Professional Documents
Culture Documents
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesuburan tanah merupakan salah satu faktor vital yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Saat ini, belum ada pedoman khusus untuk
mengetahui apakah suatu tanah masih subur atau tidak. Pendugaan kesuburan kimiawi
tanah salah satunya dapat menggunakan metode biologis. Tanaman dapat digunakan
sebagai metode biologi. Selain tanaman, mikroba juga dapat digunakan untuk
menandai keberadaan maupun ketiadaan suatu unsur hara tertentu pada tanah
(Rosmarkan & Yuwono, 2002).
Udara bebas mengandung gas nitrogen (N2) lebih dari 97%, sementara tanaman
mutlak membutuhkan nitrogen untuk pertumbuhannya. Tanaman tidak dapat
memanfaatkan secara langsung atau mengambil nitrogen langsung dari udara.
Beberapa jenis bakteri mampu melakukan penambatan (pengikatan) nitrogen dari
udara, baik secara non-simbiosis dengan tanaman (free living nitrogen-fixing bacteria)
maupun simbiosis dengan tanaman (root nodulating bacteria). Mikroba tanah
menghasilkan metabolit yang mempunyai peran sebagai zat pengatur tumbuh yang
dapat menambat nitrogen (Nasahi, 2010).
Tanah merupakan suatu media yang digunakan sebagai tempat hidup dan
pertumbuhan mikroorganisme secara kompleks. Mikroba dapat hidup di tanah dengan
memanfaatkan semua nutrien yang ada di dalamnya dan dapat dimanfaatkan dalam
pertanian ataupun perkebunan. Peranan terpenting mikroba tanah ialah fungsinya yang
membawa perubahan kimiawi pada substansi-substansi di dalam tanah, terutama
perubahan senyawa organik yang mengandung karbon, nitrogen, sulfur, dan fosfor
menjadi senyawa anorganik. Proses ini disebut dengan mineralisasi, dimana di
dalamnya terlibat sejumlah besar perubahan kimiawi dengan peranan berbagai macam
mikroorganisme (Sari, 2015).
Tujuan praktikum penapisan bakteri yang berperan dalam peningkatan
pertumbuhan tanaman adalah mengetahui cara penapisan isolat bakteri rizosfer yang
mampu menambat nitrogen bebas dari udara, melarutkan fosfat organik, memproduksi
HCN, dan hormon IAA yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
B. Metode
Gambar 3.1.
Hasil Inkubasi Uji Antagonisme Isolat Bakteri pada Jamur Patogen Fusarium sp.
pada Medium PDA
Gambar 3.3.
Hasil Inkubasi Uji Produksi HCN pada Medium NA + Glycin
Gambar 3.4.
Hasil Inkubasi Uji Bakteri Pelarut Fosfat pada medium Pikovskaya
Isolat bakteri A, B, dan C kelompok 6 uji bakteri pelarut fosfat pada medium
Pikovskaya menunjukkan interpretasi negatif dengan ditandai tidak terbentuknya zona
bening yang membuktikan bahwa isolat bakteri tersebut tidak menghasilkan fosfat.
Menurut Kuswinanti (2014), kemampuan mikroba pelarut fosfat dalam melarutkan
fosfat yang terikat dapat diketahui dengan membiakkan biakan murninya pada media
agar Pikovskaya yang berwarna putih keruh, karena mengandung P tidak larut seperti
kalsium fosfat Ca3(PO4)2. Pertumbuhan mikroba pelarut fosfat dicirikan dengan adanya
zona bening di sekitar koloni mikroba yang tumbuh.
Gambar 3.5.
Hasil Inkubasi Uji produksi IAA pada Medium TSA + Triptofan 5 %
Isolat bakteri A, B, dan C kelompok 6 uji produksi IAA pada medium TSA +
Triptofan 5 % yang telah ditambahkan reagen Salkowski lalu diinkubasi 30 menit di
ruang gelap menunjukkan interpretasi negatif dengan ditandai tidak terbentuknya
warna merah muda di sekitar koloni yang membuktikan bahwa isolat bakteri tersebut
tidak menghasilkan IAA. Menurut Sukmadewi et al (2015), bakteri yang mampu
menghasilkan IAA akan berwarna merah saat ditetesi salkowski, karena adanya
interaksi antara IAA dan Fe membentuk senyawa kompleks [Fe2(OH)2(IA)4]. Warna
merah muda yang semakin pekat menunjukkan konsentrasi IAA yang dihasilkan oleh
bakteri semakin tinggi.
Gambar 3.6.
Hasil Inkubasi Uji Penambat Nitrogen pada medium NfB
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk acara praktikum ini yaitu seharusnya isolat
bakteri yang dipakai diberi tahu nama spesiesnya.
DAFTAR REFERENSI
Alexander, M., 1978. Introduction to Soil Microbiology 2nd ed. New Delhi: Willey
Eastern Limited.
Gupta, G., Shailendra, S. P., Narendra, K. A., Sunil, K. S. & Vinod, S., 2015. Plant
Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR): Current and Future Prospects for
Development of Sustainable Agriculture. J Microb Biochem Technol. 7(2): pp.
96-102.
Kuswinanti, T., Baharudin. & Sukmawati, S., 2014. Efektivitas Isolat Bateri dari
Rizosfer dan Bahan Organik Terhadap Ralstonia solanacearum dan
Fusarium oxysporum pada Tanaman Kentang. Jurnal Fitopatologi Indonesia.
10(2): pp. 68-72.
Lugauskas, A., 2005. Potential Toxin Producing Micromycetes on Food Raw Material
and Products of Plant Origin. Botanica Lithuanica.7: pp. 3–16.
Maria, P. D., 2002. Eksplorasi dan Uji Antagonisme Bakteri Rhizosfer Tanah dan
Endofit Akar untuk Pengendalian Penyakit Layu (Fusarium oxysporum)
pada Pisang (Musa paradisiaca). Jurnal Fakultas Pertanian IPB. 21(1): pp.
43-50.
Marista, E., Khotimah, S. & Linda, R., 2013. Bakteri pelarut fosfat hasil isolasi dari
tiga jenis tanah rhizosfer tanaman pisah nipah (Musa paradisiaca var. Nipah)
di Kota Singkawang. Probiont. 2(2): pp. 93-101.
Naikofi, Y. M. & Aloysius, R., 2017. Pengaruh Aplikasi PGPR dan Jenis Peptisida
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa, L.). Savana
Cendana. 2(4): pp. 71-73.
Nasahi, C., 2010. Peran Mikroba dalam Pertanian Organik. Bandung: Jurusan Hama
dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Pambudi, A., Susanti. & Priambodo, T. W., 2017. Isolasi dan Karaktersasi Bakteri
Tanah Sawah di Desa Sukawali dan Desa Belimbing, Kabupaten Tangerang.
Journal of Biology. 10(2), pp: 105-113.
Pratama, R. A. & Kiki, Z., 2017. Pengaruh Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskula
(FMA) dan PGPR terhadap Bintil Akar Tanaman Kedelai Hitam. JAGROS.
2(1): pp. 36-41.
Rosmarkam, A. & Nasih, W. Y., 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius
Sari, D. R., 2015. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Tanah yang Terdapat di Sekitar
Perakaran Tanaman. Bio-site. 1(1), pp: 21-27.
Sukmadewi, D. K. T., Suharjono. & Antonius, S., 2015. Uji Bakteri Penghasil
Hormon IAA (Indole Acetic Acid) dari Tanah Rhizosfer Cengkeh (Syzigium
aromaticum L.). Jurnal Biotropika. 3(2): pp. 91-94.
Sutariati, G. A. K. & Wahab, A., 2010. Isolasi dan Uji Kemampuan Rizobakteri
Indigenous sebagai Agensia Pengendali Hayati Penyakit pada Tanaman Cabai.
J. Hort. 20(1): pp. 86-95.