Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kecerdasan bangsa sesuai dengan yang tercantum dalam UUD 1945 alinea
pertama yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa”, hal ini pula seperti yang
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, serta, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara
dan non formal. Pendidikan formal misal sekolah, sedangkan pendidikan non
berkenaan dengan dunia pendidikan tidak lepas dari seorang pendidik dengan
wawasan pengetahuan siswa merupakan suatu cara yang cukup efektif, karena
metode yang digunakan tidak monoton sehingga peserta didik tidak merasa jenuh
peningkatan hasil belajar siswa. Sejak tahun 1993 JILC telah mulai berkiprah di
Makassar, yang jumlah siswanya setiap tahunnya hanya berkisar 500 an siswa ,
seiring dengan perjalannya dari tahun ke tahun hingga saat ini JILC telah
mencapai 10.000an siswa per tahunnya. Tenaga pengajar beserta staff saat ini
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa potensi JILC sebagai salah
beranggapan bahwa pendidikan tidak hanya bersifat formal akan tetapi juga
bersifat non formal, misalnya menuntut ilmu hanya dominan dilakukan di sekolah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
prestasi siswa
sebagai berikut:
Learning
Learning.
learning.
D. Manfaat Penelitian
selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 26 Ayat 5 disebutkan bahwa kursus
kepribadian profesional.
Bimbingan Belajar atau disingkat Bimbel, termasuk salah satu dari berbagai
masyarakat yang membutuhkan yaitu para siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Bimbel adalah suatu lembaga PNF
Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pada pasal 62 tentang pendirian satuan pendidikan.
Dalam ayat disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan nonformal
bimbingan belajar bagi para siswa kelas tiga SMA yang akan mengikuti ujian
belajar merupakan
salah satu usaha jasa disektor pendidikan yang memiliki prospek dimasa datang.
Timbulnya lembaga Bimbel didorong juga oleh adanya peraturan mengenai ujian
besar di pulau Jawa dimana terdapat perguruan tinggi negeri dan swasta yang
terkenal. Program Bimbel ini berkembang lebih jauh dalam arti program
pembelajaran tidak hanya melayani para siswa lulusan SMA yang akan mengikuti
ujian masuk perguruan tinggi, tetapi sudah berkembang menjadi lembaga Bimbel
untuk siswa-siswa SD, SMP dan SMA secara regular, intensif dan private.
Bahkan dalam beberapa tahun terakhir ada Bimbel yang menawarkan program
Dewasa ini, belajar tidak hanya terpacu pada satu metode, melainkan ada
kemampuan atau kesukaran peserta didik untuk menerima materi pembelajaran. Namun
tidak semua metode bisa berpengaruh terhadap cara belajar siswa, misalkan
menggunakan metode ceramah, kebanyakan saat ini siswa merasa bosan jika hanya
mendengarkan penjelasan guru dan cenderung hanya melamun dikelas. Salah satu metode
lain yang menurut peneliti bisa menjadi alternatif dalam suatu pembelajaran adalah
Metode outdoor study merupakan metode dimana guru mengajak siswa belajar
di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk
luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru disisni adalah sebagai
motivator, artinya guru sebagai pembimbing/pemandu agar siswa belajar secara aktif,
menyampaikan pelajaran di luar kelas yang melibatkan siswa secara langsung dengan
pendidikan di luar kelas lebih mengacu pada pengalaman dan pendidikan lingkungan
siswa malas untuk belajar. Apabila siswa telah merasa bosan dengan kegiatan
pembelajaran yang berlangsung, siswa akan memilih bermain Hand Phone (HP)
Mengajar para siswa (peserta didik) di luar kelas memiliki arti penting yang
sangat luas. Bahkan, ini tidak bisa didapatkan di dalam kelas. Kegiatan belajar di
pembelajaran yang memiliki arti penting yang bisa diperoleh para siswa dan para
guru.
Kegiatan belajar para siswa akan lebih menarik dan tidak membosankan, sehingga
motivasi belajar siswa akan lebih tinggi, hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa
dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau penggunaan media konkret,
komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan disekitarnya
serta dapat mengarahkan sikap menghargai alam dan kelestariannya. hal tersebut
merupakan kelebihan - kelebihan dari metode outdoor study menurut Vera (2012 :
28-46).
kendala - kendala tersebut bisa diatasi, kendala - kendala tersebut yakni : para siswa bisa
keluyuran kemana - mana, gangguan konsentrasi, Kurang tepat waktu (waktu akan
tersita), pengelolaan siswa lebih sulit, bisa terserang panas dan dingin. Kendala seperti ini
bisa saja muncul tetapi penanganannya sangat mudah, guru hanya perlu memberikan
mengenai peraturan tata tertib siswa selama di luar kelas, dan guru juga harus pandai
dalam memilih objek belajar. Dengan demikian maka kendala - kendala dalam
menggunakan metode outdoor study dapat di minimalisir menurut Vera (2012 : 47).
Sedangkan menurut Sudjana dan rifai dalam Husamah (2013 : 31) beberapa
kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaannya berkisar pada
teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar, misalnya : Kegiatan belajar kurang
tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga terkesan main - main,
kelemahan ini dapat di atasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan. Ada
kesan guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu
yangcukup lama, kesan ini keliru sebab mempelajari lingkungan bisa dengan cara
mempelajari lingkungan sekitar sekolah seperti kebun sekolah dan taman. Kesan
tersebut mengartikan sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi
di dalam kelas, ia lupa tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar kelas dengan
memiliki banyak sekali kelebihan yang memiliki arti penting agar pendidik bisa
menerapkan metode outdoor study dalam kegiatan pembelajaran, akan tetapi selain
memiliki kelebihan, outdoor study juga memiliki kekurangan dan kendala yang harus
diperhatikan oleh para guru agar melakukan persiapan yang matang sebelum
demikian, tidak ada alasan bagi guru untuk tidak melakukan metode ini.
sekedar karena bosan belajar di dalam kelas ataupun karena merasa jenuh belajar di
ruangan tertutup. Akan tetapi, lebih dari itu, kegiatan belajar di luar kelas memiliki
tujuan - tujuan pokok yang ingin dicapai sesuai dengan cita - cita pendidikan.
Secara umum, menurut Vera (2012 : 21-25) tujuan pendidikan yang ingin
dicapai melalui aktivitas pembelajaran di luar ruangan kelas atau di luar lingkungan
alam terbuka yang sangat berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik
baik dengan alam, serta hidup berdampingan di tengah perbedaan suku, agama,
politik, ras, bahasa, dan lain sebagainya. Memberikan konteks dalam proses
pengenalan berkehidupan sosial dalam tataran praktik (riil) agar dapat mengenalkan
berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pelajaran lebih kreatif, serta
lingkungan.
Meskipun demikian, hal yang harus di ingat adalah dalam rangka mencapai
tujuan - tujuan yang telah disebutkan itu, kegiatan belajar di luar kelas harus di
laksanakan secara formal dan untuk mencapai tujuan - tujuan pokok kegiatan belajar
di luar kelas tersebut, seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam
mengontrol reaksi atau respon anak didik. Artinya, walaupun kegiatan belajar -
mengajar dilaksanakan di luar kelas, guru tetap bertanggung jawab membaca situasi
dan kondisi anak didiknya, membangkitkan atau membangun motivasi siswa terhadap
hal yang akan dipelajari, serta cara untuk menggerakkan tingkah laku, mengarahkan,
dan memperkuat tingkah laku para siswa di luar kelas tanpa mengurangi keseriusan
serampangan. Pengajaran harus tetap memiliki konsep kegiatan yang jelas, sehingga
bisa menjadi acuan utama bagi seorang guru yang mengajar siswa di luar kelas.
Kegiatan metode ini bukan sekedar main - main untuk menyegarkan pikiran dan
Jika dilihat dari sudut pandang dan cita - cita pendidikan, yaitu
setidaknya perlu memuat enam konsep utama, yaitu konsep proses belajar, konsep
aktivitas luar kelas, konsep lingkungan, konsep penelitian, konsep eksperimentasi dan
konsep kekeluargaan. Konsep - konsep itulah yang harus direalisasikan dan di pegang
teguh oleh seorang guru yang mengadakan kegiatan pembelajaran diluar kelas.
luar kelas didasarkan pada proses belajar interdisipliner melalui satu seri aktivitas
menggabungakan antara teori dari sebuah mata pelajaran dengan praktik yang bisa
diperoleh di alam bebas (di luar kelas). Atau, para siswa dituntut belajar antar disiplin
Misalnya, seorang bisa saja memahami tekanan air melalui keteranga di papan tulis
yang dijelaskan oleh guru. Tetapi, pemahaman itu akan bertambah kuat jika guru
siswa. Selain itu, mereka bisa mengalami perkembangan hubungan timbal balik
dengan alam secara sempurna ketika belajar di luar kelas. Jika guru mengajar para
siswa di luar kelas dengan cara meningkatkan kesadaran terhadap hubungan timbal
balik dengan alam, maka metode ini dapat mengubah sikap, sifat, dan perilaku siswa
terhadap alam.
keterampilan dasar, sikap, serta apresiasi terhadap berbagai hal yang ada di alam dan
kehidupan sosial. Untuk menekankan konsep yang kedua ini, seorang guru harus
kata lain mengajar para siswa di luar kelas tidak harus dilakukan secara monoton.
3) Konsep Lingkungan
Konsep lingkungan merujuk pada eksplorasi ekologi sebagai andalan
makhluk hidup yang saling tergantung antara yang satu dengan yang lain serta siswa
4) Konsep Eksperimentasi
lain, guru bertujuan untuk membuktikan sebuah teori yang dipelajari dari buku dan
membuktikan bahwa teori yang dipelajari sesuai dengan kenyataan yang terjadi di
lapangan.
5) Konsep Kekeluargaan
kelas baik dalam berbicara, bersikap, dan raut muka . dengan penekanan konsep
kekeluargaan hubungan antara guru dan siswa layaknya seperti orang tua dan anak
ataupun antar teman dengan tujuan agar siswa tidak merasa sungkan untung
antara guru dan siswa, memudahkan guru untuk mengenali karakter siswa.
pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di
perguruan tinggi identik dengan istilah “social studies” Sapriya (2009: 19). Istilah
IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai
integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan
berbagai isu dan masalah sosial kehidupan Sapriya (2009: 20). Materi IPS untuk
jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan
adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir
2001: 9). Fakih Samlawi & Bunyamin Maftuh (1999: 1) menyatakan bahwa IPS
ilmu sosial disusun melalui pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan
Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat
memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan
nilai, moral dan ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. IPS
masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari
sekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS
berbagai ilmu-ilmu sosial dan humaniora siswa agar berlangsung secara optimal.
Hakikat tujuan mata pelajaran IPS menurut (Chapin, J.R, Messick, R.G.
1992: 5) dalam Ichas Hamid Al-lamri dan Tuti Istianti (2006: 15) dapat
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 67), mata pelajaran IPS
Adapun National Council For The Social Studies (NCSS), sebagai organisasi
para ahli Social Studies menjadi sumber rujukan selama ini merumuskan tujuan
pelajarannya digali dan diseleksi berdasar sejarah dan ilmu sosial, serta dalam
banyak hal termasuk humaniora dan sains dalam Ichas Hamid Al-lamri dan Tuti
dan saling melengkapi. Ichas Hamid Al-lamri dan Tuti Istianti (2006: 15)
dari penelitian ini agar para siswa dapat memiliki pengetahuan dan wawasan
tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan
telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, maka dapat peneliti simpulkan
bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang
Definisi kata pembelajaran dan definisi kata IPS seperti yang telah
adalah suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik untuk
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dapat disimpulkan dari uraian pendapat para ahli tentang pengertian PTK
diatas, bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu langkah yang
dilakukan oleh peneliti atau oleh guru dalam mengatasi masalah dikelas
khususnya dalam pembelajaran
Peneliti menggunakan metode ini dengan alasan karena metode penelitian ini
sangat tepat jika digunakan untuk meneyelesaikan masalah yang timbul di dalam
kelas, karena (PTK) sangat relevan dengan kebutuhan mengatasi maslaah dikelas.
Langkah-langkah PTK secara garis besar adalah perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
B. Desain penelitian
1. Perencanaan (Planning)
4. Tahap Refleksi
Kegiatan akhir dari rangkaian kegiatan PTK adalah tahap refleksi. Refleksi
dilaksanakan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari tindakan yang telah dilaksanakan. Kegiatan reflelksi
ini memberikan kemudahan untuk melakukan perubahan atau perbaikan pada
tindakan berikutnya.
2. Objek Penelitian
a. Observasi
Nawawi (dalam Dadang Iskandar dan Narsim, 2015, hlm. 50) menyatakan
bahwa studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melaui peninggalan
tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai dalil yang
berhubungan dengan masalah dengan masalah pendidikan.
2. Instrumen Penelitian
Pada penelitin ini data yang akan dicari adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Adapun cara pengumpulan dan pengambilan data yaitu dengan cara
pemberian tes yang kan diberikan setiap akhir siklus. Instrument-instrumen yang
akan digunakan dalam peneitian ini adalah sebagai berikut:
b. Wawancara
c. Kuesioner (Angket)
Angket ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan respon belajar
siswa pada saat pembelajaran. Angket ini diberikan sebelum menggunakan model
pembelajaran Outdoor learning dan sesudah menggunakan model Outdoor
learning, sehingga didapatkan perbandingan antar aktivitas belajar awal dengan
aktivitas belajar siswa setelah menerapkan model Outdoor learning.
c. Tes (Pretest dan Postest)
Soal tes ini diberikan secara individu pada setiap akhir pembelajaran guna
mengetahui peningkatan pemahaman siswa mengenai materi tentang wujud
benda dan cirinya setelah menggunakan model Outdoor learning.
d. Wawancara
3. Teknik analisis data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data,
kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu
merangkainya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data
tersebut disusun dan diklasifikasikan, kemudian disajikan, dimaksud, dan terakhir
diperiksa keabsahannya.
1. Menganalisis perolehan data penilaian RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rancangan kegiatan-
kegiatan poses pembelajaran yang disusun oleh guru secara sistematis sesuai
deengan model Outdoor learning yang digunakan. Data yang diperoleh dari hasil
penilaian RPP dapat dianalisis dengan cara pengolahan data hasil penilaian RPP
dari mulai siklus I,II dan III diolah sesuai dengan skor yang diperoleh dari
kesesuaian peneliti merancang kegiatan pembelajaran yang sistematis dengan
menggunakan model Outdoor learning menghitung penilaian RPP menggunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan:
X = Rata-rata
x = Skor
n = Banyak data/jumlah siswa
keterangan kriteria keberhasilan kelas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kriteria Keberhasilan Rata-rata Kelas
No Rentang Nilai Nilai Keterangan
1 85-100 A Sangat Baik
2 70-84 B Baik
3 55-69 C Sedang
4 40-54 D Kurang
5 <40 E Sangat Kurang
Keterangan :
Jumlah skor yang diperoleh dari penilaian pelaksanaan pembelajaran guru
adalah jumlah skor yang diperoleh dari indicator 1 sampai dengan indicator 15.
Skor total adalah perkalian dari banyaknya kriteria dengan skor tertinggi. Pada
contoh ini, total skor 15 x 5 = 75
4. Menganalisis Kriteria Aktivitas Siswa
Keterangan :
X = Rata-rata
x = Skor
n = Banyak data/jumlah siswa
5. Menganalisis Kriteria Aktivitas Guru
Keterangan :
X = Rata-rata
x = Skor
n = Banyak data/jumlah siswa
E. Prosedur penelitian
Pada tahap ini terdiri dari 3 siklus yang masing-masing siklusnya terdiri
dari atas perencnaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam pelaksanaan
tindakan ini. Peneliti menentukan tiga suklus. Siklus ke satu dimaksudkan untuk
melaksanakan rencana penelitian awal. Sedangkan siklus kedua dilaksanakan
apabila siklus pertama perlu diadakannya perbaikan, jika belum berhasil maka
dilanjutkan pada siklus tiga.
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Selesai
1. Perencanaan
Dalan tahap ini peneliti menyusun rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Rencana dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan setiap
tindakannya agar mencapai hasil yang maksimal.
Tahap-tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a) Permintaan izin kepada kepala sekolah beserta guru-guru SDN Komplek
Karang Taruna Sari agar penelitian ini dapat berjalan lancar.
b) Observasi dan wawancara untuk mengetahui gambaran awal tentang kondisi
pembelajaran sebelumnya.
c) Mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran yang
terjadi sebelumnya, agar mendapat solusi terhadap pembelajaran selanjutnya.
d) Mempersiapkan untuk kegiatan pembelajaran terlebih dahulu misalnya
membuat silabus tema indahnya kebersamaaan subtema keberagaman budaya
bangsaku,menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai.
e) dengan sintak model pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti yaitu
disvovery learning
f) Menyiapkan materi, bahan ajar , dan media pembelajaran yang akan
digunakan dalam pelaksanaan penelitian.
g) Mendesain instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan
data tentang hasil belajar, aktivitas siswa, aktivitas guru, pandangan guru
kelas terhadap pembelajaran dengan menggunakan model yang diterapkan
oleh peneliti yaitu model Outdoor learning
2.2Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan pretest pada siswa
b. Melaksanakan observasi, dimana mengimplementasikan
c. pembelajaran dengan model Outdoor learning
d. Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), peneliti meminta guru
untuk mengobservasi, guna mengisi lembar observasi yang telah
dipersiapkan peneliti.
e. Melakuan postest pada siswa.