You are on page 1of 38

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rumah sakit adalah salah satu organisasi sektor publik yang bergerak
dalam bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tugas
melaksanakan suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan atau mementingkan upaya penyembuhan
dan pemulihan yang telah dilaksanakan secara serasi dan terpadu oleh pihak
rumah sakit dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta upaya
perbaikan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.983/Men.Kes/SK/XI/1992). Rumah sakit tidak hanya sekedar
menampung orang sakit saja melainkan harus lebih memperhatikan aspek
kepuasan bagi para pemakai jasanya, dalam hal ini pasien. Penilaian
terhadap kegiatan rumah sakit adalah hal yang sangat diperlukan dan
sangat diutamakan.
Kegiatan penilaian kinerja organisasi atau instansi seperti rumah sakit,
mempunyai banyak manfaat terutama bagi pihak-pihak yang memiliki
kepentingan terhadap rumah sakit tersebut. Bagi pemilik rumah sakit,
hasil penilaian kegiatan rumah sakit ini dapat memberikan informasi
tentang kinerja manajemen atau pengelola yang telah diberikan
kepercayaan untuk mengelola sumber daya rumah sakit. Bagi
masyarakat, semua hasil penilaian kinerja rumah sakit dapat dijadikan
sebagai acuan atau bahan pertimbangan kepada siapa (rumah sakit) mereka
akan mempercayakan perawatan kesehatannya. Pemerintah selaku pengelola
sumber daya publik, berpendapat bahwa ukuran keberhasilan dari
instansi atau organisasi pemerintah dapat dilihat dari kemampuannya
menyerap anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan organisasi
pemerintah hanya dapat dilihat dari aspek input saja, tanpa
memperhatikan aspek output, manfaat, dan dampak dari suatu aktivitas
atau kegiatan yang telah dilaksanakan. Kinerja organisasi yang hanya
menekankan pada input dalam memberikan jasa dan pelayanan kepada
masyarakat secara Langsung, akan menjadi perhatian yang lebih dan
mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Pengelolaan rumah sakit pada
masa lalu dipandang sebagai usaha sosial, tetapi di masa sekarang
pengelolaan yang berbasis ekonomi dan manajemen sangat penting
artinya untuk menghadapi bebagai situasi persaingan global,
mengantisipasi cepatnya perubahan lingkungan, dan menjaga kelangsungan
usaha rumah sakit itu sendiri. Persaingan global dan perubahan
lingkungan mulai nampak pada pengelolaan rumah sakit swasta
multinasional yang terdapat di kota-kota besar. Di Indonesia pengelolaan
rumah sakit telah berkembang dengan pesat dan menjadikan industri yang
berbasis prinsip-prinsip ekonomi dan manajemen merupakan ancaman
bagi rumah sakit pemerintah maupun nasional jika tidak berusaha
meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerjanya secara keseluruhan.
Indikator perusahaan yang selama ini digunakan dalam mengukur suatu
kinerja organisasi pelayanan kesehatan tidak komprehensif dan hanya

2
bersifat sementara. Indikatornya banyak dipengaruhi faktor eksternal
seperti keadaan konomi dan kebijakan pemerintah yang kurang. Hal ini
dapat menyebabkan pengukuran kinerja suatu organisasi pelayanan
kesehatan belum menggambarkan realita yang sesungguhnya dari keadaan
organisasi tersebut. Indikator tersebut juga merupakan alat untuk
memantau pencapaian suatu organisasi. Dengan adanya indikator ini dapat
juga diketahui tingkat kemajuan dalam suatu organisasi dan dapat dilakukan
perbandingan antara organisasi yang bergerak di bidang yang sama (Alkatiri,
et.al.1997).

B. Tujuan

Dengan dibuatnya pedoman pengorganisasian Rumah Sakit Umum Natalia


Boyolali bertujuan sebagai dan untuk :

1. Sebagai peganggan dalam menggerakkan organisasi di RS Umum


Natalia boyolali dalam rangka mengembangkan di RS Umum Natalia
Boyolali.

2. Sebagai acuan instalasi yang ada di Rumah Sakit Umum Natalia


Boyolali dalam melaksanakan program kerja dan kegiatan sehari-hari.

C. Ruang Lingkup

Pedoman pengorganisasian RS Umum Natalia. meliputi penataan


organisasi, jabatan, ketenagaan, mekanisme kerja dan penataan administrasi
bagi instalasi yang berada di RS Natalia.

Selain itu, sebagai pelimpahan kewenangan dan kemandirian di setiap


instalsi dan unit kerja , maka pedoman ini juga berlaku secara umum di RS
Umum Natalia Boyolali dan bagian lain dapat saling menghormati
kewenangan dan kemandirian masing-masing bagian dengan interaksi,
komunikasi dan integrasi dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan
pasien maupun tidak langsung berhubungan dengan pasien.

3
4
5

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM NATALIA

A. Sejarah Berdiri

Rumah Sakit Umum Natalia ( RSU Natalia ) merupakan rumah


sakit yang berdiri dibawah naungan PT.Yohanes Breachman Soekarsono
berstatus swasta murni yang diprakarsai dan didirikan oleh dr. L.Budiadi,
SpOG, MMKes, MPd, Msi.

Diawali dengan pendirian RB.Natalia pada tahun 1995 di jalan


Anggrek 2001 yang merupakan embrio RSB Natalia yang diresmikan pada
1 Januari 2001 di Jl.Teratai No.15 Boyolali. Selanjutnya dinaikan
statusnya menjadi Rumah Sakit Umum pada September 2017.

Gambar lokasi RSU Natalia


6
B. Kondisi Saat ini
Saat ini rumah sakit Natalia adalah rumah sakit umum berstatus
tipe D. RSU Natalia telah dilengkapi dengan perijinan-perijinan yang
terkait denga penyelenggaraan dan pengelolaan Rumah Sakit dari pihak
yang berwenang, sehingga telah memenuhi standar sebuah Rumah Sakit
sebagaimana yang ditentukan oleh Undang – Undang Rumah Sakit
( Presiden RI, 2009) yang berbunyi:
“Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.”

Rumah sakit umum Natalia terdiri dari unit- unit di bawah ini :
1. Unit rawat jalan
Untuk unit rawat jalan rumah sakit umum natalia baru mempunyai 2
poliklinik. Yaitu poliklinik gigi dan poliklinik spesialis Kandungan
2. IGD
Instalasi gawat darurat rumah sakit natalia terbagi dalam beberapa
nama ruang yaitu :
a. Triase
b. Ruang isolasi
c. Ruang resusitasi
d. Ruang Ponek
e. Ruang observasi
f. Ruang bedah
g. Ruang non bedah
3. Kamar bersalin
Terdapat 3 ruang kamar bersalin
a. Ruang isolasi terdiri dari 1 bed
b. Ruang pre VK terdiri dari 1 bed
c. Ruang VK Terdiri dari 2 bed
4. Kamar operasi
Kamar operasi RSU Natalia untuk sementara baru memiliki 1 bed. Tata
ruang kamar operasi terdiri dari zona 1, zona 2,zona 3 dan zona 4 dan
ruang recoveri atau RR.
5. Perinatologi
Rumah sakit umum natalia mempunyai 1 inkubator, dan 2 box
penghangat bayi,dan fototerapi.
6. Ruang radiologi
7. Ruang HCU dengan kapasitas 3 bed dan 1 bed ruang isolasi.
8. Ruang Bangsal atau ruang perawatan

7
Untuk sementara ini rumah sakit natalia baru mempunyai pasien
kebidanan. Sehingga baru mempunyai 1 ruang perawatan yaitu
bangsal. Bangsal mempunyai 24 Bed dengan pembagian :

No Nama ruang Kelas Jumlah bed

1. Cendana Vip 4
2. Ruang anak 1 Kelas 2 2
Ruang anak 2 Kelas 3 2
3. Anggrek 1 Kelas 1 2
Anggrek 2 Kelas 1 2
4. Melati 1 Kelas 2 2
Melati 2 Kelas 2 2
Melati 3 Kelas 3 2
5. Mawar 1 & 2 Kelas 3 6
Total 24 bed
9. Instalasi Laboratorium
10. Instalasi Farmasi
11. Instalasi Rekam Medis
12. Ruang Jenazah
13. Londry
14. Instalasi gizi
15. Ruang genset
16. Unit Ambulan
17. IPAL
Selanjutnya, RSU Natalia juga diberi amanah sebagai RS yang akan
melaksanakan penilaian standar akreditasi versi snars edisi 2018.
Perkembangan yang cukup baik serta tantangan yang terus diberikan ini
tentu diperlukan upaya – upaya yang lebih komprehensif agar bisa
dipertahankan dan menjawab tantangan tersebut. Bagi RSU Natalia,
tantangan diatas membulatkan tekad bagi manajemen untuk menjadikan
RSU Natalia sebagai Rumah Sakit yang maju, mandiri dan berdaya saing
tinggi.

8
9
10

BAB III

VISI MISI FALSAFAH DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

A. VISI
Menjadi pusat pelayanan kesehatan pilihan keluarga wilayah boyolali

B. MISI
1. Memberikan pelayanan yang profesional
2. Menjunjung tinggi etika, melengkapi pelayanan dan prasarana
sesuai dengan perkembangan teknologi kedokteran terkini
3. Menjalin komunikasi yang terbuka dengan pasien dan keluarganya

C. TUJUAN
1. Untuk mengembangkan pusat pelayanan rujukan medis yang
berkualitas sehingga bisa menjadi pusat rujukan pilihan keluarga
wilayah boyolali
2. Untuk memberikan layanan pada masyarakat, terutama masyarakat
ekonomi rendah, dengan fasilitas kesehatan lebih mudah diakses dan
pelayanan medis yang sigap cepat tanggap

D. MOTTO
Memberikan pelayanan yang terbaik dan bermutu adalah kewajiban kami”

10
11

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

11
12

PEMULASARAN JENAZAH DIREKTUR PT. YOHANES BERCHMANS SOEKARSO BOYOLALI


INSTL LABORATORIUM
KABID PELAYANAN MEDIS & KEPERAWATAN DAN PENUNJANG MEDIS KABID ADMINISTRASI KEUANGAN, PERSONALIA DAN UMUM
KASI KEPERAWATAN
INSTL GAWAT DARURAT .

KOMITE MEDIK

INSTL FARMASI

INSTLS KAMAR BERSALIN


KASI YANMED & PENUNJANG MEDIK ADMINISTRASI KEUANGANKASI PERSONALIA KASI UMUM
INSTL RAWAT JALAN
( VK )
KOMITE KESEHATAN LAINNYA . DIREKTUR

Sanitasi
INSTL GIZI
DIKLAT

INSTL KAMAR OPERAS


KOMITE KEPERAWATAN
KEAMANAN
PEMASARAN

INSTLS RAWAT INAP INSTL REKAM MEDIK IPSRS


SPI

KOMITE MUTU
INSTL HCU
TRANPORTASI

INSTALASI PERINATOLOGI
INSTLS RADIOLOGI
KOMITE ETIK

12
13

BAB V

STRUKTUR ORGANISASI UNIT


14
15

BAB VI

URAIAN JABATAN

RUMAH SAKIT UMUM NATALIA BOYOLALI


Jl. TERATAI NO. 15 BOYOLALI
Telp/Fax. (0276) 325302
e-mail : rsunataliaboyolali@gmail.com
BOYOLALI JAWA TENGAH
1. Nama Jabatan KEPALA RUANG RAWAT INAP
2 Pengertian Jabatan Seorang tenaga keperawatan yang
diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam pembinaan mutu
sumber daya insani, logistik
keperawatan, etika dan asuhan
keperawatan.
3 Persyaratan Jabatan 1. Sarjana Keperawatan/ sarjana
Kebidanan.
2. Ahli Madya Keperawatan /
Kebidanan.
3. Telah mengikuti pelatihan
manajemen
keperawatan/Kebidanan 40
jam.
4. Pengalaman kerja sebagai
Karu bagi tenaga S1
Keperawatan selama 1 tahun,
sedangkan tenaga DIII
Keperawatan selama 2 tahun.
5. Berstatus karyawan tetap.
6. Berakhlak baik, berprestasi,
dedikasi dan loyalitas yang
tinggi.
7. Memiliki pengalaman
16

berorganisasi.
4 A. Bertanggung Jawab Kepada Kepala Seksi Keperawatan.
B. Bertanggung Jawab Atas 1. Perawat Penanggung Jawab Shitf
2. Kepala Perawat IGD (secara
koordinasi).
3. Kepala Perawat IRJ (secara
koordinasi).
5 Tugas Pokok Membantu pelaksanaan tugas Kepala
Seksi Keperawatan dalam bidang
pelayanan Keperawatan di Semua
bangsal Rawat Inap dan
berkoordinasi dengan IGD dan IRJ.
6 Uraian Tugas 1. Melaksanakan fungsi
perencanaan, meliputi:
a. Mengusulkan program kerja
dan Anggaran Biaya ( RAB )
tahunan di bidang
keperawatan.
b. Menyusun program
pengembangan sumber daya
insani dan pengaturan sumber
daya insani keperawatan guna
mendukung pelaksanaan
pelayanan keperawatan sesuai
dengan wilayah kerjanya.
c. Merencanakan kebutuhan
fasilitas dan peralatan serta
merencanakan pemeliharaan
fasilitas peralatan di wilayah
kerjanya.
2. Melaksanakan fungsi
17

penggerakan dan pelaksanaan,


meliputi :
a. Mengkoordinasikan,
mengendalikan serta
mengawasi pelaksanaan
asuhan keperawatan sesuai
dengan standar prosedur
operasional dan etika profesi
keperawatan.
b. Melaksanakan pembinaan
kepada staf pelaksana untuk
meningkatkan mutu
pelayanan asuhan
keperawatan sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi
keperawatan / kesehatan
c. Berkoordinasi dengan Komite
keperawatan dalam upaya
peningkatan etika/ profesi
keperawatan, mutu asuhan
keperawatan dan pelaksanaan
kegiatan pendidikan dan
pelatihan serta dalam rangka
meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.
d. Membantu Kepala seksi
Keperawatan dalam upaya
peningkatan etika/ profesi
keperawatan dan mutu asuhan
keperawatan.
18

e. Memberikan arahan dan


bimbingan kepada staf
pelaksana, melaksanakan
pemantauan dan evaluasi
terhadap kemampuannya agar
dapat meningkatkan kinerja
secara optimal.
f. Memberikan laporan secara
periodik kepada atasan sesuai
dengan prosedur dan
pedoman yang berlaku.
g. Melakukan koordinasi dan
kerjasama dengan unit–unit
kerja lainnya
h. Melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh atasan terkait
dengan bidangnya.
3. Melaksanakan fungsi
pengawasan, pengendalian dan
penilaian meliputi :
a. Melaksanakan pemantauan
dan evaluasi terhadap
penggunaan seluruh fasilitas
serta kemampuan SDM yang
ada dan mengupayakan
optimalisasi pemanfaatan
asset dan SDM yang tersedia
di wilayah
tangggungjawabanya.
19

b. Mengendalikan serta
mengawasi pelaksanaan
kegiatan pelayanan
keperawatan agar sesuai
dengan Standar Asuhan
Keperawatan di wilayah
tanggungjawabnya.
c. Melaksanakan penilaian hasil
kerja staf yang berada di
wilayah tanggungjawabnya
untuk meningkatkan dan
mempertahankan mutu
pelayanan keperawatan.

RUMAH SAKIT UMUM NATALIA BOYOLALI


Jl. TERATAI NO. 15 BOYOLALI
Telp/Fax. (0276) 325302
e-mail : rsunataliaboyolali@gmail.com
BOYOLALI JAWA TENGAH
1 Nama Jabatan PENANGGUNG JAWAB SHIFT
2 Pengertian Jabatan Seorang tenaga Keperawatan /
bidan yang diberi wewenang dan
tanggung jawab dalam mengatur
dan mengkoordinasikan kegiatan
pelayanan diruang rawat pada shift
yang telah ditentukan
20

3 Persyaratan Jabatan 1. Sarjana Keperawatan /


kebidanan.
2. Ahli madya keperawatan /
kebidanan.
3. Telah mengikuti pelatihan
BCLS.
4. Pengalaman kerja sebagai
perawat pelaksana untuk tenaga
S 1 keperawatan 1 tahun
sedangkan tenaga DIII
keperawatan 2 tahun.
5. Berakhlak baik, berdedikasi
tinggi dan loyalitas tinggi.
6. Sehat jasmani dan rohani.
4 A. Bertanggung Jawab Kepada Kepala Ruang
B. Bertanggung Jawab Atas 1. Perawat Klinik / Bidan Pelaksana
5 Tugas Pokok Membantu Kepala Ruang/ Kepala
Perawat dalam mengatur dan
mengkoordinasikan kegiatan
pelayanan diruang rawat pada
shift-shift yang telah ditentukan.
6 Uraian Tugas 1. Membantu Kepala Ruang
mengatur dan
mengkoordinasikan kegiatan
pelayanan diruang rawat pada
shift - shift yang telah
ditentukan.
2. Menggantikan fungsi
Kepala Ruang apabila Kepala
Ruang berhalangan hadir.
3. Melaksanakan kegiatan
21

pelaksana sesuai ruangannya


masing – masing.
4. Membuat laporan kegiatan
pelayanan asuhan keperawatan
diruangannya.
5. Melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh
atasanterkait dengan
bidangnya.

RUMAH SAKIT UMUM NATALIA


Jl. TERATAI NO. 15 BOYOLALI
Telp/Fax. (0276) 325302
e-mail : rsunataliaboyolali@gmail.com
BOYOLALI JAWA TENGAH
1 Nama Perawat/Bidan pelaksana
Jabatan
2 Pengertian Seorang tenaga Keperawatan yang diberi wewenang
Jabatan untuk melaksanakan pelayanan Keperawatan di ruang
rawat.
3 Persyaratan 1. Berijazah pendidikan formal keperawatan /
Jabatan kebidanan.
2. Telah mengikuti pelatihan BHD
3. Berakhlak dan berkepribadian baik.
4. Sehat jasmani dan rohani.
22

4 A. Kepala Shift
Bertanggung
Jawab
Kepada
B. -
Bertanggung
Jawab Atas
5 Tugas Pokok Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien di
ruang rawat.
6 Uraian Tugas 1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan
lingkungannya.
2. Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
3. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
4. Melaksanakan program orientasi kepada pasien
tentang ruangan dan lingkungan / tata tertib yang
berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya
serta kegiatan rutin sehari – hari diruangan.
5. Melaksanakan hubungan kerja sama yang baik
dengan pasien dan keluarganya serta anggota tim
kesehatan (dokter, ahli gizi, analis, pramu husada
dan profesi lainnya).
6. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi keperawatan sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
7. Merujuk pasien kepada petugas kesehatan / institusi
pelayanan lain yang lebih mampu untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak dapat
ditangani.
23

8. Melakukan pertolongan kepada pasien dalam


keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai
kebutuhan, serta prosedur yang berlaku. Selanjutnya
segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan
kepada dokter ruang rawat / dokter penanggung
jawab ruangan.
9. Berperan serta dalam anggota tim kesehatan dalam
membahas kasus dan upaya meningkatkan mutu
asuhan keperawatan.
10. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan libur
secara bergilir sesuai dengan jadwal dinas.

11. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh


Kepala Ruang dan pertemuan lain di rumah sakit.
12. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan yang tepat dan benar sehingga sistem
informasi rumah sakit yang dapat dipercaya dan
akurat.
13. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas
pengganti secara lisan maupun tertulis pada saat
pergantian dinas sesuai dengan prosedur yang berlaku.
14. Melakukan dischard planning / persiapan pasien
pulang sesuai dengan prosedur yang berlaku.
15. Memberikan angket kepada pasien yang akan pulang
untuk evaluasi pelayanan serta melakukan pencatatan
untuk kepentingan indikator klinik rumah sakit.
16. Berperan aktif dalam kegiatan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan
17. Membantu memberikan bimbingan kepada peserta
didik dari institusi pendidikan keperawatan yang
24

memanfaatkan rumah sakit sebagai lahan praktek.


18. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
terkait dengan bidangnya.
25

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Tata kerja menggambarkan sistem aliran kegiatan dalam organisasi dalam hal ini
unit rawat inap berfungsi. Agar terjalin hubungan yang bersinergi, maka perlu
diterapkan beberapa prinsip, proses, deskripsi pekerjaan dan alur pekerjaan.
Berikut tata hubungan kerja Unit rawat inap

FARMASI LOGISTIK

RUJUKAN POLI
RJ
BANGSAL RSU
NATALIA BOYOLALI

UGD VK - Cendan
a
- Anggre
k
- Melati
- Mawar
HCU
26
27

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. STANDARISASI KETENAGAAN
Nama Kualifikasi
No Pengalaman Kerja
Jabatan Formal Sertifikat
1 Kepala Bidan Minimal  Pengalaman
Minimal
Ruang unit Pelatihan Kerja minimal 2
D3 CTU & APN
rawat inap tahun
 Mempunyai
minat dan
memiliki
kemampuan
Leadership
2 Bidan/perawa Bidan Memiliki  Pengalaman
STR
t Pelaksana minimal Kerja di kamar
D3 bersalin minimal
2 tahun
 Mempunyai
minat dan
kemampuan
dalam bidangnya

B. KONDISI KETENAGAAN
Kualifikasi dan Pengalaman Saat
Nama Jabatan Keterangan
Ini
Kepala Ruang  D3 kebidanan Ada
 Pelatihan CTU/ APN
 Pengalaman kerja > 5 tahun
 BerSTR dan SIP
Bidan Pelaksana  D3 kebidanan Ada
 Bidan  Pengalaman kerja > 3 tahun
 Pelatihan CTU/APN
Administratif
 Ber STR dan SIP
 Bidan Logistik
 Bidan Imunisasi
28

dan KB
 Bidan Pelayanan
Obsgyn
Perawat Pelaksana  D3 Perawat ada
 Ber STR dan SIP

C. DASAR PERHITUNGAN KETENAGAAN


Metode Gillies
Metode Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan adalah
sebagai berikut. Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga
keperawatan di suatu unit perawatan adalah sebagai berikut :

A X B X 365
(365−C ) X JAM KERJ A

Keterangan :

A = Rata-rata jumlah jam perawatan/pasien/hari

B = BOR x Bed Pasien ( rata-rata pasien perhari )

C = JumlahHariLibur (76Hari)

365 = Jumlah hari kerja

7 = Jam Kerja

365 HARI SETAHUN (A)

12 HARI CUTI BERSAMA (B)

52 HARI MINGGU ( C )

12 LIBUR NASIONAL (D)

7 JAM KERJA (ALLOWANCE 25% X 7 = 1,75),

(7-1,75= 5,25) ( E )
29

1. Menentukan jam keperawatan yang dibutuhkan pasien


perhari:

 Keperawatan Langsung, standar waktu pelayanan pasien rawat


inap sebagai berikut :
a) Perawatan mandiri memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
b) Perawatan sebagian memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
c) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam

Pada pasien ranap rata-rata 20 orang perhari, dengan rincian

diperoleh sebagai berikut :

10 pasien x 2 jam = 20 jam

5 pasien x 3 jam = 15 jam

5 pasien x 6 jam = 30 jam

Jumlah = 65 jam

 Keperawatan Tidak Langsung 20 orang x 11 jam = 22 jam


 Penyuluhan kesehatan = 20 orang x 0,25 jam = 5 jam

Total keseluruhan = 92 jam

2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan


perpasien perhari adalah = 92 : 20 = 4,6 jam

3. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga dengan menggunkan


rumus Gilles:

4 , 6 jam / pasien/hari x 20 pasien/hr x 265hari


(365 hari – 76) x 7 jam=2023

24 .3 80
= 12 Orang
2.0 2 3
30

20% x 12 orang = 2,4 orang

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan 12 + 2,4 = 14-15 orang/hari

4. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang


dibutuhkan perhari yaitu
2 0 oran g x 4 , 6 Jam
=13 Oran g
7 Jam
5. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per
shift, yaitu dengan

Ketentuan Eastler (Swansburg,1990)

Shif Pagi 47%

Shif sore 36%

Shif malam 17%

6. Kombinasi menurut Abdellah dan Levinne adalah


55% = tenaga profesional
45% = tenaga nonprofesional

D. REKRUTMEN DAN SELEKSI


1. Karu mengajukan permintaan penambahan karyawan kepada
direktur
2. Direktur menyeleksi kebutuhan
3. Bila disetujui Direktur merekomendasikan kepada Personalia untuk
melakukan rekruitmen
4. Personalia melakukan seleksi Administrasi pelamar
5. Pelamar yang telah dipanggil untuk datang ke Rsu Natalia
6. Seleksi tertulis
a. Tes umum
b. Tes psikotes
c. Praktek bagi medis
7. Wawancara dengan direktur
8. Orientasi umum dan khusus
9. Kredensial bagi medis
E. PENGEMBANGAN SDM
1. Pelatihan Di Luar Rumah Sakit
31

Diklat pejabat dan staf keuangan yang dilakukan di luar Rumah Sakit
Umum Natalia yang bersifat pemenuhan kompetensi dalam rangka
pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) dan peningkatan status
karyawan dalam hal penerimaan tunjangan fungsional.

Pengajuan Diklat di luar RSU Natalia dilakukan secara berjenjang dari


Staf kepada Kepala Unit, dari Kepala Unit kepada Kabid dan dari Kabid
kepada Direktur sesuai kebutuhan. Pengajuan Diklat juga dapat dilakukan
atas saran dan rekomendasi Direksi sebagai bentuk otoritas dan kewenangan
jabatan.

2. Pelatihan Di Dalam Rumah Sakit

Diklat pejabat dan staf bagian keuangan juga dilaksanakan secara inhouse
training (pelatihan di dalam RSU Natalia). Diklat ini dapat berupa refresing,
pembekalan, dan lain-lain.

Pengajuan Diklat di dalam RSU Natalia dapat dilakukan secara


tersentral sebagai bentuk sosialisasi adanya aturan baru, atau adanya hal-hal
yang perlu dan harus diketahui oleh seluruh karyawan. Apabila tidak ada
penyelenggaraan tersentral pejabat jajaran keuangan dapat pula mengajukan
jenis Diklat tertentu kepada Bagian Diklat berdasarkan pemetaan gap yang
ada.
32

BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

A. Orientasi Umum

Dilaksanakan secara klasikal bersama sama, diberikan materi tentang hal-


hal yang berkaitan dengan RSU Natalia Boyolali. Materi orientasi klasikal
sebagai berikut :

NO MATERI PEMATERI

1 Struktur, visi misi dan profil RS Direktur

2 Pencegahan dan Pengendalian Ketua PPI RS atau yang ditugasi


Infeksi Nosokomial RS

3 Peraturan Kepegawaian Kasie Adiministrasi dan


Personalia

4 Orientasi unit-unit di rumah sakit Masing masing Kepala Ruang

5 Materi –materi yang berkaitan Kepala bagian masing-masing


dengan pekerjaan masing-masing : atau yang ditugasi

- Kompetensi pegawai
- Job deskripsi spesifik
- Target kinerja yang
diinginkan
- Sarana dan prasarana
- Peralatan yang akan
dioperasikan
- Prosedur kerja terkait
pekerjaan ybs.
- Hubungan kerja dengan unit
lain
- Pengenalan rekan kerja di
33

unitnya.
- Prosedur pelayanan kepada
pelanggan
B. Orientasi Khusus
Orientasi khusus adalah kegiatan orientasi yang dilaksanakan di unit kerja
masing masing. Adapun materi orientasi sesuai dengan unit kerja masing
masing. Dalam pelaksanan orientasi khusus terdapat suatu target yang harus
dicapai oleh pegawai baru di unit kerja tersebut.
Orientasi khusus merupakan kegiatan mengenai pengenalan kamar
bersalin yang meliputi tentang kebijakan kamar bersalin, susunan organisasi,
tata kerja serta prosedur tetap kamar bersalin.

Kegiatan Orientasi di Unit rawat inap :


1. Sasaran Orientasi
Calon pegawai ( pegawai baru ) di unit rawt inap RSU Natalia Boyolali.
2. Tanggung Jawab
a. Direktur RSU Natalia Boyolali bertanggung jawab untuk
menyediakan sarana, prasarana bagi program orientasi..
b. Kepala Ruang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan
orientasi.
3. Tujuan
a. Agar calon pegawai di unit rawat inap mengetahui / memahami
falsafah dan tujuan serta kebijakan unit rawat inap
b. Mengetahui struktur organisasi dan tata kerja di unit rawat inap.
c. Mengetahui dan memahami Prosedur Kerja di unit rawat inap.
4. Metode
a. Ceramah dan Tanya jawab
b. Melihat langsung pelaksanaan kegiatan di unit rawat inap.
5. Waktu
Waktu kegiatan orientasi disesuaikan dengan jadwal orientasi bagi
pegawai baru di unit rawat inap
6. Alokasi Biaya
Biaya disesuaikan dan dibebankan pada anggaran Rumah Sakit Umum
Natalia.

34
35

BAB IX
PERTEMUAN / RAPAT

Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicaran atau memecahkan
suatu masalah tertentu.

A. Tujuan Umum :

Membantu terselenggaranya program kerja unit rawat inap di Rumah Sakit


Umum Natalia.

B. Tujuan Khusus :
1. Dapat menggali segala permasalahan yang terkait dengan unit rawat inap.
2. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait
dengan program kerja unit rawat inap guna peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit.

Sedangkan pertemuan atau rapat di kamar bersalin dilakukan :

1. Rapat terjadwal
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh petugas rawat inap setiap
bulan sekali. Adapun jadwal pertemuan rapat yaitu setiap hari sabtu minggu
pertama.

2. Rapat tidak terjadwal


Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan diadakan
oleh petugas unit rawat inap untuk membahas atau menyelesaikan
permasalahan yang bersifat insidentil yang membutuhkan penanganan cepat.
36

BAB X
PELAPORAN

Pelaporan merupakan system atau metode yang dilakukan untuk


melaporkan segala bentuk kegiatan yang ada terkait dengan program kerja unit
rawat inap Rumah Sakit Umum Natalia Boyolali. Pelaporan data dimaksudkan
untuk memberi informasi serta menunjukkan kepada personil yang bergerak di
bidang pelayanan medic serta administrasi rumah sakit tentang jumlah pasien
serta kegiatan di unit rawat inap

Informasi yang diperoleh disebarkan secara teratur kepada pihak yang berwenang
dalam rangka meningkatan mutu dan keselamatan pasien.

Laporan dibuat terdiri dari :

A. Laporan bulanan
Laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan diberikaan
kepada staf administrasi rumah sakit dan dinas kesehatan kabupaten Boyolali
B. Laporan tahunan
Laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis setiap tahun dan diserahkan kepada
staf administrasi dan rekam medic rumah sakit.
C. Laporan Insidentil atau KLB
Laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis bila ada KLB ( Kejadian Luar
Biasa) dan diserahkan kepada direktur rumah sakit.

BAB XI
PENUTUP
37

Demikian Pedoman Pengorganisasian Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum


Natalia Boyolali ini dibuat sebagai acuan pengorganisasian bagi petugas unit
rawat inap di RS Umum Natalia Boyolali. Mudah-mudahan dengan adanya
pedoman pengorganisasian ini dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait
dengan penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan internal maupun eksternal
bagian.

DAFTAR PUSTAKA
38

Hartono, Judiantoro, Segi Hukum Penyelesaian Perselisihan Perburuhan,


(Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hal. 10.

Tjepi F. Aloewic, Naskah Akademis Tentang Pemutusan Hubungan Kerja dan


Penyelesaian Perselisihan Industrial, Cetakan ke-11, (Jakarta: BPHN, 1996), hal.
32.

You might also like