Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah salah satu organisasi sektor publik yang bergerak
dalam bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tugas
melaksanakan suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan atau mementingkan upaya penyembuhan
dan pemulihan yang telah dilaksanakan secara serasi dan terpadu oleh pihak
rumah sakit dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta upaya
perbaikan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.983/Men.Kes/SK/XI/1992). Rumah sakit tidak hanya sekedar
menampung orang sakit saja melainkan harus lebih memperhatikan aspek
kepuasan bagi para pemakai jasanya, dalam hal ini pasien. Penilaian
terhadap kegiatan rumah sakit adalah hal yang sangat diperlukan dan
sangat diutamakan.
Kegiatan penilaian kinerja organisasi atau instansi seperti rumah sakit,
mempunyai banyak manfaat terutama bagi pihak-pihak yang memiliki
kepentingan terhadap rumah sakit tersebut. Bagi pemilik rumah sakit,
hasil penilaian kegiatan rumah sakit ini dapat memberikan informasi
tentang kinerja manajemen atau pengelola yang telah diberikan
kepercayaan untuk mengelola sumber daya rumah sakit. Bagi
masyarakat, semua hasil penilaian kinerja rumah sakit dapat dijadikan
sebagai acuan atau bahan pertimbangan kepada siapa (rumah sakit) mereka
akan mempercayakan perawatan kesehatannya. Pemerintah selaku pengelola
sumber daya publik, berpendapat bahwa ukuran keberhasilan dari
instansi atau organisasi pemerintah dapat dilihat dari kemampuannya
menyerap anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan organisasi
pemerintah hanya dapat dilihat dari aspek input saja, tanpa
memperhatikan aspek output, manfaat, dan dampak dari suatu aktivitas
atau kegiatan yang telah dilaksanakan. Kinerja organisasi yang hanya
menekankan pada input dalam memberikan jasa dan pelayanan kepada
masyarakat secara Langsung, akan menjadi perhatian yang lebih dan
mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Pengelolaan rumah sakit pada
masa lalu dipandang sebagai usaha sosial, tetapi di masa sekarang
pengelolaan yang berbasis ekonomi dan manajemen sangat penting
artinya untuk menghadapi bebagai situasi persaingan global,
mengantisipasi cepatnya perubahan lingkungan, dan menjaga kelangsungan
usaha rumah sakit itu sendiri. Persaingan global dan perubahan
lingkungan mulai nampak pada pengelolaan rumah sakit swasta
multinasional yang terdapat di kota-kota besar. Di Indonesia pengelolaan
rumah sakit telah berkembang dengan pesat dan menjadikan industri yang
berbasis prinsip-prinsip ekonomi dan manajemen merupakan ancaman
bagi rumah sakit pemerintah maupun nasional jika tidak berusaha
meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerjanya secara keseluruhan.
Indikator perusahaan yang selama ini digunakan dalam mengukur suatu
kinerja organisasi pelayanan kesehatan tidak komprehensif dan hanya
2
bersifat sementara. Indikatornya banyak dipengaruhi faktor eksternal
seperti keadaan konomi dan kebijakan pemerintah yang kurang. Hal ini
dapat menyebabkan pengukuran kinerja suatu organisasi pelayanan
kesehatan belum menggambarkan realita yang sesungguhnya dari keadaan
organisasi tersebut. Indikator tersebut juga merupakan alat untuk
memantau pencapaian suatu organisasi. Dengan adanya indikator ini dapat
juga diketahui tingkat kemajuan dalam suatu organisasi dan dapat dilakukan
perbandingan antara organisasi yang bergerak di bidang yang sama (Alkatiri,
et.al.1997).
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
3
4
5
BAB II
A. Sejarah Berdiri
Rumah sakit umum Natalia terdiri dari unit- unit di bawah ini :
1. Unit rawat jalan
Untuk unit rawat jalan rumah sakit umum natalia baru mempunyai 2
poliklinik. Yaitu poliklinik gigi dan poliklinik spesialis Kandungan
2. IGD
Instalasi gawat darurat rumah sakit natalia terbagi dalam beberapa
nama ruang yaitu :
a. Triase
b. Ruang isolasi
c. Ruang resusitasi
d. Ruang Ponek
e. Ruang observasi
f. Ruang bedah
g. Ruang non bedah
3. Kamar bersalin
Terdapat 3 ruang kamar bersalin
a. Ruang isolasi terdiri dari 1 bed
b. Ruang pre VK terdiri dari 1 bed
c. Ruang VK Terdiri dari 2 bed
4. Kamar operasi
Kamar operasi RSU Natalia untuk sementara baru memiliki 1 bed. Tata
ruang kamar operasi terdiri dari zona 1, zona 2,zona 3 dan zona 4 dan
ruang recoveri atau RR.
5. Perinatologi
Rumah sakit umum natalia mempunyai 1 inkubator, dan 2 box
penghangat bayi,dan fototerapi.
6. Ruang radiologi
7. Ruang HCU dengan kapasitas 3 bed dan 1 bed ruang isolasi.
8. Ruang Bangsal atau ruang perawatan
7
Untuk sementara ini rumah sakit natalia baru mempunyai pasien
kebidanan. Sehingga baru mempunyai 1 ruang perawatan yaitu
bangsal. Bangsal mempunyai 24 Bed dengan pembagian :
1. Cendana Vip 4
2. Ruang anak 1 Kelas 2 2
Ruang anak 2 Kelas 3 2
3. Anggrek 1 Kelas 1 2
Anggrek 2 Kelas 1 2
4. Melati 1 Kelas 2 2
Melati 2 Kelas 2 2
Melati 3 Kelas 3 2
5. Mawar 1 & 2 Kelas 3 6
Total 24 bed
9. Instalasi Laboratorium
10. Instalasi Farmasi
11. Instalasi Rekam Medis
12. Ruang Jenazah
13. Londry
14. Instalasi gizi
15. Ruang genset
16. Unit Ambulan
17. IPAL
Selanjutnya, RSU Natalia juga diberi amanah sebagai RS yang akan
melaksanakan penilaian standar akreditasi versi snars edisi 2018.
Perkembangan yang cukup baik serta tantangan yang terus diberikan ini
tentu diperlukan upaya – upaya yang lebih komprehensif agar bisa
dipertahankan dan menjawab tantangan tersebut. Bagi RSU Natalia,
tantangan diatas membulatkan tekad bagi manajemen untuk menjadikan
RSU Natalia sebagai Rumah Sakit yang maju, mandiri dan berdaya saing
tinggi.
8
9
10
BAB III
A. VISI
Menjadi pusat pelayanan kesehatan pilihan keluarga wilayah boyolali
B. MISI
1. Memberikan pelayanan yang profesional
2. Menjunjung tinggi etika, melengkapi pelayanan dan prasarana
sesuai dengan perkembangan teknologi kedokteran terkini
3. Menjalin komunikasi yang terbuka dengan pasien dan keluarganya
C. TUJUAN
1. Untuk mengembangkan pusat pelayanan rujukan medis yang
berkualitas sehingga bisa menjadi pusat rujukan pilihan keluarga
wilayah boyolali
2. Untuk memberikan layanan pada masyarakat, terutama masyarakat
ekonomi rendah, dengan fasilitas kesehatan lebih mudah diakses dan
pelayanan medis yang sigap cepat tanggap
D. MOTTO
Memberikan pelayanan yang terbaik dan bermutu adalah kewajiban kami”
10
11
BAB IV
11
12
KOMITE MEDIK
INSTL FARMASI
Sanitasi
INSTL GIZI
DIKLAT
KOMITE MUTU
INSTL HCU
TRANPORTASI
INSTALASI PERINATOLOGI
INSTLS RADIOLOGI
KOMITE ETIK
12
13
BAB V
BAB VI
URAIAN JABATAN
berorganisasi.
4 A. Bertanggung Jawab Kepada Kepala Seksi Keperawatan.
B. Bertanggung Jawab Atas 1. Perawat Penanggung Jawab Shitf
2. Kepala Perawat IGD (secara
koordinasi).
3. Kepala Perawat IRJ (secara
koordinasi).
5 Tugas Pokok Membantu pelaksanaan tugas Kepala
Seksi Keperawatan dalam bidang
pelayanan Keperawatan di Semua
bangsal Rawat Inap dan
berkoordinasi dengan IGD dan IRJ.
6 Uraian Tugas 1. Melaksanakan fungsi
perencanaan, meliputi:
a. Mengusulkan program kerja
dan Anggaran Biaya ( RAB )
tahunan di bidang
keperawatan.
b. Menyusun program
pengembangan sumber daya
insani dan pengaturan sumber
daya insani keperawatan guna
mendukung pelaksanaan
pelayanan keperawatan sesuai
dengan wilayah kerjanya.
c. Merencanakan kebutuhan
fasilitas dan peralatan serta
merencanakan pemeliharaan
fasilitas peralatan di wilayah
kerjanya.
2. Melaksanakan fungsi
17
b. Mengendalikan serta
mengawasi pelaksanaan
kegiatan pelayanan
keperawatan agar sesuai
dengan Standar Asuhan
Keperawatan di wilayah
tanggungjawabnya.
c. Melaksanakan penilaian hasil
kerja staf yang berada di
wilayah tanggungjawabnya
untuk meningkatkan dan
mempertahankan mutu
pelayanan keperawatan.
4 A. Kepala Shift
Bertanggung
Jawab
Kepada
B. -
Bertanggung
Jawab Atas
5 Tugas Pokok Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien di
ruang rawat.
6 Uraian Tugas 1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan
lingkungannya.
2. Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
3. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
4. Melaksanakan program orientasi kepada pasien
tentang ruangan dan lingkungan / tata tertib yang
berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya
serta kegiatan rutin sehari – hari diruangan.
5. Melaksanakan hubungan kerja sama yang baik
dengan pasien dan keluarganya serta anggota tim
kesehatan (dokter, ahli gizi, analis, pramu husada
dan profesi lainnya).
6. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi keperawatan sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
7. Merujuk pasien kepada petugas kesehatan / institusi
pelayanan lain yang lebih mampu untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak dapat
ditangani.
23
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Tata kerja menggambarkan sistem aliran kegiatan dalam organisasi dalam hal ini
unit rawat inap berfungsi. Agar terjalin hubungan yang bersinergi, maka perlu
diterapkan beberapa prinsip, proses, deskripsi pekerjaan dan alur pekerjaan.
Berikut tata hubungan kerja Unit rawat inap
FARMASI LOGISTIK
RUJUKAN POLI
RJ
BANGSAL RSU
NATALIA BOYOLALI
UGD VK - Cendan
a
- Anggre
k
- Melati
- Mawar
HCU
26
27
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
A. STANDARISASI KETENAGAAN
Nama Kualifikasi
No Pengalaman Kerja
Jabatan Formal Sertifikat
1 Kepala Bidan Minimal Pengalaman
Minimal
Ruang unit Pelatihan Kerja minimal 2
D3 CTU & APN
rawat inap tahun
Mempunyai
minat dan
memiliki
kemampuan
Leadership
2 Bidan/perawa Bidan Memiliki Pengalaman
STR
t Pelaksana minimal Kerja di kamar
D3 bersalin minimal
2 tahun
Mempunyai
minat dan
kemampuan
dalam bidangnya
B. KONDISI KETENAGAAN
Kualifikasi dan Pengalaman Saat
Nama Jabatan Keterangan
Ini
Kepala Ruang D3 kebidanan Ada
Pelatihan CTU/ APN
Pengalaman kerja > 5 tahun
BerSTR dan SIP
Bidan Pelaksana D3 kebidanan Ada
Bidan Pengalaman kerja > 3 tahun
Pelatihan CTU/APN
Administratif
Ber STR dan SIP
Bidan Logistik
Bidan Imunisasi
28
dan KB
Bidan Pelayanan
Obsgyn
Perawat Pelaksana D3 Perawat ada
Ber STR dan SIP
A X B X 365
(365−C ) X JAM KERJ A
Keterangan :
C = JumlahHariLibur (76Hari)
7 = Jam Kerja
52 HARI MINGGU ( C )
(7-1,75= 5,25) ( E )
29
Jumlah = 65 jam
24 .3 80
= 12 Orang
2.0 2 3
30
Diklat pejabat dan staf keuangan yang dilakukan di luar Rumah Sakit
Umum Natalia yang bersifat pemenuhan kompetensi dalam rangka
pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) dan peningkatan status
karyawan dalam hal penerimaan tunjangan fungsional.
Diklat pejabat dan staf bagian keuangan juga dilaksanakan secara inhouse
training (pelatihan di dalam RSU Natalia). Diklat ini dapat berupa refresing,
pembekalan, dan lain-lain.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
A. Orientasi Umum
NO MATERI PEMATERI
- Kompetensi pegawai
- Job deskripsi spesifik
- Target kinerja yang
diinginkan
- Sarana dan prasarana
- Peralatan yang akan
dioperasikan
- Prosedur kerja terkait
pekerjaan ybs.
- Hubungan kerja dengan unit
lain
- Pengenalan rekan kerja di
33
unitnya.
- Prosedur pelayanan kepada
pelanggan
B. Orientasi Khusus
Orientasi khusus adalah kegiatan orientasi yang dilaksanakan di unit kerja
masing masing. Adapun materi orientasi sesuai dengan unit kerja masing
masing. Dalam pelaksanan orientasi khusus terdapat suatu target yang harus
dicapai oleh pegawai baru di unit kerja tersebut.
Orientasi khusus merupakan kegiatan mengenai pengenalan kamar
bersalin yang meliputi tentang kebijakan kamar bersalin, susunan organisasi,
tata kerja serta prosedur tetap kamar bersalin.
34
35
BAB IX
PERTEMUAN / RAPAT
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicaran atau memecahkan
suatu masalah tertentu.
A. Tujuan Umum :
B. Tujuan Khusus :
1. Dapat menggali segala permasalahan yang terkait dengan unit rawat inap.
2. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait
dengan program kerja unit rawat inap guna peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit.
1. Rapat terjadwal
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh petugas rawat inap setiap
bulan sekali. Adapun jadwal pertemuan rapat yaitu setiap hari sabtu minggu
pertama.
BAB X
PELAPORAN
Informasi yang diperoleh disebarkan secara teratur kepada pihak yang berwenang
dalam rangka meningkatan mutu dan keselamatan pasien.
A. Laporan bulanan
Laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan diberikaan
kepada staf administrasi rumah sakit dan dinas kesehatan kabupaten Boyolali
B. Laporan tahunan
Laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis setiap tahun dan diserahkan kepada
staf administrasi dan rekam medic rumah sakit.
C. Laporan Insidentil atau KLB
Laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis bila ada KLB ( Kejadian Luar
Biasa) dan diserahkan kepada direktur rumah sakit.
BAB XI
PENUTUP
37
DAFTAR PUSTAKA
38