You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses-proses pemisahan dalam industri senantiasa berkembang sepanjang
waktu. Disamping pengembangan teknologi atau proses-proses baru, peningkatan
unjuk kerja proses yang telah lama terus dilakukan. Akhir-akhir ini, dengan
dukungan teknologi yang semakin maju, ada kecenderungan untuk lebih berani
menggunakan kondisi operasional yang hebat, misalnya suhu tinggi dan
pressuredrop besar. Selain itu, kesadaran lingkungan mendorong industri untuk
mengembangkan proses-proses yang environmentally friendly. Proses pemisahan
merupakan proses penting dalam industri kimia dan menjadi semakin menarik untuk
dikaji lebih jauh dengan makin berkembangnya permasalahan di lapangan serta
makin banyaknya pilihan teknologi yang bisa digunakan. Untuk merancang suatu
proses pemisahan, perlu dipilih teknologi yang paling feasible dan paling efisien
untuk kisaran kondisi operasi yang dikehendaki (Sediawan, 2000).
Absorpsi juga merupakan proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas
dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti
dengan pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh
gaya-gaya fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia
(pada absorpsi kimia). Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan
dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi.Karena itu
absorpsi kimia mengungguli absorpsi fisik.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam kolom absorpsi untuk
mencapai kondisi operasi optimal. Faktor-faktor seperti lajua lir, temperatur dan
tekanan merupakan kondisi yang berpengaruh terhadap proses absorpsi, dan jika
terdapat gangguan yang menyebabkan faktor tersebut jauh dari nilai yang
diperbolehkan maka dapat mengakibatkan kolom tidak dapat bekerja dengan optimal
atau bahkan kerusakan alat. Pada pengoperasian umumnya kolom absorpsi
didampingi oleh kolomr egenerasi yang berfungsi memisahkan zat yang telah
diabsorpsi oleh larutan sehingga larutan dapat digunakan kembali untuk penyerapan
(Syahpriadi, 2014).
Pada Industri, peningkatan konsentrasi CO2 antropogenik secara bertahap di
atmosfer dan potensi potensinya terhadap lingkungan telah menjadi perhatian seluruh
dunia terhadap eksplorasi hemat energi, hemat biaya dan menjanjikan teknik
pengambilan CO2 dari gas buang industri. Untuk mengurangi pelepasan konsentrasi
CO2 antropogenik di atmosfer, penyerapan CO2 melalui pelarut kimiawi adalah
teknologi yang paling efektif dan mapan, karena pelarut kimia menawarkan potensi
kimia tinggi yang diperlukan untuk penangkapan CO2 secara selektif dari gas buang
(pembangkit listrik atau industri) yang memiliki tingkat tekanan parsial CO2 rendah.
Larutan alkanolamina berair banyak digunakan untuk menghilangkan kotoran gas
asam seperti karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S) dari gas alam, gas
kilang, pembangkit listrik tenaga gas berbahan bakar fosil, pabrik kimia minyak
bumi dan gas sintesis dari produksi amonia. industri. Penangkapan CO2 dengan
pelarut regeneratif diperlakukan sebagai teknologi yang sempurna karena telah
diterapkan secara efisien sebagai teknologi penghilangan CO2 dalam penerapan
industri (Khan, dkk., 2016).
Dalam lingkup teknik kimia, pemahaman tentang absorpsi gas sangat
diperlukan karena banyak proses industri kimia yang memerlukan konsep absorpsi
gas dalam pengembangannya. Oleh karena itu, penting bagi seorang sarjana teknik
kimia untuk mempelajari konsep absorpsi gas karena penerapannya cukup banyak
pada proses industri kimia.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun perumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana kinerja pada
absorpsi CO2 yang mengalir menuruni kolom absorbsi dan menghitung laju absorpsi
CO2 kedalam air.

1.3 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah
1. Mengukur absorpsi CO2 ke dalam air yang mengalir menuruni kolom,
menggunakan peralatan analisis gas yang tersedia.
2. Menghitung laju absorpsi CO2 ke dalam air dari analisis larutan cair yang
mengalir menuruni kolom absorpsi.
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah
1. Mampu
2. Mampu menghitung laju absorpsi CO2 dalam air dari analisis larutan cair
yang mengalir menuruni kolom absorpsi.

1.5 Ruang Lingkup Percobaan


Percobaan Kolom Absorpsi Gas dilakukan di dalam Laboratorium Operasi
Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah air, gas CO2, dan
udara.Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kolom absorpsi gas,
pompa, kompresor, tabung gas CO2, erlenmeyer, beaker glass, corong gelas, gelas
ukur, buret, statif, klem dan pipet tetes.Bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah natrium hidroksida (NaOH), aquadest (H2O) dan phenolftalein
(C20H14O4).

You might also like