You are on page 1of 15

ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS), ANGKA PARTISIPASI KASAR

(APK) DAN ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)


KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
(Tugas Kelompok Mata Kuliah Kurikulum dan Inovasi Pendidikan)

Oleh
Angga Wijaya
1823031007

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN IPS


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Kurikulum dan Inovasi Pendidikan”

Kami telah menyusun makalah ini dengan semaksimal mungkin. Namun tentunya
sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan sebagai perbaikan yang
akan datang.

Bandar Lampung,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kabupaten Tulang Bawang Barat .............................................. 3
2.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS)
di Kabupaten Tulang Bawang Barat ............................................ 5
2.3 Angka Partisipasi Kasar (APK)
di Kabupaten Tulang Bawang Barat .............................................. 7
2.4 Angka Partisipasi Murni (APM)
di Kabupaten Tulang Bawang Barat…………………………….. 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................... 11
3.2 Saran ........................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh sumber daya manusia


yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas
SDM tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus terus
diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada
penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan
kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Untuk mengetahui seberapa banyak
penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari persentase
penduduk menurut partisipasi sekolah. Untuk melihat partisipasi sekolah dalam
suatu wilayah biasa dikenal beberapa indikator untuk mengetahuinya, antara lain:
Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), serta Angka
Partisipasi Murni (APM).

Pembangunan pendidikan di Indonesia telah menunjukkan keberhasilan yang


cukup besar. Hal ini terlihat dari meningkatnya partisipasi sekolah dasar dari 41
persen pada tahun 1968 menjadi 94 persen pada tahun 1996, sedangkan partisipasi
sekolah tingkat SMP meningkat dari 62 persen tahun 1993 menjadi 80 persen
tahun 2002.

Tetapi dibalik keberhasilan program-program tersebut, terdapat berbagai


fenomena dalam sektor pendidikan. Sebagai contoh yaitu adanya kasus tinggal
kelas, terlambat masuk sekolah dasar dan ketidakmampuan untuk meneruskan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

1
2

Pemerintah menggunakan angka partisipasi sekolah dalam menilai kesuksesan


program wajib belajar karena pada umumnya terdapat dua ukuran partisipasi
sekolah yang utama, yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi
Murni (APM). Keduanya mengukur penyerapan penduduk usia sekolah oleh
sektor pendidikan. Perbedaannya adalah penggunaan kelompok usia “standar” di
setiap jenjang pendidikan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Tulang
Bawang Barat?
2. Bagaimanakah Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Bawang Barat?
3. Bagaimanakah Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Bawang Barat?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui:
1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2. Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
3. Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kabupaten Tulang Bawang Barat

Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan sebuah kabupaten yang ada


di Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan hasil
pemekaran Kabupaten Tulang Bawang , yang disahkan berdasarkan Undang-
undang Nomor 50 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang
Barat Provinsi Lampung (tercatat dalam Lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor : 231, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia
Nomor : 5364). Tulang Bawang Barat diresmikan sebagai kabupaten baru
diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto pada tanggal 26
November 2008.

3
4

Secara geografis, Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di selatan Garis


Khatulistiwa yaitu pada koordinat : 4°, 10′, 0″ – 04º, 42′, 0″ Lintang Selatan dan
104º, 55′, 0″ – 105º , 10′, 0″ Bujur Timur. Kabupaten Tulang Bawang Barat
memiliki luas 1.201,15 Ha atau 8,39% dari luas wilayah Provinsi Lampung.

Sesuai dengan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2008 tentang Pembentukan


Kabupaten Tulang Bawang Barat di Provinsi Lampung, ditetapkan bahwa ibukota
Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah Panaragan Jaya. Pemilihan ibu kota
Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan solusi dalam hal pemerataan
pembangunan, dikarenakan lokasinya cukup strategis berada di pusat kota. Secara
administratif, wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat terdiri dari 8 kecamatan
dan 93 pekon (desa) dan 3 kelurahan.

Utara : Mesuji Timur, Way Serdang, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir
(Sumatera Selatan)

Selatan : Abung Surakarta dan Muara Sungkai (Lampung Utara), dan


Terusan Nunyai (Lampung Tengah)

Barat : Negara Batin, Pakuan Ratu, dan Negeri Batin (Way Kanan)
Timur : Banjar Agung, Banjar Margo, dan Menggala (Tulang
Bawang)

Luas masing-masing kecamatan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel


berikut :

Tabel 1. Luas Wilayah Tiap Kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat

Luas Wilayah Jumlah


No Kecamatan
Ha % Pekon/Kelurahan

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Tulang Bawang 27,493.45 22,89 15


Tengah

2. Tumijajar 13,321.75 11.09 9

4
5

3. Tulang Bawang 23,735.05 19,76 9


Udik
4. Pagar Dewa 9,965.00 8,30 6

5. Way Kenanga 7,648.00 6.37 7

6. Lambu Kibang 10,982.25 9,14 9

7. Gunung Agung 12,764.00 10,63 14

8. Gunung Terang 14,191.00 11,82 11

Total 120,100 100 80


Sumber :Wikipedia.TulangBawangBarat. https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten
Tulang_Bawang_Barat. (Online). (diakses pada 29 November 2018).

2.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Tulang Bawang Barat


Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan
terhadap penduduk usia sekolah. APS merupakan indikator dasar yang digunakan
untuk melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk
usia sekolah. Semakin tinggi Angka Partisipasi Sekolah semakin besar jumlah
penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan. Namun demikian
meningkatnya APS tidak selalu dapat diartikan sebagai meningkatnya pemerataan
kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.

Rumus:
a. APS (7-12) = {(Jumlah penduduk berumur 7-12 tahun yang masih sekolah:
Jumlah penduduk umur 7─12 tahun) X 100 }
b. APS(13-15) = {(Jumlah penduduk berumur 13-15 tahun yang masih
sekolah: Jumlah penduduk umur 13-15 tahun) X 100}
c. APS (16-18)= {(Jumlah penduduk berumur 16-18 tahun yang masih
sekolah: Jumlah penduduk umur 16-18 tahun) X 100}

5
6

Tabel 2. Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun


2016
No. Kelompok Umur Angka Partisipasi Sekolah (APS)
1 7-12 Tahun 100
2 13-15 tahun 94,05
3 16-18 Tahun 73,95
4 19-24 Tahun 17,02
Sumber : Roadmap Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi
Lampung

Diagram Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Tulang Bawang Barat


Tahun 2016

Angka Partisipasi Sekolah (APS)


Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun
2016

6%
26% 35%
7-12

33% 13-15
16-18
19-24

Capaian APS Kabupaten Tulang Bawang Barat cukup tinggi pada tingkat usia 7-
12 tahun mencapai angka 100 persen. Artinya, seluruh penduduk pada usia 7-12 tahun
bersekolah. Adapun pada tingkat usia 19-24 tahun memiliki APS yang rendah
yakni 17,02. Pada Tabel 1 mengenai angka partisipasi sekolah Kabupaten Tulang
Bawang Barat 2016 mengindikasikan bahwa 68% penduduk usia 7-24 tahun
menempuh pendidikan pada jenjang lanjutan/menengah pertama.

6
7

Jika diteliti lebih lanjut, rendahnya APS Kabupaten Tulang Bawang Barat pada
jenjang pendidikan menengah pertama maupun menengah atas lebih disebabkan
pada faktor motivasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan. Jarak sekolah dan
biaya pendukung pendidikan merupakan dua faktor utama yang diduga menjadi
penyebab rendahnya minat penduduk untuk melanjutkan pendidikan.

2.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Tulang Bawang Barat


Angka Partisipasi Kasar (APK), menunjukkkan partisipasi penduduk yang sedang
mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Angka Partisipasi
Kasar (APK) merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah
pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk
usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut.

APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan


yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk
untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana
untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang
pendidikan.

Nilai APK bisa lebih dari 100%. Hal ini disebabkan karena populasi murid yang
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak berusia di luar batas
usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Sebagai contoh, banyak
anak-anak usia diatas 12 tahun, tetapi masih sekolah di tingkat SD atau juga
banyak anak-anak yang belum berusia 7 tahun tetapi telah masuk SD.

Adanya siswa dengan usia lebih tua dibanding usia standar di jenjang pendidikan
tertentu menunjukkan terjadinya kasus tinggal kelas atau terlambat masuk
sekolah. Sebaliknya, siswa yang lebih muda dibanding usia standar yang duduk di
suatu jenjang pendidikan menunjukkan siswa tersebut masuk sekolah di usia yang
lebih muda.

7
8

Rumus:
a. APK SD = {(Jumlah penduduk yang sekolah di SD : Jumlah penduduk
umur 7─12 tahun) X 100}
b. APK SLTP = {(Jumlah penduduk yang sekolah di SLTP :Jumlah
penduduk umur 13─15 tahun) X 100}
c. APK SLTA = {(Jumlah penduduk yang sekolah di SLTA :Jumlah
penduduk umur 16─18 tahun) X 100}

Angka Partisipasi Kasar (APK) kabupaten Tulang Bawang Barat lebih jelas
terlihat dalam tabel dan diagram berikut :.
Diagram Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tahun 2010 – 2017

120
100
80
60 SD
40 SMP
20 SMA
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Tabel 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Tulang Bawang Barat


Tahun 2010 – 2017

TAHUN SD SMP SMA


2010 96.39 80.02 51.86
2011 95.89 95.26 48.22
2012 96.54 95.81 51.69
2013 94.25 72.81 59.85
2014 92.12 82.83 60.37
2015 91.76 82.21 60.74
2016 90.97 82.98 65.68
2017 90.62 83.14 71.91
Sumber : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

8
9

APK yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah, tanpa


memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya. Jika nilai
APK mendekati atau lebih dari 100 persen menunjukkan bahwa ada penduduk
yang sekolah belum mencukupi umur dan atau melebihi umur yang seharusnya.
Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu menampung
penduduk usia sekolah lebih dari target yang sesungguhnya.

2.4 Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Tulang Bawang Barat

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok
usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai
dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang
bersangkutan Bila APK digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk
usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu jenjang
pendidikan tertentu tanpa melihat berapa usianya, maka Angka Partisipasi Murni
(APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu.

Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan
mencapai nilai 100. Secara umum, nilai APM akan selalu lebih rendah dari APK
karena nilai APK mencakup anak diluar usia sekolah pada jenjang pendidikan
yang bersangkutan. Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa
yang terlambat atau terlalu cepat bersekolah. Keterbatasan APM adalah
kemungkinan adanya under estimate karena adanya siswa diluar kelompok usia
yang standar di tingkat pendidikan tertentu. Contoh: Seorang anak usia 6 tahun
bersekolah di SD kelas 1 tidak akan masuk dalam penghitungan APM karena
usianya lebih rendah dibanding kelompok usia standar SD yaitu 7-12 tahun.
Rumus:

a. APM SD = {(Jumlah penduduk umur 7─12 yang sekolah di SD :Jumlah


penduduk umur 7─12 tahun) X 100}
b. APM SLTP = {(Jumlah penduduk umur 13─15 yang sekolah di SLTP:
Jumlah penduduk umur 13─15 tahun) X 100}
c. APM SLTA = {( Jumlah penduduk umur 16─18 yang sekolah di SLTA:
Jumlah penduduk umur 16─18 tahun) X 100}

9
10

APM menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat
memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang pendidikannya. Jika APM
= 100, berarti seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu.

Angka Partisipasi Murni (APM) kabupaten Tulang Bawang Barat lebih jelas
terlihat dalam table dan diagram berikut.

Diagram Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Tulang Bawang Barat


Tahun 2010 – 2017

100

80

60
SD
40
SMP
20 SMA
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Tabel 4. Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Tulang Bawang Barat


Tahun 2010 – 2017

TAHUN SD SMP SMA


2010 81.92 64.74 33.84
2011 80.33 77.36 42.8
2012 80.43 77.55 43.16
2013 77.29 54.95 45.7
2014 80.2 66.14 45.52
2015 79.92 66.11 47.96
2016 79.47 63.07 51.29
2017 79.68 61.98 52.94
Sumber : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

10
11

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Penduduk di Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagian besar menempuh
pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah/lanjutan. sedangkan minat
penduduk untuk terus melanjutkan pendidikan selalu mengalami penurunan dari
jenjang ke jenjang. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Tulang Bawang
Barat kesadaran atau motivasi untuk terus menempuh pendidikan sebatas pada
sekolah menengah/lanjutan. Penurunan minat bersekolah dimungkinkan karena
faktor motivasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan. Jarak sekolah dan biaya
pendukung pendidikan merupakan dua faktor utama yang diduga menjadi
penyebab rendahnya minat penduduk untuk melanjutkan pendidikan.

3.2 Saran
Diharapkan pemerintah dapat membuat kebijakan yang tadinya pendidikan wajib
9 tahun menjadi 12 tahun sehingga kualitas penduduk di Kabupaten Tulang
Bawang Barat dapat lebih baik.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. APK APM Provinsi Lampung


http://apkapm.data.kemdikbud.go.id/ diakses pada 29 November 2018 pukul
20.01

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Lampung. 2018. Roadmap


Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Lampung. Katalog. 72
hlm

Wikipedia. Tulang Bawang Barat. https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten


_Tulang_Bawang_Barat. (Online). (diakses pada 29 November 2018).

12

You might also like