You are on page 1of 2

APPENDISITIS AKUT

No. Dokumen : /PKM.DHD/SOP/ / I /2018


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2018
Halaman :

PUSKESMAS
Nelyana, SKM
DUHIADAA NIP: 19811225 200501 2 020

1. Pengertian Adalah Appendicitis akut adalah radang yang timbul secara mendadak pada
apendik, merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui, dan
jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan perforasi
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan Appendisitis
Akut dalam rangka perbaikan mutu dan kinerja di Puskesmas Duhiadaa
3. Kebijakan
4. Referensi Permenkes no. 5 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer halaman 107-111
5. Prosedur/ a. Petugas menanyakan keluhan dan gejala yang dirasakan oleh pasien.
Keluhan: Nyeri perut kanan bawah, mula-mula daerah epigastrium kemudian
Langkah -
menjalar ke Mc Burney, muntah, disuria,demam.
langkah
b. Petugas mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien.
c. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien dimulai dengan pemeriksaan
kepala/leher, dada, perut dan ekstrimitas. Pemeriksaan abdomen:
 Terdapat nyeri tekan Mc.Burney
 Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
 Adanya defens muscular.
 Rovsing sign positif
 Psoas sign positif
 Obturator Sign positif
 Perkusi : nyeri ketok (+)
 Auskultasi : Peristaltik normal, peristaltik (-) bila terjadi perforasi
d. Pemeriksaan penunjang untuk skrining: darah lengkap
e. Penegakan diagnosis appendicitis akut
f. Pemberian terapi: Pasien yang telah terdiagnosis Appendisitis akut harus segera
dirujuk ke layanan sekunder untuk dilakukan operasi cito
1. Non-farmakologis
 Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
 Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan apapun
melalui mulut.
 Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada dehidrasi.
 Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung dan untuk
mengurangi bahaya muntah pada waktu induksi anestesi.
 Anak memerlukan perawatan intensif sekurang-kurangnya 4-6 jam
sebelum dilakukan pembedahan.
 Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung agar
mengurangi distensi abdomen dan mencegah muntah.
2. Farmakologi
 Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah
apendiktomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik
 Penundaan apendektomi sambil memberikan antibiotik dapat
mengakibatkan abses atau perforasi. Insidensi apendiks normal yang
dilakukan pembedahan sekitar 20%.
 Antibiotik spektrum luas
g. Kriteria Rujukan Pasien yang telah terdiagnosis harus dirujuk ke layanan
sekunder untuk dilakukan operasi cito.
6. Unit Terkait a. Loket
b. Unit layanan UGD
c. Laboratorium
d. Apotek

You might also like