You are on page 1of 12

I.

JUDUL
Sediaan Hand Sanitizer

II. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu :
 Memahami prinsip dasar formulasi sediaan hand sanitizer dengan bahan aktif
dari alam
 Melakukan pengujian dan mengevaluasi sifat fisik sediaan hand sanitizer

III. DASAR TEORI


Hand sanitizer adalah pembersih tangan yang dirancang sebagai produk
perawatan pribadi yang digunakan jika sabun dan air tidak tersedia. Bahan aktif dalam
pembersih tangan pada umumnya adalah alkohol. Hand sanitizer berbasis alkohol
lebih efektif membunuh sebagian mikroorganisme dibandingkan dengan sabun. Kadar
alkohol bervariasi antara 60-85%. Alkohol dapat membunuh sebagian besar bakteri,
jamur dan beberapa virus. Alkohol rub sanitizer yang mengandung setidaknya 70%
alkohol (terutama etil alkohol) dapat membunuh 99,9 % dari bakteri di tangan selama
30 detik setelah aplikasi dan 99,99% dalam 1 menit (Mithun A. Thombare et al,
2015).
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Gel kadang-kadang disebut jeli (FI IV, hal 7).
Pengolongan (Disperse Sistem) menurut Lachman yaitu :
Berdasarkan sifat fasa koloid :
 Gel anorganik, contoh : bentonit magma
 Gel organik, pembentuk gel berupa polimer
Berdasarkan sifat pelarut :
 Hidrogel (pelarut air).
Hidrogel pada umumnya terbentuk oleh molekul polimer hidrofilik yang saling
sambung silang melalui ikatan kimia atau gaya kohesi seperti interaksi ionik, ikatan
hidrogen atau interaksi hidrofobik. Hidrogel mempunyai biokompatibilitas yang
tinggi sebab hidrogel mempunyai tegangan permukaan yang rendah dengan cairan
biologi dan jaringan sehingga meminimalkan kekuatan adsorbsi protein dan adhesi
sel; hidrogel menstimulasi sifat hidrodinamik dari gel biological, sel dan jaringan
dengan berbagai cara; hidrogel bersifat lembut/lunak, elastis sehingga meminimalkan
iritasi karena friksi atau mekanik pada jaringan sekitarnya. Kekurangan hidrogel yaitu
memiliki kekuatan mekanik dan kekerasan yang rendah setelah mengembang. Contoh
: bentonit magma, gelatin.
 Organogel (pelarut bukan air/pelarut organik). Contoh : plastibase (suatu
polietilen dengan BM rendah yang terlarut dalam minyak mineral dan
didinginkan secara shock cooled), dan dispersi logam stearat dalam
minyak.
 Xerogel.
Gel yang telah padat dengan konsentrasi pelarut yang rendah diketahui sebagai
xerogel. Xerogel sering dihasilkan oleh evaporasi pelarut, sehingga sisa – sisa
kerangka gel yang tertinggal. Kondisi ini dapat dikembalikan pada keadaan semula
dengan penambahan agen yang mengimbibisi, dan mengembangkan matriks gel.
Contoh : gelatin kering, tragakan ribbons dan acacia tears, dan sellulosa kering dan
polystyrene.
Gelling Agents (Pustaka : Dysperse System, vol. II, page 499-504) merupakan
sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur berbentuk jaringan yang
merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk dalam kelompok ini adalah gum
alam, turunan selulosa, dan karbomer. Kebanyakan dari sistem tersebut berfungsi
dalam media air, selain itu ada yang membentuk gel dalam cairan nonpolar. Beberapa
partikel padat koloidal dapat berperilaku sebagai pembentuk gel karena terjadinya
flokulasi partikel. Konsentrasi yang tinggi dari beberapa surfaktan nonionik dapat
digunakan untuk menghasilkan gel yang jernih di dalam sistem yang mengandung
sampai 15% minyak mineral.
Karakteristik Sediaan hand sinitizer :
o Efektif
o pH sesuai dengan pH normal kulit
o Stabil dan tidak berbau tengik
o Harus terdiri paling sedikit 60% alcohol
o Dapat mengurangi jumlah kuman di tangan (Cosmetic Dermatology : Product
and Procedures, 2010)
Mekanisme kerja sediaan hand sanitizer yaitu gel yang berfugsi untuk
menghilangkan, membunuh kuman, mikroorganisme, dan virus dengan resiko kecil
dan tanpa kerusakan permanen pada kulit (Harry’s Cosmeticology, p.88).
Persyaratan umum :
o Dapat membunuh bakteri dengan cepat
o Tidak menimbulkan rasa panas pada kulit
o Tidak menimbulkan rasa lengket pada kulit
o Tidak menimbulkan reaksi alergi
o Aman digunakan oleh anak-anak (Cosmetic Dermatology : Product and
Procedures, 2010).
Monografi bahan yang digunakan dalam praktikum :
1. Klasifikasi Tanaman Sirih
Kingdom : Plantae.
Division : Magnoliophyta.
Class : Magnoliopsida.
Ordo : Piperales.
Family : Piperaceae.
Genus : Piper.
Species : Piper betle L.
2. Carbopol
Berat Molekul: BM teoritis diperkirakan sekitar 7 x 105 hingga 4 x 109.
Pemerian: Serbuk putih, sedikit berbau khas, asam, Higroskopik,
Fungsi: Bioadhesive; emulsifying agent; release modifying agent;
suspending agent; tablet binder; viscosity-increasing agent
Kegunaan : gelling agent 0,5-2,0 %
Kelarutan: Larut dalam air dan setelah netralisasi larut dalam etanol (95
%) dan gliserin.
pH: tingkat viskositas yang lebih tinggi pada pH 6-11 dan viskositas akan
menurun pada pH di bawah 3 atau di atas 12.
Inkompatibilitas: fenol, polimer kationik, asam kuat dan Elektrolit.
3. NaOH / Natrium Hidroksida (Dirjen POM, 1979)
Nama lain : Natrii hydroxydum
Berat molekul : 40,00 g/mol
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering, rapuh dan mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.
Segera menyerap CO2
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%) .
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kandungan : Mengandung tidak kurang dari 97,5% alkali jumlah
dihitung sebagai NaOH dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3
Kegunaan : menetralisasi carbopol yang bersifat asam
4. Propilen Glikol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak
berbau, menyerap air pada udara lembab.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan
kloroform, larut dalam eter, dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi
tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
Kegunaan : humektan.
OTT : Inkompatibel dengan pengoksidasi seperti potassium permanganat.
Stabilitas : Dalam suhu yang sejuk, propilen glikol stabil dalam wadah
tertutup. Propilen glikol stabil secara kimia ketika dicampur dengan
etanol, gliserin, atau air.
5. Propil paraben / Nipasol
Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3 bagian etanol,
dalam 3 bagian aseton, dalam 140 bagian gliserol dan dalam 40 bagian
minyak lemak.
Kegunaan : sebagai pengawet (anti bakteri) 0,02-0,6%.
6. Aquadest (Depkes RI, 1979 Halaman 96)
Nama resmi : Aquadestillata
Nama lain : Air suling, Aquadest
Rumus kimia : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
IV. CARA KERJA
Cara pembuatan sampo
Carbopol dikembangkan dalam aquadest

Propil paraben dilarutkan dalam propilenglikol

Larutan propilenglikol dimasukkan dalam carbopol sambil


diaduk

Tambahkan NaOH sebanyak 8

Aduk sediaan hingga terbentuk massa gel

Ditambah aquadest sampai 100 mL sambil diaduk

Evaluasi sediaan hand sanitizer


1. Pengamatan organoleptis
Penampilan pada sediaan diamati bentuk, bau, warna

2. Homogenitas
Sediaan hand sanitizer diamati apakah menunjukkan suasana yang homogen
dengan cara mengoleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan yang cocok

3. Uji daya menyebar


Diambil 0,5 g gel diletakkan pada tengah cawan petri

Ditimpakan pada basis salep cawan petri lain yang telah ditimbang
Diamati diameter gel yang menyebar setelah didiamkan selama 1 menit

Ditambah beban sebanyak 50 g

Diamati diameter gel yang menyebar setelah didiamkan selama 1 menit

4. Uji daya lekat


Diambil 0,5 g gel diletakkan pada objek glass pada alat uji daya lekat

Ditambah beban 500 gram

Diamkan 5 menit

Setelah 5 menit beban diturunkan

Ditarik beban 65 gram, catat waktunya

5. Uji kemampuan proteksi


Diambil sepotong keras saring (10x10) cm

Dibasahi dengan larutan PP sebagai indikator, keringkan

Diolesi dengan sediaan pada kertas saring

Pada kertas sarimg yang lain, dibuat suatu area (2,5x2,5)cm


dengan paraffin cair. Setelah kering akan didapat areal yang
dibatasi dengan paraffin tersebut.

Ditempelkan kertas saring (no.3) di atas kertas saring


sebelumnya (no.2)

Dibasahi areal ini dengan larutan KOH (0,1)


Dilihat setelah kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan
PP pada waktu 15,30,45,60 detik, 3 dan 5 menit

6. Uji viskositas
Sediaan sampo dimasukkan dalam wadah yang dipasang pada viskometer

Viskositas diketahui dengan mengamati jarum penunjuk pada viscometer

7. Uji stabilitas sediaan


a. Uji sentrifugasi
Sediaan sampo 2 ml dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi

Dilakukan sentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 30 menit

Hasil sentrifugasi dapat diamati dengan adanya pemisahan atau tidak

b. Cycling Test
Metode ini digunakan untuk melihat kestabilan suatu sediaan dengan
pengaruh variasi suhu selama waktu penyimpanan tertentu.

Sediaan disimpan pada kulkas selama 24 jam

Sediaan dikeluarkan dan ditempatkan pada oven selama 24 jam

Waktu selama penyimpanan 2 suhu tersebut dianggap 1 siklus

Percobaan hanya dilakukan 1 siklus

Evaluasi sediaan
V. HASIL
No. Pengujian I (1%) II (1,5%) III (2%) IV (2,5%) V (3%)
Organoleptis
Warna : coklat coklat coklat coklat coklat
1
Bau : sirih sirih khas khas khas
Tekstur : lengket lengket lengket lengket lengket
2 Homogenitas homogen homogen homogen homogen homogen
Daya sebar
Kaca 8,23 5,1 5,5 3,12 4,52
3
50 g 8,32 6,0 5,3 3,34 5,15
100 g 8,41 6,2 6,2 3,90 5,57
Daya lekat
4 1 1 2 3 5,97
(detik)
Daya
5 proteksi 1 2 2 4 6
(detik)
Viskositas
6 0,1 1 110 120 6
(dPa’S)
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
7 Sentrifugasi
memisah memisah memisah memisah memisah

Evaluasi sediaan sampo setelah Cycling Test


No. Pengujian Hasil
Warna : coklat
Organoleptis
1 Bau : sirih
Tekstur : lengket
2 Homogenitas Tidak homogen
Daya sebar
Kaca 8,20
3
50 g 8,34
100 g 8,44
4 Daya lekat (detik) 1
5 Daya proteksi (detik) 1
6 Viskositas (dPa’S) 0,1
7 Sentrifugasi Terjadi pemisahan
VI. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini dilakukan formulasi sediaan gel handsanitizer dari ekstrak
daun sirih merah dengan konsentrasi carbopol dan propilenglikol yang berbeda-beda
untuk mengetahui pengaruh keduanya terhadap mutu fisik sediaan handsanitizer. Carbopol
dan Propilenglikol menjadi eksipien yang berperan penting dalam pembentukan formulasi
sediaan gel handsanitizer. Carbopol berfungsi sebagai pengental sedangkan Propilenglikol
berfungsi sebagai humektan. Eksipien lain yang digunakan dalam formulasi sediaan gel
handsanitizer ektrak daun sirih merah yaitu propil paraben sebagai pengawet dan
trietanolamin sebagai penstabil pH serta aquadest sebagai detergen. Daun sirih merah
dipilih sebagai zat aktif karena memiliki efek antiseptik yang baik sehingga efektif
digunakan untuk membunuh mikroorganisme yang menenpel pada telapak tangan.
Carbopol dipilih sebagai bahan pengental atau gelling agent dalam formulasi karena
salah satu keunggulan carbopol dibandingkan gelling agent lain yaitu carbopol memiliki
stabilitas yang baik pada suasana asam maupun basa (pH 2,0-10,0), tidak bersifat toksik
dan mengiritasi serta mudah terdispersi dalam air sehingga diharapkan mampu
memberikan bentuk serta penampakan yang baik, jernih, dan tidak keruh. Penggunaan
carbopol akan berpengaruh terhadap viskositas,oganoleptis serta daya sebar dari sediaan
gel. Propilen glikol dipilih sebagai humektan karena dapat menarik air (lembab)
menyebabkan penurunan viskositas sehingga komposisi propilenglikol akan berpengaruh pada
daya sebar dan memberikan stabilitas fisik yang baik. Sediaan gel handsanitizer dikemas dalam
wadah dosis ganda sehingga perlu penambahan pengawet. Pengawet yang digunakan dalam
formulasi yaitu propil paraben. Trietanolamin berfungsi sebagai penstabil pH. Triethanolamin
merupakan suatu alkalizing agent. Carbopol akan mengembang jika didispersikan dalam air
dengan adanya zat- zat alkali sepertitrietanolamin atau diisopropilamin.
Parameter uji mutu fisik yang dilakukan antara lain pengamatan
organoleptis,homogenitas, uji daya menyebar, uji daya lekat, uji kemampuan proteksi, uji
viskositas, dan uji stabilitas sediaan (cycling test). Formula dibuat sebanyak 5 formula
dengan perbandingan carbopol dan propilenglikol yang berbeda-beda. Hasil organoleptis
dari kelima formula menunjukkan sediaan gel handsanitizer keruh berbau khas sirih,
warna hijau. Kekeruhan terjadi akibat tidak larutnya sediaan ekstrak daun sirih merah
dalam aquadest. Uji daya sebar dari kelima formula menunjukkan peningkatan daya sebar
pada tiap satuan berat dan waktu nya. Uji daya lekat berkaitan dengan viskositas sediaan.
Hasil menunjukkan bahwa formula 5 memiliki daya lekat paling tinggi yaitu 5,97 detik.
Hal tersebut dapat dikarenakan penggunaan carbopol dalam formula 5 memiliki
konsentrasi tertinggi dibanding formula lain. Semakin tinggi konsentrasi carbopol dan
propilenglikol yang digunakan seharusnya memberikan viskositas yang lebih besar.
Sediaan gel handsanitizer yang dibuat memiliki daya proteksi pada kelima formulanya,
ditunjukkan dengan adanya warna merah muda pada kertas saring. Pada uji sentrifugasi
terlihat bahwa kelima formula tidak memisah setelah disentrifugasi. Hal tersebut
menunjukkan sediaan gel handsanitizer yang dibuat stabil, dapat dikarenakan persentase
bahan yang digunakan sudah tepat dan pelarut yang digunakan untuk melarutksn ekstrak
juga tepat. Hasil uji cycling test formula 1 menunjukkan adanya perubahan warna dari
hijau ke putih kecoklatan setelah sediaan gel diperlakukan pada suhu yang ekstrim dan
berubah-ubah. Daya sebar mengalami peningkatan,daya lekat,viskositas dan kemampuan
proteksi tidak mengalami perubahan serta sediaan gel menjadi memisah setelah
disentrifugasi.

VII. KESIMPULAN
1. Sediaan gel handsanitizer yang dihasilkan tidak stabil
2. Perbedaan konsentrasi carbopol dan propilen glikol sebagai gelling agent dan
humektan tidak berpengaruh terhadap hasil uji mutu fisik sediaan gel.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1985. Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta : Depkes RI


Anonym. 1979. Farmakope Edisi Ketiga. Jakarta: Depkes RI
Wade, Ainkey, Paul, J.Walker.1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients Second
Edition. London: Pharmaceutical Press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1995. hal. 712.
Wade, Ainkey, Paul, J.Walker.1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition.
London: Pharmaceutical Press.
Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta.Gadjah Mada University press.

LAMPIRAN GAMBAR

Uji daya proteksi Hand Sanitizer


Sediaan Hand Sanitizer

You might also like