Professional Documents
Culture Documents
Penulis;
O. SiLj^'a Ykidtudian
Ratri (suqomab
rSBN:
97^-602-452-477-3
Pcrancan g SampuJ:
Tim UB Prt5«
Penala Lelak:
lim L'B Press
Penerbii:
I) B Press
LB Pcess
|1. Vcieran Bl-l 1 MaJaiig&5145 Indonesia
Gwin ng INBIS Lt. 3
I'clp: (0341) 5e81255,wa:08222B238W
•
I«
I«
•
Tabel 3.4. Halusinasi dalam skizofrenia -
fN
Tabel 3.5. Gcjala-gcjaia ncgatif datam skizofrenia 44
Tabel 3.6. Gejala-gejaJa kognitif dalam
skizofrenia • ••At
*>
s
1
Tabel 3.7. Diagnosis Banding Skizofrenia H Hl M<
Tabel 4.1. Item pada PANSS
l.Lr.b'
o kO
(T!
Tabel 4.2.
•••
Item pada PANSS-EC
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5. Pengukurankognisi paddi Schizophrenia
Consensus Cognitive Battery ......................................
Tabel 5.1. Obat-obatan antipsikosis .............................................
Tabel 5.2. Pemilihan obat antipsikosis untuk skizofrenia
rekomendasi American Psychiatric
Association (2010) ....................................... ..............
Tabel 5.3. .............................................................................
Rekomendasi penggunaan antipsikosis untuk
pasien skizofrenia episode
Tabel 5.4. Kriteria pada Creotmencresistant
schizophirenia. 91
Tabel 5.5. Efek samping pemakaian antipsikosis .................. - ........... 93
Tabel 5.6. Pengobatan untuk mengatasi efek
samping ekstrapiramidal ................... 94
XV
1.1 Definisi
Skizofrenia [sdr/zophrenro; dibaca "skit-se-fn-nia") adaiah salah
satu gangguan jivva berat yang dapat mempengaruhi pikiran,
perasaan. dan perilaku individu. Skizofrenia adaiah bagian dari
gangguan psikosis yang terutama ditandai dengan kehilangan
pemahaman lerhadap reatilas dan hilangnya daya Ulik diri
[fnsfghtj [Sadock ec al., 2014J. Menurut Pedoman Penggolongan
dan Diagnosis Gangguan Jiwa-Ill (PPDGJ-III], skizofrenia adaiah
suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab (banyak belum
diketahui) dan perjaianan penyakit (tak selalu bersifac kronis atau
yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung
pada perimbaiigan pengaruh genet! k, fisik, dan so sial budaya
(Departemen Kesehatan Rl, 1998). Pada gangguan psikosis,
termasuk juga sizofrenia, dapat ditemukan gejala gangguan jiwa
berat sepertl halusinasi waham. perilaku yang kacau, dan
pembicaraan yangltacau, serta gejala negatif (Stahl, 2013).
k.,:
1.2 Sejarah
MM
dn (»ii i
Blewle< (JM7
Mm a 1K7)
W.^HnBh ^nt t«h
l HK MaeivM
lV vW'lA
ar4U
[...I ■*l
c
K» U^b
Mnt
IliSe.
.1W6):
L#cnKw
d
(ivu.m4:
MM
iMsin pi«.v<
nx
4I MAIIASISWA UDWIDAH
Bahan derigan
Eugene Bleuler adalah orang yang pertama kali
memperkenalkan istilah skizofrenia. Menu rut Bleuler, skizofrenia
raenggambarkan gangguan ini sebagai perpecahan pikiran, emosi,
dan peril aku pasien. Deteriorasi pada konsep dementia precox
yang diungkapkan oleh Kraepelin tidak harus ada pada konsep
skizofrenia menurut Bleuler. Eugene Bleuler Juga merumuskan 4A
(Four A's) untuk menggambarkan gejala utama skizofrenia yaitu
asosiast afek, autisme, dan ambivalensi. Asosiasi menunjukkan
gangguan asosiasi piklran terutama asosiasi longgar. Afek
menggambarkan gangguan pada afek. Gejala tambahan
(sekunderj skizofrenia menu rut Bleuler adalah halusinasi dan
waham (McNally, 2009J.
ueimiiNisbijAmupimm i s
Gejala Peniebsan
Pikiran yangterdengar Halusinasiauditorik dart suaraseseorangyang
(/Auc/rh^e disampaikan dengansuara keras
6I HAUASIWA UDOnSAH
2.1 Etiologi
F
Pre- dan Perinatal aktor Risiko
Malnutrisi
InfeksiVirus
pada influenza,
kehamilan:berhubungan dengan
akhir musim dingin hingga awal semi
(Brown dan Derkits, 2010)
Toxoplasma gondii (Brown et o/., 2005;
Mortensen ei of., 2007)
Herpes simplex virus tipe 2 (HSV-2) (Buka
el al., 2008)
Measles (Dickerson et al., 2010)
Sires pada ibu (Koenig etai, 2005)
Komplikasi obstetrik:
Percarahan
Kelahiran prematur
Inkompatibilitas da rah
Hipoksiapada fetus [Clarke etai..2006)
Postnatal Infeksi bakterial pada masakanak (Blomstrom
etaZ.2ai4: Nielsen et of.
2014)
Infeksi diperkirakan berperan pada munculnya respon
imun dan ibu yang disalurkan ke Janin melalui plasenta sehingga
meinpengaruhi perkembangan otak dalam kandungan. Transfer
respon imun dari ibu ke Janin menyebabkan gangguan padasawar
darah otak dan masuknya antibodi yang memiliki reaksi silang
dengan protein sistem sarat pusat Proses tersebut menyebabkan
gangguan pada perkembangan sistem saraf pusat Janin, infeksi
pada awal mass kanak juga menyebabkan terjadinya proses
inflamasi yang mempengaruhi perkembangan otak bayi dan
kanak untuk menimbulkan kerentanan munculnya skizofrenia
dan gangguan jiwalain dlkemudian hari (BenrosetaZ, 2011).
BAB HUOLOGI ] 21
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
deteriorasi pada tungsi sosial dan okupasional sedai^an
menurut PPDG|-1I] dan ICD*10 tidak memerlukan adanya
deteriorasi untuk mendi^nosis skizofrenia [WHO, 1990; Depkes
Rl, 1993; dan APA, 2013].
Pada kriteria diagnosis skizofrenia menu rut DSM-5, salah
satu hal yang menarik dan nampak berbeda dari kriteria pada
DSM-IV adalah salah satu kriteria utama dari skizofrenia yaitu
waham. Pada DSM-5, tidak lagi disebutkan waham-waham jenis
tertentu yang khas untuk skizofrenia namun hanya disebut
dengan waham. Serta, kriteria utama yai^ dipenuhi minimal dua
dari lima, yang sebelumnya pada DSM-IV hanya diperlukan satu
kriteria utama [Lewis et o!., 2017). Kriteria diagnosis untuk
skizofrenia menurut DSM-5 adalah sesuai dengan kriteria berikut
[APA, 2013):
A. Dua [atau lebih) gejala berikut, yang masing-masing muncul
secara signifikan dalam periode 1 bulan (atau kurang jika
berhasil diterapi). Salah satunya harus [1], [2). atau (3):
1. Waham.
Halusinasi.
atau inkoherensij.
fiAB 5 DIAQHOSI^iPSJKOPAlOtOLI | 25
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
H. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan
respons emosional yang menumpul tidak wajar. biasanya
yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosia!
dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jefas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptika.
4 niiirtfJ I
WWW
kmtunito^
atau 4» h«m*an.
fiAB 1 DIAQHOSI^iPSJKOPOtOGI | 33
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
merupakan suatu reaksi psikologis terhadap skizofrenia. Gejala
jarang cukup parah atau cukup luas untuk Tnemenuhi kriteria
sebagai suatu episode depresi yang berat. Seringkali sulit untuk
memutuskan gejala-gejala pasien yang mana yang disebabkan
oleh depresi dan mana yang disebabkan oleh oleh medikasi
neuroleptika atau karena gangguan dorongan kehendak dan
mendatarnya afek dari skizofrenia itu sendiri. Gangguan depresi
ini di-sertai oleh suatu peningJcatan risiko bunuh diri (WHO, 1990;
Depkes RI. 1993).
Pedoman diagnosis untuk gangguan ini adalah jika hanya
ditemukan hal«hal berikut ini: 1) pasien telah menderifa
skizofrenia yang meinenuhi kriteria umutn skizofrenia selama 12
bulan terakhir; 2) beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada;
dan 3] gejala-gejala depresi menonjo! dan mengganggu,
memenuhi sedikitnya kriteria untuk suatu episode depresi dan
telah ada untuk waktu sedikitnya dua pekan. Apabila pasien tidak
lagi mempunyai gejala skizofrenia, diagnosis harus menjadi suatu
episode depresi f. Bl la gejala skizofrenia masih jelas dan me no nJ ol,
diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang
sesuai (WHO, 1990; Depkes RI, 1993).
F. S ki zo fr en ia r esi dual
Diagnosis ini dipakai untuk pasien yang memiliki setidaknya
satu episode psikosis sebelumnya dan meinenuhi kriteria
skizofrenia, namun sudah tidak memiliki gejala psikosis. Pasien
masih mengalami gangguan dengan gambaran gejala-gejala
negatif. gejala residual, atau keduanya. Kondisi dapat kronis atau
merupakan transisi menuju remisi sempurna (Lewiseto/., 2009).
Dalam penjelasan yang dituliskan di ICD-10, subtipe ini
merupakan gambaran dari suatu stadium kronis dari perjalanan
skizofrenia. Gambaran ini ditunjukkan oleh gejala-gejala negatif
jangka panjang, walaupun belum tentu gejala ini bersifal
ireversibel (WHO, 1990; Depkes Rl. 1993).
Pedoman diagnosis skizofrenia residual inenurut PPDGI-III
adalah memenuhi 1) gejala negatif yang menonjol, misalnya
perlambatan psikomotor, akti vitas menurun, afek yang
menumpul. sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam
kuantitas atau isi pembicaraan, koraunikasi nonverbal yang buruk
fiAB 5 DIAQHOSI^iPSJKOPAlOtOtl | 37
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
jika menghilang ketika pasien diberikan obat-obaun antlpsikosis.
Meskipun gejala positif atau gejala psikosis yang paling nampak
ini mudah dlketahut pengobatan skizofrenia tidak kemudian
hanya ditujukan untuk gejala jxjsitif saja karena skizofrenia
sendiri adaiah gangguan yang kompleks dan memiliki beberapa
aspek gejala. Meskipun demikian, gejala positif tetap menjadi inti
dari konsep mengenai skizofrenia (Lewis eto/., 2017}.
8AB J DIAQHOSI^iPSlKOPOtOGI | 45
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
stimulus di lingkungan biasanya akan memudahkan gejala ini
terlecut dari pasien. Gejala agresif ini tidak hanya khas untuk
skizofrenia karena )uga dapat ditemukan pada gangguan psikiatri
lainnya. Yang paling sering, adalah adanya gangguan pengendalian
impuJs (Stahl 2013J.
fiAB 5 DIAQHOSI^iPSJKOPAlOtOGI | 49
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
auditorik sering benipa suara yang mengancam, menjijikkan,
menuduK atau menghina. Juga dapat berupa dua atau lebih suara
yang berbicara di antara mereka sendin membicarakan tentang
kehidupan atau perilaku pasien (Sadock etal., 2015).
Halusinasi jenis lain seperti visual, taktil, olfaktori, dan
gustatori inungkin munciil meskipun lebih jarang dibandingkan
jenis auditorik. Disebutkan bahwa halusinasi bentuk lain juga
dapat muncul pada penyak it-penyak it lain seperti penyakit
neurologis atau kondisi medis uinum lainnya, sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk tnemascikan tidak ada
kondisi medis umum lain yang mendasari terjadinya halusinasi
tersebut (Lewis etal., 2017).
8AB J DIAGHOSI^iPSlKOPOtOGI | 53
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
pasien skizofrenia pada salah satu waktu dalam hidupnya.
Rahkan, pasien skizofrenia yang memiliki prognosis baik misalnya
gejala negatif yang minimal, kapasltas afektif yang baik,
kemampuan herpikir abstrak yang masih cukup baik, juga
berisiko imtuk melakukan bunuh dirt Risiko tertinggi adalah pada
pasien skizofrenia laki-laki, berusla muda, memiliki ekspektasi
tinggi dalam hidup, penurunan fungsi yang jelas, telah menyadari
bahwa “mimpi-mimpi’’-nya tidak aJ<an tercapai, dan keyakinan
terha dap terap i yang kurang. Hal lain yang menyebabkan bunuh
diri pada pasien skizofrenia adalah adanya hat u si nasi audilorik
tipe commanding dan penyalahgunaan zat [Sadock ecai, 2015J.
fiAB 5 DIAQHOSI^iPSJKOPAlOtOGI | 61
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
BI2 dan folat, adanya infeksi human immunodeficiency virus (HIVJ,
gangguan pada sistem iinun misalnya lupus eritematosus
sistemik, dan gangguan pada mineral darah (Freudenreich, 2016).
Penyakit medis lainnya yang juga dapat menyebabkan gejala
psikosis misalnya acute intermittent porphyria, intoksikasi kabon
monoksida» lipoidosis serebral, penyakit Creufzfeldt-Jakob,
penyakit Fabry's, penyakit Fahr's, penyakit Hallervorden-Spatz,
homosisteinuria, penyakit Huntington’s, leukodistrofi
metakromasis, si nd ro ma Wernicke-Korsakoff, dan penyakit
Wilson’s. Gangguan neurologis yang dapat menunjukkan
gambaran psikosis misalnya epilepsi [terutama epllepsi lobus
temporal), ensefalitis, neurosifilis, normopressure hydrocephalus,
dan trauma atau neoplasma pada otak (terutama pada lobus
frontal atau pada area limbik) (Sadock et al., 2015).
Tabel 3.7. Diagnosis Banding Skizofrenia
Diagnosis banding
Gar^uan psikosis akut dan sementara
Gangguan waham
Gangguan skizoafektif
Gangguan skizofreniform
Gar^uan kepribadian
Gangguan mood
Gar^guan obsesifkompulslf
Body dysmorphic disorder
Mahnge/ing dan factitious disorder
Gai^guan stres pasca-trauma
Gangguan spektrum autisme
Psikosis akihat penggunaan NAPZA
Gangguan medis lain dengan gambaran gejala psikosis
Evalua^
1. Sebutkan kriteria diagnosis skizofrenia menurut P P DGJ-111J
2. Sebutkan kriteria diagnosis skizofrenia menurut DSM-5!
3. Sebutkan dan jelaskan masing-masing subtipe dari
skizofrenia!
fiAB J DIAGHOSISiPMKCPAlOtOGI | 65
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
Fasten dianggap sakit ringan jika mencapai angka 58, sakit sedang
75, terlihat nyata sakit 95, dan sakit berat 116. Perubahan skor
PANSS digunakan untuk melihat perbaikan klinls atau respon
terhadap terapi (Leuchteto/., 2005).
N3 yang biiruk
Rapport G13 Gangguan kemauan
Penarikan din secara
N4 G14 Cangguan kontrol impuls
sosial/pasif/apads
Kes Lili tan dalam
N5 CIS Preokupasi
pi k I ran abstrak
Pembicaraon yar^
N6 kurai^ spontan & G16 Penghi nd aran s os i al akti f
mcngaiir
N7 Pikiran stereotipi SI Amarah
Kesulitan dalam
G1 Fokus pad a somatik S2 menunda pemuasan
kepuasan
G2 Kecemasan S3 Afek (abil
G3 Perasaan bersalah
I 73
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
hipoaktit. Namun, hiperaktit yang terjadi adalah tidak etisien dan
tidak sesuai dengan yang diperlukan. Hal ini menggambarkan
proses kognisi yang tergan^u pada skizofrenia (Stahl, 2013).
Stimulus
kogratff
normal
Stimulus
kognitif
6 skizofrenia
BXfi 4 PlHtfilK^AHPENUHlAMt | 77
K 111.*! i hak
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
irriaQ®
not
availabl
e
meningkat akibat agonis dopamin dan menurun akibat ancagonis
dopamin (Thaker, 2009).
Evaluaa
1. Sebutkan tujuan dilakukannya pemeriksaan penunjang pada
skizofrenia!
BAfi 4 PE^LINMHC | 81