You are on page 1of 9

RANGKUMAN

SEKS ISLAMI

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Idris Mahmudi, Amd. Kep., M. Pd.I.

Disusun Oleh:

Alfien Yoesra (1311011038)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Tahun Akademik 2016/ 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya
sehingga penulisan rangkuman buku dengan judul “Seks Islami” dapat
diselesaikan. Rangkuman ini disusun delam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Al-Islam program studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan.
Rangkuman ini disusun untuk memberikan kontribusi bahan bacaan dan
referesi untuk pihak-pihak yang dibutuhkan. Selain itu untuk memberikan bantuan
bahan bacaan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pubertas belum pada
waktunya.
Rangkuman ini disusun tidak lepas dari bantuan pihak-pihak yang sangat
bermanfaat. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih. Semoga segala
bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan
yang sesuai dari Allah SWT. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang untuk perbaikan makalah ini.

Penulis
A. Nikmat Terindah Dari Tuhan
Sex is not everything, but without sex everytings is nothing. Seks
bukanlah segala-galanya, tapi tanpa seks segalanya tiada artinya.
Ungkapan filosofi itu sangat benar dan syarat akan makna. Karena, tidak
sedikit masalah dalam rumah tangga yang muncul akibat kurang
berkualitasnya sexsualitas antara pasangan suami dan istri (pasutri).
Bahkan, terkadang masalah yang sangat privasi dan dianggap sepele ini
dapat memicu hancurnya bahtera rumah tangga dan mengantarkan pada
pintu perceraian. Hal ini sebagimana tergambar dalam beberapa kasus.
Sekapur sirih pendidikan seks diantaranya:
1. Pengertian pendidikan, Ki Hajar Dewantara menyatakan pendidikan
pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti,
pikiran, dan jasmani seseorang yang selaras dengan alam dan
masyarakatnya.
2. Pengertian pendidikan sekadalah penerangan yang bertujuan untuk
membimbing serta mengasuh setiap laki-laki dan perempuan sejak dari
anak-anak sampai dewasa, bahkan berkeluarga, perihal pergaulan antar
kelamin, umumnya, dan kehidupan seksual, khususnya.
3. Tujuan pembentukan seks, membentuk pengertian tentang perbedaan
seks antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga, pekerjaan, dan
seluruh aspek kehidupan yang beraneka ragam dalam kebudayaan tiap
masyarakat.
4. Metode pendidikan seks, pendidikan seksual dapat disampaikan
dengan beberapa metode, antara lain: metode ceramah, tanggung
jawab, diskusi kelompok, dan metode gambar dan metode langsung
menggunakan kaset atau CD berisi film pendidikan seksual yang jelas
dan terarah, bukan film blue atau BF ataupun gambar pornografi.
B. Seks Tidaklah Kotor
Nafsu seks bersifat alamiah yang sangat fitrah bagi manusia. Setiap
manusia normal, baik laki atau perempuan mempunyai keinginan untuk
berhubungan seksual dengan lawan jenisnya. Hal ini di kenal dengan
dorongan seksual, isting seksual, atau libido. Hal ini juga sesuai dengan
firman Allah SWT, “dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
pada apa-apa yang diingini yaitu perempuan-perempuan (QS. Ali Imran:
14)
Perkembangan seksual manusia menurut sigmund freud, dorongan seksual
manusia berkembang secara bertahap sesuai dengan usianya. Adapun
tahap perkembangannya yaitu:
1. Fase oral (usia 0-1 tahun)
2. Fase anal (usia 1,5-2 tahun)
3. Fase phallik (usia 3,5-6 tahun)
4. Fase laten (usia 6-12 tahun)
5. Fase genital yaitu fase seksual sesungguhnya.

Hubungan seksual yang dimaksud dalam buku ini memiliki banyak


sinonim, diantaranya bersetubuh, bersenggama, atau dalam bahasa arab
disebut jimaa’ yakni memasukkan alat kelamin laki-laki kedalam alat
kelamin perempuan hingga mencapai puncak kenikmatan.

Menurut kalangan medis, sesungguhnya hubungan seksual merupakan


faktor paling utama dalam menjaga kesehatan. Manusia adalah makhluk
histolik, yaitu makhluk yang meliputi unsur biologis, psikologis, sosial dan
spiritual. Oleh sebab itu, hubungan seksual antara dua jenis kelamin bukan
semata-mata penetrasi penis pada vagina untuk orgasme, melainkan lebih
tinggi dari itu yang melibatkan keempat unsur manusia tersebut. Dalam
benak kebanyakan perempuan muslimah, melayani ajakan suami untuk
hubungan seksual merupakan sebuah kewajiban.

Islam memandang seks dalam arti hubungan lawan jenis merupakan


unsur fitrah syahwat yang terdapat pada manusia. Islam tidak memandang
seks sebagai hal yang tabu sehingga menentang kehidupan para rahib dan
pendeta yang tidak beristri. Kendatipun demikian islam tidak membiarkan
kehidupan seks menjadi liar sehingga mengharamkan perzinaan dan
mengecam keras faktor pemicu dan pendukungnya. Islam merupakan
Addiniyah Alwasathiyah (ajaran moderat). Islam mempromosikan seks
secara proporsional sejalan dengan fitrah manusia, berdasarkan petunjuk
yang diberikan oleh Allah SWT baik secara langsung dalam Al-Qur’an
mapun secara tidak langsung yang dicontohkan oleg Rasulullah SAW.

Salah satu hadis dan ayat Al-Qur’an tentang seksual yaitu:


Hadis 1:
Artinya yang sangat aku cintai dari dunia adalah perempuan-perempuan
dan parfum. Keduanya dijadikan indah sebagai penyedap pandanganku
ketika shalat. (HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqi).
Seksual dipandang secara medis, setiap manusia baik laki-laki maupun
wanita, bila mereka melakukan aktivitas seksual pasti mengalami reaksi
dan respon seksual yang sama. Master dan Johnson (1966) meneliti 10.000
responden laki-laki dan wanita yang melakukan hubungan seksual di
laboratorium AS. Dalam penelitian tersebut, mereka memperoleh empat
gambaran fase seksual, sebagai berikut:
1. Fase rangsangan, respon laki-laki dan wanita yaitu denyut nadi dan
jantung meningkat, tensi meningkat, pernafasan meningkat, mulai
miotonia.
2. Fase dataran, denyut jantung, nadi, tensi dan pernafasan semakin
meningkat, miotonia semakin jelas, suhu tubuh meningkat.
3. Fase orgasme, suhu meningkat dan menyebar, timbul spasme otot
involunter, kontraksi spingter rektum eksterna.
4. Fase peredaan, miotonia berkurang, keduanya merasa lemas dan
senang.
Gangguan seksual pada laki-laki dan wanita:
1. Impotensi
2. Ejakulasi dini
3. Frigitas (dingin)
4. Anorgasme
5. Vaginismum
6. Dispareunia
7. Honeymoon sistitis

Jenis hubungan seksual


1. Pre-marital intercourse
2. Intra marital intercourse
3. Ekstra marital intercourse
4. Post-marital intercourse

C. Seks Semakin Mendalam


1. Studi hadis seksual dan kajian medis-sosiologi diantaranya ialah:
a. Parfum menambah gairah seks, memakai parfum sangat
disunnahkan, khususnya bagi perempuan. Karena harumnya
aroma tubuh perempuan oleh parfum sangat mendukung dalam
berhubungan seksual bahkan tidak ada salahnya istri bersikap
genit di hadapan suaminya.
b. Hubungan seksual sama dengan sedekah, bahkan ada yang
mengartikannya bernilai ibadah.
c. Berdoa sebelum bercinta, doa ini berfungsi untuk tetap
mengendalikan nafsu seksual agar tidak liar dan juga melindungi
pasutri serta calon keturunannya dari gannguan setan shibyan.
d. Selaput dara dan keperawanan,seorang perempuan juga takut
dengan robeknya selaput dara. Selaput dara (himen) adalah
selaput tipis yang menutupi vagina dan berlubang sebesar jari
kelingking di bagian tengahnya guna keluarnya darah haid.
e. Telanjang saat bersetubuh, terkadang pasutri justru lebih
bergairah dan lebih nikmat ketika keduanya melepas pakaian
pasangan secara perlahan-lahan hingga tanpa sehelai benangpun
tersisa di badannya.
f. Segeralah ppulang dan bercinta dengan istri, dianjurkan agar
suami segera pulang dan menyetubuhi istrinya jika saat diluar dia
melihat dan tergoda oleh perempuan lain.
g. Egoisme seksual, diterangkan tentang larangan mengakhiri atau
mancabut dzakar (penis) ketika suami sudah orgasme sedang istri
belum orgasme.
Ada empat kebebasan berekspresi bagi pasutri ketika memadu cinta,
yaitu:
a. Bebas menentukan cara dan variasi posisi
b. Bebas menentukan frekuensi
c. Bebas menentukan waktu
d. Bebas menentukan lokasi
h. Pisahkan anak saat berhubungan seksual, melalui perilaku
tersebut islam mendidik anak agar memiliki keberanian dan
kemandirian sejak dini.
i. Metode seks azal dan ghilah, azal dalam bahasa seksologi
kedokteran dikenal dengan coitus interuptus yaitu pasutri
bersetubuh dengan cara mengeluarkan sperma suaminya di luar
vagina ketika ejakulasi.

Islam itu mulia dan mengangkat derajat manusia melalui


pernikahan yang sah. Ikatan pernikahan adalah ikatan suci yang kuat,
maka Al-Qur’an menyebutnya sebagai Mitsaaqan Ghaliidzan. Bukan
ikatan yang rapuh ataupun ikatan semu yang palsu.
2. Seksual terlarang
Melihat berbagai pemaparan di atas, ternyata hubungan seksual bagi
pasutri memiliki ruang kebebasan yang sangat luas. Kedua pasutri
dapat beraktualisasi, berkreasi, dan berinovasi seksual secara bebas
asal keduanya merasa senang dan nikmat tanpa merugikan salah satu
pasangan.
3. Hakikat, manfaat, dan fungsi hubungan seksual
Hakikat hubungan seksual bagi suami istri adalah ekspresi rasa cinta
tertinggi bagi kaduanya. Hubungan seksual bukanlah sekedar
pelampiasan nafsu atau sekedar bersatunya tubuh dan nikmat dalam
orgasme, melainkan lebih dari itu semua, ada perasaan yang menyatu
saat itu.
4. Fase seksual
Secara fisiologis seksual, agar betul-betul merasakan kemasraan
(bercumbu) secara maksimal dan nikmatnya “surga dunia”, Master dan
Johnson mengemukakan empat tahapan yang harus di lalui oleh pasutri
yaitu:
a. Tahap rangsangan
b. Tahap dataran
c. Tahap orgasme
d. Tahap peredaan
5. Jenis dan cara hubungan seksual
Hubungan seksual secara garis besar terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Heterosexual, yaitu hubungan seksual yang dilakukan oleh 2 jenis
kelamin yang berbeda (laki-laki dengan perempuan)
b. Homosexual, yaitu hubungan seksual yang dilakukan dengan
pasangan sejenis (laki-laki dengan laki-laki atau perempuan
dengan perempuan). Disebut gay bila yang pelakunya adalah sama
laki-laki, disebut lesbian bila pelakunya sama perempuan.
c. Bisexual, yaitu hubungan seksual yang partnernya fleksibel. Ada
kalanya dilakukan oleh sesama laki-laki atau laki-laki dengan
perempuan dan ada yang dilakukan oleh sesama perempuan atau
perempuan dengan laki-laki. Hubungan ini diibaratkan kanan-kiri
Ok.

D. Seks Pilar Rumah Tangga


Didasarkan pada uraian panjang yang telah disajikan dalam bab-
bab terdahulu, terdapat beberapa pemikiran dasar yang akan ditekankan
pada bagian terakhir ini.
Pertama, nafsu seksualitas merupakan karunia Allah yang tidak
ternilai harganya yang dianugerahkan kepada manusia sebagai fitrah
manusiawi.
Kedua, hubungan seksual pasutri bukanlah satu-satunya
pendukung keharmisan dalam rumah tangga. Tapi masalah seksualitas
yang tidak bisa dipecahkan akan memicu runtuhnya pilar-pilar rumah
tangga.
Ketiga, islam bukanlah timur yang kaku, bukan pula barat yang
bebas tanpa batas dalam mengekspresikan seksualitas. Islam adalah agama
moderat yang mulia dalam mengatur seluruh kehidupan manusia termasuk
masalah seksualitas pasutri.

“Sex is not everything, but without sex everything is nothing” sek


bukanlah segala-galanya, tapi tanpa sek segalanya tiada berarti.

You might also like