You are on page 1of 19

TUGAS PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

OLEH :

Fakhri Afif Rifa’i

16080024

Dosen Pembimbing :

Jana Hafiza, ST.,MT

DIII TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

PADANG, 27 September 2018

Fakhri Afif Rifa’i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang Makalah


 Rumusan Makalah
 Batasan Makalah
 Tujuan Penulisan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

 Material Balances
 Metallurgical Balances
 Water Balances
 Flowsheet Dalam Pengolahan Bahan Galian
 Bentuk Dan Distribusi Partikel Mineral Dalam Bahan Galian
 Liberasi Dan Derajat Libersi
 Kadar Dan Pengitungannya
 Kaitan Antara Derajat Liberasi Dan Kadar Dengan Pengolahan

BAB 3 PENUTUP

 Simpulan
 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Lata Belakang Masalah

Pengolahan Bahan Galian merupakan metode yang dilakukan untuk


meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian. Karna umumnya material bahan
berharga pada saat proses penambangan masih belum bisa digunakan secara
langsung karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (Tailing)
yang umumnya berasal dari material koalisinya. Setelah proses pengolahan awal,
bahan galian utama biasanya didapatkan dalam bentuk konsentrat bahan galian

Dari segi ekonomis pengolahan ini bertujuan untuk : Memudahkan dalam


pengolahan lebih lanjut,Umumnya, setelah ditambang, bahan galian tidak dapat
langsung digunakan. Namun kembali digunakan sebagai bahan baku dari industri
lain dengan diadakannya pengolahan awal. Maka hal ini akan memudahkan
konsumen untuk langsung menggunakan bahan galian tersebut tanpa harus
mengeluarkan cost untuk pengolahan awal, sehingga konsumen akan dapat
membeli bahan galian dengan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
sebelum pengolahan awal.

Dari segi teknis, pengolahan awal ini juga memliki beberapa


keuntungan,diantaranya Memudahkan dalam pengolahan lanjutan Dengan sudah
terpisahnya konsentrat dan tailing, maka pengolahan lanjutan untuk konsentrat ini
akan menjadi lebih mudah.,Kemungkinan mendapatkan mineral ikutan Pada saat
pengolahan, proses utama yang dilakukan adalah memisahkan bahan galian utama
dengan material lain. Namun dalam beberapa kasus, material tersebut juga dapat
berupa bahan galian ekonomis,seperti adanya unsur emas pada penambangan
tembaga yang dilakukan PT Free Port Indonesia.

Untuk itu penulis ingin lebih memahami dan memperdalam tentang


material balances dan metallurgical balances dan kajian mineralogy bahan galian.

I.II Rumusan Masalah


 Apa Itu Material Balances.?
 Apa Itu Water Balances.?
 Apa Itu Metallurgical Balances.?
 Bagaimana Flowsheet Dalam Pengolahan Bahan Galian.?
 Bagaimana Bentuk Dan Distribusi Partikel Mineral Dalam Bahan Galian.?
 Apa Itu Liberasi Dan Derajat Libersai.?
 Apa Itu Kadar Dan Pengitungannya.?
 Kaitan Antara Derajat Liberasi Dan Kadar Dengan Pengolahan.?

I.III Batasan Masalah

Dalam makalah ini penulis membatasi bahwa pembahahan dalam makalah


ini hanya membahas tentang material balances dan metallurgical balances &
kajian mineralogy bahan galian”

I.IV Tujuan Makalah

Memahami serta memperdalam materi tentang material balances dan


metallurgical balances & kajian mineralogy bahan galian”
BAB II

PEMBAHASAN

A. Material Balances

- Material Balance adalah suatu neraca kesetimbangan pada Pengolahan Bahan Galian
dimana jumlah partikel umpan yang masuk dalam alat pengolahan hasilnya sama dengan
jumlah material yang keluar.
F=C+T
Keterangan :
F = Berat material umpan/Feed (ton)
C = Berat konsentrat (ton)
T = Berat tailing (ton)

- Metallurgical Balance adalah neraca kesetimbangan material bijih dimana berat bijih
umpan yang masuk dengan kadarnya akan sama dengan produk dengan kadarnya.
Ff = Cc + Tt
Keterangan :
Ff = Kadar umpan (%)
Cc = Kadar konsentrat (%)
Tt = Kadar tailing (%)

1. Nisbah Konsentrasi
Adalah perbandingan berat feed dengan berat konsentrat.
Berasal dari :
Ff = Cc + Tt
Ft = Ct + Tt

F(f-t) = C (c-t)
F/C = (c-t)/(f-t)
2. Angka Perolehan (% Recovery)
Adalah perbandingan antara logam berharga dalam konsentrat dengan berat logam
berharga dalam umpan yang dinyatakan dalam persen (%).

-Water Balance adalah Sistem dalam analisis hidrologi, keseimbangan air, neraca
air (memperhitungkan inflow dan outflow), Keseimbangan air dalam siklus
hidrologi tergantung pada daerah yang diamati sesuai dengan inflow dan outflow.

Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air
disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air
tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Water Balance,Secara umum analisis


hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam perancangan bangunan-
bangunan hidrolik. Pengertian yang terkandung didalamnya adalah informasi dan
besaran-besaran yang diperoleh dalam analisis hidrologi merupakan masukan
penting dalam analisis selanjutnya. Bangunan hidrol ik dalam bidang teknik sipil
dapat berupa gorong-gorong, saluran, sipon, bendung, waduk, bendungan, dsb.
Bangunan-bangunan tersebut sangat tergantung dari tujuan pembangunan dan
informasi yang diperoleh dari analisis hidrologi.

- Flowsheet Dalam Pengolahan Bahan Galian.


Berawal dari pembongkaran bahan galian sampai kegiatan mengekstrak bahan
galian, pengekstrakan dilakukan untuk memisahkan suatu kandungan mineral berharga
pada suatu batuan. Proses pengolahan mineral memerlukan ukuran-ukuran partikel
dengan distribusi kecil (berukuran relatif seragam) yang sesuai dengan ukuran maksimal
derajat liberalisasi mineral berharganya. Keseragaman ukuran-ukuran partikel mineral
dapat diperoleh melalui proses pengayakan.

Screen sendiri merupakan alat yang digunakan untuk pemilahan ukuran butir material
dengan cara melewatkan material dari atas ayakan, material yang lebih kecil dari lubang
ayakan dapat lolos kebawah ayakan sebagai produk halus (undersize) sedangkan partikel
yang lebih kasar dari ukuran ayakan teratahan di atas ayakan sebagai produk kasar
(oversize).

Tujuan dilakukannya proses screening adalah :

1. Menghasilkan produk akhir yang berukuran relatif seragam agar sesuai dengan
spesifikasi pasar.
2. Meningkatkan kapasitas unit operasi lainnya.
3. Mencegah undersize masuk ke dalam mesin crusher.
4. Mencegah oversize masuk ke proses pengolahan selanjutnya.
5. Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding.

Efisiensi screen dalam mechanical engineering didefinisikan sebagai perbandingan


dari energi keluaran dengan eneri masukan. Dengan demikian dalam screening bukannya
efisiensi melainkan ukuran keefektifan dari operasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi effisiensi screen :

1. Lamanya umpan berada dalam screen


2. Jumlah lubang yang terbuka
3. Kecepatan umpan
4. Tebalnya lapisan umpan
5. Cocoknya lubang ayakan dengan bentuk dan ukuran rata-rata material yang
diolah.

Dari hasil pengayakan dilakukan analisa mikroskop sehingga didapatkan hasil


bahwa pada ukuran butir yang paling kecil derajat liberasinya makin besar. Dengan
demikian berarti makin kecil ukuran butir makin sempurna material terliberasi atau
terbebaskan dari ikatan gangue mineral.
PREPARASI

Merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi. Preparasi dilakukan


melaui beberapa tahap, yaitu:

Kominusi

ominusi adalah proses mereduksi ukuran butir atau proses meliberasi bijih. Yang
dimaksud dengan proses meliberasi bijih adalah proses melepaskan bijih tersebut dari
ikatannya dengan menggunkan crusher dan grinding mill. Kominusi terbagi dalam tiga
tahap yaitu:

 Primary Crushing

Merupakan tahap pengancuran yang pertama, untuk material yang berukuran


besar ± 84 x 60 inchi dan produknya berukuran 4 inchi. Alat-alat yang digunakan dalam
primary chrushing: Jaw crusher,Gyratory crusher

 Secondary Crushing
Merupakan tahap lanjutan dari primary crushing dimana ukran umpan lebih kecil
dari 6 inchi dan produknya berukuran 0,5 inchi. Alat-alat yang digunakan:Jaw crusher
(kecil),Gyratiry crusher (kecil),Cone crusher

 Fine Crushing (Grinding Mill)

Milling merupakan lanjutan dari proses primary crushing dan secondary


crushing. Proses penghancuran pada milling menggunkan shearing stress.

Sizing

Merupakan pengelompokan mineral, dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu:

 Screening

Prosedur pemisahan komponen-komponen campuran dapat dikelompokan


menjadi dua golongan yaitu secara operasi difusional (diffusional operation) dan
pemisahan mekanik (mechanical separation). Operasi diffusional adalah prosedur
pemisahan berdasarkan atas perpindahan fase atau perpindahan fase ke fase yang lain,
sedang pemisahan mekanik adalah prosedur pemisahan yang meliputi partikel zat padat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos lubang


ayakan adalah: Ukuran bukaan ayakan,Ukuran relatif partikel,Pantulan dari
material,Kandungan air

Classifying

Kecepatan pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk dan berat jenis partikel.
dalam classifying ini partikel kasar, berat dan berbentuk bulat akan mengendap lebih
cepat daripada partikel yang ringan dan berbentuk tidak teratur.

Berdasarkan media pemisahnya, classifying terdiri atas:

 Sorting classifier menggunakan cairan kental

Pada sorting classifier, kondisi pengendapannya adalah “hindered setting” yaitu


pengendapan yang mengalami hambatan meskipun dalam media yang kental. Mineral
yang mempunyai berat jenis yang berat akan lebih dahulu mengendap jika dibandingkan
dengan mineral yang mempunyai berat jenis ringan. Contoh-contoh yang termasuk dalam
sorting classifier adalah Evan classifier, Fahrenwald sizer dan Hydrotator classifie

 Sizing classifier menggunkan cairan encer

Dalam sizing classifier diperlukan penambahan air disamping air yang telah ada
dalam suspensi. Sizing classifier ini menggunakan kondisi free settling yaitu
pengendapan dari material secara individu yang mengendap secara langsung/tanpa
hambatan dari material lain. Classifier dibagi menjai dua macam yaitu: settling
cone dan mechanical classifier.

KONSENTRASI

Merupakan suatu proses pemisahan antara mineral berharga dengan mineral tak
berharga sehingga didapatkan kadar yang lebih tinggi dan menguntungkan.

Ada beberapa cara pemisahan yang mendasarkan pada sifat fisik mineral diantaranya
adalah:

 Warna, kilap dan bentuk kristal

Konsentrsi yang dilakukan dengan tangan biasa (hand picking/hand


sorting)

 Gravity concentration

Konsentrasi yang berdasarkan pada berat jenis.

 Sifat kemagnetan

Mineral dipisahkan berdasarkan sifat kemagnetan yang dimiliki. Alat yang biasa
digunakan adalah magnetic separator. Alat ini berkerja berdasarkan kuat lemahnya
mineral; tersebut tertarik oleh magnet sehingga antara mineral magnetis dan non magnetis
dapat dipisahkan. Pemisahan dapat dilakukan dalam keadaan kering ataupun basah.

DEWATERING

Merupakan proses pemishan antara cairan dengan pedatan. Proses ini dilakukan dalam
beberapa tahapan yaitu:
 hickening

Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan berdasarkan atas kecepatan
mengendap partikel atu mineral dalam suatu pulp. Alat yang biasanya digunakan adalah
thickener.

 Filtarsi

Proses filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari campuran fasa cair. Pada
filtrasi secara garis besar pemisahannya adalah material ditampung dalam suatu filter
maka material tersebut akan tetap berada di atas filter sedangkan air akan lolos
meninggalkan filter. Lolosnya air ini disebabkan adanya gaya dorong. Gaya dorong ini
dapat berupa gaya gravitasi, gaya tekan dan gaya sentrifugal. Proses filtrasi akan
memerlukan perlakukan khusus bila padatan yang akan dipisahkan mulai terdeformasi
dan akan sukar tertahan pada medium penyaringnya.

Dalam setiap filtrasi, filter medium selalu menahan partikel solid yang dihasilkan
sebagai “porous cake” dan ini dapat dipisahkan secara kontinyu maupun diskontinyu.

Jadi bila tekanan diberikan pada pulp yang akan melalui porous media maka air
pulp akan mengalir melalui pori media dengan kecepatan yang tergantung pada
perbedaan tekanan dari kedua bagian yang tergantung pada gesekan selama mengalir.
Pori-pori dari filter lebih besar daripada butir partikel dan akan membentuk jembatan
sehingga akan membentuk pori-pori baru yang merupakan “cake”. Akibatnya semakin
lama jalannya filtrasi akan semakin lambat.

Kapasitas filter tergantung pada:

 Area filter
 Perbedaan tekanan antara kedua bagian filter
 Penampang rata-rata dari pori
 Jumlah pori tiap unit area filter
 Tebal filter cake area

Bedasarkan gaya dorongnya, filter terbagi menjadi:

 Gravity filter
 Suction Filter
 Batch Vacum filter
 Centrifugal filter
 Pressure filter

Campuran-campuran tertentu seperti suspensi, padatan lumpur atau larutan-


larutan tertentu (produk bioproses) sulit difiltrasi secara langsung. Hal ini disebabkan
campuran tersebut merupakan fluida yang sangat non-newtoniandimana cake yang
terbentuj sangat compressible, sehingga cake dapat dengan mudah terdeformasi menjadi
lapisan yang tidak permiabel. Oleh sebab itu umpan yang akan dimasukkan dalam proses
filtrasi perlu mendapat perlakuan awal seperti dipanaskan, koagulasi dan flokulasi
ataupun diadsorpsi terlebih dahulu

 Drying

Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara pemanasan sehingga
padatan benar-benar bebas dari cairan. Pada drying pemisahannya dilakukan dengan cara
penguapan (evaporasi. Dalam hal ini jumlah energi yang digunakan per unit massa dari
liquid besar karena “specific heat” dan “laten heat”penguapan air besar sehingga sering
membuat kesulitan dalam pengolahan bahan galian dan memperbesar biaya operasi.

Metode drying terbagia atas tiga hal,yaitu:

 Flash Drying
 Rotary drying
 Rubble-hearth drying

F. Liberasi Dan Derajat Libersi

Cara untuk mendapatkan mineral berat dapat dilakukan dengan


pengkonsentrasian mineral berat seperti dengan jig, flotasi, maupun yang paling
sederhana, dengan pendulangan. Sebagai contoh, kuarsa mempunyai nilai SG 2,59-2,63,
akan sangat mudah dipisahkan dengan magnetit yang mempunyai SG 5,17-5,19, dengan
pirit yang mempunyai SG 4,95-5,10, atau pun dengan emas yang mempunyai SG 19.
Kembali kepada grain counting, apa yang akan digunakan sebagai perhitungan?
Pertama-tama, kita harus mengenal konsep mineral dengan butir bebas dan mineral
dengan butir terikat. Mineral dengan butir bebas artinya mineral yang akan kita amati,
telah terliberasi/ terbebaskan dan tidak berikatan dengan mineral lain. Adanya proses
kominusi (penghancuran) dan liberasi bertujuan untuk memisahkan mineral berharga
dengan mineral pengotornya pada ukuran yang optimal (mineral liberation). Rumus dari
derajat liberasi adalah:

Keterangan :

α = derajat liberasi NA = jumlah butir mineral A SG = Specific Gravity

Berikut beberapa contoh mineral yang pernah saya analisa untuk keperluan
analisis mineral butir pada konsentrat mineral dulang.
Mineral magnetit berwarna kehitaman dan mineral silika yang berwarna putih
kusam (sampel dari Blitar, Jawa Timur)

Mineral magnetit berwarna kehitaman dan mineral silika yang berwarna putih
kusam, tampak mineral emas berwarna emas (sampel aluvial dari Sulawesi Tenggara,
Jawa Timur)

Sebagai contoh gambar liberasi pada mineral sulfida. Pada kasus 1, mineral
sulfida akan mudah dibebaskan, dibandingkan pada kondisi 2, dimana mineral sulfida
berada pada kondisi disseminated atau menyebar. Begitu pula ketika mineral sulfida
muncul sebagai inklusi, maka perlu dilakukan adanya pemisahan hingga didapatkan butir
sulfida yang dapat dibebaskan dari mineral pengotornya.
Metode 3 kotak (2.5 cm x 2.5cm) dan 5 kotak (1cm x 1cm)

Sebelum dilakukan perhitungan, perlu dilakukan sizing ukuran dari mineral,


dimana ukuran mineral harus relatif seragam satu sama lain. Butiran yang akan di
counting harus memiliki ukuran yang relatif seragam atau berasal dari satu fraksi ukuran
tertentu, dengan asumsi bahwa butiran yang berasal dari fraksi ukuran yang sama akan
memiliki volume yang sama, sehingga jika diketahui jumlah butiran masing-masing
mineral dari analisis grain counting, kemudian berat jenisnya diketahui, maka hasil
perkaliannya analog dengan berat masing-masing mineral, dengan demikian kadar
masing-masing mineral dalam sampel dapat dihitung dalam % berat

B. Kadar dan Penghitungannya

Penentuan Kadar Air Bijih;

Untuk menentukan kadar air bijih di laboratorium, tata laksananya adalah sebagai
berikut;bijih yang berasal dari lapangan terlebih dahulu ditimbang untuk diketahui berat
aslinya. Selanjutnya bijih tersebut dikeringkan pada tempertur (suhu) 100d Celcius
selama 12 jam atau hingga beratnya konstan.

Kadar air bijih dapat dihitung menggunakan persamaan berikut;

W1 = berat sample sebelum dikeringkan


W2 = berat sample sesudah dikeringkan

Tonnage Factor Di dalam perhitungan cadangan tonnage factor juga digunakan.


Tonnage factor dapat ditentukan untuk bijih kering ataupun basah (natural).
1. Tonnage factor untuk bijih kering (inplace)

2. Tonnage factor untuk bijih basah (natural)


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari materi yang telah ditulis dalam makalah kita dapat memahami
beberapa point penting dalam pengolahan bahan galian seperti :

 Material Balances
 Water Balances
 Metallurgical Balances
 Flowsheet Dalam Pengolahan Bahan Galian
 Bentuk Dan Distribusi Partikel Mineral Dalam Bahan Galian
 Liberasi Dan Derajat Libersi
 Kadar dan Penghitungannya

SARAN

Sebaiknya dalam pembuatan makalah diharapkan mahasiswa harus teliti dalam


pengambilan informasi supaya tidak terjadi kesalah dalam penulisan makalah.
DAFTAR PUSTAKA

http://miningsciencepedia.blogspot.com/2011/10/material-balance-dan-
metallurgical.html

http://www.andyyahya.com/2013/07/analisis-mineral-butir-derajat-liberasi.html

http://wktripleworld.blogspot.com/2015/01/perhitungan-cadangan-mineral.html

https://1902miner.wordpress.com/2014/04/26/pengolahan-bahan-galian-vi-
metallurgy/

You might also like