Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
1112101000049
JAKARTA
2017 M / 1438 H
i
ii
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Skripsi, Maret 2017
Widyanfri Wira Pratama Saputri, NIM: 1112101000049
ABSTRAK
iv
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
ABSTRACT
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Personal
Nama Lengkap : Widyanfri Wira Pratama Saputri
TTL : Sukabumi, 26 Juli 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Asal : Kampung Tenjoayu RT/RW 04/02 Desa Tenjoayu
Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat
43359
Alamat Sekarang : Jalan Tarumanegara Gang Jati No.22 RT/RW 001/09
Kelurahan Cirendeu Kecamatan Ciputat Timur-Tangerang
Selatan-Banten 15412
Telepon : 089657733226
Email : widyanfriwps26079@gmail.com
Riwayat Pendidikan
2012 – sekarang : Kesehatan Masyarakat – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2009 – 2012 : SMA Negeri 1 Cibadak
2007 – 2009 : SMP Negeri 1 Cicurug
2001 – 2006 : SD Negeri Tenjoayu
Madrasah Diniah An-nimah
Pengalaman organisasi
2007 – 2008 : Anggota Paskibra SMP Negeri 1 Cicurug
2008 – 2009 : Bendahara Umum Majelis Perwakilan Kelas (MPK)
SMPN 1 Cicurug
2009 – 2010 : Staff Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMAN 1 Cibadak
2010 – 2011 : Sekretaris Umum Majelis Perwakilan Kelas (MPK)
SMAN 1 Cibadak
2012 – 2013 : Staff Departemen Event Organizer (EO) BEM Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta
2013 2014 : Staff Departemen Kemasiswaan BEM Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta
2014 : Wakil Ketua Panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kebangsaan (OPAK) BEM Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Jakarta
2014 - 2015 : Staff Departemen Sains – Forum Studi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (FSK3)
2014 – 2015 : Ketua Divisi Kemahasiswaan BEM Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta
2015 – 2016 : Staff Human Resources Development (HRD) Forum
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (FSK3)
2016 : Divisi acara Gerakan Masyarakat (GEMAS) VI Dream
Delion
2016 – sekarang : Administrasi Umum Situ Gintung Jogging Club (SGJC)
Pengalaman Karir, Pelatihan dan Prestasi
2013 : Miss Hijabers Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
2013 : Workshop “Safety in The Process Industries” oleh Fairuz
Artha Sejahtera Safety and Health Occupational Company
vi
2013 : Penyuluhan pada Siswa SD Yapissa
2014 : Guru PAUD Anni’mah
2014 : Orientasi Kerja di P2K3 PT. Afix Kogyo Indonesia
2014 : Pelatihan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Berdasarkan PP.50 Tahun 2012 dan OHSAS
18001
2014 : Workshop “Egonomics in The Workplace” oleh Fairuz Artha
Sejahtera Safety and Health Occupational Company
2015 : Pelatihan Lifting Crane
2015 : Workshop “Management of Fire Safety” oleh Fairuz Artha
Sejahtera Safety and Health Occupational Company
2016 : Workshop “Penanganan Penyakit Akibat Kerja” HSEI
Regional Tangerang
2016 : Guru Private Siswa SMA
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’ailaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Gambaran Kejadian Burnout Berdasarkan Faktor Determinannya pada Pekerja
Gudang dan Lapangan PT. Multi Terminal Indonesia Tahun 2017”. Sholawat serta
salam tercurah limpah pada junjungan nabi kita Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang penuh dengan
keilmuan seperti saat ini.
1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, serta Nabi Muhammad SAW yang
menjadi sumber petunjuk yang utama
2. Kedua orang tua tercinta, ayah Agus Supriatna dan Mama Cahyani yang telah
memberikan dukungan, kasih sayang, doa dan semangat yang telah diberikan
yang sangat luar biasa membantu dan terus mendorong disetiap mimpi dan
harapan peneliti.
3. Dede Wafa Zakiyanfri dan ade Zahra Triyanfri (Yanfri sister’s) yang
memberikan dukungan dan kalimat motivasi berupa “teteh kapan wisudanya?
Dede sama ade mau cepet-cepet ke wisudaan teteh” kepada peneliti.
4. Keluarga besar kakek alm. H. Uca Suarca dan alm. Naita Rosita, dan H. Tasik
dan Hj. Sarah yang selalu memberikan dukungan materi maupun moril kepada
peneliti.
viii
5. Ibu Dr. Iting Shofwati, ST., M.KKK., dan Siti Rahmah Hidayatullah Lubis,
S.KM., M.KKK. Selaku pembimbing yang secara bijaksana memberikan
bimbingan, nasihat serta waktunya selama penyusunan skripsi
6. Ibu Fajar Arianti, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
pada dosen Kesehatan Masyarakat atas semua ilmu dan bimbingan moral yang
telah diberikan.
7. Nur Najmi Laila, S.KM. M.KKK selaku laboran HOC FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia meluangkan waktunya dan bantuannya
selama proses pengambilan data dan penyusunan skripsi.
8. Kepada Direksi dan seluruh karyawan Kantor PT. Multi Terminal Indonesia
yang telah memberikan izin dan pengalaman selama peneliti berada disana.
9. Kepada ”seseorang” yang telah menyumbangkan waktu dan tenanganya untuk
membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan penelitian.
10. Keluarga kecil “CIBENG” (Cory, Silmi, Astrid, Ofin, Cesil, Rico, Nova Rizki,
Alviral, Tyo, Agin, Nizar, Tsabit) sebagai sahabat peneliti yang telah
memberikan dukungan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Keluarga besar “Katiguys 2012” teman sekelas dan seperjuangan yang terdiri
dari 16 wanita tangguh dan 8 lelaki perkasa, Kelas B dan seluruh mahasiswa
Jurusan Kesehatan Masyarakat, yang selalu memberikan semangat kepada
penulis untuk dapat menyelesaikan penelitian ini.
Demikian yang dapat peneliti sampaikan. Peneliti juga menyadari bahwa
dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat dijadikan perbaikan kedepannya. Semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu keselamatan dan kesehatan kerja juga
bermanfaat bagi seluruh pembacanya, aamiin. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Ciputat, Maret 2017
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN………………………………………………….i
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................................. iv
ABSTRACT .............................................................................................................. vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv
DAFTAR ISTILAH ................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
BAB II ....................................................................................................................... 10
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 10
2.1 Burnout....................................................................................................... 10
x
2.1.1 Definisi Burnout ............................................................................... 10
xi
5.1.2 Visi dan Misi PT. Multi Terminal Indonesia ................................... 68
5.2 Gambaran Kejadian Burnout pada Pekerja Gudang dan Lapangan PT. Multi
Terminal Indonesia Tahun 2017................................................................ 70
6.2 Burnout....................................................................................................... 81
xii
7.2 Saran........................................................................................................... 99
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kategori Burnout pada Pekerja Gudang dan
Lapangan PT. Multi Terminal Indonesia Tahun 2017..................... 70
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Faktor Determinan pada Pekerja Gudang dan
Lapangan PT. Multi Terminal Indonesia Tahun 2017..................... 70
Tabel 5.4 Gambaran Burnout Kategori Kelelahan Berdasarkan Faktor
Determinannya pada Pekerja Gudang dan Lapangan PT. Multi
Terminal Indonesia Tahun 2017...................................................... 73
Tabel 5.5 Gambaran Burnout Kategori Sinis Berdasarkan Faktor
Determinannya pada Pekerja Gudang dan Lapangan PT. Multi
Terminal Indonesia Tahun 2017................................................... 76
Tabel 5.6 Gambaran Burnout Kategori Professional Eficacy Berdasarkan
Faktor Determinannya pada Pekerja Gudang dan Lapangan PT.
Multi Terminal Indonesia Tahun 2017........................................... 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Burnout (Kaitan Stress, Coping dan Burnout) ..................... 15
Gambar 5.1 Struktur Organisasi PT. Multi Terminal Indonesia Cabang Jakarta. 69
xv
DAFTAR ISTILAH
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 Hasil Observasi Beban Kerja pada Pekerja Gudang dan Lapangan PT.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan mental kini menjadi masalah besar didunia, seperti yang dilansir
dari Huffington Post dalam CNN indonesia (2016) diprediksi sekitar 85% masalah
atau kondisi mental pekerja di Amerika tidak terdiagnosa ataupun tidak mendapat
Sinambela (2016) kesehatan mental yang dialami oleh pekerja dapat dibagi menjadi
dua yaitu kesehatan pekerja berupa stres kerja dan kejenuhan kerja atau dalam
istilah lain burnout. Burnout adalah ekspresi dari situasi kehabisan energi
(kelelahan fisik, mental dan emosional), motivasi atau inisiatif yang menunjukkan
perubahan sikap dan perilaku seseorang dalam menghadapi tuntutan, serta frustasi
2008).
Menurut George (2006) burnout memiliki gejala kelelahan fisik seperti sakit
kepala, mual, muntah, susah tidur, mengalami perubahan pola makan, yang
diekspresikan dengan kurang bergairah dalam bekerja dan lebih banyak melakukan
kesalahan. Selain kelelahan fisik, kelelahan mental seperti sinis terhadap orang lain,
berpikir negatif terhadap orang lain, cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan
dan orang lain, umumnya diekspresikan dengan sikap mudah curiga dan
1
gejala seperti depresi perasaan tidak berdaya, mudah putus asa, merasa tersiksa
lingkungan yang penuh stres di tempat kerja mereka. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Madnawat dan Pankaj (2012) dari 170 manajer manufaktur di India
kepribadian merupakan sebagai predictor burnout. selain itu juga Norlund (2010)
menyatakan bahwa prevalensi tingkat burnout di Swedia Utara yang tinggi 13%
terjadi pada pekerja wanita dibanding dengan pekerja pria. Olliveira, dkk (2016)
terdapat pekerja di penjara dan agen mengawasan secara signifikan lebih rendah
penelitian pada karyawan CV. Ina Karya Jaya di klaten yang merupakan salah satu
perusahaan manufaktur, didapat bahwa rerata empirik burnout sebesar 40,93 dan
Burnout dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu seperti faktor demografi
(Ziaei, 2015), locus of control (Triwijayanti, 2016), lingkungan kerja (Sari, 2014),
job Demand (Putra dan Mulyadi, 2010) (Fajriani dan Septiani, 2015) Selain itu juga
2
dkk., 2008), rotasi kerja dan perubahan pekerjaan terus meningkat, menurunnya
tergolong dalam kecelakaan berat. Burnout menimbulkan insiden, baik itu unsafe
terhadap kejadian burnout pada setiap pekerjanya. Banyak peneliti yang melakukan
penelitian burnout terhadap pelayan kesehatan (dokter, bidan, perawat dan lain-lain),
pelayan pendidikan (guru dan dosen), serta pelayanan masyarakat lainnya (Widhi,
bongkar muat masih belum dilakukan maka dari itu peneliti ingin melakukan
pelayanan bongkar muat barang yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok. Gudang
ini memiliki fungsi sebagai gudang domestic dan ocean going barang-barang yang di
bongkar dari kapal akan masuk kedalam gudang CDC Banda untuk kemudian di
akhirnya di ambil oleh pemilik barang. CDC Banda memiliki empat divisi yaitu FF
dan Logistic terdapat 35 pekerja, Gudang dan lapangan terdapat 108 pekerja,
3
Pelayanan Pelanggan terdapat 8 pekerja, Keuangan,SDM dan Umum 21 pekerja (PT.
pekerja gudang dan lapangan pada 30 pekerja yang diberikan kuesioner Maslach
Burnout Inventory General Survey (MBI-GS) didapat bahwa rata-rata dari hasil
pencahayaan yang berada didalam dua ruangan kerja memiliki pencahayaan yang
minim salah satunya pengukuran yang dilakukan di dekat mata pekerja hanya 37,36
lux dan hanya satu titik meja kerja yang memiliki penerangan cukup yaitu 105,7
lux. Kemudian pengukuran dilakukan pula pada pekerja outdoor didapat bahwa
paparan yang diterima pekerja yaitu paling rendah 168,3 lux dan yang paling tinggi
mencapai 183.666 lux. Hal ini tidak sesuai dengan NAB yang telah ditentukan
untuk area bongkar muat memiliki NAB minimal 200 lux dengan nilai toleransi
Kemudian hasil ukur dari iklim kerja yang pada tiga titik ruangan yaitu
ruangan gudang, outdoor atau lapangan dan ruangan kantor secara berurutan
pekerjaannya selama 8 jam (75-100% kerja terus menerus), jika dilihat dari
4
iklim kerja berdasarkan beban kerja maka tidak ada yang terpapar iklim kerja.
Selain itu hasil pengukuran kelembaban yang dilakukan di ruangan gudang dan
lapangan mendapat nilai 54%, hal ini sesuai dengan ketentuan yang menyebutkan
paparan kebisingan yang mungkin diterima pekerja sebesar 68 dB maka hal ini
menyebutkan bahwa tingkat paparan kebisingan yang boleh diterima oleh pekerja
Bagian gudang dan lapangan memiliki beban kerja fisik yang lebih tinggi
dibanding dengan FF dan logistik, pelayanan pelanggan, dan keuangan, SDM dan
umum karena ketiga divisi tersebut lebih banyak menyelesaikan tugasnya di depan
komputer dan berada didalam ruangan yang lebih nyaman dibandingkan dengan
divisi gudang dan lapangan yang banyak menggunakan pekerjaan fisik misalnya
Maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian terkait dengan gambaran kejadian
Terminal Indonesia
fisik setelah mengalami fase stres yang berkepanjangan yang diakibatkan oleh
pekerjaan. Tidak dapat dipungkiri pekerja gudang dan lapangan PT. MTI memiliki
5
pekerja gudang dan lapangan, sebanyak 16 pekerja mengalami kelelahan, 15
kelembaban, dan suhu juga dilakukan namun hanya pencahayaan yang tidak sesuai
dengan NAB. Bagian gudang dan lapangan memiliki beban kerja fisik yang lebih
tinggi dibanding dengan FF dan logistic, pelayanan pelanggan dan keuangan, SDM
dan umum karena divisi gudang dan lapangan yang banyak melakukan pekerjaan
dan lainnya. Maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul
a. Bagaimana gambaran burnout pada pekerja Gudang dan Lapangan PT. Multi
6
e. Bagaimana gambaran burnout kategori professional eficacy berdasarkan
pada pekerja Gudang dan Lapangan PT. Multi Terminal Indonesia tahun
2017
7
1.5 Manfaat penelitian
pekerja tersebut.
pada pekerja Gudang dan Lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa Kesehatan
Hidayatullah Jakarta pada bulan Desember 2016 – Februari 2017. Penelitian ini
8
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui variabel burnout yaitu
Control Scale (WLCS), variabel usia, status pernikahan, masa kerja dan dukungan
pengukuran, alat yang digunakan yaitu lux meter. Kemudian untuk variabel beban
kerja diukur dengan menggunakan SNI 7269 tahun 2009. Penelitian ini
berdasarkan faktor determinannya pada pekerja Gudang dan Lapangan PT. Multi
cross tabulation.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Burnout
dalam pekerjaannya.
burnout timbul pada saat tubuh dan pikiran yang terus menerus tegang untuk
menanggapi tingkat konstan stres yang tinggi. Hal ini terkait dengan situasi
dimana seseorang merasa bingung antara pekerjaan dan prioritas yang mereka
2012).
burnout seperti Greenberg (2002) yang lebih fokus pada reaksi penekanan
10
Gold (2005) percaya bahwa burnout pada dasarnya disebabkan oleh
cenderung menyalahkan orang lain karena kesulitan mereka sendiri. Hal ini
bahwa burnout disebabkan oleh hilangnya komitmen dan tujuan moral dalam
bekerja.
Selain itu Azeem (2010) menyatakan bahwa burnout adalah hasil dari
psikologi dan fisik yang memiliki stress tinggi ditempat kerja. Biasanya
terjadi diantara pekerja yang tidak mampu mengatasi tekanan pekerjaan yang
dan memiliki prinsip kuat untuk tidak menjadi gagal dan merupakan figur
11
b. Lari dari kenyataan merupakan alat untuk menyangkal penderitaan yang
dialami
c. Kebosanan dan sinisme, kondisi penderita merasa tidak tertarik lagi akan
kegiatan yang dikerjakannya, bahkan timbul rasa bosan dan pesimis akan
g. Disorientasi
h. Masalah psikosomatis
j. Depresi
mengalami burnout akan kehilangan movitasi, putus asa dan depresi. Lain
merupakan konsekuensi yang negatif dari stres kerja yang sudah kronik
12
Smith dan Segal (2008) menjelaskan perbedaan antara stres dan burnout yang
Stres Burnout
1. Emosi yang sangat berlebih 1. Emosi tumpul
2. Menghasilkan kondisi yang 2. Menghasilkan ketidakberdayaan dan
mendesak dan tindakan keputusasaan
yang berlebih 3. Kehilangan motivasi, cita-cita dan
3. Kehilangan energi harapan
4. Menyebabkan gangguan 4. Mengarah pada paranoid, sikap acuh
kecemasan tak acuh dan depresi
5. Kerusakan utama pada fisik 5. Kerusakan utama berupa
ketidakstabilan secara emosional
Sumber: Smith dan Segal (2008)
akan cenderung diam dan terlihat tanpa daya, hal ini terjadi karena hilangnya
stres, pekerja cenderung menjadi lebih aktif dan agresif secara emosional.
seseorang dari hari ke hari yang ditandai dengan kelelahan fisik, mental dan
emosional.
13
ketegangan (strain), dan coping. Proses terjadinya burnout meliputi tiga
tahap yaitu :
pada individu yang bersangkutan. Tuntutan ini bisa berasal dari diri
dan lelah.
orang lain atau memperlakukan orang lain dengan sinis. Hal ini didukung
Launier bahwa ketika individu mempersepsikan tidak ada cara lain untuk
14
Stress Strain Coping
dimensi Burnout biasanya berlaku dalam tiga dimensi menurut Maslach dan
a. Kelelahan (Exhaustion)
perasaan secara emosional yang telah terlalu berat dan kehabisan sumber
daya emosi seseorang. Sumber utama dari kelelahan ini adalah beban
kerja kerja dan konflik pribadi ditempat kerja. Kelelahan merupakan hasil
15
dengan menggunakan kuesioner MBI-GS seperti pada sub bagian
b. Sinis (Cynicism)
Sinis dibangun tidak hanya akibat dari hubungan personal di tempat kerja
tetapi bisa diakibatkan dari pelepasan diri dari pekerjaan dan kurangnya
sinis yaitu “saya tidak peduli dengan apa yang terjadi dilingkungan kerja
saya”.
c. Professional Eficacy
16
dengan menggunakan kuesioner MBI-GS seperti pada sub bagian
perasaan gagal, kelelahan dan hilangnya motivasi tapi juga berakibat negatif
a. Manifestasi mental
berdaya, tidak ada harapan, dan merasa tidak berarti. Perasaan negatif
tidak hanya pada resipien tapi juga pada kolega dan atasan. Simtom
b. Manifestasi fisik
Keluhan fisik yang sering timbul seperti sakit kepala, mual, sakit
17
hilangnya nafsu makan. Manifestasi fisik yang tipikal adalah keletihan
yang kronis. Gangguan fisik yang sering pula terjadi adalah menderita flu
c. Manifestasi perilaku
d. Manifestasi sosial
Yang oleh Jackson dan Maslach disebut dengan negatif spillover. Tipikal
e. Manifestasi sikap
interpersonal saja tetapi dapat pula terjadi pada pekerjaan atau organisasi.
f. Manifestasi organisasi
18
over tinggi, dan juga absen. Serta rendahnya produktivitas kerja (Schaufeli
minat dan idealisme. Individu yang mengalami burnout merasa tidak dihargai
oleh organisasi atau rekan kerjanya. Individu menjadi tidak perhatian terhadap
termasuk pada rekan kerja dan bersikap negatif kepada orang lain, serta
negatif yang dapat berkembang adalah individu yang cendering bersikap kaku
19
karena mereka mengalami kelelahan untuk bersikap fleksibel terhadap
pendekatan-pendekatan alternatif.
bekerja (Ogresta, dkk., 2008), rotasi kerja dan perubahan pekerjaan terus
(Greenberg, 2002).
20
No Alat Ukur Kelebihan Kekurangan
Burnout
(MBI) (Dorman, akan diteliti
2003) (Maslach,
1981)
The Maslach Terdapat tiga dimensi Hanya dapat
Burnout Inventory yang dianalisis yaitu: digunakan pada guru
Educator Survey a) Emotional Exhaustion atau yang berperan
(MBI-ES) b) Depersonalization dalam lingkup
c) A feeling of low pendidikan
personal
accomplishment
The Maslach Terdapat tiga dimensi Hanya dapat
Burnout Inventory yang dapat dianalisis digunakan pada
General Survey yaitu: pekerjaan yang
(MBI-GS) a) Exhaustion bersifat umum, tidak
b) Cynicism bisa digunakan pada
c) The Professional pekerja yang
Efficacy (mirip dengan sifatnya melayani
Personal klien
Accomplishment)
The Maslach Terdapat tiga dmensi yang Hanya digunakan
Burnout Inventory dapat dianalisis yaitu: untuk pekerjaan
Human Service a) Emotional Exhaustion yang melakukan
Survey (MBI- b) Depersonalization pelayanan terhadap
HSS) c) A feeling of low klien
personal
accomplishment
Sumber : Hardy, dkk (1998), Dorman (2003), Maslach (1981)
(Maslach dan Laiter, 2008). maka dari itu dalam penelitian ini peneliti
21
menggunakan MBI-GS karena MBI-GS digunakan untuk pekerja umum yang
biasa dengan antar rekan kerja. Kemudian Adapun serangkaian kriteria yang
Inventory General Survey (MBI-GS), secara general skalanya yaitu mulai dari
0 (nol) artinya "tidak pernah (never)" hingga 6 (enam) artinya "setiap hari
yaitu:
22
2.2.1.1 Faktor demografi
sebagai berikut :
a. Jenis kelamin
emosional.
23
perempuan. Namun hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang
b. Usia
usia lebih muda dari 30 akan mengalami burnout lebih tinggi dari
value 0,760 yang artinya tidak ada hubungan antara usia dengan
24
c. Status pernikahan
bercerai.
konflik emosional.
dalam pekerjaan.
lebih realistis.
25
pernikahan dengan kejadian burnout pada perawat pelaksana IRD
d. Pendidikan
memiliki risiko leh sedikit, hal ini dikarenakan beban kerja yang
e. Masa Kerja
26
berhubungan dengan stres kerja yang berkaitan dengan dalam
27
diklasifikasikan sebagai individu yang memiliki locus of control
(0) sangat tidak setuju, (1) tidak setuju, (2) sedikit tidak setuju, (3)
sedikit setuju dan (4) setuju (5) sangat setuju. Skala WLCS dihitung
ditunjukkan oleh nilai jawaban responden yang lebih kecil dari mean
28
menyatakan bahwa nilai p value <0,05 maka dapat dikatakan ada
terdiri atas faktor lingkungan kerja dan beban kerja. Lingkungan kerja terdiri
atas faktor lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Faktor-faktor
29
1) Kebisingan di tempat kerja
lain.
30
Adapun menurut Kohen dalam Aulya (2013)
memicunya burnout.
2) Iklim kerja
Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) tercantum pada tabel 2.3
sebagai berikut:
31
Tabel 2.3 Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks
Suhu Basah dan Bola (ISBB)
ISBB (oC)
Pengaturan waktu
Beban kerja
kerja setiap jam
Ringan Sedang Berat Sangat Berat
75% - 100% 31,0 28,0 - -
50% - 75% 31,0 29,0 27,5 -
25% - 50% 32,0 30,0 29,0 28,0
0% - 25% 32,2 31,1 30,5 30,0
Sumber : Peraturan Kementerian Kesehatan RI Nomor 70 tahun
2016
terjadinya burnout.
3) Pencahayaan
32
Suprapto (2008) Pencahayaan yang kurang atau
33
berdasarkan luas ruangan. Jika luas ruangan kurang dari
meter
intensitas penerangan.
34
nantinya dapat mempengaruhi kenyamanannya dalam
burnout.
pada tangan dan lengan untuk 8 jam per hari adaah sebesar 5
meter/detik2.
35
getaran, dimana getaran tersebut dapat menyebabkan
burnout.
2007).
36
Dari penelitian yang ditulis oleh Saputra (2014)
6) Tata warna
37
iluminasi, yaitu penggunaan warna pada ruangan dan
(Robbins, 2007).
tata warna dan tata letak yang baik. Oleh karena itu, dekorasi
burnout.
38
8) Musik di tempat kerja
memicu burnout.
39
B. Faktor lingkungan kerja non fisik
dukungan sosial.
1) Dukungan Sosial
terbantu oleh orang lain. Sisi negatif dari rekan kerja yang
2015).
40
namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purba dkk
= -0,761.
tenaga kerja.
41
Masalah beban kerja yang berlebih adalah salah satu
ditangani.
sebagai berikut:
42
SWAT berbeda dengan pengukuran subjektif lainnya karena
(NASA-TLX)
43
perawat ICU. Adapun kelebihan dari NASA-TLX yaitu
sebagai berikut:
analisis
sama dengan prinsip kerja cara HQR. Tetapi cara ini lebih
44
dilakukan olehnya. Pengaruh beban kerja cukup dominan
kerja dalam satu hari kerja dan diambil rerata setiap jam.
menggunakan stopwatch.
POSISI BADAN
1 2 3 4
PEKERJAAN Duduk Berdiri Berjalan Berjalan
Mendaki
(0,3) (0,6) (3,0) (3,8)
45
Pekerjaan dengan tangan
I (ex: menulis, merajut) (0,30) 0,60 0,90 3,30 4,10
II ( ex: menyetrika) (0,70) 1,00 1,30 3,70 4,50
III (ex: mengetik) (1,10) 1,40 1,70 4,10 4,90
Pekerjaan dengan satu tangan
I (ex: nyapu lantai) (0,90) 1,20 1,50 3,90 4,70
II ( ex: menggergaji) (1,60) 1,90 2,20 4,60 5,40
III (ex: memukul paku) (2,30) 2,60 2,90 5,30 6,10
Pekerjaan dengan dua lengan
I (ex: Menambal logam) (1,25) 1,56 1,85 4,25 5,05
II ( ex: menempa besi) (2,25) 2,55 2,85 5,25 6,05
III (ex: mendorong kereta
bermuatan) (3,25) 3,55 3,85 6,25 7,05
Pekerjaan dengan gerakan
tangan
I (ex: pekerjaan adminstrasi)(3,75) 4,05 4,35 6,75 7,55
II ( ex: mengepel) (8,75) 9,05 9,35 11,75 12,55
III (ex: menggali lubang) (13,75) 14,05 14,35 16,75 17,55
Keterangan: Aktivitas kerja: kategori pekerjaan + posisi badan
Sumber : SNI 7269 tahun 2009
rumus :
jam
jam
46
Total BK = Rerata BK + MB
Keterangan:
Burnout perlu dilakukan tindak lanjut agar dampak yang ditimbulkan tidak
meluas. Adapun cara mereduksi burnout menurut Maslach, Schaufeli, Leiter (2001)
sebagai berikut :
individu tersebut melakukan coping pada dirinya. Namun tidak banyak yang tau
47
organisasi yang telah ditetapkan. Rekan kerja ditunjuk sesuai dengan fungsi
pekerjaan individu. Dengan demikian jika ada perubahan yang signifikan dalam
organisasi tersebut.
mungkin lebih efektif. Pekerja mungkin dapat mentolerir beban kerja yang besar
jika mereka dihargai dalam pekerjaannya sesuai dengan usaha yang pekerja
pekerja, melakukan rotasi kerja kerja atau segala bentuk keputusan atau
48
efektivitas produktivitas dengan promosi kesejahteraan pekerja. Meskipun nilai
intervensi organisasi besar namun tidak mudah dalam penerapannya. Hal ini
Karakteristik Individu
1. faktor Demografi
a. Jenis Kelamin
b. Usia
c. Status pernikahan
d. Pendidikan
e. Masa Kerja
2. Faktor kepribadian(Locus of control)
Karakteristik Pekerjaan
Burnout
1. Faktor Lingkungan kerja 1. Kelelahan
a. Faktor Lingkungan Kerja Fisik 2. Sinis
1) Kebisingan 3. Professional eficacy
2) Iklim kerja
3) Pencahayaan
4) Getaran
5) Bau-bauan di tempat kerja
6) Tata warna di tempat kerja
7) Dekorasi di tempat kerja
8) Musik di tempat kerja
9) Keamanan di tempat kerja
b. Faktor Lingkungan Kerja Non
fisik
1) Dukungan sosial
2) Keterlibatan emosional dengan
klien
2. Beban kerja
49
BAB III
HIPOTESIS
PT. Multi terminal Indonesia tahun 2017" membuat kerangka konsep yang
dibatasi pada variabel-variabel berikut yang akan diteliti, yaitu variabel usia,
pencahayaan, dukungan sosial dan beban kerja sebagai variabel independen atau
bebas dan variabel burnout sebagai variabel dependen atau terikat. Berdasarkan
studi pendahuluan, diperoleh hasil bahwa jenis kelamin dan tingkat pendidikan
memiliki data yang homogen karena pekerja gudang dan lapangan seluruhnya
faktor pencahayaan yang tidak memenuhi syarat NAB yang telah ditentukan.
Sedangkan untuk getaran tidak menjadi risiko dilingkungan kerja gudang dan
lapangan PT. Multi Terminal Indonesia karena tidak terdapat sumber getaran
pada pekerja. Faktor lingkungan fisik lain seperti bau-bauan, dekorasi, warna
ruang, keamanan, musik tempat kerja sangat dipengaruhi oleh subjektivitas dari
50
emosional dengan klien tidak dapat diteliti karena pekerja gudang dan lapangan
kerja memiliki data yang heterogen di pekerja gudang dan lapangan PT Multi
dan dukungan sosial dapat mempengaruhi burnout dan hasil ukur dari
beban kerja terdapat beberapa yang mengalami beban kerja yang berat. Maka
dari itu peneliti ingin mengetahui gambaran kejadian burnout berdasarkan faktor
control), pencahayaan, dukungan sosial dan beban kerja) pada pekerja gudang
Faktor Determinan
1. Usia
2. Status Pernikahan Burnout
3. Masa Kerja 1. Kelelahan
4. Faktor kepribadian (Locus 2. Sinis
of control) 3. Professional eficacy
5. Pencahayaan
6. Dukungan sosial
7. Beban Kerja
51
3.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel Dependen
Kondisi kehilangan energi (kelelahan Mengisi lembar Kuesioner The Skor 0 – 138 Ratio
fisik, emosional dan mental) yang kuesioner Maslach (Maslach, Schaufeli dan
1 Burnout ditunjukan dengan perubahan sikap dan Inventory General Leiter, 2001)
perilaku pekerja dalam menghadapi Survey (MBI-GS)
tuntutan
Kondisi seorang pekerja yang Mengisi lembar Kuesioner The (0) Ya (≥ Mean atau Ordinal
mengalami kelelahan fisik dan kuesioner Maslach 12,49)
kelelahan
emosional Inventory General (1) Tidak (< Mean atau
Survey (MBI-GS) 12,49)
Kondisi seorang pekerja yang Mengisi lembar Kuesioner The (2) Ya (≥ Mean atau Ordinal
mengalami ketegangan secara mental kuesioner Maslach 13,51)
Sinis yang diakibatkan pada pekerjaan yang Inventory General (3) Tidak (< Mean atau
ditandai dengan bersikap dingin, Survey (MBI-GS) 13,51)
menjaga jarak dengan lingkungan kerja.
52
Penilaian atau penghargaan seorang Mengisi lembar Kuesioner The (0) Ya (≥ Median atau Ordinal
Professiona pekerja terhadap dirinya atau kuesioner Maslach 5)
l Eficacy kemampuannya Inventory General (1) Tidak (< Median
Survey (MBI-GS) atau 5)
Variabel Independen
Lamanya hidup pekerja mulai dari lahir Mengisi lembar Kuesioner (0) < 30 tahun Ordinal
sampai ulang tahun terakhir pada saat kuesioner (1) ≥ 30 tahun
2 Usia
penelitian dilakukan dengan dan (Maslach, Schaufeli
dibuktikan dengan menunjukkan KTP dan Leiter, 2001)
Status pernikahan pekerja dengan Mengisi lembar Kuesioner (0) Belum menikah Ordinal
Satus
3 menunjukkan KTP kuesioner (1) Menikah
perkawinan
Masa kerja adalah berapa lama seseorang Mengisi lembar Kuesioner (0) ≥ 5 tahun (Median) Ordinal
4 Masa Kerja bekerja pada masing-masing pekerjaan kuesioner (1) < 5 tahun (Median)
atau jabatan.
faktor Cara pandang pekerja terhadap suatu Mengisi lebar Kuesioner Work (0) External locus of Ordinal
kepribadian peristiwa yang terjadi padanya, apakah kuesioner Locus of Control control {≥Mean
5
(locus of dia dapat mengendalikannya atau tidak. Scale (WLCS) (47,61)}
control) (1) Internal locus of
53
control {<mean
(47,61)}
Besarnya cahaya ruangan yang Pengukuran dengan Lebar isi, lux (0) Tidak Sesuai (<180 Ordinal
menerangi permukaan kerja sehingga menggunakan lux meter lux atau >220 lux)
objek di tempat kerja dapat terlihat meter pada meja (1) Sesuai (180 - 220
Pencahayaa
6 pekerja dengan dan lux)
n
objek yang dilihat (Permenkes No.70
pekerja selama tiga tahun 2016)
kali berturut-turut
Kenyamanan, perhatian, penghargaan, Pengisian lembar Lembar (0) Buruk {< Mean Ordinal
Dukungan atau bantuan yang diperoleh individu dari kuesioner kuesioner (29,13)}
7
sosial orang lain. (1) ≥ Baik {≥ Mean
(29,13)}
Beban yang dialami oleh pekerja sebagai Pekerja menimbang Timbangan (0)Beban kerja tinggi Ordinal
akibat dari pekerjaan yang telah berat badan dengan injak, kamera, (>350 – 500
dilakukan menggunakan stopwatch, kkal/jam)
8 Beban kerja
timbangan injak lembar isi (1)Beban kerja sedang
untuk mengukur observasi dan (>200 – 350
beban kerja pekerja. panduan nilai kkal/jam)
54
Kemudian beban kerja (2)Beban kerja ringan
melakukan yang ada pada (100-200 kkal/jam)
observasi apa saja SNI 7269 tahun (SNI 7269, 2009)
yang dilakukan 2009
selama 4 jam
bekerja
55
BAB IV
METODE PENELITIAN
(potong lintang) dimana variabel independen dan variabel dependen diamati dalam satu
waktu (periode) yang sama. Variabel independen dalam penelitian ini adalah usia, status
sosial dan beban kerja. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah
burnout.
dan lapangan PT. Multi Terminal Indonesia, jalan Pulau payung Nomor 1, Tanjung
Priok- Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota jakarta, kode pos 14310.
A. Populasi
berupa orang, benda, gejala atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja Bongkar Muat PT. Multi
Terminal Indonesia.
B. Sampel
Menurut Danim (2003) sampel adalah subunit populasi survei atau populasi
survei itu sendiri yang dipadang dapat mewakili populasi target. Metode yang
sebagaiberikut:
Estimasi Rata-rata
Variabel n
Burnout (Suharti, 2015) 20 100 15,36
Usia (Suharti, 2015) 9,819 37,08 26,7
Status pernikahan (Zaman, 2007) 0,3457 1,125 35,41
Masa kerja (Suharti, 2015) 8,599 13,59 52,22
Locus of control (Wisanto, 2012) 1,932 11,71 275,5
Pencahayaan (Zaman, 2007) 6,94 8156 2.751
Dukungan Sosial (utama, 2015) 8,7 77,73 481,3
Beban kerja (Wisanto, 2012) 6,197 49,48 60,25
sampel terbanyak yang mungkin dilakukan di PT. Multi Terminal Indonesia yaitu
100% dari jumlah sampel yang diharapkan. Berikut participant rate pada penelitian
57
Gambar 4.1. Participant Rate
Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer diperoleh dari pengisian
kuesioner oleh pekerja gudang dan lapangan PT. Multi Terminal Indonesia dan
pengukuran lingkungan yang dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti sangat
berusaha menjaga validitas dari pengisian data dan kuesioner responden maka peneliti
kuesioner yang diberikan kepada responden tidak menggunakan nama atau jenis
pengenal lain. Dalam penelitian ini hanya menggunakan nomor responden dimana tidak
ada yang tau nomor responden tersebut milik siapa. Kemudian penelitian menggunakan
metode pengisian kuesioner dilakukan oleh pekerja agar pekerja tidak merasa
ke pekerja mengenai maksud dan tujuan penelitian serta cara pengisian kuesioner. Data
58
yang dikumpulkan berupa burnout, usia, status pernikahan, masa kerja, faktor
pernikahan dan masa kerja) menggunakan kuesioner, variabel faktor kepribadian (locus
of control) menggunakan kuesioner Work Locus of Control Scale (WLCS) dan untuk
dimodifikasi oleh peneliti. Pengisian kuesioner dilakukan oleh pekerja sehingga dapat
dengan menggunakan alat lux meter. Variabel Beban kerja diukur dengan menggunakan
burnout, usia, status pernikahan, masa kerja, faktor kepribadian (locus of control),
dengan menggunakan alat dan variabel beban kerja menggunakan metode yang
A. Kuesioner penelitian
mengukur burnout, usia, status pernikahan, masa kerja, faktor kepribadian (locus of
diberikan pekerja untuk memperoleh data primer yang sudah terstandarisasi dan
telah teruji validitas dan reabilitasnya, kemudian diadopsi oleh peneliti dan
disesuaikan dengan keadaan di pekerja gudang dan lapangan PT. Multi Terminal
Indonesia.
59
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
dalam seminggu) dan skala 6 (setiap hari). Dalam mengetahui burnout peneliti
1) kelelahan yaitu 8 pertanyaan (D1, D3, D9, D16, D5, D12, D20, D22)
2) sinis yaitu 8 pertanyaan (D6, D13, D21, D2, D4, D7, D10, D17)
3) professional eficacy yaitu 7 pertanyaan (D8, D15, D18, D23, D11, D14,
D19).
b. Usia
Variabel usia dilihat dari selisih tahun lahir pekerja dan tahun dilakukan
dikategorikan oleh peneliti menjadi “0” untuk kategori “< 30 tahun” dan “1”
c. Status Pernikahan
d. Masa kerja
60
Variabel masa kerja dilihat dari seberapa lama pekerja bekerja pada pekerjaan
dimulai dari 0-4 yaitu: (0) sangat tidak setuju, (1) tidak setuju, (2) sedikit tidak
setuju, (3) sedikit setuju dan (4) setuju (5) sangat setuju. Kemudian dilakukan
of control (≥ mean) dan “1” untuk internal locus of control (< mean).
f. Dukungan sosial
Jumlah pertanyaan 9 item terdiri dari 7 skala yaitu: (0) sangat tidak setuju
sekali, (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) Netral, (4) setuju, (5) sangat
setuju, (6) sangat setuju sekali. Kemudian dikategorikan menjadi “0” buruk (<
B. Pengukuran Pencahayaan
Adapun metode pengukuran sebagai berikut:
1) Persiapan. Lakukan kalibrasi pada alat lux meter oleh laboratiorium kalibrasi
kerja berupa meja kerja maupun peralatan. Pengukuran menggunakan lux meter,
61
(1) Hidupkan lux meter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
(2) Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik
(3) Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas
penerangan setempat.
penerangan.
Hasil ukur dari lux meter berupa angka. Angka hasil pengukuran
Pengukuran beban kerja dalam penelitian ini menggunakan metode SNI 7269 tahun
2) Amati, setiap aktivitas tenaga kerja (kategori jenis pekerjaan dan posisi badan),
sekurang-kurangnya 4 jam kerja dalam satu hari kerja dan diambil rerata setiap
jam
3) Hitung dan catat waktu aktivitas tenaga kerja dengan menggunakan stopwatch
4) Beban kerja setiap aktivitas kerja tenaga kerja dinilai dengan menggunakan
62
Tabel 4.2 Perkiraan Beban Kerja Menurut Kebutuhan Energi
POSISI BADAN
1 2 3 4
PEKERJAAN Duduk Berdiri Berjalan Berjalan
Mendaki
(0,3) (0,6) (3,0) (3,8)
Pekerjaan dengan tangan
I (ex: menulis, barcode) (0,30) 0,60 0,90 3,30 4,10
II ( ex: memindahkan barang ringan) (0,70) 1,00 1,30 3,70 4,50
III (ex: mengetik) (1,10) 1,40 1,70 4,10 4,90
Pekerjaan dengan satu tangan
I (ex: membawa barang) (0,90) 1,20 1,50 3,90 4,70
II ( ex: membuka barang) (1,60) 1,90 2,20 4,60 5,40
III (ex: memukul paku) (2,30) 2,60 2,90 5,30 6,10
Pekerjaan dengan dua lengan
I (ex: mengepack barang) (1,25) 1,56 1,85 4,25 5,05
II ( ex: memindahkan barang) (2,25) 2,55 2,85 5,25 6,05
III (ex: mendorong kereta bermuatan)
(3,25) 3,55 3,85 6,25 7,05
Pekerjaan dengan gerakan tangan
I (ex: pekerjaan adminstrasi) (3,75) 4,05 4,35 6,75 7,55
II ( ex: mengendalikan kemudi)(8,75) 9,05 9,35 11,75 12,55
III (ex: menggali lubang) (13,75) 14,05 14,35 16,75 17,55
Keterangan: Aktivitas kerja: kategori pekerjaan + posisi badan
Sumber : SNI 7269 tahun 2009
63
Total BK = Rerata BK + MB
Keterangan:
BK1, BK2, BKn = Kerja sesuai aktivitas kerja tenaga kerja 1,2, n
T1,T2,Tn = Waktu sesuai aktivitas kerja tenaga kerja 1,2,n (dalam satuan
menit)
MB = Metabolisme Basal
Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas maka
karakteristik hampir sama dengan populasi pekerja gudang dan lapangan PT Multi
Terminal Indonesia yaitu pekerja gudang dan lapangan Halal Logistic yang dimiliki oleh
PT. Mulit terminal Indonesia pula namun berbeda lokasi dan tempat penyimpanan
barang.
A. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran untuk melihat seberapa besar tingkat ketepatan
untuk mengetahui item kuesioner yang valid maupun tidak valid yang berpengaruh
pada dapat atau tidaknya item kuesioner tersebut digunakan dalam penelitian. Uji
64
validias dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ke tempat yang berkarakteristik
sama namun berbeda tempat. Dalam penelitian ini uji validitas dan reliabilitas
dibidang bongkar muat dan memiliki karakteristik yang sama dengan subjek
penelitian.
dengan nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan r tabel. Jika r
hitung > r tabel berarti variabel valid. Namun, jika r hitung < r tabel berarti variabel
tidak valid. Nilai r tabel yang digunakan yaitu 0,361 dengan jumlah sampel 30
orang.
pertanyaan yang tidak valid (5 pertanyaan pada kuesioner MBI-GS dan 2 pertanyaan
dari WLCS), pertanyaan yang tidak valid dilakukan modifikasi pertanyaan sehingga
B. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan setelah item kuesioner sudah valid. Menurut Arifin
(2012) uji reliabilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat terlihat konsisten bila dilakukan berulang kali dalam suatu instrumen.
crombach alpha pada tabel Reliability Statistics. Intrumen dikatakan reliabel jika
nilai cronbach alpha ≥ 0,6 (Oktavia, 2015). Berdasarkan uji reliabel yang dilakukan
pada pekerja Halal Logistic, diketahui bahwa seluruh variabel memiliki nilai
cronbach alpha ≥ 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam
65
4.7 Pengolahan Data
A. Coding
sehingga dapat memudahkan peneliti dalam mengentri data yang di dapat dari hasil
kuesioner yang sudah dilakukan. Kode untuk variabel-variabel yang akan digunakan
66
500 kkal/jam))
(1)Beban kerja sedang (>200
– 350 kkal/jam)
(2)Beban kerja ringan (100-
200 kkal/jam
B. Editing
Proses data editing meliputi pemeriksaan kuesioner yang telah diisi oleh
burnout, usia, status pernikahan, masa kerja, faktor kepribadian (locus of control)
pencahayaan, dukungan sosial dan beban kerja dapat dipastikan seluruhnya terisi
dengan benar, sehingga data yang terkumpul tidak ada yang missing.
A. Entry
Setelah data terkumpul dan sudah dilakukan coding maka masukan data
selanjutnya data dilakukan analisis. Data yang di entry yaitu burnout, usia, status
B. Cleaning
tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian data tersebut telah siap
yang digunakan yaitu univariat, dilakukan dengan cara membuat distribusi, frekuensi
dan cross tabulation dari setiap variabel, hasil analisis ini disajikan dalam bentuk tabel
dan narasi.
67
BAB V
HASIL
Multi Terminal Indonesia (MTI) didirikan pada tanggal 15 Februari 2002. PT.
Multi Terminal Indonesia (MTI) di fokuskan pada bisnis logistik. Saat ini PT.
Multi Terminal Indonesia (MTI) memiliki kantor cabang yang tersebar di pulau
Sedangkan layanan yang disediakan yaitu jasa freight forwading (Domestik &
pergudangan dan distribusi, armada trucking dan mobil box, Bongkar muat via
kereta api di stasiun pasoso dan Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) CDC
banda. Selain itu PT. Multi Terminal Indonesia mengoperasikan unit Halal Logistic
nasional yang terpercaya”. Selain visi PT Multi Terminal Indonesia juga memiliki
value perusahaan yaitu “Honest, Trusty, Smart”. Guna mencapai visi tersebut PT.
68
b. Memberikan nilai tambah bagi pelanggan dengan harga yang kompetitif serta
Penelitian ini dilakukan dibagian gudang dan lapangan cabang PT. Multi
Gambar 5.1. Struktur Organisasi PT. Multi Terminal Indonesia Cabang Jakarta
69
5.2 Gambaran Kejadian Burnout pada Pekerja Gudang dan Lapangan PT. Multi
Variabel dependen pada penelitian ini yaitu burnout. burnout merupakan kondisi
hilangkan energi, dan motivasi kerja akibat dari stres kerja yang berkepanjangan.
Burnout terbagi menjadi tiga yaitu kelelahan, sinis dan professional eficacy. Burnout ini
memiliki Dampak yaitu memicu penurunan kinerja pekerja sehingga dapat merugikan
perusahaan dan individu pekerja. Berikut ini adalah hasil distribusi pada variabel
dependen burnout dan kategori burnout seperti pada tabel 5.1 dan 5.2
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Burnout pada Pekerja Gudang dan Lapangan PT.
Multi Terminal Indonesia Tahun 2017
Tabel 5.2. distribusi Frekuensi Kategori burnout pada Pekerja Gudang dan
Lapangan PT. Multi Terminal Indonesia
Frekuensi Persentase
No Variabel Kategori
(n) = 70 %
1 kelelahan Ya 32 45,7%
Tidak 38 54,3%
2 sinis Ya 32 45,7%
Tidak 38 54,3%
3 Professional Ya 37 52,9%
Eficacy Tidak 33 47.1%
tingkat burnout yang dialami responden, yaitu sebesar 32,77, standar deviasi sebesar
16,921, nilai rendah dari hasil skor burnout yaitu 4 dan nilai skor tertinggi burnout yaitu
75. Kemudian tingkat kepercayaan 95% berada pada rentang nilai 28,74 – 36,81.
Berdasarkan tabel 5.2 didapat bahwa pekerja yang mengalami kelelahan sebanyak 32
70
pekerja atau 45,7%, pekerja yang mengalami sinis sebanyak 32 pekerja atau 45,7%, dan
5.3 Gambaran Faktor Determinan Burnout pada Pekerja Gudang dan Lapangan PT.
Multi Terminal Indonesia Tahun 2017
Faktor determinan terjadinya burnout, antara lain usia, status pernikahan, masa
kerja, faktor kepribadian (locus of control) dukungan sosial, pencahayaan dan beban
kerja. Berikut ini adalah hasil analisis distribusi frekuensi faktor determinan terjadinya
burnout pada pekerja PT. Multi Terminal Indonesia seperti yang tertera pada tabel 5.3.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Faktor Determinan Burnout pada Pekerja Gudang
dan Lapangan PT. Multi Terminal Indonesia Tahun 2017
Frekuensi Persentase
No Variabel Kategori
(n) = 70 %
1 Usia < 30 tahun 23 32,9%
≥ 30 tahun 47 67,1%
2 Status Belum menikah 22 31,4%
Pernikahan Menikah 48 68,6%
3 Masa Kerja ≥ 5 Tahun (Median) 38 54,3%
< 5 Tahun (Median) 32 45,7%
4 Faktor External Locus of control {≥ 34 48,6%
Kepribadian mean (47,61)}
(Locus of Internal Locus of control {< 36 51,4%
Control) mean (47,61)}
5 Pencahayaan Tidak sesuai (<180 lux dan >220 69 98,6%
lux)
Sesuai (180 - 220 lux) 1 1,4%
6 Dukungan Buruk {< mean (29,13)} 41 58,6%
Sosial Baik {≥ mean (29,13)} 29 41,4%
7 Beban Kerja Tinggi (>350-500kkal/jam) 16 22,9%
Sedang (>200-350kkal/jam) 42 60%
Ringan ( 100-200kkal/jam 12 17,1%
71
1. Gambaran Usia pada Pekerja
dengan usia < 30 tahun sebanyak 23 pekerja atau sebesar 32,1% dengan usia ≥ 30
dengan status belum atau tidak menikah sebanyak 22 pekerja atau sebesar 31,4% dan
dengan masa kerja yang ≥ 5 tahun sebanyak 38 pekerja atau sebesar 54,3% dan
Dari tabel 5.3 didapat bahwa dari 70 responden penelitian yang memiliki
sebesar 48,6% dan pekerja dengan kepribadian Internal Locus of control adalah
memiliki pencahayaan tidak sesuai sebanyak 69 pekerja atau sebesar 98,6% dan yang
Dari tabel 5.3 didapat bahwa pekerja dengan dukungan sosial buruk sebanyak
41 pekerja atau sebesar 58,6% sedangkan pekerja dengan dukungan sosial yang baik
72
7. Gambaran Beban Kerja pada Pekerja
yang memiliki beban kerja kategori tinggi sebanyak 16 pekerja atau sebesar 22,9% ,
responden dengan beban kerja kategori sedang sebanyak 42 atau sebesar 60%, dan
responden dengan beban kerja dengan kategori rendah sebanyak 12 pekerja atau
sebesar 17,1%.
Faktor determinan burnout dalam penelitian ini yaitu usia, status pernikahan, masa
kerja faktor kepribadian (Locus of Control), dukungan sosial, pencahayaan dan beban
kerja. Berikut ini adalah gambaran burnout kategori kelelahan berdasarkan faktor
determinannya pada pekerja gudang dan lapangan PT. Multi Terminal Indonesia pada
tabel 5.4.
Kelelahan
n % n %
73
Faktor External locus of control {≥ 19 59,4 15 39,5
kepribadian Mean (47,61)}
4
(Locus of Internal locus of control {<
control) Mean (47,61)} 13 40,6 23 54,3
sebanyak 21 orang atau sebesar 65,5% dan untuk usia ≥ 30 tahun yang
Berdasarkan tabel 5.4 didapat bahwa pekerja yang belum menikah dan
mengalami kelelahan sebanyak 20 orang atau sebesar 62,5% dan untuk pekerja
yang sudah menikah dan mengalami kelelahan sebanyak 12 orang atau 37,5%.
Berdasarkan tabel 5.4 didapat bahwa pekerja yang ≥ 5 tahun bekerja dan
mengalami kelelahan sebanyak 20 orang atau sebesar 62,5% dan untuk pekerja
yang < 5 tahun bekerja dan mengalami kelelahan sebanyak 12 orang atau 37,5%.
(locus of control)
locus of control dan mengalami kelelahan sebanyak 19 orang atau sebesar 59,4%,
74
dan untuk pekerja dengan kepribadian internal locus of control dan mengalami
sesuai dan mengalami kelelahan sebanyak 31 orang atau sebanyak 96,9%, dan
yang buruk dan mengalami kelelahan sebanyak 19 orang atau sebesar 59,4% dan
untuk pekerja dengan dukungan sosial yang baik dan mengalami kelelahan
Berdasarkan tabel 5.4 didapat bahwa pekerja dengan beban kerja berat
dan mengalami kelelahan sebanyak 4 orang atau sebesar 12,5%, untuk pekerja
dengan beban kerja sedang dan mengalami kelelahan sebanyak 22 orang atau
68,8%, dan pekerja dengan beban kerja rendah yang mengalami kelelahan
Sinis merupakan suatu respon yang disebabkan dari kelelahan yang mengarah
pada sikap dingin dan menjaga jarak dengan lingkunganya.Berikut ini adalah
gudang dan lapangan PT. Multi Terminal Indonesia pada tabel 5.5.
75
Tabel 5.5 Gambaran Burnout Kategori Sinis Berdasarkan Faktor Determinannya
pada Pekerja Gudang dan Lapangan PT. Multi Terminal Indonesia Tahun 2017
Sinis
n % n %
sebanyak 21 orang atau sebesar 65,5% dan untuk usia ≥ 30 tahun yang
76
2. Gambaran burnout kategori sinis berdasarkan status pernikahan
Berdasarkan tabel 5.5 didapat bahwa pekerja yang belum menikah dan
mengalami sinis sebanyak 22 orang atau sebesar 68,8%, dan untuk pekerja
yang sudah menikah dan mengalami sinis sebanyak 10 orang atau 31,2%.
dan mengalami sinis sebanyak 22 orang atau sebesar 68,8% dan untuk pekerja
yang < 5 tahun bekerja dan mengalami sinis sebanyak 10 orang atau 31,2%.
of control)
external locus of control dan mengalami sinis sebanyak 16 orang atau sebesar
50% dan untuk pekerja dengan kepribadian internal locus of control dan
sesuai dan mengalami sinis sebanyak 31 orang atau sebanyak 96,9% dan untuk
yang buruk dan mengalami sinis sebanyak 18 orang atau sebesar 56,2% dan
untuk pekerja dengan dukungan sosial yang baik dan mengalami sinis
77
7. Gambaran burnout kategori sinis berdasarkan beban kerja
Berdasarkan tabel 5.5 didapat bahwa pekerja dengan beban kerja berat
dan mengalami sinis sebanyak 6 orang atau sebesar 18,8%, untuk pekerja
dengan beban kerja sedang dan mengalami sinis sebanyak 18 orang atau
56,2% dan pekerja dengan beban kerja rendah yang mengalami sinis sebanyak
professional eficacy adalah penilaian yang rendah terhadap kemampuan diri pada
pekerja yang mengarah pada depresi. Burnout memiliki determinan seperti usia, status
sosial dan beban kerja. Berikut adalah gambaran burnout kategori professional
Professional Eficacy
n % n %
78
Faktor External locus of control {≥ 18 48,6 16 48,5
kepribadian Mean (47,61)}
4
(Locus of Internal locus of control {<
control) Mean (47,61)} 19 51,4 17 51,5
Tinggi 10 27 6 18,2
7 Beban kerja Sedang 20 54,1 22 66,7
Rendah 7 18,9 5 15,2
Berdasarkan tabel 5.6 didapat bahwa usia < 30 tahun yang mengalami
professional eficacy sebanyak 27 orang atau sebesar 73% dan untuk usia ≥ 30
pernikahan
Berdasarkan tabel 5.6 didapat bahwa pekerja yang belum menikah dan
dan untuk pekerja yang < 5 tahun bekerja dan mengalami professional eficacy
79
4. Gambaran burnout kategori professional eficacy berdasarkan faktor
orang atau sebesar 48,6% dan untuk pekerja dengan kepribadian internal locus
pencahayaan
97,3%. dan untuk pekerja yang memiliki pencahayaan sesuai dan mengalami
sosial
sebesar 62,2% dan untuk pekerja dengan dukungan sosial yang baik dan
Berdasarkan tabel 5.6 didapat bahwa pekerja dengan beban kerja berat
sebanyak 20 orang atau 54,1% kemudian pekerja dengan beban kerja rendah
80
BAB VI
PEMBAHASAN
Waktu pengambilan data dilakukan pada saat pekerja gudang dan lapangan PT.
Multi Terminal Indonesia sedang melakukan pekerjaan sehingga pekerja tidak fokus
6.2 Burnout
Burnout merupakan sebuah kondisi kelelahan fisik, emosional dan mental yang
merubah sikap dan perilaku pekerja menjadi lebih sinis, penarikan diri dan tidak
menghargai diri sendiri dalam menghadapi tuntutan, serta frustasi karena menganggap
dirinya tidak dihargai dalam pekerjaannya (Maslach, dkk, 2008). Adapun proses burnout
diawali dengan pekerja mengalami stres yang berasal dari diri sendiri ataupun dari
sesaat terhadap ketidakseimbangan ditandai dengan cemas, tegang dan lelah. Selanjutnya
masuk ke tahap tiga yaitu coping yang merupakan adanya perubahan-perubahan sikap
dan tingkah laku individu seperti kecenderungan menjauhkan diri sendiri dari orang lain
berdasarkan hasil observasi didapat bahwa pekerja gudang dan lapangan PT. Multi
Terminal indonesia bersikap sinis saat berbicara dengan nada bicara tinggi, dan terlihat
mengalami kelelahan. Hal ini sejalan dengan gejala-gejala yang dijelaskan oleh
Freudenberger dan Richelson dalam Sari (2014) burnout memliki gejala seperti
kelelahan, lari dari kenyataan, bosan dan sinisme, emosional, selalu merasa dirinya
81
sebagai yang terbaik, merasa tidak dihargai, diorientasi, masalah psikosimatis, curiga
Hasil penelitian terhadap burnout yang dialami oleh pekerja gudang dan lapangan
PT. Multi Terminal Indonesia data menunjukkan bahwa rata-rata pada scoring burnout
sebesar 32,77. Berdasarkan hasil kategorisasi burnout didapat bahwa yang mengalami
burnout pada kategori kelelahan sebesar 45,7% pada kategori sinis 45,7% dan pada level
professional eficacy sebesar 52,9%. Dilihat persentase burnout paling besar terdapat
pada professional eficacy. Professional eficacy merupakan salah satu kategori burnout
yang termasuk level berat, dimana dalam ketegori ini pekerja menganggap rendah
terhadap kemampuan diri pekerjanya sendiri. menurut hasil kejadian burnout kategori
bahwa faktor pencahayaan yang tidak sesuai yang mengalami kelelahan, sinis dan
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara kepada pekerja gudang dan lapangan
mengaku jenuh dengan pekerjaannya namun mereka dapat berbuat banyak karena
tuntutan ekonomi. Pekerja melakukan pekerjaan hanya untuk menuntaskan apa yang
menjadi pekerjaannya saja. Ini dibuktikan dengan kutipan percakapan para pekerja
pekerja “saya merasa jenuh bekerja disini, tapi ya mau bagaimana lagi tuntutan
Burnout disebabkan oleh beberapa faktor seperti dalam penelitian yaitu usia,
dukungan sosial dan beban kerja. Gambaran faktor determinan pada penelitian ini yaitu
usia pada pekerja ≥30 tahun lebih banyak yaitu sebesar 32,9% dari pada pekerja yang <
30 tahun, lebih banyak pekerja yang sudah menikah yaitu sebesear 68,6% dari pada
82
pekerja yang belum menikah, pekerja yang bekerja ≥ 5 tahun lebih banyak yaitu sebesar
54,3% daripada pekerja yang < 5 tahun, pekerja dengan kepribadian internal locus of
control lebih banyak yaitu sebesar 51,4% dari pada pekerja dengan kepribadian external
locus of control, kondisi pencahayaan pekerja lebih banyak yang tidak sesuai yaitu
sebesaer 98,6% dari pada dengan yang kondisi pencahayaan yang sesuai, kemudian
untuk dukungan sosial pekerja lebih banyak pada pekerja yang mendapatkan dukungan
sosial yang buruk sebanyak 58,6% dari pada yang mendapatkan dukungan sosial baik,
kemudian beban kerja dengan kategori sedang paling banyak dialami oleh pekerja yaitu
sebesar 60%.
Kondisi burnout pada pekerja Gudang dan Lapangan PT. Multi Terminal
Indonesia tidak hanya merugikan bagi pekerjanya tetapi juga merugikan bagi perusahaan
seperti menurunnya prestasi pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerja yang merasa
kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi burnout pekerja sehingga dapat mengurangi
Pekerja Gudang Dan Lapangan PT. Multi Terminal Indonesia Tahun 2017
kelelahan ini merupakan suatu kondisi kehilangan energi secara fisik yang ditandai mudah
lelah, tidak bersemangat di waktu pagi hari sulitnya tidur, badan terasa lelah, tidak nafsu
makan dan emosional yang ditandai dengan mudah marah dan mudah kesal (Maslach dan
Laiter, 2008). Kelelahan merupakan kategori atau level paling dasar yang dialami ketika
mulai mengalami burnout. kelelahan masih dapat dikategorikan sebagai stres yang dialami
pekerja. dimana stres tersebut merupakan suatu kondisi terjadi ketidakseimbangan antara
83
diri pekerja dengan beban kerja yang dihadapi oleh pekerja, atau ketidaksesuaian antara
kemampuan pekerja dengan tanggung jawab yang harus dihadapi oleh pekerja.
Burnout secara umum dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti karakteristik
individu dan pekerjaan. Dimana karakteristik individu dalam penelitian ini terbagi menjadi
dua yaitu faktor demografi (usia, status pernikahan, masa kerja) dan faktor kepribadian
(locus of control), kemudian karakteristik pekerjaan yang terbagi menjadi dua yaitu faktor
lingkungan kerja (pencahayaan, dukungan sosial) dan beban kerja yang dialami oleh
pekerja. (Maslach, Schaufeli, Leiter, 2001). Faktor-faktor tersebut secara otomatis menjadi
faktor-faktor yang dapat menyebab kelelahan yang ada pada pekerja gudang dan lapangan
menjadi dua yaitu “ya” dan “tidak”. Kategori ini dilakukan dengan menggunakan nilai
mean karena nilai dari kelelahan berdistribusi normal. Hasil dari distribusi dan frekuensi
memiliki persentase yang hampir sama. Pekerja yang mengalami kelelahan di pekerja
gudang dan lapangan sebanyak 45,7%, dimana persentase tersebut hampir mencapai
setengah dari jumlah pekerja. ini menunjukkan bahwa banyak pekerja yang mengalami
usia yaitu, usia dengan < 30 tahun dan usia usia ≥30 tahun memiliki persentase yang
cukup berbeda jauh. Dimana, persentase pekerja dengan usia < 30 tahun yang mengalami
burnout kategori kelelahan (65,5%) lebih besar dari pekerja usianya ≥30 tahun yang
mengalami burnout kategori kelelahan (34,4%). Hal ini menunjukkan bahwa pekerja
dengan usia < 30 tahun memiliki ketidakstabilan dalam psikis mapun emosional. Pekerja
yang lebih muda memiliki pengalaman kerja yang masih minim sehingga belum siap
84
dalam menjalani dan menghadapi tuntutan pekerja, belum memiliki kedekatan emosional
dengan rekan kerja yang lain atau kurangnya adaptasi yang dilakukan oleh para pekerja
yang lebih muda dibandingkan dengan yang lebih tuaatau bahkan pekerja yang usianya
bahwa nilai persentase yang sedikit berbeda jauh antara pekerja yang belum menikah dan
yang sudah menikah. Hasil penelitian menyatakan bahwa persentase pekerja dengan status
belum menikah yang mengalami burnout kategori kelelahan (62,5%) lebih besar daripada
pekerja dengan status menikah yang mengalami burnout kateegori kelelahan (37,5%). Hal
ini menunjukkan bahwa pekerja yang belum menikah lebih banyak mengalami burnout
kategori kelelahan. Hal ini dikarenakan pekerja yang belum menikah belum mendapatkan
dukungan penuh dari pasangan maupun dari keluarga (Farber dan Maslach dalam
Fatmawati, 2012).
masa kerja didapat bahwa nilai persentase yang cukup berbeda jauh antara pekerja yang
sudah ≥ 5 tahun dengan pekerja yang < 5 tahun. Pekerja dengan masa kerja ≥ 5 tahun dan
mengalami burnout kategori kelelahan (62,5%) lebih besar daripada pekerja yang < 5
tahun bekerja dan mengalami burnout kategori kelelahan (37,5%). Hal ini dikarenakan
pekerja dengan masa kerja yang makin lama bekerja dalam suatu perusahaan akan lebih
mudah terkena burnout terkhusus pada burnout kategori kelelahan Maslach, Schaufeli,
Leither (2001).
didapatkan bahwa persentase yang sedikit berbeda antara faktor kepribadian external locus
of control dan internal locus of control. Persentase distribusi frekuensi enternal locus of
85
control yang mengalami burnout kategori kelelahan (59,4%) lebih besar daripada internal
locus of control yang mengalami burnout kategori kelelahan (40,9%). Pada pekerja yang
atau kesuksesan yang akan diperoleh bersumber dari faktor-faktor eksternal seperti
keberuntungan, bisa didapatkan dari orang lain atau relasi. Maka dari itu seseorang yang
memiliki external locus of control akan memiliki level burnout kategori kelelahan yang
lebih tinggi daripada seseorang yang memiliki internal locus of control (Maslach,
Kemudian untuk variabel pencahayaan, didapat hasil bahwa besar persentase yang
sangat berbeda jauh antara pekerja yang mendapatkan pencahayaan tidak sesuai dengan
pekerja yang mendapat pencahayaan yang sesuai. Besar persentase pekerja yang
mendapatkan pencahayaan yang tidak sesuai dan mengalami burnout kategori kelelahan
(96,9%) jauh lebih besar daripada pekerja yang mendapatkan pencahayaan yang sesuai
(3,1%). tingkat pencahayaan yang terlalu rendah dan menyilaukan dapat memicu
terjadinya tegangan otot mata, kelelahan mata, sakit kepala, kerusakan penglihatan,
ketegangan. Tingkat pencahayaan yang kurang baik dapat membuat pekerja lebih sulit
menyelesaikan pekerjaannya sehingga akan menghabiskan lebih banyak waktu (Rout &
Rout, 2002). Kondisi ini lambat laun akan membuat seseorang mengalami burnout
kategori kelelahan.
bahwa besar persentase dukungan sosial yang buruk memiliki nilai yang hampir sama
dukungan sosial yang baik. Dimana besar persentase dukungan sosial yang buruk yang
mengalami burnout kategori kelelahan (59,4%) lebih besar dari pada pekerja dengan
dukungan sosial yang baik (40,6%). Pekerja dengan kondisi dukungan sosial yang buruk
akan mudah mengalami burnout kategori kelelahan yang disebabkan oleh hubungan
86
pekerja tersebut dengan rekan kerja atau dengan atasan kurang baik atau penuh dengan
konfllik akan membuat pekerja merasakan ketidaknyamanan dalam bekerja dan mudah
Kemudian untuk variabel beban kerja didapat bahwa besar persentase pekerja
dengan beban kerja sedang yang mengalami burnout kategori kelelahan (68,8%) paling
tinggi diantara pekerja dengan beban kerja rendah yang mengalami burnout kategori
kelelahan (18,8%) maupun pekerja dengan beban kerja tinggi yang mengalami burnout
kategori kelelahan (12,5%). Beban kerja yang sedang dapat menimbulkan burnout
kategori kelelahan yang disebabkan oleh monotoni pekerjaan yang dialami oleh pekerja
Kelelahan merupakan level dasar terjadinya burnout pada pekerja, namun bukan
berarti tidak perlu dilakukan penanggulangan terhadap kelelahan yang terjadi pada
pekerja. maka dari itu, Smith dkk (2017) menyatakan bahwa pekerja perlu istirahat yang
cukup untuk memulihkan kondisi tubuh dari kelelahan cara fisik, untuk pemulihan
kelelahan secara emosional. Perusahaan dapat membuat sebuah program hiburan untuk
pekerja seperti family gethering dimana pekerja dapat membebaskan kelelahan emosional
pada diri pekerja juga dapat membangun dukungan sosial yang baik antara pekerja dengan
atasan maupun dengan antar rekan kerja. selain itu juga perusahaan perlu menambah
sumber pencahayaan yang ada di ruang kerja pekerja sehingga pekerja tidak mengalami
Kemudian menurut Corey dalam Hayat (2014) pekerja melakukan rileksasi yang
termasuk kedalam coping secara individu pekerja. Dilakukan setiap 20-25 menit sehari
dengan cara releksasi pernapasan, sebelum melakukan rileksasi pernapasan, dalam waktu
87
beberapa menit tutup mata dan bernapas melalui hidung, ambil napas pelan-pelan.
Usahakan jangan tegang. Adapun cara rileksasi pernapasan yaitu dengan cara:
b. Tarik napas dalam-dalam, lalu hembuskan perlahan-lahan, lebih baik dengan mata
e. Kenali pola pernapasan kala kesal, marah, tres, jengkel. Semakin terampil merasakan
aliran udara melalui saluran napas, semakin makir dalam mengontrol pernapasan.
Pekerja Gudang Dan Lapangan PT. Multi Terminal Indonesia Tahun 2017
Sinis merupakan salah satu kategori dari burnout. Sinis adalah respon negatif dari
sebuah ketegangan mental yang terjadi pada diri pekerja terhadap pekerjaannya. Sinis
dapat ditandai dengan kurangnya antuas pekerja terhadap pekerjaannya, dingin terhadap
lingkungan kerja, tidak mau melibatkan diri dari pekerjaan maupun masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan dan menjaga jarak dengan pekerja lain Maslach dan Laiter
(2008).
tersebut didasari oleh nilai mean. Berdasarkan hasil analisis didapat bahwa pekerja yang
burnout kategori sinis sebesar 45,7%. Persentase ini hampir mendekati setengah dari
jumlah pekerja. artinya bahwa banyak pekerja yang mengalami burnout kategori sinis
88
Begitu halnya dengan burnout secara umum, sinis memiliki faktor determinan
yang sama dalam penelitian ini, yaitu usia, status pernikahan, masa kerja, faktor
kepribadian (locus of control), pencahayaan, dukungan sosial, dan beban kerja (Maslach,
Schaufeli, Leiter, 2001). Dimana menurut hasil analisis didapat bahwa distribusi
frekuensi pekerja dengan usia < 30 tahun yang mengalami burnout kategori sinis
(65,5%) memiliki persentase yang lebih besar dari pada pekerja dengan usia ≥ 30 tahun
yang mengalami burnout kategori sinis (34,4%). Hal ini disebabkan karenakan pekerja
yang berusia < 30 tahun tahun belum memiliki kematangan dalam berpikir maupun
secara psikologisnya sehingga pekerja dengan usia < 30 tahun akan mudah mengalami
menikah yang mengalami burnout kategori sinis (68,8%) lebih besar dari pada pekerja
dengan status menikah yang mengalami burnout kategori sinis (31,2%). Hal ini
menunjukkan bahwa pekerja yang belum menikah lebih banyak mengalami burnout
kategori sinis. Ini disebabkan oleh pekerja yang belum menikah belum banyak
masalah yang ada pada dirinya maupun pekerjaannya. Kemudian pekerja yang belum
menikah tidak mendapatkan dukungan penuh dari keluarga maupun dari pasangannya
sehingga tidak mendapat bantuan dalam mengatasi tuntutan emosional yang dihadapi oleh
Selanjutnya yaitu variabel masa kerja, hasil menunjukkan baha persentase pekerja
yang sudah ≥ 5 tahun bekerja dan mengalami burnout kategori sinis (68,8%) lebih besar
dari pada pekerja yang < 5 tahun bekerja (31,2%). Artinya bahwa pekerja yang sudah ≥ 5
tahun lebih banyak mengalami burnout kategori sinis daripada pekerja yang < 5 tahun.
semakin lama masa kerja pekerja maka akan risiko yang lebih besar pula terhadap burnout
89
(Maslach, Schaufeli, Leither, 2001).Pekerja yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun akan
lebih banyak yang mengalami burnout kategori sinis dibandingkan dengan pekerja yang
Pekerja dengan external locus of control dan internal locus of control yang mengalami
burnout kategori sinis memiliki persentase yang sama atau imbang yaitu 50%. Namun
dalam penelitian ini yang menjadi masalah terhadap terjadi burnout kategori sinis yaitu
external locus of control. pekerja yang memiliki kepribadian external locus of control
akan mudah mengalami burnout kategori sinis, hal ini disebabkan oleh persepsi dengan
kepribadian ini menganggap bahwa yang didapatkan selama ini bukan bersumber dari
kerja keras namun lebih kepada sebuah keberuntungan, dan menganggap jika pekerja
ingin berhasil maka dia harus mengetahui orang yang dapat memberikan kesuksesan
tersebut. Berbeda halnya dengan pekerja yang memiliki kepribadian internal locus of
control, pekerja ini akan dapat meningkatkan kualitas hidup dan meminimalisir gejala
mendapatkan pencahayaan tidak sesuai dengan NAB yang mengalami burnout kategori
sinis (96,9%) jauh lebih besar dari pada pekerja yang mendapatkan pencahayaan sesuai
(3,1%). Hal ini disebabkan oleh kondisi pencahayaan yang tidak sesuai dapat
menyebabkan pekerja sulit dalam melihat objek kerjanya yang mengakibatkan ketegangan
dalam pengelihatan sehingga menimbulkan stres, stres yang dialami pekerja namun tidak
dilakukan penanganan dapat menimbulkan burnout kategori sinis pada pekerja. Tingkat
pencahayaan yang kurang baik dapat membuat pekerja lebih sulit menyelesaikan
90
Lalu variabel dukungan sosial didapat bahwa, persentase dukungan sosial buruk
maupun baik yang mengalami burnout kategori sinis tidak berbeda jauh, namun persentase
pekerja yang mendapatkan dukungan sosial buruk yang mengalami burnout kategori
buruk (56,2%) lebih besar daripada pekerja yang mendapat dukungan sosial yang baik
(43,8%). Dukungan sosial yang buruk dapat menyebabkan pekerja lebih mudah
mengalami burnout kategori sinis. Hal ini disebabkan kondisi lingkungan yang tidak
kondusif akibat hubungan yang buruk dengan rekan kerja atau dengan atasan dapat
(Sarafino, 2011).
Kemudian hasil analisis untuk variabel beban kerja didapat bahwa, persentase
pekerja dengan beban kerja yang mengalami burnout kategori sinis tidak jauh berbeda.
Namun persentase pekerja dengan beban kerja sedang dan mengalami burnout kategori
sinis (56,2%) paling tinggi diantara beban kerja rendah (25%) dan tinggi (18,8%). Hal ini
disebabkan oleh beban kerja sedang namun dilakukan secara rutin dapat menyebabkan
seorang pekerja mudah mengalami burnout kategori sinis. Beban kerja dapat menghambat
pekerja untuk mencapai sasaran sehingga dapat mengakibatkan terjadinya stres dan
memicu terjadinya burnout kategori sinis pada pekerja (Perrewe & Ganster, 2010).
Kondisi burnout yang sudah masuk pada kategori sinis sudah perlu dilakukan
penanganan terhadap pekerja. maka dari itu perusahaan perlu membuat program conseling
untuk pekerja gudang dan lapangan (Deva, 2001). Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
beban emosional yang dialami oleh pekerja sehingga pekerja dapat mendiskusikan segala
bentuk masalah yang dapat mengganggu pikiran pekerja. Kemudian menurut Smith, dkk
(2017) bangun hubungan yang baik dengan teman atau rekan kerja, pasangan dan anak.
91
Hubungan tersebut akan membangun dukungan sosial dari rekan kerja dan keluarga yang
Determinannya pada Pekerja Gudang dan Lapangan PT. Multi Terminal Indonesia
Tahun 2017
Professional eficacy merupakan salah satu kategori burnout yang paling berat.
Dimana Professional eficacy adalah suatu kondisi pekerja yang merendahkan kemampuan
atau kompetensinya pekerja itu sendiri. Pekerja yang sudah masuk kedalam burnout
kategori Professional eficacy biasanya ditandai dengan depresi pada pekerja yang
diakibatkan dari sulitnya lingkungan kerja yang tidak memberikan peluang pekerja untuk
berkembang secara profesional, selain itu juga pekerja tidak dapat menyelesaikan tuntutan
pekerjaannya karena menganggap dirinya tidak mampu (Maslach dan Laiter, 2008).
dua yaitu “ya” dan “tidak”. Penggelompokkan ini dibagi berdasarkan nilai median dari
professional eficacy. Didapat hasil bahwa lebih banyak persentase yang mengalami
burnout kategori professional eficacy (52,9%) dari pada yang tidak. Hal ini menunjukkan
bahwa pekerja di gudang dan lapangan PT. Multi Terminal Indonesia banyak pekerja yang
Berdasarkan hasil analisis variabel usia, didapat bahwa persentase pekerja usianya
< 30 tahun yang mengalami burnout kategori professional eficacy (73%) lebih besar dari
pada pekerja yang usianya ≥ 30 tahun. hal ini menunjukkan bahwa pekerja yang masih
muda mengalami burnout pada level professional eficacy. Ini disebabkan oleh pekerja
dengan usia yang < 30 tahun masih kurang memiliki kematangan dalam berpikir dan
92
pengelolaan emosional pekerja sehingga pekerja memiliki risiko mengalami burnout
Hasil analisis variabel status pernikahan , didapat bahwa persentase pekerja dengan
status belum menikah yang mengalami burnout kategori professional eficacy (70,3%) jauh
lebih tinggi dari pada pekerja yang sudah menikah (29,7%). Artinya bahwa pekerja yang
belum menikah lebih banyak yang mengalami professional eficacy dibandingkan dengan
pekerja yang sudah menikah. Hal ini disebabkan oleh pekerja yang belum menikah belum
terbiasa dalam menghadapi masalah yang lebih berat daripada dipekerjaan sehingga
pekerja yang belum menikah masih belum stabil secara secara kematangan emosional.
Pekerja yang belum menikah tidak mendapatkan dukungan dari keluarga maupun dari
keluarga yang dapat membantu pekerja dalam mengelola emosional yang dihadapi oleh
pekerja. maka dari itu pekerja yang belum menikah akan lebih mudah terkana burnout
Berikutnya variabel masa kerja, berdasarkan hasil analisis didapat bahwa, pekerja
dengan masa kerja ≥ 5 tahun yanng mengalami burnout kategori professional eficacy
memiliki nilai persentase hampir sama dengan pekerja yang masa kerjanya masih < 5
tahun yaitu 54,1% dan 45,9%. Namun masa kerja pekerja yang ≥ 5 tahun memiliki
persentase yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa banyak pekerja yang mengalami
burnout kategori kategori professional eficacy pada pekerja yang masa kerjanya ≥ 5 tahun.
Ini disebabkan oleh semakin lama masa kerja seorang pekerja maka akan menyebabkan
pekerja tersebut memiliki level burnout yang semakin tinggi ketimbang dengan pekerja
persentase pekerja dengan kepribadian external locus of control yang mengalami burnout
93
kategori professional eficacy (48,6%) hampir sama dengan internal locus of control
tidak perlu melakukan usaha lebih untuk mendapatkan keberhasilan tersebut. Kondisi ini
Hasil analisis untuk variabel pencahyaan didapat bahwa, persentase pekerja dengan
pencahayaan tidak sesuai yang mengalami burnout kategori professional eficacy (97,3%)
sangat berbeda secara signifikan dibandingkan dengan pekerja dengan pencahayaan yang
sesuai (2,7%). Hal ini disebabkan karena pekerja dengan kondisi lingkungan yang tidak
sesuai menyebabkan pekerja menjadi sulit dalam menyelesaikan tugasnya yang lama
kelamaan akan membuat pekerja menjadi depresi akibat dari pekerjaan yang tidak
Kemudian berdasarkan hasil analisis pada variabel dukungan sosial didapat bahwa,
pekerja dengan dukungan sosial buruk yang mengalami burnout kategori professional
eficacy memiliki persentase yang lebih besar (62,2%) daripada pekerja dengan dukungan
sosial baik (37,8%). Kondisi pekerja dengan kondisi dukungan sosial yang buruk membuat
pekerja merasakan ketidaknyamanan dalam bekerja. Kondisi dukungan sosial dari atasan
yang buruk akan menyebabkan pekerja merasa sulit untuk berkembang. Berbeda halnya
dengan pekerja yang mendapatkan dukungan sosial yang baik, orang yang mendapat
dukungan sosial ini percaya bahwa mereka dicintai, dipedulikan, dihormati dan dihargai,
merasa menjadi bagian dari jaringan sosial, seperti keluarga dan organisasi masyarakat,
dan mendapat bantuan fisik maupun jasa dan mampu bertahan dari pada saat dibutuhkan
persentase beban kerja sedang yang mengalami burnout kategori professional eficacy
paling tinggi (54,1%) dibandingkan dengan beban kerja tinggi (27%) dan rendah (18,9%).
Tak hanya beban kerja yang berat yang dapat menimbulkan burnout, beban kerja sedang
pun dapat menyebabkan seorang pekerja menjadi burnout. Hal ini dikarenakan Beban
kerja yang rendah dapat menyebabkan rendahnya produktivitas kerja akibat pekerja mulai
stres dan memicu terjadinya burnout kategori professional eficacy pada pekerja (Perrewe
& Ganster, 2010). Semakin besar level frustasi yang dirasakan pekerja maka akan
pada pekerja di gudang dan lapangan PT. Multi Terminal Indonesia yaitu dengan cara
penanganan yang dilakukan oleh psikolog dan di perkuat dengan pendekatan psikologi
agama terhadap para pekerja agar pekerja dapat memiliki kekuatan mental dari keimanan
pekerja. Kemudian melakukan rotasi kerja pada pekerja yang sudah mengalami
professional eficacy agar pekerja tidak merasa jenuh yang disebabkan oleh faktor beban
95
BAB VII
7.1 Simpulan
1. Nilai rata-rata burnout sebesar 32,77 dengan nilai paling rendah sebesar 4 dan
paling tinggi sebesar 75. Responden yang mengalami kelelahan sebanyak 32,
determinannya yaitu:
96
b. Responden usia < 30 tahun yang mengalami kelelahan sebesar 65,5% dan usia
persentase sebesar 62,5% dan yang bekerja < 5 tahun sebesar 37,5%.
kelelahan miliki persentase sebesar 59,4% dan internal locus of control yaitu
sebesar 40,6%.
miliki persentase sebesar 96,9% dan yang pencahayaan sesuai sebesar 3,1%.
persentase sebesar 59,4% dan yang mendapat dukungan sosial baik sebesar
40,6%.
sebesar 12,5%, beban kerja sedang sebesar 68,8% dan beban kerja rendah
determinannya yaitu:
a. Responden usia < 30 tahun yang mengalami sinis sebesar 65,5% dan usia ≥ 30
97
b. Responden belum menikah yang mengalami sinis sebesar 68,8% lebih besar
c. Responden yang sudah bekerja ≥ 5 tahun yang mengalami sinis sebesar 68,8%
18,8%, beban kerja sedang sebesar 56,2% , dan beban kerja rendah sebesar
25%.
a. Responden usia < 30 tahun yang mengalami professional eficacy sebesar 73%
98
d. Responden dengan kepribadian external locus of control yang mengalami
45,9%.
sebesar 27% , beban kerja sedang sebesar 54,1% dan beban kerja rendah
sebesar 18,9%.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang
ditunjukkan kepada pihak perusahaan dan pekerja untuk mengurangi terjadinya burnout
pada pekerja gudang dan lapangan PT. Multi Terminal Indonesia. Terdapat pula saran
2. melakukan rotasi kerja pada pekerja sehingga beban kerja yang diberikan
99
4. Membuat sebuah program pendekatan psikologi agama yang dapat
meningkatkan religiusitas.
burnout.
3. Membangun hubungan yang baik dengan pasangan, anak maupun rekan kerja
rekan kerja atau keluarga guna meringankan beban pikiran pada pekerja.
professional eficacy.
Pemberian kuesioner dilakukan pada saat jam istirahat agar para pekerja dapat
100
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sarini., dan Sutanto, Taufik Edy. (2015). Statistika Tanpa Stres. Jakarta:
Transmedia Pustaka
Aldwin, C.M. dan Revenson, T.A., (1997). Does Coping Help? A Reexaminationg of The
Relation Between Coping and Mental health. Jurnal Personality and Social
Amalia, Siti., dan Irwan Gani. (2015). Alat Analisis Data. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Amimo, C.A. (2012). Are You Experiencing Teacher Burnout? A Synthesis of Research
Journal. 2(11), 338-344. [online] Diakses pada 24 Agustus 2016. Pukul 09.09.
file:///C:/Users/G/Downloads/puspita%20a.pdf
Arezes, dkk. (2016). Occupational Safety and Hygiene IV. London: CRC Press.
Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aulya, Diana. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Polisi Lalu
Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat Bulan April-Agustrus Tahun 2013. [Skripsi].
101
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26499/1/Diana%20Aulya-
fkik.pdf
Azeem, S. (2010). Personality Hardiness, Job Involvement and Job Burnout among Teachers.
http://academicjournals.org/article/article1379330741_Azeem.pdf
Bakar, Azlina Abu. (2012). Psikologi Industri dan Pengurusan Sumber Manusia.
https://books.google.co.id/books?id=ffKFiq-
WM2AC&pg=PP6&dq=pengertian+burnout&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj7qe2B
xsXOAhWGk5QKHfW1DnkQuwUIKzAC#v=onepage&q=pengertian%20burnout
&f=false
Bowman, G.D., dan Stern, M. (1995). Adjustment to Occupational Stress: The Relationship
Psychology. 60.294-303
Canadian Centre for Occupational Health and Safety (CCOHS).(2016). Noise- Auditory
Effects. [online] diakses pada 23 Desember 2016 pukul 21.25. tersedia pada:
https://www.ccohs.ca/oshanswers/phys_agents/noise_auditory.html
102
Cherniss, C.(1980). Staff Burnout: Job Stress in the Human Services. London:Dage
Publications
Christianto, Wendra. (2013). Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Stres Kerja Pada
Karyawan PT. Sandang Pangan Sukses Makmur. [online] diakses pada 22 Desember
CNN Indonesia. (2016). Pentingnya Bicara Masalah Mental di Lingkungan Kerja. Megiza.
Senin 22 Agustus 2016. [online] diakses pada 22 Desember 2016 pukul 18.47.
153027/pentingnya-bicara-masalah-mental-di-lingkungan-kerja/
Kedokteran EGC
Desinta, S. (2011). Terapi Ketawa Untuk Menurunkan Stres Pada Penderita Hipertensi.
Deva, MP. (2001). Prevention And Management of Anxienty Disorders In Family Practice.
Dewi, Shinta Larashati., Pramesti P. Paramita. (2012). Tingkat Burnout dari Karakteristik
Demografis (Usia, Jenis Kelamin dan Masa Kerja) Guru SDN Inklusi di Surabaya.
http://www.journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpppa4051dc64a2full.pdf
Djara, Juan Arturo. (2013). Perbedaan Kelelahan Kerja (Burnout) Antara Perawat Laki-Laki
dan Parawat Perempuan di RSUD Kota Sue. [Online] Diakses pada tanggal 3
103
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6781/2/T1_802009139_Full%20tex
t.pdf
Dorman. J. (2003). Testing a Model Burnout for Teacher. Australia Journal of Educational
http://www.newcastle.edu.au/data/assets/pdf_file/0020/100487/v3-dorman.pdf
Enache, Rodica Gabriela.(2013). Burnout Syndrome and Work Accidents. Procedia Soc
Behav Sci.73:170-174
Fadhilah, M.Lutfi. (2010). Analisis Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
http://eprints.undip.ac.id/23053/1/Analisis_Pengaruh_Stress_Kerja_Terhadap_Kepu
asan_Kerja_Dengan_Dukungan_Sosial_Sebagai_Variabel_Mo.pdf
Fajriani, Arie., dan Septiari, Dovi.,(2015). Pengaruh Beban Pekerjaan Terhadap Kinerja
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20300662-T30350-Ria%20Fatmawati.pdf
Mada. Yogyakarta.
104
Firmansyah, Fathoni. (2010). Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata
Timur. [Online] Diakses pada tanggal 9 Oktober tahun 2016 pukul 20.15. tersedia
pada: https://eprints.uns.ac.id/122/1/167100309201010441.pdf
Gold, Y., dan Roth, R. (2005). Teachers Managing Stress and Precenting Burnout. London:
Gunarsa, Singgih D. (2004). Bunga Rampai Psikologi Perkembangan dari Anak sampai Usia
Hallsten,L. Dkk. (2011). Job Burnout and Job Wornout as risk factors for long-term sickness
Hardy, Sally., dkk. (1998). Occupational Stress Personal And Professional Approach.
Hayat, Abdul (2014). Kecemasan & Metode Pengendaliannya. Khazanah. 7(1): 52-62
Hidayat, Taufik., dkk. (2015). Hubungan Antara Burnout dan Locus of Control Eksternal
dengan Intensi Turnover pada Tenaga Penjualan PT. Budimas Makmur Mulia
http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/article/view/95
105
Irvianti, Laksmi Sito Dwi., Verina, Renno Eka. (2015). Analisis Pengaruh Stres Kerja, beban
Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Turnover Karyawan Pada PT. XL Axiata
TBK Jakarta .[online] Diakses pada 28 Januari 2017 pukul 12.00. tersedia pada:
http://journal.binus.ac.id/index.php/BBR/article/view/995
Ismail, Cece Suriani., Arsin, H.A. Arsunan., Maidin, H.M. Alimin. (2013). Analisis Faktor
yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Umum
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/6977
Burnout pada Buruh Pabrik PT. VIP Cengkareng Jakarta Barat. .[Online] Diakses
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/JAMALULLAIL-
PSI.pdf
Katarini, Nikki Rasuna. (2011). Burnout pada karyawan Ditinjau dari Persepsi Budaya
Organisasi dan Motvasi Intrinsik di PT. Karakatau Steel. [online] 23 Agustus 2016
Kerkar, Pramod. (2017). Burnout: Causes Sign Symptoms, Prevention Recovery. Pain Assist
Inc. [Online] diakses pada 1 April 2017 pukul 21.00. tersedia pada:
http://www.epainassist.com/mental-health/burnout
106
Kementerian Kesehatan Repubik Indonesia. (2014). Lighting The Hope For Schizoprenia
Warnai Hari Kesehatan Jiwa Tahun 2014. [online] diakses pada 22 Desember 2016
http://www.depkes.go.id/article/view/201410270010/lighting-the-hope-for-
schizoprenia-warnai-peringatan-hari-kesehatan-jiwa-tahun-2014.html
America:CRC Press.
Kusnandi, M.A. (2014). Hubungan antara Beban Kerja dan Self Efficacy dengan Stress Kerja
15. [online] diakses pada 25 Januari 2017 pukul 20.20. tersedia pada:
http://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/viewFile/749/747
Liu, Jingjing. (2015). User Assessment of Search Task Dificulty: Relationship Between
Psychology. 38(2): 321-328. [online] diakses pada 15 Januari 2017 pukul 19.20.
3a01fb6c9232.pdf
Martin, JS., dkk. (2013). Locus of Control Depression and Quality of Life Among Persons
Maslach C., dan Laiter M.P. (2008). Early Predictior of Job Burnout and Engagement. Jurnal
107
Maslach, C., dan Jackson, S.E. (1981). The Measurement of Experienced Burnout. Jurnal of
Maslach, Christina., Schaufeli, Wilmar B., Leiter, Michael P. (2001). Job Burnout. Annual
Muhammad, Ro'isa. (2011). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Burnout. [Online]
Diakses pada tanggal 4 Oktober tahun 2016 pukul 23.31. tersedia pada:
http://eprints.ums.ac.id/14556/1/HALAMAN_DEPAN.pdf
Munandar, A.S. (2008). Psikologi Industri. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Munandar, A.S. (2011). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta:Univesitas Indonesia (UI-
Press)
Nawawinetu dan Andriyani, (2005). Stress Akibat kerja pada Tenaga kerja yang Terpapar
Bising. [online] diakses pada tanggal 4 Agustus 2016 pukul 18.17. tersedia pada:
http://journal.lib.unair.ac.id
NetCe. (2012). Burnout: Impact on Nursing. NetCe: Sacramento, California. [online] diakses
http://netcegroups.com/827/Course_3143.pdf
Nitisemito, Alex S.(2000). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed.
Norlund, Sofia., dkk. (2010) Burnout Working Conditions and Gender-Results from the
Northern Sweden MONICA Study. BMC Public Health. [online] diakses pada 16
108
Januari 2017 pukul 19.20. tersedia pada:
https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/1471-2458-10-326
Nugroho, Dwi Ari Setyo. (2012). Hubungan antara Psychological Capital dengan Work
Nugroho, Susanti. (2004). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Stress Kerja
pada Pekerja Vendor Unit Produksi Assembly-Line Divisi Video Cassette Recorder
(VCR) PT. LG Electronics Displey Devices Indonesia Bekasi. [skripsi]. FKM UI.
Ogresta, J., dkk. (2008). Relation Between Burnout Syndrome and Job Satisfaction Among
Oliveira, RV., dkk. (2016). Occupational Characteristics and Burnout Syndrome in Brazilian
Correcional Staff. [Online] Diakses pada tanggal 10 Oktober tahun 2016 pukul
Palma. J.R.D. (2002). Laughter as medicine. [online] diakses pada tanggal 28 Agustus 2016
Terhadap Burnout Pada Perawat Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa. [online] diakses
Payami, Boosari M. (2002). Bornout inventory and same of its related causes among female
nurses of training hospitals in zanjan city. J Zanjan Univ Med Sci. 40:57-50
109
Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Meteri Kesehatan
file:///C:/Users/G/Downloads/Permenkes%20No%2070%20Tahun%202016%20Ten
tang%20Standar%20dan%20Syarat%20Kesehatan%20Lingkungan%20Kerja.pdf
Perrewe, P.L., & Ganster, D.C. (2010). New Development in Theoretical and Conceptual
Potter, B.A. (2005). Symptoms of Burnout. .[Online] Diakses pada tanggal 3 oktober tahun
2bosymtoms.html.
Pradana, Aipta. (2013). Hubungan Antara Kebisingan Dengan Stres Kerja Pada Pekerja
Bagian Gravity PT. Dua Kelinci. Unnes Journal Of Public Health. [online] Diakses
http//jurnal.unnes.ac.id/sju/indexphp/ujph
Pratiwi, Danur Mega., Wahyuningtyas, Ratri. (2014) Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik
Terhadap Stres Kerja Karyawan (Studi Pada PT. Krakatau Steel (Persero) TBK.
Divis CRM). [online] Diakses pada 27 Januari 2017 pukul 13.29. tersedia pada:
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/100298/pengaruh-lingkungan-
kerja-fisik-terhadap-stres-kerja-karyawan-studi-pada-pt-krakatau-steel-persero-tbk-
divisi-crm-.html
Prestiana, Novita Dian Iva., Trias Xandria Andari Putri. (2013). Internal Locus of Control
dan Job Insecurity Terhadap Burnout Pada Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri di
110
Bekasi Selatan. Jurnal Fisip:Soul. 6(1) [online] diakses pada 15 Januari 2017 pukul
unisma.net/ojs/index.php/soul/article/view/737/0
Prijayanti. Isnia. (2015). Pengaruh Beban Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Burnout pada
Karyawan PT X. [online] diakses pada 24 Agustus 2016. Pukul 07.30. tersedia pada:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30104/1/ISNIA%20PRIJA
YANTI-FPsi.pdf
PT. Multi Terminal Indonesia. (2016). Profil Perusahaan. [online] diakses pada hari selasa 28
http://www.ipclogistic.co.id/tentang_kami/profil_perusahaan.html
Purba, dkk. (2007). Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Burnout pada Guru. Jurnal
Psikologi. [5]:1. [online] diakses pada 22 Desember 2016 pukul 10.21. tersedia
pada: http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4982-johanaP.aries.pdf
Purnama, Angga Wira. (2015). Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja
dan Gagguan Kesehatan Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi PT. Putri Indah Pertiwi
http://eprints.ums.ac.id/34306/3/HALAMAN%20DEPAN.pdf
Putra, Yanuar Surya., Mulyadi, Hari. (2010). Pengaruh Faktor Job Demand Terhadap
http://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/viewFile/25/23
111
Reid, Gary B. (1989). Subjective Workload Assessment Technique (SWAT): A User's Guide.
Harry G. Armstrong Medical Research. Ohio: Wright Patterson Air Foce Base
Robbins SP, dan Judge. (2007). Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba Empat Hal 22.
Rout, U.R., & Rout, J.K. (2002). Stress Management for Primary Health Care Professional.
Saputra, Agung Dwi. (2014). Pengaruh Stres dan Kondisi Fisik Lingkungan Kerja Terhadap
http://eprints.uny.ac.id/17245/1/Skripsi_AGUNG%20DWI%20SAPUTRA_0940814
4018.pdf
Sarafino, E.P., dan Smith, T.W. (2011). Health Psychology:Biopsychososial Interactions (7th
Sari, Ensan Artha Rusmaya. (2014). Hubungan antara Persepsi Kondisi lingkungan kerja
Sari, Ni Luh Putu Dian Yunita. (2015). Hubungan Beban Kerja, Faktor Demografi, Locus Of
Control dan Harga Diri Terhadap Burnout Syndrome pada Perawat Pelaksana IRD
RSUP Sanglah. Coping Ners Journal. 3(2). [online] diakses pada tanggal 15
http://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/view/15724/10503
Schaufeli, W.B. dan Bakker, A.B. (2004). Job Demans, Jobs Resources, adn Their
112
Schaufeli, W.B., dan Buunk, B.P.(1996). Preofessional Burnout. Handbook of Work and
Schultz, D.P., dan Schultz, S.E. (2010). Psychology and Work Today: A Introduction to
Pearson Education
Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta : Mandar
Maju.
Mandar Maju
Siagian.S. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan 15). Jakarta: Bumi Aksara.
Sihotang, N.I. (2004). Burnout pada karyawan ditinjau dari persepsi terhadap
Sinambela, Lijan Poltak. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Smith, Melinda, M.A., dkk. (2017). Burnout Prevention adn Recovery. [online] diakses pada
https://www.helpguide.org/articles/stress/preventing-burnout.htm?pdf=true
Smith., Gill,J.,Segal & Segal. (2008). Stress: Preventiong Burnout. [Online] Diakses pada
consult.com.au/2009/11/20/3240.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 16-7061-2004. (2004). Pengukuran Iklim Kerja (Panas)
dengan Parameter Indeks Suhu Basah dan Bola. [Online] Diakses pada tanggal 3
113
oktober tahun 2016 pukul 12.50. tersedia pada:
file:///C:/Users/G/Downloads/SNI+16-7061-2004_Pengukuran_Iklim_Kerja.pdf
Standar Nasional Indonesia (SNI). (2009). SNI 7269 2009 Tentang Penilaian Beban Kerja
Badan Standarisasi Nasional. [Online] Diakses pada tanggal 3 oktober tahun 2016
http://sisni.bsn.go.id/index.php/sni_main/sni/detail_sni/10223
http://sisni.bsn.go.id/index.php/sni_main/sni/detail_sni/6983
Sugiyono. (2009). Meetode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung: CV Alfabeta
Suharti, Neli., Daud, Novy Helena Catharina. (2015). Burnout dengan Kinerja Perawat di
Rumah Sakit Metropolitas Medical Center Jakarta. [online] Diakses pada tanggal 20
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-08/S46561-neli%20suharti
Suprapto. (2008). Berpikir Kritis. [Online]. Diakses pada 13 November 2016 pukul 15.15
Tersedia: http://Pendidikannetwork.com
Suryani., Andi Zulkifli Abdullah., Abd. Rahman Kadir. (2016). Pengaruh Kesejahteraan
Spiritual (Spiritual Well Being) dan Letak Kendali (Locus of Control) Terhadap
Burnout Kerja Perawat di RS. UNHAS Makassar. JST Kesehatan. 6(2): 162-171
114
.[online] Diakses pada 28 Januari 2017 pukul 21.00. tersedia pada:
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/94417819b59b4fddf857a26aea5f5d04.pdf
Tawale, Efa Novita., Widjajaning Budi., Gartinia Nurcholis. (2011). Hubungan Motivasi
Serui-Papua. INSAN. 13(2) . [online] diakses pada 11 Januari pukul 19.00. tersedia
pada: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/2-13_2.pdf
The Hufington Post. (2016). World Mental Health Day: India’s Mental Health Crisis In
Number. Jacob Koshy. 15 Juli 2016. [online] diakses pada 22 Desember 2016 pukul
day-indias-mental-health-crisis-in-numbers/
Triwijayanti, Renny. (2016). Hubungan Locus Of Control dengan Burnout pada Perawat di
Triwijayanti, Renny., Luky Dwiantoro, Bambang Edi Warsito. (2016). Analisis Karakteristik
Individu terhadap Kejenuhan Perawat. Journal og Nursing and Health (JNH). 2(1).
http://jurnal.akperyakpermas.ac.id/index.php/jkk-ay/article/viewFile/20/22
Program: The Role Inequity and Social Support. Journal of Applied Psychology.
83(3). 392-407
Wayanti, Sri., Suryaningsih., Esyuananik. (2016). Kelelahan Kerja (Burnout Syndrom) Pada
115
Oktober tahun 2016 pukul 23.22. tersedia pada:http://www.forikes-
ejournal.com/index.php/SF/article/view/11
Widhi, Dita. (2014). Hubungan Antara Motivasi Kerja dengan Burnout pada Karyawan CV.
Ina Karya Jaya Klaten. [online] diakses pada 16 Januari 2017 pukul 17.11. tersedia
pada: http://eprints.ums.ac.id/30537/
Wisanto, Rizky Aulia Kusuma. (2012). Analisis Dampak Locus of Control Pada Tekanan
Kerja, Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor (Studi pada Kantor Akuntan Publik di
Yanuar., dkk. (2013). Pengaruh Desain Warna Ruang Kerja Terhadap Stres dan Kinerja
http://eprints.dinus.ac.id/14124/1/Pengaruh_desain_warna_ruang_ke.pdf
Young, G., Dkk. (2008). Assesment of Workload Using NASA Task Load Index in
Zaman, Andi iKamarus. (2007). Hubungan Antara Burnout Dengan Pelayanan Perawat Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Tangerang. [Skripsi]. [online] Diakses pada 12 November 2016
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16544/1/ANDIE%20KAMARUS
%20ZAMAN-FPS.pdf
Ziaei, Mansour., dkk. (2015). Level of Workload and its Relationshiop With Job Burnout
116
LAMPIRAN
Lampiran 1: Bukti Legalitas Izin Penelitian
2
Lampiran 2: Kuesioner, Lembar Observasi dan Lebar Pengukuran Penelitian
NOMOR PEKERJA:
KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum Wr.Wb.
Saya menyatakan bahwa saya telah membaca pernyataan di atas, dan saya setuju
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Peneliti Pekerja
3
DI ISI OLEH PEKERJA
2. beri tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda
Data Demografi
............(tanggal)..................(Bulan)............(Tahun) [ ]
..................................................Tahun [ ]
D Bagian A 0 1 2 3 4 5 6
2
Beberapa Beberapa Beberapa Coding
Sekali
Tidak kali kali Sekali Kali Setiap (Diisi
NO Pertanyaan dalam
Pernah dalam dalam seminggu Dalam Hari oleh
sebulan
setahun sebulan seminggu Peneliti)
yang sedang
menghadapi kesulitan
D12
D12 Saya tidur cukup 0 1 2 3 4 5 6
[ ]
3
Beberapa Beberapa Beberapa Coding
Sekali
Tidak kali kali Sekali Kali Setiap (Diisi
NO Pertanyaan dalam
Pernah dalam dalam seminggu Dalam Hari oleh
sebulan
setahun sebulan seminggu Peneliti)
Saya dapat
D22
D22 mengendalikan rasa 0 1 2 3 4 5 6
[ ]
jengkel saya
SCORE
4
Kuesioner Work Locus of Control Scale (WLCS)
Coding
Sangat Sedikit
Tidak Sedikit Sangat (Diisi
NO Pertanyaan tidak tidak setuju
setuju setuju setuju oleh
setuju setuju
Peneliti)
E 0 1 2 3 4 5
Definisi dari
E1
pekerjaan adalah
E1 0 1 2 3 4 5 [ ]
sesuatu yang sedang
kita lakukan
menyelesaikan
E2
E2 pekerjaan sesuai 0 1 2 3 4 5
[ ]
dengan target yang
sudah ditentukan
Jika anda
menginginkan
pekerjaan diluar
pekerjaan anda,
E3
E3 anda tahu siapa 0 1 2 3 4 5
[ ]
yang akan
memberikannya
pekerjaan itu
kepada anda
5
Coding
Sangat Sedikit
Tidak Sedikit Sangat (Diisi
NO Pertanyaan tidak tidak setuju
setuju setuju setuju oleh
setuju setuju
Peneliti)
senang dengan
keputusan yang
melakukan tindakan
terhadap keputusan
tersebut
Mendapatkan
pekerjaan yang
kamu inginkan E5
E5 0 1 2 3 4 5
sebagaian besar [ ]
hanya faktor
keberuntungan
mendapatkan uang
kemungkinan besar E6
E6 0 1 2 3 4 5
hanya masalah [ ]
keberuntungan
Jika mereka E7
E7 0 1 2 3 4 5
berusaha maka [ ]
6
Coding
Sangat Sedikit
Tidak Sedikit Sangat (Diisi
NO Pertanyaan tidak tidak setuju
setuju setuju setuju oleh
setuju setuju
Peneliti)
mereka dapat
menyelesaikan
pekerjaannya
dengan baik
Agar mendapatkan
yang berada di
Promosi biasanya
E9
E9 adalah masalah 0 1 2 3 4 5
[ ]
keberuntungan
Untuk mendapatkan
daripada
kemampuan
7
Coding
Sangat Sedikit
Tidak Sedikit Sangat (Diisi
NO Pertanyaan tidak tidak setuju
setuju setuju setuju oleh
setuju setuju
Peneliti)
Promosi diberikan
kepada pegawai
E11 E11
yang performanya 0 1 2 3 4 5
[ ]
baik dalam
pekerjaan
Untuk dapat
mendapatkan
E12
E12 banyak uang, kamu 0 1 2 3 4 5
[ ]
harus tahu orang
yang tepat
membutuhkan
keberuntungan yang
biasa dalam
pekerjaan
Orang-orang yang
dapat E14
E14 0 1 2 3 4 5
memperlihatkan [ ]
8
Coding
Sangat Sedikit
Tidak Sedikit Sangat (Diisi
NO Pertanyaan tidak tidak setuju
setuju setuju setuju oleh
setuju setuju
Peneliti)
dalam pekerjaannnya
berhak mendapatkan
penghargaan
Sebagian besar
dengan atasannya
Perbedaan utama
mendapatkan uang
adalah faktor
keberuntungan
SCORE
9
Kuesioner dukungan sosial
Sangat Coding
Sangat Sangat Sangaat
tidak Tidak (Diisi
NO Pertanyaan tidak setuju setuju setuju
setuju setuju oleh
setuju sekali
sekali Peneliti)
F 0 1 2 3 4 5
F1 Keluarga saya
memperhatikan
5
0 1 2 3 4 F1
permasalahan kerja yang
[ ]
saya hadapi
penyelesaian dari
keluarga saya
F3 Keluarga saya
memberikan bantuan
F3
kepada saya berkaitan 5
0 1 2 3 4
[ ]
dengan permasalahan
10
Sangat Coding
Sangat Sangat Sangaat
tidak Tidak (Diisi
NO Pertanyaan tidak setuju setuju setuju
setuju setuju oleh
setuju sekali
sekali Peneliti)
yang berat
mendengarkan F5
5
0 1 2 3 4
permasalahan kerja yang [ ]
saya hadapi
memberikan bantuan
F6
kepada saya berkaitan 5
0 1 2 3 4
[ ]
dengan permasalah kerja
F7 Atasan saya
mengatasi kesulitan
F8 Dalam pengambilan
bijaksana
F9 Atasan saya F9
5
0 1 2 3 4
memberikan dorongan [ ]
11
Sangat Coding
Sangat Sangat Sangaat
tidak Tidak (Diisi
NO Pertanyaan tidak setuju setuju setuju
setuju setuju oleh
setuju sekali
sekali Peneliti)
bekerja
SCORING
12
NO PEKERJA:
.......................................kg [ ]
13
LEMBAR OBSERVASI
POSISI BADAN
1 2 3 4
PEKERJAAN Duduk Berdiri Berjalan Berjalan
Mendaki
(0,3) (0,6) (3,0) (3,8)
Pekerjaan dengan tangan
I (ex: menulis, barcode) (0,30) 0,60 0,90 3,30 4,10
II ( ex: memindahkan barang ringan) (0,70) 1,00 1,30 3,70 4,50
III (ex: mengetik) (1,10) 1,40 1,70 4,10 4,90
Pekerjaan dengan satu tangan
I (ex: membawa barang) (0,90) 1,20 1,50 3,90 4,70
II ( ex: membuka barang) (1,60) 1,90 2,20 4,60 5,40
III (ex: memukul paku) (2,30) 2,60 2,90 5,30 6,10
Pekerjaan dengan dua lengan
I (ex: mengepack barang) (1,25) 1,56 1,85 4,25 5,05
II ( ex: memindahkan barang) (2,25) 2,55 2,85 5,25 6,05
III (ex: mendorong kereta bermuatan)
(3,25) 3,55 3,85 6,25 7,05
Pekerjaan dengan gerakan tangan
I (ex: pekerjaan adminstrasi) (3,75) 4,05 4,35 6,75 7,55
II ( ex: mengendalikan kemudi)(8,75) 9,05 9,35 11,75 12,55
III (ex: menggali lubang) (13,75) 14,05 14,35 16,75 17,55
Keterangan: Aktivitas kerja: kategori pekerjaan + posisi badan
14
NO PEKERJA:
15
LEMBAR HASIL PENGUKURAN PENCAHAYAAN
16
Lampiran 3: Hasil Pengukuran Pencahayaan
3 29 31 33 31.0
4 31 30 32 31.0
5 48 49 47 48.0
10 20 21 31 24.0
11 22 29 39 30.0
17 29 30 34 31.0
18 30 31 32 31.0
19 47 48 49 48.0
17
23 838 840 842 840.0
27 66.6 66 66 66.2
31 42.5 41 41 41.5
18
48 117.7 117.9 118.1 117.9
19
Lampiran 4: Hasil Beban Kerja
2 219.8 Sedang
3 266.0 Sedang
4 217.0 Sedang
5 136.0 Ringan
6 280.5 Sedang
7 263.2 Sedang
8 229.4 Sedang
9 172.1 Ringan
10 273.5 Sedang
11 164.0 Ringan
12 220.5 Sedang
13 469.0 Berat
14 312.5 Sedang
15 185.0 Ringan
16 173.0 Ringan
17 192.5 Ringan
18 486.0 Berat
19 466.7 Berat
20 482.1 Berat
21 192.0 Ringan
22 240.9 Sedang
23 254.25 Sedang
20
24 292.0 Sedang
25 221.6 Sedang
26 465.0 Ringan
27 613.0 Ringan
28 202.4 Sedang
29 273.0 Sedang
30 277.5 Sedang
31 300.3 Sedang
32 241.5 Sedang
33 215.0 Sedang
34 270.55 Sedang
35 428.4 Berat
36 232.4 Sedang
37 427.0 Berat
38 213.4 Sedang
39 310.0 Sedang
40 291.25 Sedang
41 555.9 Berat
42 300.0 Sedang
43 193.6 Ringan
44 594.7 Berat
45 199.0 Ringan
46 230.2 Sedang
47 286.8 Sedang
48 202.0 Sedang
21
49 241.2 Sedang
50 113.6 Ringan
51 288.25 Sedang
52 439.25 Berat
53 313.0 Sedang
54 219.1 Sedang
55 198.7 Ringan
56 457.8 Berat
57 263.35 Sedang
58 462.0 Berat
59 453.3 Berat
60 296.3 Sedang
61 224.2 Sedang
62 241.1 Sedang
63 260.0 Sedang
64 206.0 Sedang
65 518.6 Berat
66 290.6 Sedang
67 265.5 Sedang
68 221.3 Sedang
69 659.8 Berat
70 193.7 Ringan
22
Lampiran 5: Output Validitas dan Reliabilitas
Reliability Statistics
.900 23
Item-Total Statistics
23
2. Work Locus Of Control Scale (WLCS)
Reliability Statistics
.908 16
Item-Total Statistics
3. Dukungan Sosial
Reliability Statistics
.884 9
Item-Total Statistics
24
F1 26.37 39.964 .602 .873
1. Univariat burnout
Descriptives
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
25
Statistics
N Valid 70 70 70
Missing 0 0 0
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kelelahan .077 70 .200* .970 70 .097
sinis .071 70 .200* .981 70 .356
efikasi .165 70 .000 .865 70 .000
Descriptives
26
Median 13.00
Variance 52.282
Std. Deviation 7.231
Minimum 0
Maximum 33
Range 33
Interquartile Range 11
Skewness .270 .287
Kurtosis -.142 .566
Efikasi Mean 6.77 .830
95% Confidence Lower Bound 5.11
Interval for Mean
Upper Bound 8.43
5% Trimmed Mean 6.28
Median 5.00
Variance 48.266
Std. Deviation 6.947
Minimum 0
Maximum 24
Range 24
Interquartile Range 11
Skewness .902 .287
Kurtosis -.271 .566
27
Kategori_efikasi (0=ya 1=tidak)
2. Univariat Usia
0<30, 1>=30
0=ya 1=tidak
0 1 Total
0= >= 30 1= 0 Count 21 26 47
<30
% within 0= >= 30 1= <30 44.7% 55.3% 100.0%
1 Count 11 12 23
Total Count 32 38 70
28
Kelelahan dengan usia (0= >= 30 1= <30 * 0=ya 1=tidak) Crosstabulation
Kelelahan
0=ya 1=tidak
0 1 Total
1 Count 11 12 23
Total Count 32 38 70
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
29
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
0= ya 1=tidak
0 1 Total
1 Count 12 20 32
Total Count 32 38 70
30
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
0=external, 1=internal
0=ya 1=tidak
0 1 Total
1 Count 13 23 36
Total Count 32 38 70
6. Univariat Pencahayaan
31
Kelelahan
0=ya 1=tidak
0 1 Total
1 Count 1 0 1
Total Count 32 38 70
32
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
0 = buruk 1=baik
0= ya 1=tidak
0 1 Total
1 Count 13 16 29
Total Count 32 38 70
33
Kelelahan dengan beban kerja Crosstabulation
0= ya 1=tidak
0 1 Total
1 Count 22 20 42
2 Count 6 6 12
Total Count 32 38 70
34
Lampiran 6: Hasil Wawancara
Responden 1 :Saya juga jenuh mbak kerja disini. Cape, sama stres saya kerja
disini.
Responden 1 :Kerja disini bikin saya stres apa lagi setelah ada sistem baru yang
pake komputer. Saya susah ngikutin sistem perusahaan yang pake
komputer. Kerjaan saya jadi lama selesainya tapi kerjaan udah
numpuk.
Responden 2 :Saya juga merasa jenuh bekerja soalnya kerjaannya ngga sesuai
dengan kemampuan saya. Tapi ya mau gimana lagi kita mah orang
bawahan, dan lagi kebutuhan ekonomi keluarga juga tetep harus
terpenuhi.
Responden 1 :Iya, kalau bukan karena kebutuhan ekonomi buat keluarga mungkin
saya juga pengen cari tempat kerja lain tapi kan cari kerja susah
dijaman sekarang.
Peneliti :Terus bapak gimana kalau jenuh gitu nyelesaiin kerjaan bapak?
Responden 1 :Ah ngomongin kerjaan, saya cuman ya udah yang penting kerjaan
selesai.
Peneliti :Bapak pernah bilang nggak pak kalau bapak sulit mengikuti
pekerjaan yang tanggung jawab bapak sekarang?
Responden 1 :Kalau udah dikasih kerjaan ini ya kita mah terima-terima aja. Kita
mah bukan orang yang diatas yang bisa seenaknya minta pindah.
35
Peneliti : Pak boleh saya nyalakan lampunya?
Responden 4 : Iya mbak emang sengaja mbak lampunya dimatiin biar nggak silau.
Peneliti : Biasanya bapak nyaman kerja kalau kondisi ruang yang lampunya
Responden 4 : Kalau kita-kita sih lebih suka yang gelap lebih enak buat kerja jadi
bisa fokus.
Responden 3 : Saya juga lebih suka gelap dari pada terang lebih enak buat baca.
36