Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Angga Wijaya
1823031007
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Kurikulum dan Inovasi Pendidikan”
Kami telah menyusun makalah ini dengan semaksimal mungkin. Namun tentunya
sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan sebagai perbaikan yang
akan datang.
Bandar Lampung,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kabupaten Tulang Bawang Barat .............................................. 3
2.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS)
di Kabupaten Tulang Bawang Barat ............................................ 5
2.3 Angka Partisipasi Kasar (APK)
di Kabupaten Tulang Bawang Barat .............................................. 7
2.4 Angka Partisipasi Murni (APM)
di Kabupaten Tulang Bawang Barat…………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui:
1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2. Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
3. Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Utara : Mesuji Timur, Way Serdang, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir
(Sumatera Selatan)
Barat : Negara Batin, Pakuan Ratu, dan Negeri Batin (Way Kanan)
Timur : Banjar Agung, Banjar Margo, dan Menggala (Tulang
Bawang)
4
5
Rumus:
a. APS (7-12) = {(Jumlah penduduk berumur 7-12 tahun yang masih sekolah:
Jumlah penduduk umur 7─12 tahun) X 100 }
b. APS(13-15) = {(Jumlah penduduk berumur 13-15 tahun yang masih
sekolah: Jumlah penduduk umur 13-15 tahun) X 100}
c. APS (16-18)= {(Jumlah penduduk berumur 16-18 tahun yang masih
sekolah: Jumlah penduduk umur 16-18 tahun) X 100}
5
6
6%
26% 35%
7-12
33% 13-15
16-18
19-24
Capaian APS Kabupaten Tulang Bawang Barat cukup tinggi pada tingkat usia 7-
12 tahun mencapai angka 100 persen. Artinya, seluruh penduduk pada usia 7-12 tahun
bersekolah. Adapun pada tingkat usia 19-24 tahun memiliki APS yang rendah
yakni 17,02. Pada Tabel 1 mengenai angka partisipasi sekolah Kabupaten Tulang
Bawang Barat 2016 mengindikasikan bahwa 68% penduduk usia 7-24 tahun
menempuh pendidikan pada jenjang lanjutan/menengah pertama.
6
7
Jika diteliti lebih lanjut, rendahnya APS Kabupaten Tulang Bawang Barat pada
jenjang pendidikan menengah pertama maupun menengah atas lebih disebabkan
pada faktor motivasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan. Jarak sekolah dan
biaya pendukung pendidikan merupakan dua faktor utama yang diduga menjadi
penyebab rendahnya minat penduduk untuk melanjutkan pendidikan.
Nilai APK bisa lebih dari 100%. Hal ini disebabkan karena populasi murid yang
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak berusia di luar batas
usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Sebagai contoh, banyak
anak-anak usia diatas 12 tahun, tetapi masih sekolah di tingkat SD atau juga
banyak anak-anak yang belum berusia 7 tahun tetapi telah masuk SD.
Adanya siswa dengan usia lebih tua dibanding usia standar di jenjang pendidikan
tertentu menunjukkan terjadinya kasus tinggal kelas atau terlambat masuk
sekolah. Sebaliknya, siswa yang lebih muda dibanding usia standar yang duduk di
suatu jenjang pendidikan menunjukkan siswa tersebut masuk sekolah di usia yang
lebih muda.
7
8
Rumus:
a. APK SD = {(Jumlah penduduk yang sekolah di SD : Jumlah penduduk
umur 7─12 tahun) X 100}
b. APK SLTP = {(Jumlah penduduk yang sekolah di SLTP :Jumlah
penduduk umur 13─15 tahun) X 100}
c. APK SLTA = {(Jumlah penduduk yang sekolah di SLTA :Jumlah
penduduk umur 16─18 tahun) X 100}
Angka Partisipasi Kasar (APK) kabupaten Tulang Bawang Barat lebih jelas
terlihat dalam tabel dan diagram berikut :.
Diagram Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tahun 2010 – 2017
120
100
80
60 SD
40 SMP
20 SMA
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
8
9
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok
usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai
dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang
bersangkutan Bila APK digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk
usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu jenjang
pendidikan tertentu tanpa melihat berapa usianya, maka Angka Partisipasi Murni
(APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu.
Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan
mencapai nilai 100. Secara umum, nilai APM akan selalu lebih rendah dari APK
karena nilai APK mencakup anak diluar usia sekolah pada jenjang pendidikan
yang bersangkutan. Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa
yang terlambat atau terlalu cepat bersekolah. Keterbatasan APM adalah
kemungkinan adanya under estimate karena adanya siswa diluar kelompok usia
yang standar di tingkat pendidikan tertentu. Contoh: Seorang anak usia 6 tahun
bersekolah di SD kelas 1 tidak akan masuk dalam penghitungan APM karena
usianya lebih rendah dibanding kelompok usia standar SD yaitu 7-12 tahun.
Rumus:
9
10
APM menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat
memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang pendidikannya. Jika APM
= 100, berarti seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu.
Angka Partisipasi Murni (APM) kabupaten Tulang Bawang Barat lebih jelas
terlihat dalam table dan diagram berikut.
100
80
60
SD
40
SMP
20 SMA
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
10
11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Penduduk di Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagian besar menempuh
pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah/lanjutan. sedangkan minat
penduduk untuk terus melanjutkan pendidikan selalu mengalami penurunan dari
jenjang ke jenjang. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Tulang Bawang
Barat kesadaran atau motivasi untuk terus menempuh pendidikan sebatas pada
sekolah menengah/lanjutan. Penurunan minat bersekolah dimungkinkan karena
faktor motivasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan. Jarak sekolah dan biaya
pendukung pendidikan merupakan dua faktor utama yang diduga menjadi
penyebab rendahnya minat penduduk untuk melanjutkan pendidikan.
3.2 Saran
Diharapkan pemerintah dapat membuat kebijakan yang tadinya pendidikan wajib
9 tahun menjadi 12 tahun sehingga kualitas penduduk di Kabupaten Tulang
Bawang Barat dapat lebih baik.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
12