Professional Documents
Culture Documents
PELAYANAN KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT UMUM NATALIA BOYOLALI
2018
1
A. PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi saat ini rumah sakit menghadapi berbagai
tantangan untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan. Dua komponen
penting yang menjadi fokus utama yaitu mutu dan kualitas.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali
dengan penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan
masalah pada tingkat input atau proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus
melakukan berbagai standar dan proses yang ditetapkan. Rumah sakit dipacu
untuk dapat menilai diri (self assessmen) dan memberikan pelayanan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur
hasil kerjanya perlu ada latar ukur yang lain. Yaitu instrumen mutu pelayanan
rumah sakit yang menilai dan memecahkan masalah pada hasil (output). Tanpa
mengukur hasil kinerja rumah sakit tidak dapat diketahui apakah input dan
proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula.
Rumah Sakit sebagai suatu organisasi mempunyai misi memberikan
pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan
keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan mempunyai peran
penting dalam menentukan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit, oleh
karena itu untuk mencapai hal tersebut dan dalam rangka menghadapi era
kompetitif ini diperlukan proses manajerial yang efektif berkaitan dengan
sumber daya yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan, khususnya
keperawatan.
Tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan dalam jumlah terbesar
dari latar belakang pendidikan dengan tingkat kompetensi bervariasi menuntut
kemampuan tinggi dari Kepala Seksi Keperawatan untuk mengelolanya dan
staffing sehingga pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan
komprehensif dan professional.
2
Begitu juga dengan tenaga keperawatan yang ada di semua instalasi
rawat inap, harus memenuhi standar ketenagaan yang diatur oleh pemerintah.
Kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga perawat sangat berpengaruh
terhadap mutu pelayanan pasien yang paripurna.
Dalam rangka melaksanakan fungsi rumah sakit memberikan pelayanan,
diperlukan peralatan kesehatan sebagai alat yang digunakan untuk memberikan
pelayanan, alat untuk mendiagnosis, alat untuk menyembuhkan / meringankan
penyakit dan memulihkan kesehatan pada manusia untuk mengembalikan
struktur dan fungsi tubuh.
Manajemen pengelolaan peralatan diperlukan, karena ikut menentukan
tercapainya mutu pelayanan di rumah sakit. Standar pengelolaan peralatan
mencakup standart tentang alat pelayanan di rumah sakit. Standart pengelolaan
peralatan mencakup standart tentang alat pelayanan medis kedokteran, peralatan
pelayanan keperawatan dan kebidanan, peralatan rumah tangga, alat tenun dan
peralatan pencatatan pelaporan serta pengelolaan peralatan.
Sterilisasi adalah salah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang
bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk
endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk
pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi sangat bergantung pada unit
penunjang lain seperti pelayanan medik, unsur penunjang medik maupun
instalasi antara lain perlengkapan, rumah tangga, pemeliharaan sarana rumah
sakit, sanitasi dan lain-lain. Apabila terjadi hambatan pada salah satu unit di atas
maka pada akhirnya akan mengganggu proses dan hasil sterilisasi.
Sterilisasi erat kaitannya dengan pelaksanaan tindakan operasi dimana
alat-alat yang steril sangat berpengaruh terhadap hasil tindakan operasi yang
maksimal.
3
B. LATAR BELAKANG
Instalasi rawat inap dalam fungsi dan tugasnya memberikan pelayanan
bagi pasien, sangat memerlukan kebutuhan tenaga keperawatan yang berkualitas
pula,yang dapat memberikan pelayanan pasien yang paripurna. Selain itu
persyaratan peralatan medis dan peralatan penunjang / pendukung yang dapat
berfungsi dengan baik, ergonomis, terstandar, terjamin keamanannya dan dapat
di pertanggung jawabkan validitas hasilnya sangat mendukung keberhasilan
pelayanan keperawatan.
Dalam kompleksnya jumlah, jenis, fungsi dan tingginya utilitas
pemakaian peralatan di instalasi rawat inap sangat memungkinkan terjadinya
kehilangan, keausan dan kerusakan peralatan sehingga berdampak negative bagi
pasien yang dilakukan pembedahan, petugas di kamar operasi.
Pengelolaan peralatan kesehatan di instalasi rawat inap ikut menentukan
kualitas hasil (out put) mutu pelayanan , sehubungan dengan hal itu diperlukan
program pemeliharaan peralatan di instalasi rawat inap yang terencana,
terlaksana, terkontrol dan terevaluasi secara kontinyu.
Evaluasi program kerja tahun 2017 sangat berarti,karena dari hasil itu
kita dapat menentukan langkah atau kebijakan yang harus dapat menunjang
keberhasilan pelayanan pasien di ruang rawat inap tahun 2018.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menciptakan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan, peralatan
pembedahan serta pelaksanaan perawatan peralatan dan sterilisasi peralatan
di instalasi rawat inap RSU NATALIA Boyolali dapat memenuhi standar.
2. Tujuan khusus
a. Memberikan pelayanan prima dan sesuai standar pelayanan
b. Memberikan pelayanan yang safety.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM sesuai standar pelayanan.
4
d. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan indicator mutu rumah
sakit.
5
Upaya untuk mengurangi infeksi dengan
Mencuci tangan 6 langkah sesuai WHO dan 5 moment.
Menggunakan APD saat menangani pasien
Membuang sampah sesuai jenisnya
6) Pengurangan resiko pasien jatuh
Penilaian risiko jatuh: pada pasien anak menggunakan scoring
HUMPTY DUMPTY dan pada pasien dewasa menggunakan
scoring MORSE.
Pasien dengan resiko jatuh diberi gelang warna kuning
6
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien juga akan
menganalisa laporan tentang inside keselamatan pasien (IKP).
Laporan insiden dilaporkan ke katim, terus ke Kanit, dilanjutkan ke
tim PMKP dan Ka.Ins serta Manajer.
Sistem pelaporan kejadian dari pelaksana terus ke katim, terus
ke Kanit, dilanjutkan ke tim PMKP dan Ka.Ins serta Manajer. Dimana
analisa tersebut akan dijadikan sebagai bahan laporan kepada Direktur
sebagai bahan pembelajaran agar insiden-insiden tersebut tidak
berulang lagi di lain waktu.
Adapun laporan-laporan yang masuk tersebut terdiri atas:
a. Kejadian Tidak Diharapakan (KTD) adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien
b. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang
belum sampai terpapar ke pasien
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar
ke pasien tetapi tidak menimbulkan cedera.
d. Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yangsangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
terjadiinsiden.
e. Kejadian Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius.
7
3) Pelaporan
Data dilaporkan setiap bulan dari PJ ke Kepala ruang dilanjutkan
ke tim PMKP.
8
9 Kejadian infeksi Membuat laporan setiap ada kejadian
nosocomial infeksi nosocomial
1. SASARAN
N WAKTU
KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pelatihan
ExhouseTraining
־Manajemen
keperawatan
־PPGD
־BTCLS
־CI
9
menunggu
jadwal external
־PPGDON
־Code Blue
־IPCN
Perencanaan
2.
kebutuhan tenaga
Pengajuan alat medis
3.
dan non medis
4. Pengajuan kalibrasi
alat
Pelaporan kejadian
ada tidaknya psien
5 jatuh yang berakibat
kecacatan /kematian
pelaporan setiap
ada kejadian
6 infeksi pasca
operasi
Dokter penanggung
7 jawab rawat inap
Jam visite
dokter
8
spesialis
10
Kejadian
infeksi
9
nosocomial
Kematian
10 pasien>
48jam
Kejadian
11
Pulangpaksa
11
Perawatan parsial 4 jam x 1 pasien / hari = 4 jam
TOTAL = 6 Jam
𝐴 𝑋 𝐵 𝑋 365
(365 − 𝐶)𝑋 𝐽𝐴𝑀 𝐾𝐸𝑅𝐽𝐴
Keterangan :
12
A = Rata-rata jumlah jam perawatan/pasien/hari
7 = Jam Kerja
Diketahui :
Jumlah pasien bangsal setahun 753 pasien : 365 hari = 2 pasien / hari
TT Bangsal = 24 TT
2593
= 24 𝑋 365 X 100 %
= 0,29 X 100 %
Maka =
A = 5,25 jam
B = BOR x Bed
= 0,3 x 24
= 7,2
C = 76 Hari
Rumus
𝐴 𝑋 𝐵 𝑋 365
=
(365 − 𝐶)𝑋 𝐽𝐴𝑀 𝐾𝐸𝑅𝐽𝐴
13
4,25𝑋 7,2 𝑋 365
=
(365 − 76)𝑋 7
11.169
=
2023
= 5,5 = 6 orang
= 20 % x 6 orang
= 1 orang
=6+1
= 7 orang
𝟐 𝒙 𝟒,𝟐𝟓
= 𝟕
= 2 orang / hari
1)
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift,
yaitu dengan :
14
Shif malam 17% = 1 orang
2)
Kombinasi menurut Abdellah dan Levinne adalah :
3)
Kesimpulan
Boyolali,
15
Mengetahui
Kasie Keperawatan Kepala Ruang Rawat inap
16