You are on page 1of 5

ETNOFARMASI

KAJIAN PENGOBATAN YUNANI DAN PERBADINGAN


PENGOBATAN INDIA, JEPANG DAN CINA

DISUSUN OLEH:

Luh Putu Ayu Meryta (1608551028)


Ni Kadek Sriani (1608551039)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
Pengobatan Yunani

Perkembangan pengobatan Yunani kuno telah muncul pada abad ke 5 SM


namun masih didasarkan kepercayaan. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari
dua tokoh metologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Seiring dengan
perkembangan jaman, orang-orang Yunani mulai mengadopsi konsep pengobatan
Unani yang lebih modern yang berasal dari Mesir dan Mesopotamia (Alhamdan
dan Sriani, 2015).
Sistem pengobatan Unani memuat tentang prinsip-prinsip fundamental
untuk semua bidang medis seperti:fisiologi, pengobatan dan pencegahan, patologi,
diagnositik, farmakologi dan terapi (Abdelhamid, 2012). Prinsip tersebut dalam
tubuh manusia berhubungan erat dengan tujuh faktor alami yang terdiri dari:
elements (arkān), temperaments (mizāj), humors (akhlāt), organs (a cdā’), forces,
drives, faculties, atau powers (quwwāt), actions or functions (af cāl) dan pneuma or
spirit substance (rūh). Ketidakseimbangan temperamen dan humor dapat
menyebabkan perkembangan penyakit. Dalam sistem pengobatan Unani
penggunaan parameter mikroskopik untuk mendiagnosis penyakit dilihat dari
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan nadi dan pemeriksaan eksresi.
Dalam sistem Pengobatan Yunani juga telah menggunakan teknik operasi (‘Ilāj
bi’l-Yad) termasuk Ophthalmological, Gynaecological dan operasi Obstetrical
(Department of AYUSH, 213).
Perkembangan pengobatan di Yunani tidak terlepas dari peran beberapa
tokoh diantaranya Hippocrates yang mendalami tentang penyebab alami suatu
penyakit dan mencatatnya sebagai dasar pengetahuan yang sistematis. Sistem
tersebut juga dikembangkan oleh Galen, Rabban Tabari, al-Razi dan Ibnu Sina
sehingga menjadi sistem pengobatan yang lebih modern. (Department of AYUSH,
2013).
Perbedaan Pengobatan Tradisional di India, China, Jepang dan Yunani

Ayurveda merupakan pengobatan tradisonal di India yang memuat tentang


sistem gaya hidup holistic (menyeluruh) yang meliputi pengaturan makan, olah
tubuh, waktu istirahan, serta aktivitas agar tercapai keseimbangan tubuh, pikiran,
dan jiwa. Ayurveda tidak hanya berupa sistem pengobatan, melainkan gaya hidup
yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Teknik Pengobatan Ayurveda
mengutamakan keseimbangan dari ketiga Dosha atau Tri Dosha, yaitu Kapha,
Pitha, dan Vata. Tri Dosha merupakan kolaborasi dari kelima unsur yang ada di
alam atau Panca Maha Butha yang terdiri dari air (Apah), api (Teja), udara (Vayu),
tanah (Pertiwi), dan angkasa (Eter). Tri Dosha mengatur setiap proses fisiologis dan
biologis yang dapat menentukan kondisi individu. Keharmonisan Tri Dosha akan
menciptakan keseimbangan dan kesehatan sedangkan ketidakseimbangan Tri
Dosha dapat menimbulkan gejala atau tanda suatu penyakit (Patwardhan et al.,
2005).
Selain Ayurveda terdapat juga pengobatan tradisonal China yang lebih
dikenal sebagai Traditional Chinese Medicine. TCM dan Ayurveda memiliki
banyak kesamaan yaitu bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup
dengan berbagai terapi untuk mengobati penyakit atau gejala tertentu secara
menyeluruh. Hampir setengah dari sumber tanaman yang digunakan sebagai obat
memiliki persamaan (Patwardhan et al., 2005).
Dasar dari TCM adalah teori Yin-Yang dan teori Wu-Xing. Kedua teori
tersebut menyebutkan bahwa hubungan antara tubuh manusia dengan alam dan
lingkungan. Teori Yin-Yang merupakan suatu konsepsi pandangan hidup Taoisme
yang bersifat universal (Gendo, 2006). Teori ini menyetakan bahwa segala
fenomena di alam semesta mempunyai dua aspek yang berpasangan dan
berlawanan yakni Yin yang mermakna gelap dan Yang yang bermakna terang.
Aspek tersebut selalu berada dalam keadaan perubahan dinamis untuk menjamin
keseimbangannya. Keseimbangan antara Yin dan Yang dalam tubuh bertujuan
untuk mempertahankan hubungan yang harmonis sehingga tercapai kesimbangan
fisik dan umur panjang. Sedangkan teori Wu-Xing didasarkan pada lima unsur di
bumi yaitu kayu, api, tanah, logam dan air. Teori Wu-Xing menyatakan, lima unsur
yang merupakan bahan dasar dalam pembentukan alam semesta, berhubungan erat
dan tidak dapat dipisahkan begitu juga dengan tubuh manusia. Dasar dari
penggolongan tersebut adalah sifat nyata dan imajiner yang khusus dari kelima
unsur tersebut, misalnya logam mempunyai sifat keras, air memiliki pengertian
basah dan mengalir ke bawah, kayu dalam arti lurus dan berkembang, api bersifat
panas, tanah bersifat tenang. Dengan demikian teori Yin-Yang membahas tentang
keharmonisan dan keseimbangan, sedangkan 5 unsur dalam Wu-Xing berhubungan
erat satu sama lain, saling menghidupi dan saling membatasi untuk menjaga
keseimbangan alam semesta. Teori Wu-Xing dan Yin-Yang diaplikasikan dalam
TCM untuk memahami proses fisiologis, perubahan patologis, serta dipakai sebagai
tuntutan diagnosis dan terapi (Alianto, 2014).
Pengobatan TCM juga diadopsi di Jepang dan dimodifikasi menjadi
pengobatan tradisional Jepang yang telah digunkan sejak 1500 tahun lalu termasuk
Kampo, akupuntur dan Shiatsu. Kampo mengacu pada sistem pengobatan herbal
yang digunakan di China yang secara luas dipraktikan di Jepang dan sepenuhnya
terintegritas ke dalam siastem perawatan yang lebih modern. Kampo dan TCM
memiliki perbedaan dalam proses diagnosis dan pengobatan. Pengobatan TCM
didasarkan pada pebedaan diagnosis sedangkan Kampo didasarkan pada formulasi
yang sesuai untuk pasien dengan gejala pada waktu tertentu (Yu et al, 2006).
Di Yunani pengobatan kuno mulai dilakukan akibat adanya pandangan
bahwa penyakit bersumber dari kutukan Dewa sehingga hanya dewa penyembuh
Yunani yang dapat menyembuhkannya (Manuaba, dkk., 2003). Metode pengobatan
di Yunani tidak terlepas dari tokoh mitologi yaitu Asclepius dan Higeia. Perbedaan
antara Asclepius dan Higeia dilihat dari pendekatan/ penanganan yang digunakan
untuk mengatasi masalah kesehatan. Asclepius melakukan pendekatan setelah
penyakit tersebut terjadi pada seseorang sedangkan Higeia melakukan pendekatan
melalui hidup seimbang seperti menghindari makanan atau minuman yang beracun,
mengkonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat dan melakukan olah raga
(Alhamdan dan Sriani, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Abdelhamid, Y. 2012. Unani Medical Theory in Principle, Part 2. Integrative


Medicine. 11(4): 26-33.
Alhamda, A. dan Y. Sriani. 2015. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Deepublish.
Alianto, S. 2014. Pengobatan Tradisional Cina. Makalah Non Seminar. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Department of AYUSH. 2013. Unani System of Medicine the Science of Health and
Healing. New Delhi: Ministry of Health & Family Welfare, Government of
Indi.
Gendo, U.. 2006. Integrasi Kedokteran Barat dan Kedokteran Tradisional Cina.
Yogyakarta: Penertbit Kanisius.
Manuaba, I.B.G., I.A. C. Manuaba, I.B.G.F., Manuaba. 2003. Pengantar Kuliah
Obstentri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Patwardhan, B., D. Warude, P. Pushpangadan dan N.Bhatt. 2005. Ayurveda and
Traditional Chinese Medicine: A Comparative Overview. eCAM. 2(4):465-
473.
Yu, F., T. Takahashi, J. Moriya, K. Kawaura. J. Yamakawa. K. Kusaka, T. Itoh, S.
Morimoto, N. Yamaguchi, and T. Kanda. 2006. Traditional Chinese
Medicine and Kampo: A Review from the Distant Past for Future. The
Journal of International Medical Research. 34(3): 231-239.

You might also like