You are on page 1of 16

PROGRAM KERJA

PELAYANAN KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT UMUM NATALIA BOYOLALI
2018

Rumah Sakit Umum Natalia Boyolali


Jl.Teratai no 15 Pulisen Boyolali
Telp(0276)325302/fax (0276)325302

1
A. PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi saat ini rumah sakit menghadapi berbagai
tantangan untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan. Dua komponen
penting yang menjadi fokus utama yaitu mutu dan kualitas.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali
dengan penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan
masalah pada tingkat input atau proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus
melakukan berbagai standar dan proses yang ditetapkan. Rumah sakit dipacu
untuk dapat menilai diri (self assessmen) dan memberikan pelayanan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur
hasil kerjanya perlu ada latar ukur yang lain. Yaitu instrumen mutu pelayanan
rumah sakit yang menilai dan memecahkan masalah pada hasil (output). Tanpa
mengukur hasil kinerja rumah sakit tidak dapat diketahui apakah input dan
proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula.
Rumah Sakit sebagai suatu organisasi mempunyai misi memberikan
pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan
keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan mempunyai peran
penting dalam menentukan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit, oleh
karena itu untuk mencapai hal tersebut dan dalam rangka menghadapi era
kompetitif ini diperlukan proses manajerial yang efektif berkaitan dengan
sumber daya yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan, khususnya
keperawatan.
Tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan dalam jumlah terbesar
dari latar belakang pendidikan dengan tingkat kompetensi bervariasi menuntut
kemampuan tinggi dari Kepala Seksi Keperawatan untuk mengelolanya dan
staffing sehingga pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan
komprehensif dan professional.

2
Begitu juga dengan tenaga keperawatan yang ada di semua instalasi
rawat inap, harus memenuhi standar ketenagaan yang diatur oleh pemerintah.
Kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga perawat sangat berpengaruh
terhadap mutu pelayanan pasien yang paripurna.
Dalam rangka melaksanakan fungsi rumah sakit memberikan pelayanan,
diperlukan peralatan kesehatan sebagai alat yang digunakan untuk memberikan
pelayanan, alat untuk mendiagnosis, alat untuk menyembuhkan / meringankan
penyakit dan memulihkan kesehatan pada manusia untuk mengembalikan
struktur dan fungsi tubuh.
Manajemen pengelolaan peralatan diperlukan, karena ikut menentukan
tercapainya mutu pelayanan di rumah sakit. Standar pengelolaan peralatan
mencakup standart tentang alat pelayanan di rumah sakit. Standart pengelolaan
peralatan mencakup standart tentang alat pelayanan medis kedokteran, peralatan
pelayanan keperawatan dan kebidanan, peralatan rumah tangga, alat tenun dan
peralatan pencatatan pelaporan serta pengelolaan peralatan.
Sterilisasi adalah salah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang
bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk
endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk
pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi sangat bergantung pada unit
penunjang lain seperti pelayanan medik, unsur penunjang medik maupun
instalasi antara lain perlengkapan, rumah tangga, pemeliharaan sarana rumah
sakit, sanitasi dan lain-lain. Apabila terjadi hambatan pada salah satu unit di atas
maka pada akhirnya akan mengganggu proses dan hasil sterilisasi.
Sterilisasi erat kaitannya dengan pelaksanaan tindakan operasi dimana
alat-alat yang steril sangat berpengaruh terhadap hasil tindakan operasi yang
maksimal.

3
B. LATAR BELAKANG
Instalasi rawat inap dalam fungsi dan tugasnya memberikan pelayanan
bagi pasien, sangat memerlukan kebutuhan tenaga keperawatan yang berkualitas
pula,yang dapat memberikan pelayanan pasien yang paripurna. Selain itu
persyaratan peralatan medis dan peralatan penunjang / pendukung yang dapat
berfungsi dengan baik, ergonomis, terstandar, terjamin keamanannya dan dapat
di pertanggung jawabkan validitas hasilnya sangat mendukung keberhasilan
pelayanan keperawatan.
Dalam kompleksnya jumlah, jenis, fungsi dan tingginya utilitas
pemakaian peralatan di instalasi rawat inap sangat memungkinkan terjadinya
kehilangan, keausan dan kerusakan peralatan sehingga berdampak negative bagi
pasien yang dilakukan pembedahan, petugas di kamar operasi.
Pengelolaan peralatan kesehatan di instalasi rawat inap ikut menentukan
kualitas hasil (out put) mutu pelayanan , sehubungan dengan hal itu diperlukan
program pemeliharaan peralatan di instalasi rawat inap yang terencana,
terlaksana, terkontrol dan terevaluasi secara kontinyu.
Evaluasi program kerja tahun 2017 sangat berarti,karena dari hasil itu
kita dapat menentukan langkah atau kebijakan yang harus dapat menunjang
keberhasilan pelayanan pasien di ruang rawat inap tahun 2018.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menciptakan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan, peralatan
pembedahan serta pelaksanaan perawatan peralatan dan sterilisasi peralatan
di instalasi rawat inap RSU NATALIA Boyolali dapat memenuhi standar.
2. Tujuan khusus
a. Memberikan pelayanan prima dan sesuai standar pelayanan
b. Memberikan pelayanan yang safety.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM sesuai standar pelayanan.

4
d. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan indicator mutu rumah
sakit.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Program Peningkatan Mutu keselamatan pasien rawat inap
1) Program Keselamatan Pasien
a. Meningkatkan 6 sasaran keselamatan pasien
1) Identifikasi pasien yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.
Melakukan identifikasi pasien meliputi nama dan tanggal lahir
dengan melihat gelang, sebelum melakukan tindakan ke pasien
2) Peningkatan komunikasi yang efektif dalam penyelenggaraan
pelayanan.
• Rumah sakit menggunakan tehnik SBAR (Situation –
Background – Assessment Recomendation) dalam
melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektifitas
komunikasi antar pemberi layanan
• Rumah sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap
akurasi dari komunikasi lisan dengan Tulis, baca kembali dan
konfirmasi ulang (TBAK) terhadap perintah yang diberikan
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Penyimpanan obat yang perlu diwaspadai berada di lokasi khusus
dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa
stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”
4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi/tindakan
Upaya Untuk memastikan ketepatan lokasi, prosedur dan pasien
operasi dengan tujuan mencegah kesalahan pasien operasi
5) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

5
Upaya untuk mengurangi infeksi dengan
 Mencuci tangan 6 langkah sesuai WHO dan 5 moment.
 Menggunakan APD saat menangani pasien
 Membuang sampah sesuai jenisnya
6) Pengurangan resiko pasien jatuh
Penilaian risiko jatuh: pada pasien anak menggunakan scoring
HUMPTY DUMPTY dan pada pasien dewasa menggunakan
scoring MORSE.
Pasien dengan resiko jatuh diberi gelang warna kuning

2. Program peningkatan mutu rawat inap


JENIS INDIKATOR STANDART
PELAYANAN
Rawat Inap
1. Dokter penanggung jawab rawat 100%
inap
2. Jam visite dokter spesialis 08.00s/d10.00 hari
3. Kejadan infeksi pasca kerja
operasi 1. < 1,5%
4. Kejadian infeksi nosocomial
5. Tidak adanya kejadian 2. < 1,5%
pasien jatuh yang berakibat
kecacatan / kematian 3. 100%
6. Kematian pasien > 48jam 4.
7. Kejadian pulang paksa 5. < 0,24%
6. < 5%

b. Melaksanakan Sistem Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien

6
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien juga akan
menganalisa laporan tentang inside keselamatan pasien (IKP).
Laporan insiden dilaporkan ke katim, terus ke Kanit, dilanjutkan ke
tim PMKP dan Ka.Ins serta Manajer.
Sistem pelaporan kejadian dari pelaksana terus ke katim, terus
ke Kanit, dilanjutkan ke tim PMKP dan Ka.Ins serta Manajer. Dimana
analisa tersebut akan dijadikan sebagai bahan laporan kepada Direktur
sebagai bahan pembelajaran agar insiden-insiden tersebut tidak
berulang lagi di lain waktu.
Adapun laporan-laporan yang masuk tersebut terdiri atas:
a. Kejadian Tidak Diharapakan (KTD) adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien
b. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang
belum sampai terpapar ke pasien
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar
ke pasien tetapi tidak menimbulkan cedera.
d. Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yangsangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
terjadiinsiden.
e. Kejadian Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius.

a. Melaksanakan Pelaporan Indikator Mutu Satuan Kerja


1) Pengumpulan data
Dibentuk penanggung jawab (PJ) untuk melakukan pengumpulan
data. Data diambil berdasarkan pengamatan sehari-hari dan dari
laporan harian. Data dikumpulkan setiap bulan dari PJ ke Kepala
ruang dilanjutkan ke tim PMKP.
2) Analisa data
Analisa data menggunakan rumus perhitungan yang telah
ditetapkan Tim PMKP

7
3) Pelaporan
Data dilaporkan setiap bulan dari PJ ke Kepala ruang dilanjutkan
ke tim PMKP.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

NO KEGIATAN CARA PELAKSANAAN

1 Pendidikan dan pelatihan Berdasarkan perencanaan dan usulan dari


kepala ruang ,merencanakan
pengembangan SDM
2 Perencanaan kebutuhan sarana Berdasar kan perencanaan masing-masing
prasarana karu terhadap kebutuhan sarana prasarana
baik alkes maupun non alkes ruangan
3 Perencanaan kebutuhan tenaga Berdasar perencanaan kepala ruang
untuk persiapan penambahan TT terhadap analisa kebutuhan tenaga sesuai
dan pasien BPJS standar yang ditetapkan rumah sakit.

4 Mengajuan kalibrasi alat Menginventarisasi alat medis yg perlu


dikalibrasi
5 Terlaksananya program mutu tidak Membuat laporan setiap ada insiden
adanya kejadian pasien jatuh yang kejadian pasien jatuh
berakibat kecacatan / kematian
6 Kejadian infeksi pasca operasi Membuat laporan setiap ada kejadian
infeksi pasca operasi

7 Dokter penanggung jawab rawat Membuat laporan setiap 1 bulan


inap

8 Jam visite dokter spesialis Membuat laporan setiap 1 bulan

8
9 Kejadian infeksi Membuat laporan setiap ada kejadian
nosocomial infeksi nosocomial

10 Kematian pasien > Membuat laporan setiap ada kejadian


48jam Kematian pasien > 48 jam

11 Kejadian pulang paksa Membuat laporan setiap bulan

1. SASARAN

1. Terpenuhinya tenaga keperawatan di instalasi rawat inap yang memenuhi


standar 100%
2. Terpenuhinya pendidikan dan pelatihan bagi tenaga keperawatan yang
dibutuhkan untuk pelayanan keperawatan 100%
3. Tersedianya peralatan medis dan non medis di keperawatan 100% di semua
ruangan keperawatan .
4. Terprogram dan terlaksananya jadwal pemeliharaan alat medis
keperawatan 100% .
5. Ada pelaporan dari indikator mutu rawat inap

F. JADWAL PELAKSANAA KEGIATAN

N WAKTU
KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pelatihan
ExhouseTraining
‫ ־‬Manajemen
keperawatan
‫ ־‬PPGD
‫ ־‬BTCLS
‫ ־‬CI

9
menunggu
jadwal external
‫ ־‬PPGDON
‫ ־‬Code Blue
‫ ־‬IPCN
Perencanaan
2.
kebutuhan tenaga
Pengajuan alat medis
3.
dan non medis
4. Pengajuan kalibrasi
alat

Pelaporan kejadian
ada tidaknya psien
5 jatuh yang berakibat
kecacatan /kematian

pelaporan setiap
ada kejadian
6 infeksi pasca
operasi

Dokter penanggung
7 jawab rawat inap

Jam visite
dokter
8
spesialis

10
Kejadian
infeksi
9
nosocomial

Kematian
10 pasien>
48jam
Kejadian
11
Pulangpaksa

Kebutuhan tenaga medis di ruang rawat inap tahun 2018

Jumlah Tenaga di unit rawat inap bangsal 4 Orang

365 HARI EFEKTIF


52 TANGGAL MERAH DI SETIAP MINGGU
12 HARI CUTI BERSAMA
12 LIBUR NASIONAL
7 JAM KERJA (ALLOWANCE 25% X 7 = 1,75), (7-1,75= 5,25)

1Menentukan jam keperawatan yang dibutuhkan pasien perhari, yaitu


):

a) Keperawatan Langsung, standar waktu pelayanan pasien


rawat inap sebagai berikut :

Perawatan mandiri 2 jam x 1 pasien/ hari = 2 jam

11
Perawatan parsial 4 jam x 1 pasien / hari = 4 jam

TOTAL = 6 Jam

b) Keperawatan Tidak Langsung


Rumus menurut Wolfe & Young ( Gillies,1994)
= 1 jam/pasien/hari
= rata2 pasien perhari x 1 jam
= 2 x 1 jam
= 2 jam
c) Penyuluhan kesehatan menurut Wolfe & Young
( Gillies,1994) = 0,25 jam/pasien/hari
Rumus
Rata2 pasien perhari x 0,25
= 2 orang x 0,25 jam
=0,5 jam
Jadi jam keperawatan pasien kamar bersalin / VK
RUMUS
= a)+ b ) + c)
= 6 + 2 + 0,5
= 8,5 jam

Jadi jam keperawatan yang dibutuhkan pasien perhari,yaitu :

𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝒋𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒘𝒂𝒕𝒂𝒏 𝟖,𝟓


RUMUS = 𝒓𝒂𝒕𝒂𝟐 𝒑𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒉𝒂𝒓𝒊
= 𝟐
= 4,25 jam ( A )

2) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga dengan menggunkan RUMUS


Gilles:

𝐴 𝑋 𝐵 𝑋 365
(365 − 𝐶)𝑋 𝐽𝐴𝑀 𝐾𝐸𝑅𝐽𝐴
Keterangan :

12
A = Rata-rata jumlah jam perawatan/pasien/hari

B = Sensus Harian BOR x Bed Pasien

C = Jumlah Hari Libur (76 Hari)


365 = Jumlah hari kerja

7 = Jam Kerja

Diketahui :

Jumlah pasien bangsal setahun 753 pasien : 365 hari = 2 pasien / hari

TT Bangsal = 24 TT

Jam keperawatan bangsal = 2593 jam/ tahun

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑠𝑎𝑙


BOR Harian= 𝑇𝑇 𝑋 365
X 100 %

2593
= 24 𝑋 365 X 100 %

= 0,29 X 100 %

= 0,29 = 0,3 /HARI

Maka =

A = 5,25 jam

B = BOR x Bed

= 0,3 x 24

= 7,2

C = 76 Hari

Jam kerja = 7 hari

Rumus
𝐴 𝑋 𝐵 𝑋 365
=
(365 − 𝐶)𝑋 𝐽𝐴𝑀 𝐾𝐸𝑅𝐽𝐴

13
4,25𝑋 7,2 𝑋 365
=
(365 − 76)𝑋 7

11.169
=
2023

= 5,5 = 6 orang

3) Menentukan cadangan SDM

Rumus = 20 % x Hasil Gilles

= 20 % x 6 orang

= 1 orang

Jadi bangsal membutuhkan SDM

= hasil gillies + cadangan

=6+1

= 7 orang

4) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang


dibutuhkan perhari yaitu :

𝒓𝒂𝒕𝒂𝟐 𝒑𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒙 𝒋𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒘𝒂𝒕𝒂𝒏 ( 𝑨 )


= 𝑱𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂

𝟐 𝒙 𝟒,𝟐𝟓
= 𝟕

= 2 orang / hari

1)
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift,
yaitu dengan :

Ketentuan Eastler (Swansburg,1990)

Shif Pagi 47% = 3 orang

Shif sore 36% = 2 orang

14
Shif malam 17% = 1 orang

2)
Kombinasi menurut Abdellah dan Levinne adalah :

55% = tenaga profesional


45% = tenaga non profesional

3)
Kesimpulan

Maka bangsal kekurangan tenaga sejumlah 3 orang

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA

Evaluasi pelaksanaan kegiatan akan dilakukan setiap minggu untuk


monitoring dan evaluasi setiap bulan. Ada penanggung jawab yang setiap
harinya mencatat di lembar yang sudah di sediakan oleh tim PMKP dan setiap
bulan akan di rekap. Selanjutnya kepala ruang melaporkan di laporan bulanan
pelayanan.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI PROGRAM


Semua kegiatan di tulis dan didokumentasikan dan dilaporkan setiap 3 bulan,
untuk kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien akan dilaporkan ke
tim PMKP, dan untuk kegiatan semua program Instalasi rawat inap akan
dilaporkan ke Kabid. Pelayanan Medis, Keperawatan dan Penunjang setiap
bulan untuk dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Natalia
Boyolali. Pelaporan program kerja Instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum
Natalia Boyolali akan dilakukan pada awal januari 2019

Boyolali,

15
Mengetahui
Kasie Keperawatan Kepala Ruang Rawat inap

Ida farida.S.Kep Ns Widya Nursanti.Am.Keb

16

You might also like