You are on page 1of 9

FILOSOFI DAN PENGARUH KONSTRUKSI RUMAH JOGLO TERHADAP

GEMPA BUMI DI DESA JAGALAN KECAMATAN BANGUNTAPAN


KABUPATEN BANTUL

Oleh : Dhiyah Mut Mainah, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta,
dhiyahmutmainul@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) jenis rumah Joglo; (2) nilai-nilai
filosofi yang terdapat pada kontruksi rumah Joglo; dan (3) Rumah Joglo yang mampu
bertahan terhadap gempa bumi di Desa Jagalan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan


fenomenologi. Penentuan subjek dengan menggunakan teknik purposive sampling. Subjek
dalam penelitian ini adalah sesepuh, pemilik rumah Joglo, dan budayawan. Pelaksanaan
pengambilan data di Desa Jagalan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul, dengan
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti melakukan penelitian yang dibantu
oleh pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Triangulasi yang digunakan untuk menjelaskan keabsahan data dengan
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Rumah Joglo di Jagalan dibagi menjadi tiga
yaitu rumah Joglo Tumenggungan, rumah Joglo Kalang,dan rumah Joglo Rakyat Biasa; (2)
Nilai-nilai filosofi pada konstruksi rumah Joglo sebagai pedoman hidup meliputi: Sangkan
Paraning Dumadi, yaitu manusia Jawa harus berhati-hati dalam menjalani hakekat hidup.
Manunggaling Kawula Gusti, yaitu suatu perwujudan sikap menambah dan menciptakan
ketenangan batin. Pada akhirnya ditemukan sebuah keharmonisan antara manusia dengan
Tuhan. Memayu Hayuning Bawana, yaitu perbuatan yang senantiasa mewujudkan dunia
selamat, sejahtera dan bahagia; dan (3) Rumah Joglo mampu bertahan terhadap gempa bumi
karena kekuatannya pada saka dengan sifat sendi dan jepit untuk menstabilkan bangunan
ketika menerima gaya gempa, umpak mengurangi getaran gempa yang sampai ke saka,
sunduk kili sebagai penguat bangunan, tumpangsari sebagai tumpuan usuk, dan nanasan atau
prit gantil sebagai pengunci tumpangsari.

Kata Kunci: Filosofi, Konstruksi Rumah Joglo, Desa Jagalan.

743
THE PHILOSOPHY AND THE INFLUENCE OF THE CONSTRUCTION OF THE
HOUSE JOGLO AGAINST EARTHQUAKE IN DESA JAGALANKECAMATAN
BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL
By: Dhiyah Mut Mainah, Social Studies Education, Yogyakarta State University,
dhiyahmutmainul@gmail.com

ABSTRACT

The current research aims at finding out: (1) the types of Joglo house; (2) philosophy
values of the construction of Joglo house; and (3) Earthquake-resistant Joglo house in Desa
Jagalan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul.
The present study is a descriptive qualitative research employing phenomenology
approach. The location of this study is in Desa Jagalan Kecamatan Banguntapan Kabupaten
Bantul. The subjects of the research are chosen by using purposive sampling technique. The
subjects of the research are sesepuh, the owners of Joglo house, and the cultural observers.
The data are derived through interview, observation, and documentation techniques in which
the interactive model from Miles and Huberman is used to analyze the data, and to warrant
the data validity, the current research uses source and technique triangulations.
The results of the research are as follows: (1) there are three types of Joglo house,
these being: Tumenggungan Joglo house; Kalang Joglo house; and Rakyat biasa Joglo house,
(2) philosophy values of the construction of Joglo house are Sangkan Paraning Dumading
meaning Javanese people should pay attention to their life; Manunggaling Kawula Gusti
meaning Javanese people should create peace of mind to create harmony of the relationship
between people and God ; and Memayu Hayuning Bawana meaning Javanese people should
always struggle to create world secure, prosperity, and happiness in their life; and (3) Joglo
house is an earthquake-resistant traditional house because its structure has a strong saka,
umpak, sunduk kili, tumpangsari, and nanasan or prit gantil. Saka has fixed support and pin
support functioning to stabilize the building during an earthquake. Umpak has function to
reduce earthquake tremors in saka. Sunduk kili is used to reinforce the building.
Tumpangsari is as roller support. Nanasan or prit grantil is as breachblock of the
tumpangsari.

Key words: philosophy, the construction of Joglo house, Desa Jagalan

744
A. PENDAHULUAN juga sarat dengan unsur filosofi hidup etnis
Rumah tradisional tersebar di seluruh Jawa.
wilayah Indonesia memiliki karakteristik Bangunan tradisi atau rumah adat
masing-masing. Proses pembuatan rumah merupakan salah satu wujud budaya yang
tradisional memiliki kaidah tersendiri yang bersifat konkret. Setiap bagian atau ruang
didasarkan atas refleksi dari berbagai aspek dalam rumah adat sarat dengan nilai dan
kehidupan masyarakat. Refleksi dari norma yang berlaku pada masyarakat
pemikiran masyarakat tradisional pemilik kebudayaan tersebut. Konstruksi
memunculkan berbagai keunikan dan bangunan yang khas dengan fungsi setiap
karakteristik dalam perkembangan bagian yang berbeda satu sama lain
pembangunan rumah tradisional. mengandung unsur filosofis yang sarat
Masyarakat Jawa memiliki nilai-nilai dengan nilai-nilai religi, kepercayaan,
sarat dengan nilai etika dan estetika. Salah norma, dan nilai budaya adat etnis Jawa.
satu bentuk nilai-nilai tersebut adalah Joglo Joglo juga memiliki makna historis yang
yang memiliki pengetahuan lokal budaya perlu dipelihara dan dilestarikan.
Jawa. Struktur bangunan rumah tradisional Implementasi dari nilai-nilai yang
Joglo mencerminkan komposisi ruang terkandung di dalamnya sebagai pedoman
bangunan khas. Rumah tradisional Joglo hidup.
tidak hanya sebuah tempat untuk Guncangan gempa bumi pada 2006
berlindung, tetapi sebagai perwujudan dari lalu tidak hanya merobohkan bangunan
cita-cita dan pandangan hidup atau fungsi perumahan, namun juga merusak bangunan
simbolis dan diharapkan membawa
warisan budaya di Daerah Istimewa
kebahagiaan dan kesejahteraan bagi
penghuninya. Yogyakarta (DIY). Bangunan cagar budaya
Bangunan fisik selalu menandai ini mengalami tingkat kerusakan yang
tingkat perkembangan kehidupan manusia, bervariasi, mulai dari struktural dan
sehingga setiap bangunan sarat dengan kerusakan material. Desa Jagalan dan
nilai-nilai filosofi. Hal ini menunjukkan sekitarnya juga mengalami kerusakan
bahwa bangunan-bangunan fisik yang
akibat gempa berkekuatan M 6,3 itu.
sampai di masa sekarang merupakan
representasi kehidupan manusia yang Kerusakan terdapat pada rumah abdi dalem,
membuatnya. Nilai-nilai filosofi dalam gapura, tembok, kompleks masjid, dan
rumah tradisional Joglo, yaitu memiliki Makam Raja-raja Imogiri. Banyak rumah-
berbagai keindahan budaya dan seni yang rumah tradisional juga mengalami
terintegrasi dengan kehidupan kerusakan (diakses dari laman
masyarakatnya. http://regional.kompas.com pada tanggal 13
Menurut Widayat (2004: 2), rumah
Oktober 2017 pukul 15.00 WIB).
tradisi Jawa yang bentuknya beraneka
ragam mempunyai pembagian ruang yang Keberadaan bangunan-bangunan
khas, yaitu terdiri atas pendhapa, tradisional Jawa hingga saat ini di Desa
pringgitan, dan dalem. Terdapat penerapan Jagalan menunjukkan bangunan tersebut
prinsip hierarki dalam pola penataan memiliki daya tahan baik terhadap
ruangnya. Setiap ruangan memiliki pengaruh yang dapat meruntuhkan
perbedaan nilai, ruang bagian depan bersifat bangunan seperti gempa bumi maupun
umum (publik), dan bagian belakang bencana lain. Ketika gempa terjadi lebih
bersifat khusus (pribadi/personal). Uniknya, dari 15.000 unit rumah mengalami
setiap ruangan dari bagian teras, pendhapa kerusakan. Lebih spesifik lagi bangunan
sampai bagian belakang (pawon dan rumah yang mengalami kerusakan berat
pekiwan) tidak hanya memiliki fungsi tetapi hingga roboh adalah bangunan rumah yang
menggunakan struktur dan konstruksi
batubata (tembok). Rumah tradisional Joglo

745
yang menggunakan struktur dan konstruksi fenomenologi. Peneliti bermaksud
bangunan dari kayu dan berkarakter lokal mendeskripsikan, menguraikan, dan
masih tetap kokoh berdiri walaupun terkena menggambarkan secara mendalam tentang
gempa. filosofi dan pengaruh konstruksi rumah
Bangunan Joglo adalah rumah yang Joglo terhadap gempa bumi di Desa Jagalan
dibangun oleh masyarakat setempat yang Kecamatan Banguntapan Kabupaten
umumnya tidak memiliki pengetahuan dan Bantul.
keahlian khusus di bidang konstruksi 2. Waktu dan Tempat Penelitian
gempa. Beberapa bagian dari bangunan Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan
yang dibuatnya tidak tepat dilihat dari Januari sampai dengan Bulan Oktober
aspek pengetahuan modern (penyaluran tahun 2017. Lokasi pengambilan data di
gaya/beban, sistem sambungan , dimensi Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan
dan lain sebagainya), tetapi secara Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
keseluruhan, bangunan ini cukup kuat Yogyakarta.
menanggulangi pengaruh gempa. Penelitian 3. Subjek Penelitian
ini akan mengungkap jenis-jenis rumah Subjek dalam penelitian ini adalah
Joglo, nilai-nilai filosofis pada konstruksi sesepuh, budayawan, dan pemilik rumah
rumah Joglo, dan konstruksi rumah Joglo Joglo di Desa Jagalan Kecamatan
terhadap bencana gempa bumi. Banguntapan Kabupaten Bantul. Pemilihan
Bangunan atau rumah tradisional subjek penelitian ini dilakukan dengan
bentuk Joglo tidak hanya dibangun sebagai purposive sampling. Triangulasi yang
tempat tinggal tetapi juga diharapkan digunakan untuk menjelaskan keabsahan
membawa kebahagiaan dan kesejahteraan data dengan menggunakan triangulasi
bagi penghuninya. Desa Jagalan dalam sumber dan triangulasi teknik.
perkembangannya memiliki banyak rumah 4. Instrumen Penelitian
Joglo yang masih terjaga keasliannya. Dalam penelitian ini, yang menjadi
Yayasan Kanthil, mencatat hingga sekarang instrumen utama penelitian adalah peneliti
terdapat lebih dari 150 rumah tradisional sendiri dengan dibantu 2 alat penelitian
adat Jawa yang masih berdiri kokoh di yaitu:
sekitar Desa Jagalan. Sekitar 60 persen a. Pedoman observasi
rumah adat tradisional itu masih berfungsi Pedoman observasi yaitu berupa
sebagai tempat tinggal. Sementara 40 pengamatan yang dituangkan dalam tulisan
persen lainnya telah berubah fungsi, di untuk mencari data filosofi dan pengaruh
antaranya menjadi ruang publik. Rumah konstruksi rumah Joglo terhadap gempa
Joglo sarat akan nilai filosofis yang bumi di Desa Jagalan Kecamatan
mencerminkan pandangan hidup Banguntapan Kabupaten Bantul.
Masyarakat Jawa. Rumah Joglo selain sarat b. Pedoman wawancara
dengan nilai-nilai filosofis kehidupan Pedoman wawancara yang berupa
Masyarakat Jawa juga memiliki keunggulan daftar pertanyaan untuk mencari data
dalam konstruksi bangunan terhadap tentang filosofi dan pengaruh konstruksi
gempa. Mendalami unsur filosofi dalam rumah Joglo terhadap gempa bumi di Desa
rumah tradisional Jawa bentuk Joglo Jagalan Kecamatan Banguntapan
membuka kemungkinan usaha generasi Kabupaten Bantul.
muda sebagai pewaris kebudayaan di masa 5. Teknik Pengumpulan Data
yang akan datang untuk memelihara dan Adapun teknik pengumpulan data
melestarikan warisan leluhur. dalam metode penelitian kualitatif ini
B. METODE PENELITIAN sebagai berikut :
1. Desain Penelitian a. Observasi
Penelitian ini menggunakan metode Dalam konteks penelitian ini,
penelitian kualitatif dengan pendekatan peneliti melakukan observasi langsung ke

746
daerah objek penelitian. Peneliti mengamati cendhela, tebeng lung-lungan, dan tebeng
fakta yang ada di lapangan yaitu dengan panahan, bagian atas terdiri dari sunduk
melakukan pengamatan dan pencatatan penyelak, sunduk pamanjang, dhadha peksi,
mengenai bagaimana konstruksi rumah tumpangsari yang meliputi : blandar lar-
Joglo di Desa Jagalan Banguntapan Bantul. laran pamanjang, blandar lar-laran
b. Wawancara penyelak, blandar singup pamanjang,
Wawancara ini dilakukan kepada blandar singup panyelak, blandar
sesepuh, budayawan, dan pemilik rumah pamidhangan pamanjang, dan blandar
Joglo di Desa Jagalan Kecamatan pamidhangan penyelak, nanasan atau prit
Banguntapan Kabupaten Bantul. gantil, sindik atau pantek, kolong, molo,
c. Dokumentasi dan bangkok atau makutha. Nilai filosofi
Dalam penelitian ini dokumentasi pada rumah tradisional Joglo, yaitu
berbentuk foto-foto rumah Joglo yang ada memiliki berbagai keindahan budaya dan
di Desa Jagalan Kecamatan Banguntapan seni yang terintegrasi dengan kehidupan
Kabupaten Bantul. masyarakatnya. Joglo merupakan salah satu
6. Teknik Keabsahan Data bentuk rumah tradisional Jawa dan Joglo
Dalam penelitian ini, peneliti merupakan tipe rumah tradisional Jawa
menggunakan teknik keabsahan data yang paling lengkap susunannya sehingga
dengan triangulasi sumber dan teknik. terdapat nilai-nilai filosofi pada setiap
Menurut Sugiyono (2009: 373) triangulasi konstruksinya.
teknik adalah teknik pengumpulan data 3. Konstruksi Rumah Joglo terhadap
ketika peneliti menggunakan teknik Gempa Bumi
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk Struktur bangunan yang tahan gempa,
mendapatkan data yang sama. titik kritis terletak di sambungan. Sehingga
7. Teknik Analisis Data sambungan yang tidak kuat akan
Miles & Huberman (1992:19), menyebabkan kerusakan parah pada daerah
mengemukakan tiga tahapan yang harus sambungan tersebut dan akibatnya
dikerjakan dalam menganalisis data bangunan akan runtuh. Pada bentuk rumah
penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data Joglo sambungan terdapat pada pertemuan
(data reduction); (2) paparan data (data umpak-soko guru yang bersifat sendi, dan
display); dan (3) penarikan kesimpulan dan soko guru-blandar-sunduk-atap yang
verifikasi (conclusion drawing/verifying) bersifat jepit. Kombinasi dua sifat
C. HASIL DAN PEMBAHASAN sambungan ini dapat mengatasi gaya
1. Jenis-jenis Rumah Joglo di Desa gempa, dimana sifat sendi pada umpak
Jagalan Kecamatan Banguntapan sebagai upaya mengurangi getaran gempa
Kabupaten Bantul yang sampai ke soko guru dan sifat jepit
Rumah Joglo di Desa Jagalan pada blandar menjadikan atap berlaku
Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul seperti bandul untuk menstabilkan
dibedakan menjadi tiga menurut tingkat bangunan ketika menerima gaya gempa.
sosialnya. Jenis rumah Joglo di Desa D. PEMBAHASAN
Jagalan diantaranya adalah rumah Joglo 1. Jenis-jenis Rumah Joglo di Desa
Tumenggungan, rumah Joglo Kalang, dan Jagalan Kecamatan Banguntapan
rumah Joglo rakyat biasa. Kabupaten Bantul
2. Nilai Filosofi pada Konstruksi Rumah Rumah Joglo Tumenggungan terdiri
Joglo dari 2 macam bentuk rumah, yakni yang
Konstruksi rumah joglo dibagi pertama atap pendhapa berbentuk Joglo,
menjadi tiga bagian, yakni bagian bawah pringgitan, dalem, senthong kiwa,
yang terdiri dari bebatur, umpak, dan jogan, senthgong tengah, dan senthong tengen
bagian tengah terdiri dari saka guru, saka menjadi satu atap berbentuk Joglo, atap
rawa, bahu dhanyang, banon, lawang, gandhok dan gadri berbentuk kampung.

747
Yang kedua, atap pendhapa berbentuk menjadi tuntunan bersikap oleh masyarakat
Joglo, pringgitan berbentuk limasan, dalem, Jawa.
senthong kiwa, senthong tengah, dan Rumah tradisional Jawa mempunyai
senthong tengen, menjadi satu atap filosofi dan tujuan yang diwujudkan
berbentuk Joglo, atap gandhok dan gadri melalui simbol-simbol atau lambang.
berbentuk kampung. Simbol tersebut antara lain yang ditentukan
Rumah Kalang adalah rumah yang dalam konstruksi bangunan rumah Joglo.
dimiliki oleh keluarga Kalang. Rumah Simbol-simbol tersebut merupakan
Kalang merupakan campuran antara tatanan petunjuk para leluhur yang dilaksanakan
indigenous (pribumi) dan gaya asing (Barat, oleh keturunannya.
Cina, dan Arab). Menurut sejarah, keluarga Bebatur atau pondasi adalah dasar,
Kalang merupakan keturunan Demang landasan. Bebatur mempunyai lambang dari
Kalang, seorang ahli bangunan dan ukiran. keyakinan yang harus kokoh atau kuat.
Keahlian inilah yang menyebabkan Sehingga tidak akan goyah apabila bahaya
keluarga Kalang banyak berhubungan datang. Umpak merupakan simbol seperti
dengan kerajaan Mataram dan pemeritah halnya manusia yang memiliki alas kaki
kolonial Belanda. Rumah Kalang terdiri atau sepatu, yang memiliki konsep makna
dari 2 macam bentuk rumah, yaitu yang pemimpin itu tidak akan kuat jika tidak
pertama atap pendhapa berbentuk limasan, dilapisi yang dibawahnya, sehingga
tidak memiliki pringgitan, dalem, senthong menjadi satu kesatuan yang kuat. Saka guru
kiwa, senthong tengah, dan senthong tengen simbol dari adanya sesuatu yang
menjadi satu atap berbentuk Joglo, atap ditinggikan, yaitu Tuhan. Saka rawa adalah
gandhok dan gadri berbentuk kampung. delapan sifat alam. Bahu dhanyang ini
Yang kedua, atap pendhapa berbentuk dipercaya sebagai tempat roh penunggu.
Joglo, pringgitan, dalem, senthong kiwa, Banon diberi makna keterbukaan dan
senthong tengah, dan senthong tengen melindungi. Lung-lungan, memiliki makna
menjadi satu atap berbentuk Joglo, gandhok segala sarana yang digunakan untuk
dan gadri berbentuk kampung. mencapai suatu tujuan atau cita-cita yang
Rumah Joglo milik rakyat biasa di lebih tinggi. Panahan bermakna sebagai
Jagalan terdiri dari dua ruangan, yaitu penolak bala atau agar rumah mendapat
pringgitan atau emperan dan dalem keamanan. Tumpangsari adalah balok-
terdapat tiga ruangan kecil yang disebut balok pengikat saka guru yang disusun
senthong kiwa, senthong tengah, dan seperti piramida terbalik. Ritual dibawah
senthong tengen. Kedua ruangan ini tumpangsari menunjukkan hubungan
menjadi satu bangunan bentuk rumah Joglo. vertikal dengan Tuhan. Nanasan memiliki
Rumah Jawa milik rakyat biasa ada yang makna bahwa setiap manusia untuk
memiliki tiga ruang yaitu: pendhapa memperoleh keinginannya, harus bisa
menggunakan bentuk rumah Joglo, mengatasi segala rintangan yang
pringgitan dan dalem terdapat tiga ruangan menghampirinya. Sindik menggambarkan
kecil yang disebut senthong kiwa, senthong alat kelamin laki-laki. Kolong
tengah, dan senthong tengen. Pringgitan menggambarkan alat kelamin perempuan.
dan dalem menjadi satu bangunan bentuk Molo adalah lambang dunia ats atau disebut
rumah Joglo. mikrokosmos. Bongkak atau hiasan
2. Nilai Filosofi pada Konstruksi Rumah makutha ini memiliki makna agar seisi
Joglo rumah selamat, tentram, dan selalu dalam
Nilai-nilai filosofi yang terdapat pada perlindungan-Nya.
kontruksi rumah Joglo di Jagalan yang 3. Konstruksi Rumah Joglo terhadap
diyakini oleh masyarakat Jawa khususnya Gempa Bumi
tidak sebatas pada pola pikir, tetapi juga Inti dari kekuatan struktur bentuk
diterapkan dalam kehidupan. Ajaran-ajaran rumah Joglo adalah pada struktur rong-

748
rongan (umpak-sakaguru-blandar ) dan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian
kekuatannya diperoleh dengan penerapan dan analisis data yang telah dilakukan maka
struktur rangka ruang (saka samping- dapat disimpulkan bahwa:
blandar usuk ). Bagian-bagian konstruksi a. Jenis rumah Joglo di Desa Jagalan dibagi
rumah Joglo yang menjadi satu kesatuan menjadi tiga yakni: rumah Joglo
utuh antara kepala, badan, dan kaki yaitu: Tumennggungan, rumah Joglo Kalang,
blandar, santen, sunduk, saka guru, umpak, dan rumah Joglo rakyat biasa. Rumah
dan struktur rong-rongan atas. Joglo Tumenggungan terdiri dari
Pada konstruksi rumah tradisional pendhapa, pringgitan, dalem, senthong
Joglo, yang akan sangat berpengaruh kiwa, senthong tengah, senthong tengen,
terhadap bencana gempa bumi adalah pada gandhok, dan gadri. Rumah Joglo
sambungan-sambungan yang konstruktif. Kalang memiliki tata ruang yang sama
Sambungan-sambungan yang berupa jepit dengan rumah Joglo Tumenggungan,
dan bertumpuan sendi. Bentuk Joglo hanya saja rumah Joglo Kalang
mempunyai sistem struktur penahan beban memperpadu padankan dengan gaya
yang berbeda dengan rumah tradisional arsitektur Barat, Cina, dan Arab. Hal ini
Jawa lainnya. Perbedaan itu terletak pada dikarenakan kaum Kalang merupakan
struktur penahan beban melalui saudagar kaya di Jagalan yang memiliki
pembebanan pusat bangunan yang berupa hubungan erat dengan Mataram dan
saka guru dan tumpangsari dengan tujuan pemerintahan Belanda pada saat itu.
agar bangunan menjadi berat dan stabil bila Rumah Joglo rakyat biasa memeiliki tata
terkena gempa bumi. Kestabilan kuda-kuda ruang yang lebih sederhana, yakni
soko guru dijamin dengan angka keamanan emperan atau pringgitan, dalem,
yang cukup tinggi. Terdapat dua sistem senthong kiwa, senthong tengah,
struktur penahan gempa bumi pada rumah senthong tengen.
tradisional Joglo, yaitu dengan ikatan b. Nilai-nilai filosofi yang terdapat pada
balok-kolom (struktur rangka portal ruang/ kontruksi rumah Joglo di Jagalan yang
struktur rong-rongan: tumpang sari-saka diyakini oleh masyarakat Jawa
guru umpak) dan pembebanan supaya khususnya tidak sebatas pada pola pikir,
bangunan menjadi berat dan stabil untuk tetapi juga diterapkan dalam kehidupan.
menahan gempa bumi, sehingga rumah Ajaran-ajaran menjadi tuntunan bersikap
Joglo masih tetap kokoh berdiri walau oleh masyarakat Jawa. Falslafah hidup
terkena gempa. yang terdapat pada konstruksi rumah
Rumah Joglo pembangunannya hanya Joglo mencermikan Sangkan Paraning
diletakkan tanpa ditanam, kekuatannya Dumadi, yaitu manusia Jawa harus
hanya pada saka (tiang) kesempurnaan berhati-hati dalam menjalani hakekat
(kebaikan) anjing-anjingan (sambungan) hidup dan diharapkan mengetahui betul
sunduk kili serta pasak-pasak lebih banyak dari dan akan ke mana hidup nantinya.
perlengkapannya misalnya menggunakan Manunggaling Kawula Gusti, yaitu suatu
tumpang singup akan lebih kuat, terbukti perwujudan sikap menambah dan
belum pernah ada rumah Joglo yang miring menciptakan ketenangan batin. Pada
ataupun sempat roboh, kalau rusak, akhirnya ditemukan sebuah
umpamanya akan dipindah lebih mudah, keharmonisan antara manusia dengan
sebab tidak ada yang meninggal. Semuanya Tuhan. Memayu Hayuning Bawana,
hidup karena ada pasak kalau ada tanda- yaitu perbuatan yang senantiasa
tandanya sudah dicatat, mengembalikan mewujudkan dunia selamat, sejahtera
membangun kembalinya juga lebih mudah. dan bahagia. Seluruh makhluk adalah
E. SIMPULAN DAN SARAN suatu komponen hidup yang harus dijaga
1. Simpulan dan diselamatkan agar tercipta hidup
harmoni.

749
c. Konstruksi rumah Joglo mampu dan juga karena sambungan antar
bertahan saat gempa bumi terjadi karena kayunya yang tidak kaku. Hal ini
sambungan-sambungan konstruktif yang membuat bangunannya fleksibel dan
ada pada rumah Joglo. Rumah Joglo memiliki toleransi tinggi terhadap
mempunyai sistem struktur penahan gempa.
beban yang berbeda dengan rumah
tradisional Jawa lainnya. Perbedaan itu DAFTAR PUSTAKA
terletak pada struktur penahan beban
melalui pembebanan pusat bangunan Adibowo. (2011). Ciri Arsitektur dan
yang berupa saka guru dan tumpangsari Arahan Pelestarian. Yogyakarta:
dengan tujuan agar bangunan menjadi Kementrian Pekerjaan Umum
berat dan stabil bila terkena gempa bumi. Direktorat Jendral Cipta Karya,
Inti kekuatan struktur bentuk rumah Java Reconstruction Fund, Forum
Joglo adalah pada struktur rong-rongan Joglo.
(umpak saka guru blandar ) dan
kekuataannya diperoleh dengan Frick, H. (1997). Pola Struktural dan
penerapan struktur rangka ruang (soko Teknik Bangunan di Indonesia
samping blandar usuk ). Kestabilan (Suatu Pendekatan Arsitektur
kuda-kuda saka guru menjamin Indonesia melalui Pattern
keamanan yang cukup tinggi. Language secara Konstruktif
2. Saran dengan contoh Arsitektur Jawa
Berdasarkan hasil pembahasan dan Tengah). Yogyakarta: Penerbit
kesimpulan, maka diberikan beberapa Kanisius.
saran, yakni sebagai berikut :
Hamzuri. (1985). Rumah Tradisional Jawa.
a. Sebaiknya masyarakat Desa Jagalan agar
Jakarta: Departemen Pendidikan
melestarikan rumah Joglo yang ada
dan Kebudayaan.
sebagai potensi pengembangan budaya
dan rumah adat merupakan salah satu Handayani, et.al. (2007). Pedoman
yang memiliki daya tarik bagi para Pelestarian Bagi Pemilik Rumah
wisatawan lokal maupun wisatawan Kawasan Pusaka Kotagede,
mancanegara sehingga masyarakat Desa Yogyakarta, Indonesia. Jakarta:
Jagalan bisa memanfaatkannya sebagai UNESCO.
ekowisata yang mampu menambah
penghasilan. Ismunandar. (1987). Joglo, Arsitektur
b. Sebaiknya masyarakat Desa Jagalan Rumah Tradisional. Semarang:
mempertahankan nilai-nilai filosofi yang Dahara Prize.
terdapat pada konstruksi rumah Joglo
tidak hanya sebatas pola pikir tetapi Iswati, T. (2009). Kampung Dalem Dibalik
mampu diterapkan dalam kehidupan Kemegahan Kotagede. Surakarta:
sehari-sehari sehingga akan berpengaruh Sebelas Maret University Press.
terhadap hubungan kemasyarakatan
yaitu menjadikan hubungan tetap terjalin Jogja Herritage Society. (2007). Pedoman
rukun antar keluarga ataupun masyarakat Pelestarian bagi Pemilik Rumah
sekitar. (Kawasan Pusaka Kotagede,
c. Sebaiknya masyarakat Desa Jagalan Yogyakarta, Indonesia). Bangkok:
tetap menjaga keberadaan dan UNESCO.
kelestarian rumah Joglo, karena rumah
Joglo mampu meredam getaran saat Mangunwijaya. (1988). Wastu Citra.
gempa bumi terjadi. Sambungan antar Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
struktur dan materialnya saling berkait,

750
10 |Filosofi dan Pengaruh Konstruksi.... (Dhiyah Mut Mainah)

751

You might also like