Proses-proses pemisahan dalam industri senantiasa berkembang sepanjang waktu. Disamping pengembangan teknologi atau proses-proses baru, peningkatan unjuk kerja proses yang telah lama terus dilakukan. Akhir-akhir ini, dengan dukungan teknologi yang semakin maju, ada kecenderungan untuk lebih berani menggunakan kondisi operasional yang hebat, misalnya suhu tinggi dan pressuredrop besar. Selain itu, kesadaran lingkungan mendorong industri untuk mengembangkan proses-proses yang environmentally friendly. Proses pemisahan merupakan proses penting dalam industri kimia dan menjadi semakin menarik untuk dikaji lebih jauh dengan makin berkembangnya permasalahan di lapangan serta makin banyaknya pilihan teknologi yang bisa digunakan. Untuk merancang suatu proses pemisahan, perlu dipilih teknologi yang paling feasible dan paling efisien untuk kisaran kondisi operasi yang dikehendaki (Sediawan, 2000). Absorpsi juga merupakan proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi kimia). Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi.Karena itu absorpsi kimia mengungguli absorpsi fisik. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam kolom absorpsi untuk mencapai kondisi operasi optimal. Faktor-faktor seperti lajua lir, temperatur dan tekanan merupakan kondisi yang berpengaruh terhadap proses absorpsi, dan jika terdapat gangguan yang menyebabkan faktor tersebut jauh dari nilai yang diperbolehkan maka dapat mengakibatkan kolom tidak dapat bekerja dengan optimal atau bahkan kerusakan alat. Pada pengoperasian umumnya kolom absorpsi didampingi oleh kolomr egenerasi yang berfungsi memisahkan zat yang telah diabsorpsi oleh larutan sehingga larutan dapat digunakan kembali untuk penyerapan (Syahpriadi, 2014). Pada Industri, peningkatan konsentrasi CO2 antropogenik secara bertahap di atmosfer dan potensi potensinya terhadap lingkungan telah menjadi perhatian seluruh dunia terhadap eksplorasi hemat energi, hemat biaya dan menjanjikan teknik pengambilan CO2 dari gas buang industri. Untuk mengurangi pelepasan konsentrasi CO2 antropogenik di atmosfer, penyerapan CO2 melalui pelarut kimiawi adalah teknologi yang paling efektif dan mapan, karena pelarut kimia menawarkan potensi kimia tinggi yang diperlukan untuk penangkapan CO2 secara selektif dari gas buang (pembangkit listrik atau industri) yang memiliki tingkat tekanan parsial CO2 rendah. Larutan alkanolamina berair banyak digunakan untuk menghilangkan kotoran gas asam seperti karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S) dari gas alam, gas kilang, pembangkit listrik tenaga gas berbahan bakar fosil, pabrik kimia minyak bumi dan gas sintesis dari produksi amonia. industri. Penangkapan CO2 dengan pelarut regeneratif diperlakukan sebagai teknologi yang sempurna karena telah diterapkan secara efisien sebagai teknologi penghilangan CO2 dalam penerapan industri (Khan, dkk., 2016). Dalam lingkup teknik kimia, pemahaman tentang absorpsi gas sangat diperlukan karena banyak proses industri kimia yang memerlukan konsep absorpsi gas dalam pengembangannya. Oleh karena itu, penting bagi seorang sarjana teknik kimia untuk mempelajari konsep absorpsi gas karena penerapannya cukup banyak pada proses industri kimia.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana kinerja pada absorpsi CO2 yang mengalir menuruni kolom absorbsi dan menghitung laju absorpsi CO2 kedalam air.
1.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah 1. Mengukur absorpsi CO2 ke dalam air yang mengalir menuruni kolom, menggunakan peralatan analisis gas yang tersedia. 2. Menghitung laju absorpsi CO2 ke dalam air dari analisis larutan cair yang mengalir menuruni kolom absorpsi. 1.4 Manfaat Percobaan Manfaat dari percobaan ini adalah 1. Mampu 2. Mampu menghitung laju absorpsi CO2 dalam air dari analisis larutan cair yang mengalir menuruni kolom absorpsi.
1.5 Ruang Lingkup Percobaan
Percobaan Kolom Absorpsi Gas dilakukan di dalam Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah air, gas CO2, dan udara.Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kolom absorpsi gas, pompa, kompresor, tabung gas CO2, erlenmeyer, beaker glass, corong gelas, gelas ukur, buret, statif, klem dan pipet tetes.Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah natrium hidroksida (NaOH), aquadest (H2O) dan phenolftalein (C20H14O4).