Professional Documents
Culture Documents
1. Pendahuluan................................................................................................................. 2
2. Pembahasan
3. Kesimpulan ................................................................................................................ 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
ditularkan menghasilkan berbagai gejala termasuk manifestasi usus (diare, sakit perut),
malaise dan kelemahanumum, yang dapat mempengaruhi kemampuan bekerja dan belajar
Cacing yang menyukai lingkungan kotor dan lembab ini seringditemui pada
lingkungan yang kumuh dan lembab. Mahluk yang tergolongparasit ini masuk ke dalam
tubuh melalui makanan atau secara langsungmenembus kulit tubuh. Bila melalui
makanan berarti telur atau larvacacing berada pada makanan yang tidak higienis (sayur
dan daging yang tidakdimasak matang, misalnya). Jika masuk secara langsung, cacing
bisa masuklewat telapak kaki saat anak bermain di tempat-tempat kotor seperti di tanah
tedapat sejumlah spesies yang ditularkanmelalui tanah dan disebut “Soil Transmitted
Ancylostoma duodenale, dan Trichuris trichiura. Tetapi dalam sehari-hari sering juga
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ascaris lumbricoides
Epidemiologi
Frekuensinya 60- 90%. Di Jakarta, angla infeksi askariasis pada tahun 2000
sekitar 62,2%, dan telah mencapai 74,5% - 80% pada tahun 2008. Kurangnya
sekitar halaman rumah. Tanah liat, kelembaban tinggi dan suhu 25-30 derajat
Cacing jantan berukuran lebih kecil dari cacing betina. Stadium dewasa
hidup di rongga usus kecil. Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak
100.000-200.000 butir sehari. Terdiri atas telur yang dibuahi dan telur tidak
dibuahi. (2,4)
3
Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang menjadi
bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Bentuk infektif tersebut
bila tertelan manusia, menetas diusus halus. Larvanya menembus dinding usus
halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung
dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus masuk alveolus, kemudian naik
ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva menuju faring,
rangsangan tersebut dan larva akan tertelan ke dalam esophagus, lalu menuju
usus halus. Di usus halus larva menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang
tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih 2-3
bulan.(3)
4
Gejala Klinis dan Komplikasi
Gejala yang timbul pada penderita dapat disebakan oleh cacing dewasa
dan larva. Gangguan karena larva biasanya terjadi pada saat berada di paru.
Pada orang yang rentan, terjadi perdarahan kecil di dinding alveolus dan timbul
gangguan pada paru yang disertai batuk, demam, eosinofilia. Pada foto thoraks
terjadinya reaksi alergik yang berat dan pneumonitis dan bahkan dapat
Diagnosis
Selain itu diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik melalui
Pengobatan
Albendazole 400 mg. Oksantel- pirantel pamoat adalah obat yang dapat
5
digunakan untuk infeksi campuran A. lumbricoides dan T. trichiura.
Prognosis
penyakit dapat sembuh sendiri dalam waktu 1.5 tahun. Dengan pengobatan,
6
Epidemiologi
ialah tanah yang gembur dengan suhu optimum untuk N. americanus 28- 32
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus, dengan mulut yang besar
melekat pada mukosa dinding usus. Cacing betina N. americanus tiap hari
Telur dikeluarkan dengan tinja dan setelah menetas dalam waktu 1-1.5
tumbuh menjadi larva filariform, yang dapat menembus kulit dan dapat hidup
Telur cacing tambang yang besarnya 60x40 mikron, berbentuk bujur dan
600 mikron.(3)
7
Daur hidupnya :Telur larva Rabditiform larva Filariform
laring usus halus. Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit.
Gejala Klinis
a. Stadium larva
8
menyebabkan penyakit dengan gejala mual, muntah, iritasi faring,
b. Stadium dewasa
Gejala tergantung pada spesies dan jumlah cacing serta keadaan gizi
duodenale 0,08- 0,34 cc sehari. Pada infeksi kronik atau infeksi berat
Rhabditiform Filariform
9
Diagnosis
Pengobatan
3. Trichuris trichiura
disebut trikuriasis(1)
Epidemiologi
dengan tinja yang mengandung telur cacing T. Trichiura atau disebut juga
cacing cambuk. Telur cacing cambuk tumbuh optimal pada tanah liat, tanah
lembab, dan tanah dengan suhu 30 celcius. Infeksi cacing cambuk terjadi
melalui makanan, minuman, atau tangan kotor yang mengandung telur yang
infektif. (3.4)
10
Morfologi Dan Daur Hidup
Panjang cacing betina kira- kira 5 cm, sedangkan cacing jantan kira-
kira 4 cm. Bagian anterior panjang seperti cambuk, panjangnya kira- kira 3/5
dari panjang seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada
cacing betina bentuknya membulat tumpul. Pada cacing jantan melingkar dan
terdapat satu spikulum. Cacing dewasa hidup di kolon ascenden dan sekum
sesuai, yaitu pada tanah yang lembab dan teduh. Telur matang adalah telur
yang berisi larva dan merupakan bentuk infektif. Cara infeksi langsung bila
secara kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding
telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa, cacing ini
masuk ke usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum.
Jadi cacing ini tidak mempunyai siklus paru. Masa pertumbuhan mulai dari
11
Gejala Klinis dan Komplikasi
kolon asceden. Pada infeksi berat terutama pada anak, cacing tersebar di
seluruh kolon dan rectum. Kadang terlihat di mukosa rectum yang mengalami
Disamping itu dapat terjadi perdarahan. Cacing ini juga mengisap darah
Diagnosis
12
Pengobatan
4. Strongyloides stercoralis
menyebabkan strongiloidiasis.(1)
bersama tinja. Parasit ini mempunyai tiga macam daur hidup: (1)
a. Siklus langsung
13
darah vena, kemudian melalui jantng kanan sampai ke paru. Dari paru parasit
yang mulai menjadi dewasa menembus alveolus masuk ke trakea dan laring.
kemudian sampai di usus halus bagian atas dan menjadi dewasa. Cacing
menjadi cacing jantan dan cacing betina untuk bebas. Bentuk bebas menjadi
rabditiform dalam beberapa hari dapat berubah menjadi larva filariform yang
infektif dan masuk ke dalam hospes baru, atau larva rabditiform tersebut
mengalami fase hidup bebas. Siklus tidak langsung terjadi bila lingkungan
c. Autoinfeksi
mukosa usus atau kulit perianal, maka terjadi daur perkembangan di dalam
14
Gejala Klinis Dan Komplikasi
tertusuk di daerah epigastrium tengah dan tidak menjalar. Bisa ada mual dan
15
Pada pemeriksaan darah mungkin ditemukan eosinofilia atau
Diagnosis
tinja segar, dalam biakan atau dalam aspirasi duodenum. Biakan sekurang-
kurangnya 2x24 jam menghasilkan larva filariform dan cacing dewasa yang
hidup bebas.(1)
Pengobatan
Albendazol 400 mg satu/ dua kali sehari selama tiga hari merupakan
obat pilihan. Mebendazol 100 mg 3 kali sehari selama 2 atau 4 minggu dapat
Prognosis
16
BAB III
KESIMPULAN
Nematoda yang hidup sebagai parasit, merupakan jumlah spesies paling banyak.
Kebanyakan hidup bebas di air tawar, laut serta ada juga yang hidup di lumpur atau tanah
perkebunan.
Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini
Cara penyebaran, nematoda usus dibagi kedalam dua kelompok, yaitu nematoda usus
yang ditularkan melalui tanah soil transmitted heminths yaitu kelompok cacing nematoda
yang membutuhkan tanah untuk pematangan dari bentuk non-infektif menjadi bentuk
infektif.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Setiati, Siti et.al. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam. Interna
Publishing : Jakarta.
2. Sutanto, inge, dkk. 2013. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi Empat. FKUI
4. World Health Organization (WHO), 2009. Report of the WHO Expert Consultation on
http://www.who.int/neglected_diseases/preventive_chemotherapy/WHO_HTM_NTD_PCT_2
011.3.pdf
5. Garcia, H.H., Evans, C.A.W., Nash, T.E., Takayanagui, O.M., White, A.C., Botero, D., et
18