakan
- Lakukan program skrining terhadap hal
yang dapat membahayakan
- Edukasi keluarga akan bahaya yang ada
dilingkungan
13
DS Kelebihan volume Setelah dilakukan tindakan Managemen cairan
- Ibu mengatakan anak tidak cairan keperawatan selama 5 x 24 jam - Timbang diapers jika diperlukan
bisa tidur dan gelisah diharapkan klien tidak - Pertahankan catatan intake dan output
menunjukkan tanda-tanda yang akurat
DO kelebihan volume cairan dengan - Pasang urin kateter jika diperlukan
- RR 28x/mnt kriteria hasil: - Monitor hasil lab untuk mengidentifikasi
- Perut semakin hari membesar kelebihan cairan (BUN, Ht, osmolalitas
(asites) LP: 59 cm Keseimbangan cairan urin)
- Hb: 7,9 g/dl - Intake output selama 24 jam - Monitor TTV
- Ht: 25,4 seimbang - Montor indikasi retensi / kelebihan cairan
- Radiologi thorax (13/11/18) - BB stabil (cracles, edema, asites)
kesan: Ada infiltrat di kedua - Turgor kulit baik - Kaji lokasi dan luas edema
paru - Membran mukosa lembab - Kolaborasi pemberian diuretik sesuai
- Input 486 ml, Output 779 ml - Nilai elektrolit dalam batas instruksi
-293 ml. BC negative tanpa normal - Batasi masukan cairan pada keadaan
tanda dehidrasi - Hematocrit dalam batas normal hiponatrermi dilusi dengan serum Na <
- Balans negatif karena - Tidak terjadi edema perifer 130 mEq/l
konsumsi obat diuretik: - Kolaborasi dokter jika tanda cairan
Spironolacton 10 mg (PO) Tingkat overload cairan berlebih muncul memburuk
2x/hari, Furosemide 8mg (PO) - Tidak terjadi edema pada
tangan, kaki, dan periorbital
- Ascites berkurang
- Tidak mengalami peningkatan
tekanan darah
- Tidak mengalami penurunan
urine
- Tidak mengalami peningkatan
BB
- Tidak mengalami penurunan
kesadaran
14
DOKUMENTASI
Analisis:
Masalah Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan
teratasi sebagian
Perencanaan:
- Lanjutkan intervensi
15
Analisa:
Masalah risiko perdarahan taratasi
sebagian
Perencanaan:
- Lanjutkan intervensi
Analisa:
Kelebihan volume cairan teratasi
sebagian
Perencanaan:
- Lanjutkan intervensi
16
- Diberikan diet peptamen jr 8 x
125 ml. D10 (413) + D40 (38) +
AF5% (366) + L20% (45) +
NaCl 3% (35) + KCl (9)
37,5ml/jam. Total energy 378
kkal
- Konjungtiva pucat, mukosa
lembab
- Keadaan anak gelisah
Analisis:
Masalah Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan
belum teratasi
Perencanaan:
- Lanjutkan intervensi
- Memonitor pemeriksaan
laboratorium, monitor hasil
serum albumin, Hb, Ht, nilai
elektrolit, BUN, kreatinin
Analisa:
Masalah risiko perdarahan belum
teratasi
Perencanaan:
17
- Lanjutkan intervensi
- Anak direncanakan untuk ganti
IVFD RL dan tranfusi
Analisa:
Kelebihan volume cairan teratasi
sebagian
Perencanaan:
- Lanjutkan intervensi
18
Hb: 4,1 g/dL ↓
Ht: 12,4 % ↓
Eritrosit: 1,65 jt ↓
Albumin: 2,39 g/dL
Jam 11:45
Na/K/Cl: 136 ↓/3,9 /111,2 ↑
mEq/L
Analisis:
Masalah Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan
teratasi sebagian
Perencanaan:
- Lanjutkan intervensi
Analisa:
Masalah risiko perdarahan teratasi
sebagian
Perencanaan:
- Lanjutkan intervensi
19
18.00 - Memonitor TTV Subjektif:
- Memonitor input dan output
- Memonitor indikasi retensi / Objektif:
kelebihan cairan (cracles,
- Saat ini pasien terpasang Infus
edema, asites)
D10 (496,8) + D40 (45,2) +
- Memonitor lokasi dan luas
AF5% (350) + L180 (65) + NaCl
edema
3% (34) + KCl (9) 41,6
- Berkolaborasi pemberian
ml/jam
Spironolacton 10 mg (PO)
- Ada asites, LP: 58,5 cm, hari
2x/hari, Furosemide 8mg (IV)
3x/hari sebelumnya 60 cm
- Input: 169 ml output: 238 BC: -
69,5 ml
- Obat furosemide via IV dan
spironolacon via NGT sudah
diberikan pukul 18.00
Analisa:
Kelebihan volume cairan teratasi
sebagian
Perencanaan:
- Lanjutkan intervensi
Analisis:
20
Masalah Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan
teratasi sebagian
Perencanaan:
- Lanjutkan intervensi
Analisa:
Masalah risiko perdarahan teratasi
sebagian
Perencanaan:
- Lanjutkan intervensi
21
- Obat furosemide via IV dan
spironolacon via NGT sudah
diberikan pukul 18.00
Analisa:
Kelebihan volume cairan teratasi
sebagian
Perencanaan:
- Lanjutkan intervensi
22