Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
Disusun Oleh
LILI NUR NDAH SARI
C1014049
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat di pertanggung jawabkan, ternyata memang di
temukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga peneliti masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
proposal ini dengan judul “Pengaruh Cerita Boneka Tentang perlindungan Diri
Anak Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak
Prasekolah Di Tk Pertiwi Slawi” dalam penulisan tugas ini peneliti
menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada Ibu Susi Muryani,MNS
selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing menyelesaikan proposal dan
Evi Supriatun, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
membimbing dan megarahkan peneliti dalam menyusun proposal ini.
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.3. Manfaat Penelitian ................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5
2.1. Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual ....................... 5
2.2. Cerita Boneka tentang Perlindungan Diri Anak .................... 10
2.3. Kerangka Teori ...................................................................... 12
2.4. Kerangka Konsep .................................................................. 13
2.5. Hipotsis .................................................................................. 13
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 14
3.1. Jenis dn Rancangan Penelitian ............................................... 14
3.2. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ........................ 15
3.3. Populasi dan sampel............................................................... 19
3.4. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 19
3.5. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ......................... 20
3.6. Tekhnik Pengolahan Data ...................................................... 20
3.7. Analisa Data ........................................................................... 21
3.8. Etika Penelitian ...................................................................... 22
3.9. Jadwal Penelitian ................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 24
LAMPIRAN ................................................................................................ 28
Lampiran 1 (Permohonan)............................................................. 28
Lampiran 2 (Lembar Persetujuan) ................................................ 29
Lampiran 3 (KUESIONER).......................................................... 30
Lampiran 4 (Kisi-Kisi dan Kunci Jawaban) ................................. 33
Lampiran 5 (Standar Operasional Prosedur)................................. 34
Lampiran 6 (Naskah Cerita Boneka) ............................................ 35
i
Lampiran 7 (Lembar Konsultasi) .................................................. 38
CURICULUM VITAE .............................................................................. 41
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................. 20
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Pravelensi kasus kekerasan dari data National Children Alliance (NCA) mencatat
kekerasan seksual pada anak di dunia pada tahun 2013 terdapat 202.265 kasus,
tahun 2014 terjadi peningkatan sekitar 3.200 kasus, dan pada 2015 terjadi
penurunan dari Januari sampai Juni menjadi 101.769 atau 52% (NCA,2015).
Komisi Perlindungan Anak Indonesia mencatat pada tahun 2014 terjadi 1380
kasus kekerasan seksual anak dan terjadi penurunan kasus kekerasan seksual anak
pada 2015 menjadi 218 atau sekitar 80%, sementara pada 2016 terdapat 120
kasus dan di 2017 terjadi penurunan sebanyak 4% kasus (KPAI, 2017). PKBI
Jawa Tengah mencatat untuk kasus kekerasan seksual, pada tahun 2012 terdapat
457 anak, untuk tahun 2013 terjadi penurunan sekitar 25%, sedangkan tahun 2014
terjadi peningkatan menjadi 609 atau sekitar 60%, artinya setiap hari di Jawa
Tengah terdapat 2 orang anak menjadi korban kekerasan seksual (PKBI, 2016).
Berdasarkan data dari DPPKBP2PA mencatat kasus kekerasan seksual pada anak
di Kabupaten Tegal pada tahun 2013 terdapat 16 kasus, pada tahun 2014 tejadi
peningkatan menjadi 23 kasus atau sekitar 12%, tahun 2015 terjadi penurunan
1
2
menjadi 12 korban, tahun 2016 menurun menjadi 8 korban, dan pada tahun 2017
terdapat 9 korban pada anak. Peningkatan kasus kekerasan seksual ini disebabkan
karena rendahnya kesadaran masyarakat terhadap hak anak, kurangnya
pendidikan karakter di rumah, kurangnya pengetahuan tentang pendidikan seks,
penyebaran perilaku jahat antar generasi, dan lemahnya penegakan hukum,
Kejadian periaku kekerasan seksual berisiko terjadi pada anak prasekolah
(Erlinda, 2014).
Pencegahan perilaku kekerasan seksual perlu dilakukan sedini mungkin hal ini
disebabkan anak usia prasekolah mulai penasaran tentang tubuhnya dan mulai
belajar tentang perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan, selain itu anak
juga mulai mampu melakukan toileting dan berpakaian. Freud mendeskripsikan
masa ini sebagai masa Phallic (Potts & Mandeleco, 2012). Materi dalam
pendidikan seks untuk anak usia prasekolah di tekankan pada pemahaman kondisi
tubuhnya, pemahaman terhadap lawan jenis dan pemahaman untuk menghindar
dari kejahatan seksual. Anak usia prasekolah perlu diberikan pendidikan
kesehatan mengenai pengetahuan pencegahan seks supaya anak memahami jenis
kelamin, perubahan fisik dan memperkuat rasa percaya diri serta
bertanggungjawab terhadap dirinya (Jatmikowati, Angin & Ernawati, 2015).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 26 Maret
kepada 10 orang siswa kelas B di Tk Pertiwi Slawi, didapatkan jawaban
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual yang bermacam-macam. Pertama
peneliti bertanya tentang daerah privasi yang boleh dan tidak boleh disentuh yaitu
1 orang siswa yang menjawab benar dengan jawaban “bagian yang tertutup
celana” sedangkan sisanya mereka tidak menjawab dan tidak mengetahuinya.
Pertanyaan kedua peneliti bertanya tentang cara menghindar dari kejahatan
seksual yaitu dengan pertanyaan Bagaimana jika ada orang yang tidak dikenal
mengajak kamu ketempat yang sepi? 1 orang siswa menjawab “Lari” sedangkan
sisa ya menjawab salah dan tidak mengetahuinya. Berdasarkan data yang didapat
oleh peneliti bahwa anak prasekolah di TK PERTIWI banyak yang belum
mengetahui tentang pengetahuan pencegahan kekerasan seksual dan perlindungan
diri pada anak, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri pada anak terhadap pengetahuan
pencegahan kekerasan seksual pada anak prasekolah di TK Pertiwi.
4
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh cerita boneka
tentang perlindungan diri anak prasekolah terhadap pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual pada anak usia prasekolah.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mengidentifikasi karakteristik responden (usia, jenis kelamin) di TK
Pertiwi Slawi.
1.2.2.2 Mengidentifikasi pengetahuan tentang pencegahan diri anak prasekolah
sebelum dilakukan cerita boneka tentang perlindungan diri pada anak
prasekolah di TK Pertiwi Slawi.
1.2.2.3 Mengidentifikasi pengetahuan tentang pencegahan diri anak prasekolah
setelah dilakukan cerita boneka tentang perlindungan diri pada anak
prasekolah di TK Pertiwi Slawi.
1.2.2.4 Mengidentifikasi pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri anak
prasekolah terhadap pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak
usia prasekolah di TK Pertiwi Slawi.
Anak usia prasekolah adalah anak dalam rentang usia 3-6 tahun (Wong, 2008). Usia
prasekolah adalah usia transisi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
berada dalam usia 4-6 tahun (Davies, 2011). Anak usia prasekolah adalah anak yang
mempunyai usia di bawah tujuh tahun, pada masa ini anak bisa diarahkan kearah
yang positif atau kearah yang bisa membantu perkembangan sikap, pengetahuan.
Keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oeh anak tersebut untuk menghindari
terjadinya kekerasan seksual (Ambarwati, 2011).
Jenis kekerasan seksual pada anak meliputi kekerasan fisik, kekerasan nonfisik
dan kekerasan verbal. Kekerasan seksual secara fisik adalah kekerasan yang
dilakukan melalui kontak fisik atau langsung menyerang pada bagian tubuh anak,
sperti contoh pelaku memaksa anak untuk menunjukan alat kelaminnya dan
5
6
Faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual pada anak anatara lain yaitu
rendahnya kesadaran masyrakat terhadap anak, pendidikan orangtua, ekonomi
atau kemiskinan, rendahnya pengetahuan tentang pendidikan seks, penegakan
hukum yang lemah. Dampak dari kekerasan seksual cenderung menimbulkan
dampak traumatis baik pada anak maupun pada orang dewasa. kasus kekerasan
seksual sering tidak terungkap karena adanya penyangkalan terhadap peristiwa
kekerasan seksual yang terjadi, lebih sulit lagi adalah jika kekerasan seksual ini
terjadi pada anak-anak, karena anak-anak korban kekerasan seksual tidak
mengerti bahwa dirinya menjadi korban. Korban sulit mempercayai orang lain
sehingga merahasiakan peristiwa kekerasan seksualnya, selain itu anak cenderung
takut melaporkan karena mereka merasa terancam akan mengalami konsekuensi
yang lebih buruk bila melapor, anak merasa malu untuk menceritakan peristiwa
kekerasan seksualnya, anak merasa bahwa peristiwa kekerasan seksual itu terjadi
karena kesalahan dirinya dan peristiwa kekerasan seksual membuat anak merasa
bahwa dirinya mempermalukan nama keluarga dan akan membawa dampak yang
lebih banyak bagi anak (Noviana, 2015).
Pencegahan adalah suatu tindakan tindak lanjut yang berwenang serta sadar dalam
usaha menghalangi, mengurangi segala dampak resiko ancaman yang tidak
diinginkan. Pencegahan kekerasan seksual pada anak yaitu dengan mengajari
anak dengan keterampilan diri pada anak (Mashudi dan Nur’aini, 2015).
Pendidikan seksual pada anak prasekolah dapat dimulai dengan mengajarkan
nama-nama bagian tubuh dan perbedaan secara fisik anatara perempuan dan laki-
laki. Anak juga perlu ditanamakan bahwa mereka juga mempunyai tanggung
jawab atas tubuh mereka dan mengajarkan ada bagian tubuh yang boleh dan tidak
boleh di perlihatkan atau tidak boleh disentuh oleh orang lain kecuali diri sendiri,
orang tua atau dokter untuk menjaga kesehatan dan kebersihan mereka.
Pemahaman tentang menjaga privasi dari orang banyak saat mandi, ke toilet dan
berpakian juga penting di sampaikan pada anak prasekolah. Anak juga perlu
diajarkan bagaimana bersikap sopan atas privasi orang lain seperi mengetuk pintu
terlebih dahulu sebelum memasuki kamar mandi atau kamar tidur. Hal ini perlu
dilakukan pemberian pendidikan kesehatan untuk mencegah terjadinya kekerasan
seksul pada anak (Wuetelle and kenny, 2011).
8
Pendidikan yang diberikan pada anak usia prasekolah dalam hal ini mengenai
pendidikan seksual diharapkan akan membentuk pondasi yang kuat bagi
perkembangan pribadi dan perilaku anak di waktu yang akan datang.
Pendididkan seksual pada anak perlu diberikan sedini mungkin agar anak
mengerti tentang bagaimana mencegah perilaku kekeran seksual. Anak dapat
mengerti terhadap pencegahan tentang perlindungan diri (NAEYC, 2009).
Perlindungan diri pada anak adalah pendidikan yang diajarkan kepada anak
tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi situasi yang membahayakan bagi
mereka untuk menjaga diri mereka tetap aman. Pendidikan ini tidak hanya
mengurangi resiko menjadi korban tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan
anak untuk melindungi diri mereka sendiri (Kendall, 2012). Pedoman Pendidikan
perlindungan diri yang diajarkan pada anak mencakup “yell-go-tell, sequence” ,
namun sebelumnya anak perlu diajarkan tentang body ownership atau
kepemilikian tubuh karena hal ini paling terpenting bagi perlindungan diri anak
(Springer dan Mesurell, 2015). Anak diajarkan bahwa tubuh nya adalah milik
pribadi dirinya sehingga mereka mempunyai hak atas diri mereka sendiri untuk
memutuskan apakah boleh atau tidak boleh diakses orang lain. Anak diajarkan
bagian privasi tubuhnya. Anak diajarkan sentuhan yang baik dan sentuhan yang
tidak baik , sentuhan baik seperti berjabat tangan , sentuhan yang tidak baik
seperti pelukan dari orang yang lebih besar dan tidak dikenal dan sentuhan seksual
(Kendall, 2013). Terakhir anak diajarkan “yell-go-tell, sequence” anak diajarkan
teriak “tidak mau” kemudian anak diajarkan untuk lari dan pergi dari tempat
tersebut dan suruh anak menceritakan ke orang dewasa. Hal ini sangat penting
dilakukan untuk melindungi diri anak dan untuk menambah pengetahuan terhadap
anak (Springer dan Misurell 2015).
tertentu. Sebagian besar pengetahuan dapat melalui indra penglihatan dan indra
pendengaran. (Notoatmodjo, 2012).
Tingkat pengetahuan pada manusia dibagi menjadi enam tingkatan, yaitu pertama
Tahu atau know, tahu diartikan sebagai memanggil memori yang telah disimpan
sebelumnya setelah mendapat pengetahuan tertentu. Cara mengukur tingkat
pengetahuan seseorng dapat diukur melalui pertanyaan terkait materi. Kedua
Memahami atau comprehesion memahami tidak sekedar tahu dan menyebutkan
suatu objek tetapi juga dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek
tersebut. Ketiga Aplikasi atau aplplication diartikan seseorang telah memahami
tentang suatu objek dengan menggunakan atau prinsip tersebut pada situasi yang
lain. Keempat Analisis atau analysis adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan, memisahkan kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang sudah diketahui.
Kelima Sintesis atau sintesys menunjukan kemampuan seseorang untuk
merrangkum atau meletakan dalam suatu hbungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan yang dimiliki. Keenam Evaluasi atau evaluation
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap
suatu objek. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang
telah ditetukan (Notoatmodjo, 2010).
Boneka adalah tiruan bentuk manusia dan bentuk binatang dan merupakan salah
satu model perbandingan, dalam penggunaan boneka dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sandiwara boneka. Metode Cerita
11
melalui media boneka adalah metode dan media bercerita dengan menggunakan
boneka sebagai media pembelajaran yang efektif bagi anak untuk menyampaikan
informasi pada anak. Metode bercerita berbantuan media boneka menjadikan
anak lebih tertarik karena boneka tangan merupakan media yang lucu dan
memiliki bentuk, karakter dan warna yang unik, sehingga anak termotivasi untuk
bercerita berbantuan media boneka tangan karena medianya lebih menyenangkan
dan media boneka mempunyai jenis-jenis yang bermacam-macam (Oktaviana,
2014).
Jenis boneka ada empat jenis yang dapat digunakan sebagai media bercerita yaitu
boneka gagang atau boneka yang termasuk dalam wayang, boneka gantung,
boneka tangan dan boneka tempel. Boneka gagang keterampilan mensinkronkan
gerak gagang dengan tangan kanan dan kiri, satu tangan dituntut untuk dapat
mengatasi tiga gerakan sekaligus sehingga satu adegan guru dapat memainkan dua
tokoh. Boneka gantung mengandalkan keterampilan menggerakkan boneka dan
benang yang diikatkan pada materi tertentu seperti kayu, lidi, atau atap panggung
boneka sekaligus. Boneka tempel mengandalkan keterampilan memainkan
gerakan tangan, kebanyakan boneka tempel tidak leluasa bergerak karena
ditempelkan pada panggung dua dimensi. Boneka tangan mengandalkan
keterampilan guru dalam menggerakkan ibu jari dan telunjuk yeng berfungsi
sebagai tulang tangan. Boneka tangan biasanya kecil dan bisa digunakan tanpa
alat bantu yang lain, boneka tangan mungkin lebih efektif sebagai media bercerita
untuk memperagakan tentang perlindungan diri anak (Gunarti, 2010).
Manfaat cerita boneka bagi perlindungan diri anak sangat efektif digunakan untuk
memberikan pendidikan kesehatan dan informasi, karena metode bercerita
berbantuan media boneka tangan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa
lisan anak, melatih daya ingat atau memori anak, mengembangkan potensi kreatif
anak pada saat anak bercerita berbantuan media boneka tangan di depan kelas.
Menjadikan anak lebih berani mengungkapkan hal yang tidak mereka suka dan
lebih efektif untuk pembelajaran tentang perlindungan diri (Oktaviana, 2014).
12
Faktor yang
mempengaruhi
- Pendidikan
- Usia
Pengetahuan Upaya
- Minat dan Kreatifitas
pencegahan Pencegahan
- Pengalaman
kekerasan
- Kebudayaan Ekonomi
seksual.
- Informasi
Pendidikan seksual :
Perlindungan Diri Anak
Cerita Boneka
-Pengenalan anggota tubuh yg
boleh dan tidak boleh disentuh
orang lain
-Pengajaran sentuhan baik dan
tidak baik
- Cara menghindar dari
kekerasan seksual
Peningkatan Pengetahuan
Pencegahan kekerasan seksual
anak prasekolah
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian.
Berdasarkan teori-teori yang diatas dan kerangka konsep yag telah di kemukakan,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
2.5.1. Hipotesis nol atau nihil (Ho)
Tidak ada hubungan pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri anak
terhadap pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak prasekolah di Tk
Pertiwi Slawi.
2.5.2. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatife (Ha)
Ada hubungan pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri anak terhadap
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak prasekolah di Tk Pertiwi
Slawi.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Keterangan :
01 : Tingkat pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
pencegahan kekerasan seksual
X : Intervensi dengan melakukan pendidikan kesehatan pencegahan kekerasan
seksual
02 : Tingkat pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan pencegahan
kekerasan seksual.
14
15
∑ 𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
√∑ 𝑥 2 𝑦 2
Keterangan
rxy ═ korelasi antara variabel x dan y
x ═ (x1-x)
y ═ (y1-y)
Adapun penentuan yaitu jika r-hitung > dari r-tabel maka data valid. Jika r-hitung
< r-tabel maka data tidak valid. Jika ada data yang tidak valid maka data yan
tidak valid itu dikeluarkan dan diproses analisis untuk data yang valid saja. Uji
validitas dalam penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 18 for
windows.
𝑘 𝑠𝑡2 − ∑ 𝑝𝑖 𝑞𝑖
𝑟𝑖 = { }
𝑘−1 𝑠𝑡 2
Keterangan
K = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
st2 = varians total
17
membacakan soal-soal kuesioner satu persatu untuk diisi oleh responden. Setelah
pengisian kuesioner selesai, peneliti mengumpulkan kembali kuesioner yang telah
diisi oleh responden dan mengecek kelengkapan kuesioner. Setelah itu peneliti
mengontrak waktu kembali untuk pertemuan senjutnya.
Tahap kedua peneliti datang ke TK untuk meminta izin kepada kepala sekolah dan
guru utuk melanjutkan penelitian. Setelah itu peneliti datang ke kelas B dan
meminta ijin kepada responden untuk bercerita boneka tentang perlindungan diri
anak untuk mencegah kekerasan seksual. Kemudian peneliti melakukan
pendidikan melalui cerita boneka tentang pengenalan anggota tubuh yang boleh
dan tidak boleh disentuh orang lain, pengajaran sentuhan baik dan tidak baik dan
cara menghindar dari kekerasan seksual. Setelah itu peneliti menanyakan kembali
kepada responden. Kemudian peneliti melakukan kontrak waktu kembali untuk
mengevaluasi pendidikan pencegahan kekerasan seksual yang sudah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Chomaria, N. (2014). Pelecehan Anak, Kenali dan Tangani, Menjaga Buah Hati
dari Sindrom. Solo: tiga Serangkai
Chomaria, N. (2010). Pelecehan Anak, Kenali dan Tangani, Menjaga Buah Hati
dari Sindrom. Solo: tiga Serangkai
Erlinda. (2014). Stop Child Abuse : Upaya Peningkatan Perlindungan Anak dari
BahayaKekerasan, Pelecehan, dan Eksploitasi. Diakses pada tanggal
08 Mei 2017
Jatmikowati, T. E., Angin, R. & Ernawati. (2015, ). Model dan Materi Pendidikan
SeksAnak Usia Dini Perspektif Gender Untuk Menghindarkan
Seksual Abuse.Cakrawala Pendidikan, 34(3), 434-448.
Kenny, M.C. et al., 2016. Teaching General Safety and Body Safety Training
Skills to a Latino Preschool Male with Autism. Journal of Child and
Family Studies, 22(8).
NationalChildren’sAlliance.(2015).ChildSexualAbouse.AmerikaSerikat
26
Potts., N.L., & Mandleco B.L (2012) Pediatric Nursing: Caring for children and
family. 3th ed. Newyork : Edlmar Learning.
Sulistiyowati, A., Matulessy, A., & Pratikto, H. (2018). Psikoedukasi Seks untuk
Mencegah Pelecehan Seksual pada Anak Prasekolah. Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan, 6(1), 17-27.
27
Lampiran 1
STIKES BHAMADA SLAWI LEMBAR
PRODI ILMU KEPERAWATAN PERMOHONAN
DAN NERS
Kepada
Yth. Wali Murid
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi,
bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Cerita Boneka
Tentang perlindungan Diri Anak Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kekerasan
Seksual Pada Anak Prasekolah Di Tk Pertiwi Slawi”. Penelitian ini dilaksanakan
sebagai salah satu kegiatan dalam mengambil data untuk menyelesaikan tugas
akhir Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi.
Saya mengharap tanggapan atau jawaban yang saudara berikan sesuai dengan
pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Kami menjamin
kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya
akan dipergunakan untuk mengembangkan ilmu keperawatan dan tidak akan
dipergunakan untuk maksud lain.
Atas perhatian dan kesediannya saya ucapkan terima kasih.
Slawi, …………….2018
Peneliti
Lampiran 2
STIKES BHAMADA SLAWI LEMBAR
PRODI ILMU KEPERAWATAN PERSETUJUAN
DAN NERS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi
untuk dalam pengambilan data atau sebagai responden penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi yang
bernama Lili Nur Indah Sari yang berjudul “Pengaruh Cerita Boneka Tentang
perlindungan Diri Anak Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual
Pada Anak Prasekolah Di Tk Pertiwi Slawi”. Saya mengetahui bahwa informasi
yang saya berikan ini besar manfaatnya bagi peningkatan ilmu keperawatan dan
akan dijamin kerahasiaannya.
Slawi,……………..2018
Responden
.................................
30
Lampiran 3
STIKES BHAMADA SLAWI KUESIONER
PRODI ILMU KEPERAWATAN
DAN NERS
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk pengisian
1. Isilah petanyaan di bawah ini dengan menggunakan tanda chek list di
kotak yang disediakan pada pertanyaan bagian I dan pertanyan bagian II.
2. Isilah sesuai pendapat anda
3. Apabila kesulitan dalam menjawab boleh bertanya kepada peneliti
4. Jawaban di tuliskan oleh fasilitator sesuai dengan jawaban responden.
I. DATA DEMOGRAFI
1. Inisial Nama :
2. Tanggal lahir :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
5. Minat : YA TIDAK
31
KUESIONER PENGETAHUAN
No Pernyataan Ya Tidak
1 Ketika badan kamu dipegang orang lain saya akan
memperbolehkannya.
2 Ketika dada saya dipegang orang lain saya akan
melarangnya.
3 Saat tidak ada orang tua saya memperbolehkan orang lain
peluk-peluk saya.
4 Saat tidak ada orang tua, saya melarang orang lain cium-
cium saya.
5 Jika ada orang lain mememaksa cium dan peluk-peluk
saya memperbolehkannya.
6 Ketika ada orang lain akan memegang perut saya, saya
akan memeperbolehkannya.
7 Ketika ada orang lain akan memegang sekitar celana
saya, saya akan melarangnya.
8 Kalau ada orang lain mengajak ketempat sepi saya akan
ikut.
9 Jika ada orang yang tidak dikenal ngasih saya mainan,
saya akan menolaknya.
10 Saya akan “Teriak, Tolong!!!” jika ada orang lain
memaksa peluk dan cium saya
11 Jika ada orang lain yang memaksa saya cium dan peluk
ketika tidak ada orang tua saya akan diam saja.
12 Kalau ada orang lain akan peluk dan cium saya saat tidak
ada orang tua saya akan lari ketempat yang ramai.
13 Kalau ada orang lain yang memaksa saya melakukan hal
yang tidak saya sukai saya akan diam saja.
14 Kalau ada orang lain yang memaksa peluk dan cium saya,
saya akan bilang ke orang tua.
15 Saya tidak takut bilang ke orang tua jika ada orang yang
tidak saya sukai.
16 Kalau ada orang lain yang memaksa peluk saya, saya
akan bilang ke ibu guru.
17 Saya akan diam saja ketika ada orang lain yang memaksa
saya untuk melakukan sesuatau yang tidak saya sukai.
18 Jika ada orang yang menunjukan gambar seseorang yang
tidak memakai baju saya akan menolaknya.
19 Jika ada orang yang menyuruh saya untuk menonton
video yang tidak sopan dan jorok saya akan menolaknya.
20 Ketika ada orang yang memaksa saya untuk menonton
video yang tidak sopan dan jorok, saya akan teriak
“Toloong!!”.
21 Jika ada orang yang memberikan gambar seseorang yang
32
Lampiran 4
STIKES BHAMADA SLAWI LEMBAR
PRODI ILMU KEPERAWATAN KISI-KISI DAN
DAN NERS KUNCI
JAWABAN
KUESIONER
KISI-KISI KUESIONER
Lampian 5
STIKES BHAMADA STANDAR
SLAWI PRODI ILMU OPERASIONAL
KEPERAWATAN DAN PROSEDUR
NERS
Lampiran 6
STIKES BHAMADA SKENARIO
SLAWI PRODI ILMU CERITA BONEKA
KEPERAWATAN DAN
NERS
Geni : Tidak mau om, kata ibu kita tidak boleh ikut dengan orang
yang tidak dikenal dan aku tidak suka gambar itu, itu gambar
yang jorok om.
Orang Asing : Tidak apa-apa anak manis (sambil mendekati Aksa dan geni
san coba mencium dan memeluk).
Narator : Orang yang tida dikenal itu kemudian mendekati Aksa dan
Geni. Orang yang tidak dikenal itu ingin mencium dan
memeluk Aksa. Orang yang tidak dikenal juga mendekati Geni
ingin memegang badan, dada, perut dan sekitar celana.
Aksa : Om kenapa deket-deket dengan Aksa ?
Geni : Om juga kenapa ingin pegang badan Geni?
Orang Asing : Tidak apa-apa kan om sayang kalian Aksa dan Geni.
Narator : Tetapi Aksa dan Geni tidak mau dicium dan di peluk orang
yang tidak dikenal itu, mereka juga tidak mau dipegang
badannya, dadanya, perut dan sekitar celana.
Aksa : Tidak mau!!!!!kata ibu tidak boleh ada oang yang peluk dan
cium kita saat tidak ada orang tua kita.
Geni : Iya om kata ibu tidak boleh ada orang lain yang pegang badan,
dada, perut dan sekitar celana kita.
Narator : Tetapi.... om tersebut memaksa ingin mendekati Aksa dan
Geni. Merekapun langsung lari ketempat yang ramai sambil
teriak “Tolong!!!”.
Aksa dan Geni : “Tolong!” (lari ke tempat lain) “Tidak mau!!!”
Narator : Sesampai dirumah Aksa dan Geni bertemu ibu. Merekapun
menceritakan apa yang baru saja mereka alami.
Geni : Ibu tadi ada yang mau kasih Geni dan Aksa mainan bu.
Ibu : Siapakah orang itu? Apa Aksa dn Geni kenal ?
Aksa : Tidak kenal bu....
Ibu : Anak pintar, jangan ikut orang lain ke tempat sepi ya sayan...
Aksa : Iya bu tadi kami ga mau ikut, teteapi orang itu mau peluk dan
cium Aksa.
37
Lampiran 7
STIKES BHAMADA
SLAWI PRODI ILMU LEMBAR
KEPERAWATAN DAN KONSULTASI
NERS
39
40
41
CURRICULUM VITAE